BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian dan Analisis Data
Pada bab ini dikemukakan secara rinci bukti- bukti yang diperoleh dan merupakan hasil dari pedoman penyusunan proposal dan skripsi IAIN Jember, karena hal yang penting setelah membahas latar belakang adalah penyajian datadan analisanya.
Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, penelit menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai alat untuk memperoleh data yang mendukung. Setelah mengalami proses peralihan
70 Dokumentasi SMP Negeri 1 Sumber Jambe.22 januari 2015
59
data sesuai dengan metode yang digunakan, maka secara berurutan akan disajikan data- data yang mengacu pada fokus penelitian.
Dalam penelitian ini digambarkan tentang penyajian data berupa gambaran tentang Pola Interaksi Guru dan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik. Dalam penelitian ini penyajian data didasarkan pada sub fokus penelitian yaitu:
1) Bagaimana pola interaksi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor intrinsik peserta didik.
2) Bagaimana pola interaksi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor ekstrinsik peserta didik.
Sedangkan judul penelitian ini adalah Pola Interaksi Guru dan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumber Jambe Jember Tahun Pelajaran 2014/2015.
1. Pola Interaksi Guru dan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Mengenai Faktor Intrinsik Peserta Didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumber Jambe Jember Tahun Pelajaran 2014/201.
Menurut Drs. H. Sukaryadi., M.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Sumber Jambe mengemukakan tentang kedisiplinan sebagai berikut:
“Kedisiplinan, disiplin maupun tata tertib sangatlah penting dan wajib untuk diterapkan disekolah baik untuk guru maupun peserta didik, karena kedisiplinan merupakan titik pusat sikap kedisiplinan yang mula-mula guru harus menjalankannya, guru yang disebut sebagai teladan atau contoh yang nantinya peserta didik akan mencontohnya. Semua kedisiplinan baik dari belajarnya semua
diutamakan kepada guru dan karyawan lainnya untuk menerapkannya.”71
Menurut wakil kepala sekolah Bapak Armo, S.Pd mengutarakan sebagai berikut:
“Kedisiplinan belajar itu sendiri adalah guru berperan sebagai seseorang yang akan dicontoh oleh peserta didik, jadi disini harus menegakkan kedisiplinan di dalam kelas maupun diluar kelas, hal tersebutakan mempermudah pembelajaran berlangsung dengan baik, siswa akan mendengarkan guru dan menerima pembelajaran.
Dengan membangun minat peseta didik dalam mengikuti kegiatan yang ada didalam sekolah terutama dalam proses belajar dan pembelajaran guru berperan penting untuk memotivasi peseerta didik.”72
Menurut penuturan Bapak Sapraun S.Pd.I selaku guru PAI mengatakan bahwa:
“selama belajar pembelajaran berlangsung, guru harus menyiapkan strategi yang baik untuk membuat peserta didik mempunyai minat dalam mengikuti pembelajaran. Guru harus menggunakan bahasa yang baik dan jelas untuk lebih mudah dipahami, hubungan guru dan peserta didik sangat penting karena hal itu untuk mempermudah mengetahui karakter peserta didik. Hubungan yang mudah selain melalui lisan media juga sangat penting. Dalam pembelajaran, sebelum dimulai saya memberi suatu gambaran diri buat peserta didik agar lebih menyadari, begitu pula sebelum pembelajaran berakhir saya memberikan pesan-pesan yang bisa dimengerti dan menyadari oleh peserta didik,hal tersebut salah satu cara kecil dalam memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta didik agar lebih bersemangat dan mempunyai minat belajar yang tinggi.”73
71Sukaryadi, wawancara, Jember, 10 Februari 2015.
72Armo, wawancara, Jember, 13 Februari 2015.
73Sapran, wawancara, Jember, 16 Februari 2015.
61
Menurut Doni Alex Santoso siswa kelas IX A bahwa:
“Peran atau sikap guru berpengaruh penting buat saya dan peserta didik lainnya. Kalau guru cara bicaranya kasar saat memberi saran atau memberi tahu tentang sanksi-sanksi pelanggaran atau memberi hukuman didengarkan saja daripada dihukum lagi, masalah dijalani atau tidaknya itu semua kan tergantung pada peserta didiknya.
Beda dengan guru yang bisa bersahabat dan ramah akan lebih senang kita terima.”74
Data hasil observasi (pengamatan) tentang Motivasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik yang telah dilakukan di lapangan, adalah sebagai berikut:
“Motivasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik di SMP Negeri 1 Sumber Jambe bahwa hubungan guru dan peserta didik sangatlah penting, dalam memberikan pengertian pentingnya kedisiplinan belajar guru terlebih dahulu yang menerapkan hal-hal yang baik agar dapat dicontoh oleh peserta didik menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami, memberikan dorongan atau motivasi dapat menumbuhkan minat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik.”75
Data hasil observasi (pengamatan) tentang Motivasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik yang telah dilakukan di lapangan, adalah sebagai berikut:
“Motivasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik di SMP Negeri 1 Sumber Jambe Jember, guru harus benar-benar tahu bagaimanacara barinteraksi atau berbicara dengan peserta didik dengan baik dan
74Doni, wawancara, Jember, 17 Februari 2015.
75Observasi, Jember, 18 Februari 2015.
benar agar mudah dipahami, bahwa berbicara yang tidak ramah akan membuat peserta didik acuh dan tidak menghiraukannya.”76 Dari beberapa pendapat atau penuturan para informan yang merupakan hasil wawancara (interview), serta hasil observasi yang sudah dilakukan di lapangan mengenai pola interkasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik di SMP Negeri 1 Sumber Jambe, maka dapat dipahami bahwa dalam interaksi guru dan peserta didik sangatlah dipentingkan apalagi dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor instrinsik peserta didik, seperti keminatan peserta didik itu sangatlah dipentingkan, jadi seorang guru mempersiapkan dengan baik saat pembelajaran dimulai, guru memberikan pengertian sikap tata cara belajar agar tidak timbul kegaduhan dan kejenuhan, dan terus berusaha bagaimana peserta didik bisa memahami dan mendengarkan guru, begitu pula guru berusaha agar peserta didik lebih meningkatkan keminatan dan lebih bermotivasi saat pembelajaran dimulai.
2. Pola Interaksi Guru dan Peserta Didik dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Mengenai Faktor Ektrinsik Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumber Jambe Jember Tahun Pelajaran 2014/2015.
Menurut penuturan Dra. Hj. Sri Utarini selaku guru BK mengatakan bahwa:
76Ibid, 18 Februari 2015.
63
“Kedisiplinan sekolah akan melatih peserta didik dengan baik, namun sekolah tidak hanya bekerja sendiri dalam menerapkan suatu kedisiplinan, semua pihak harus mendukung yaitu keluarga, karena lingkungan keluarga adalah keutamaan yang paling utama mengajarkan kedisiplinan bagi peserta didik. Dalam hal ini hubungan guru tidak hanya dengan peserta didik saja namun untuk terus mengajarkan kedisiplinan baik dirumah, sekolah dan lingkungan guru harus bisa berkomunikasi baik dengan orangtua.”77
Menurut KH. Nisful Laila selaku guru PKn mengatakan bahwa:
“Seorang guru tidak harus memberikan materi saja setiap pembelajaran berlangsung, namun juga memberikan pengetahuan pentingnya membagi waktu, dengan pengetahuan membagi waktu peserta didik diajarkan disiplin untuk mengatur waktu. Karena disaat peserta didik tidak bisa membagi waktu dengan baik akan menyebabkan rasa kecapean, kurangnya tidur dan istirahat akan mengganggu pembelajaran karena rasa malas yang timbul pada dirinya. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan mempunyai pengaruh yang positif bagi peserta didik, peserta didik yang mudah menerima pembelajarannya dan begitu pula sebaliknya, badan yang tidak sehat karena kurang istirahat akan memunculkan rasa malas dan kurangnya minat mengikuti pembelajaran.”78
Penuturan Kepala Sekolah oleh Bapak Drs. H. Sukaryadi, M.Pd bahwa:
“Dalam kedisiplinan ditekankan pula ruang sekolah di dalam maupun di luar kelas harus benar- benar bersih, guru harus menerapkan daftar piket peserta didik. Agar ruang menjadi bersih, karena dengan ruang yang bersih akan menimbulkan dampak positif dan kenyamanan bagi peserta didik. Menegakkan kedisiplinan yang kecil ini bisa dikatakan interaksi guru dengan peserta didik, kedisiplinan seperti tata tertib yang dijaga untuk kenyamanan pembelajaran berlangsung bisa melalui suatu tulisan dan tidak hanya dengan lisan saja, seperti buanglah sampah ditempatnya, terapkanlah 3S (senyum, sapa dan salam) disetiap dinding yang umum dilewati guru-guru dan peserta didik agar mampu diterapkan dalam sehari-harinya.”79
77Sri Utarini, wawancara, Jember, 19 Februari 2015.
78Nisful, wawancara, Jember, 21 Februari 2015.
79Sukaryadi,wawancara, Jember, 10 Februari 2015.
Menurut penuturan Sumali S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia adalah:
“Mengenai kedisiplinan itu akan dilakukan oleh guru terlebih dahulu termasuk saya sendiri, seperti dalam kegiatan pembelajaran saya sebelum memasuki kelas harus menyiapkan media-media yang akan digunakan. Jadi, dimulai dengan pembelajaran guru harus sudah siap jadi tidak perlu menyuruh peserta didik lagi untuk mempersiapkan media pembelajaran karena hal itu akan membuang waktu kegiatan pembelajaran berlangsung.”80
Menurut K.H Nisful Laila, S.Pd selaku guru PKn mengatakan:
“Di dalam kelas tidak tidak hanya peserta didik datang masuk dan mengikuti kegiatan pembelajaran tetapi didalamnya jadwal piket setiap harinya, hal inilah melatih peserta didik disiplin untuk menjaga lingkungan sekolah atau kelas yang bersih dan tidak kumuh.”81
Menurut Inayatul Mukaromah selaku peserta didik kelas IX B mengatakan bahwa:
“Masih banyak guru yang datang terlambat itu membuat saya tidak menyukai sikap guru yang seenaknya, guru yang terlambat akan masuk dan mengajar, beda dengan peserta didik yang terlambat akan dihukumnya. Hal ini membuat suatu kedisiplinan dan tata tertib yang tidak adil, karena guru yang memberi contoh kepada kita semua. dengan persiapan yang kurang juga seperti media yang belum siap, akan membuang wakti saja, keminatan pun untuk mengikuti pembalajan membosankan. Ditambah lagi materi yang diajarkan tidak bervariasi Bagi saya lebih baik tidak mengikuti daripada merasa mengantuk di dalam kelas.”82
80Samali, wawancara, Jember, 23 Februari 2015.
81Nisful, wawancara, Jember, 21 Februari 2015.
82Inayatul, wawancara, Jember, 25 Februari 2015.
65
Data hasil observasi (pengamatan) tentang Motivasi guru dan peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor ekstrinsik peserta didik yang telah dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut:
“Memberikan dorongan atau motivasi guru dan peserta didik sangat perlu dan penting dalam melatih kedisiplinan peserta didik, melatih kedisiplinan tidak diajarkan di sekolah saja namun ada pendukung seperti guru dan lingkungan. Peran yang paling utama adalah orang tua untuk melatih kedisiplinan. Dengan sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan akan mencegah sikap yang buruk terhadap peserta didik, dan akan lebih menghargai orang lain.”83
Dari beberapa pendapat atau penuturan para informan yang merupakan hasil wawancara (interview), serta hasil observasi yang sudah dilakukan di lapangan mengenai pola interaksi guru dan peseta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar mengenai faktor ekstrinsik peserta didik di SMP Negeri 1 Sumber Jambe Jember, maka dapat dipahami bahwa kedisiplinan yang utama harus dilatih dari orang tua terlebih dahulu, karena sekolah memberikan pelatihan kedisiplinan setelah keluarga. Semua harus ada interaksi guru dengan baik, kedisiplinan diutamakan dilakukan oleh seorang guru, karena guru dijadikan contoh bagi peserta didik. Kepala sekolah juga harus menekankan kepada setiap dewan guru untuk menyiapkan terlebih dahulu, melakukan kedisiplinan agar tak mengurangi waktu pembelajaran dimulai, ruangan dan lingkungan yang bersih juga
83Observasi, Jember, 24 Februari 2015.
memberikan dampak positif bagi pembelajaran peserta didik, didukung oleh dengan persiapan media dan peralatan yang mendukung.