BAB III METODE PENELITIAN
B. Penyajian Data dan Analisis
Penyajian data merupakan bagian yang mngungkapkan data dihasilkan dalam penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan analisa data yang relevan. Sebagaimana yang telah di jelaskan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpilan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan sebagai alat untuk mendukung penelitian ini. Secara berurutan akan disajikan data-data hasil penelitian yang mengacu pada fokus masalah.
1. Proses Penerapan Good Corporate Governance di BPRS Bhakti Sumekar Jember
Dalam meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholder, dan meningkatkan kepatuhan terhadap perundang undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan. Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya degan berpedoman pada prinsip GCG.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Bustanul Ulum sebagai Pimpinan BPRS Bhakti Sumekar saat saya temui di kantornya, beliau menyampaikan bahwa :
“Dalam setiap kegiatan usahanya BPRS wajib menerapkan prinsip GCG dan berpedoman pada perinsip GCG yang ada. Karena dengan berpedoman pada prinsip GCG bank tersebut dapat dikatakan bank yang sehat. Degitu juga dengan BPRS Bhakti Sumekar termasuk bank pengkreditan yang sehat, karena kalau tidak sehat tidak akan menerapakan GCG.”39
39Bustanul Ulum,,Wawancara. 18 November 2018
Hal yang sama juga disampaikan Oleh Ibu Siti Imaniah Selaku Admint consumtif mengatakan :
“Bank BPRS Bhakti Sumekar ini sudah menerapkan GCG dari awal bedirinya bank ini sampai saat ini. Seiring dengan keluarnya SEOJK Nomor 11/SEOJK.05/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan. Prinsip GCG sangat perlu di terapkan, karena prinsip GCG ini sangat penting bagi kelayakan bank itu sendiri.Bank itu sehat atau tidak. Dan juga GCG itu merupakan pertanggung jawaban kepada masyarakat bahwa bank tersebut dikelola dengan baik dan sehat”40
Senada dengan hal tersebut Bapak Ahadian Ramadhan saat diwawancara dimeja kerjanya. Beliaua menyampaikan :
“Penerapan GCG itu sangatlah penting bagi setiap perusahaan yang bergerak, prinsip-prinsip di perlukan dalam rangka menciptakan transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, Kemandirian, kewajaran dan kesetaraan kepada semua pemangku kepentingan.
Salah satu contohnya prinsip GCG semisal transparansi, terkait transaparansi kondisi keuanagan dan non keuangan , kita sampaikan laporan keuanagan kita setiap satu tahun sekali secara tepat waktu, itu kita sampaikan semua laporan kita, posisi keuangan kita seperti apa, kita publikasikan di website dan di dinding laporan keuangan, jadi seluruh orang yang mau tau tentang laporan keunagan kita bisa dengan mudah di akses di website kita, jadi kita memang benar benar transparan”41
Jadi penerapan Good Corporate Governace sangat penting dilakukan dan harus menerapkan prinsip-prinsip GCG yang telah di tetapkan oleh SEOJK Nomor. 11/SEOJK.05/2016 karena penerapan GCG menjadi kebutuhan bagi setiap peruahaan dan organisasi, dan juga menentukan kelayakan bank itu sendiri sudah termasuk bank yang sehat atau tidak, GCG juga sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat apakah bank tersebut baik atau tidak.
40Sitti Imaniah, Wawancara, 19 November 2018
41Ahadin Ramadhan, Wawancara, Jember, 19 November 2018
Dari hasil penelitian yang telah dilakukakan di PT. Bank BPRS Bhakti sumekar terkait penerapan GCG dapat disimpulkan bahwa penerpaan prinsip GCG pada PT Bank BPRS Bhakti Sumekar dari waktu ke waktu disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Meskipun belum semua maksimal, proses penerapan tersebut dilakukan secara bertahap dan bertujuan untuk kemajuan perusahaan. Pada saat ini, prinsip transparansi, responsibilitas, dan independensi telah dijalankan dengan cukup baik. Sedangkan untuk akuntabilitas dan kewajaran meskipun telah diterapkan namun masih memerlukan perbaikan untuk kedepannya.42
Tahap-tahap penerapan GCG di PT. Bank BPRS Bhakti Sumekar.
Tahapan ini terdiri dari 3 (Tiga) langkah utama : 1) Awarenes Building, 2) GCG Assessment, 3). GCG Manual Building.
Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting GCG dan komitmen bersama dalam penerapannya, Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.
GCG assessment merupakan upaya untuk mengukur atau lebih tepatnya memetakan kondisi perusahaan dalam penetapan GCG saat ini..
langkah ini guna memastikan titik awal level penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi aspek-aspek apa yang prlu mendapatkan perhatian
42 Dokumentasi, Jember, 21 November 2018
terlebih dahulu, dan langkah- langkah apa yang dapat diambil untuk mewujudkannya.
GCG manual building berdasarkan hasil pemetaan tingkat kesiapan perusahaan dan upaya identifikasi prioritas penerapannya, penyusunan manual atau pedoman Impelemintasi GCG dapat disusun
2. Hasil Penerapan Good Corporate Governance Bank Syariah Bhakti Sumekar Menggunakan Kertas Kerja Self Assessment.
BPRS wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas Penerapan tata kelola BPRS dengan ruang lingkup sebagaimana di atur dalam Pasal 2 POJK Nomor 4/POJK.03/2015 Tentang penerapan tata kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat paling sedikit 1 kali dalam setahun.
untuk memastikan Penerapan GCG maka BPRS secara rutin melaksanakan Self Assessment.
Dalam hal ini disampaiakn Oleh Bapak Bustanul Ulum selaku pimpinan cabang BPRS Bhakti Sumekar Jember, Beliau menyampaikan :
“Menggunakan kertas kerja Self Assessment memang rutin di lakukan oleh BPRS sebagai bentuk penerapan prinsip GCG.
Dengan Self Assessment Juga Akan mengetahui BPRS termasuk dalam kategori apa dalam penerapan dan laporan prinsip GCG.
Dengan Menggunakan Self Assessment kita juga mengetahui laporan apa yang tidak boleh terjadi dan harus diperbaiki serta dipertanggung jawabkan dalam melakukan penerapan GCG”43 Jadi kertas Self Assessment sangat membantu dalam penerapan dan Laporan pelaksanaan GCG yang dilakukan. menggunakan Self Assessment
43Bustanul Ulum., Wawancara.22 November 2018
Juga bisa mengetahui termasuk dalam kategori seperti apa bank tersebut, sudah layak atau tidak dalam penerapan GCG.
a. Analisis Hasil Kerja Self Assessment PT. Bank BPRS Bhakti Sumekar
Kertas Kerja Self Assessment Good Corporate Governance (Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/SEOJK.05/2016) Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bag i Perusahaan Pembiayaan.
Tabel 4.2
1) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab a) Direksi, Dewan Komisaris, dan DPS
No. Pertanyaan/Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Anggota Direksi Perusahaan berdomisili di Indonesia
Ya
2. Perusahaan yang memilik
Kepemilikan asing baik
langsung maupun tidak langsung meiliki paling sedikit 50%
anggota Direksi yang merupakan warga negara Indonesia
Tidak
3. Direksi
berkewarganegara an asing memiliki surat izin
menetap.
Tidak
4. Direksi
berkewarganegara an asing memiliki
Tidak
No. Pertanyaan/Pernyataan surat izin bekerja
darin instansi berwenang.
5. Direksi meiliki pengetahuan yang relevan dengan jabatan sebagai direksi.
Ya
6. Direksi tidak meliki rangkap jabatan sebagai direksi di perusahaan lain
Tidak
7. Setiap anggota Direksi telah lulus uji kemampuan dan kepatuhan
Ya
8. Direksi mampu bertindak dengan itikat baik, jujur dan professional
1
9. Direksi bertindak untuk kepentingan perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.
1
10. Direksi
mendahulukan kepentingan perusahaan dan/atau pemangku kepentingan lainnya dari pada kepentingan pribadi
2
11. Direksi mampu mengambil keputusan berdasrkan penilaian
independen untuk kepentingan perusahaan dan
2
No. Pertanyaan/Pernyataan debitur, kreditur
dan/atau pemangku kepentingan lainnya.
12. Direksi mampu bersifat objektif untuk kepentingan perusahaan dan debitur, kreditur dan/atau
pemangku kepentingan lainnya
2
13. Direksi mematuhi peraturan
perundang- undangan, anggaran dasar, dan peraturan internal lain dari perusahaan dalam melaksanakan tugasnya
1
14. Direksi mengelola perusahaan sesuai dengan
kewenangan dan tanggung
jawabnya
1
15. Direksi mampu mempertanggungj awabkan
pelaksanaan tugasnya kepada RUPS
2
16. Direksi telah memastikan agar perusahaan memperhatikan kepentingan semua pihak khususnya kepentingan
3
No. Pertanyaan/Pernyataan debitur, kreditur
dan/atau pemangku kepentingan lainnya 17. Direksi telah
menyampaikan informasi secara tepat waktu dan lengkap mengenai perusahaan
kepada dewan komisaris dan DPS
1
18. Direksi telah membantu dan menyediakan fasilitas dan/atau sumber daya untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang organ perusahaan dan DPS
3
19. Direksi mampu menghindarkan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dengan kegiatan perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat
2
20. Direksi mampu tidak
memanfaatkan jabatannya pada perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat kepentingan pribadi, keluarga
2
No. Pertanyaan/Pernyataan dan/atau pihak
lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat 21. Direksi mampu
untuk menghindari perbuatan mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat selain remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS
3
22. Direksi mampu untuk
menghindari permintaan pemegang saham yang terkait dengan kegiatan oprasional
perusahaan tempat anggota direksi dimaksud menjabat selain yang telah ditetapkan oleh dalam RUPS
2
23. Direksi mengikuti pelatihan yang terkait dengan
Ya
No. Pertanyaan/Pernyataan peningkatan
kemampuan sumber daya manusia
perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan 24. Direksi
perusahaan menyelenggaraka n rapat direksi secara berkala paling sedikit satu kali dalam satu bulan
Ya
25. Direksi
menghadiri rapat direksi paling sedikit 50% dari jumlah rapat direksi Dalam periode satu tahun
Ya
26 Hasil rapat direksi dituangkan dalam risalah rapat direksi
2
27. Risalah rapat yang merupakan
keputusan bersama seluruh anggota direksi telah
didokumentasikan dengan baik
1
28. Keputusan direksi telah dituangkan kedalam risalah rapat, termasuk perbedaan pendapat yang terjadi secara jelas
1
29. Jumlah rapat direksi yang telah diselenggarakan dan jumlah
Ya
No. Pertanyaan/Pernyataan kehadiran masing-
masing anggota direksi dimuat dalam laporan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
30. Direksi mampu menjamin pengambilan keputuusan yang efektif, tepat, dan cepat, serta dapat bertindak secara independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuannya untuk
melaksanakan tugas secara mandiri dan objektif.
3
Total 7+8 7 4 4
Sumber. PT. Bank BPRS Bhakti Sumeka
Dari tabel di atas, nilai indikator yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu:
Dari hasil perhitungan Self Assessment di peroleh dari : Nilai Faktor = ∑ nilai indikator X bobot factor
5x jumlah indiator Nilai Faktor : 30 x 30%
150 Nilai Faktor : 0,06
Nilai Komposit = Nilai faktor x 100
=0, 6 x 100 = 6%
b) Dewan Komisaris
No. Pertanyaan/Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Perusahaan memiliki paling sedikit 1 Dewan Komisaris yang berdomisili di Indonesia
Ya
2. Anggota Dewan Komisaris yang berkewarganega raan asing memiliki surat izin bekerja dari Instansi
Berwenang.
Tidak
3. Anggota Dewan Komisaris yang berkewarganega raan asing memiliki surat izin menetap dari instansi berwenang
Tidak
4. Anggota dewan komisaris tidak memiliki rangkap jabatan sebagai dewan komisaris pada lebih dari tiga perusahaan lain
Ya
5. Setiap anggota komisaris telah lulus uji
Kemampuan dan kepatuhan
Ya
6. Anggota dewan komisaris mengikuti pelatihan yang terkait dengan penigkatan
Ya
No. Pertanyaan/Pernyataan kemampuan
sumber daya manusia perusahaan dalam dalam mencapai visi dan misi perusahaan
7. Dewan
komisaris mampu melaksanakan tugas
pengawasan dan pemberian nasehat kepada direksi
1
8. Dewan
komisaris mampu mengawasi direksi dalam menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak
1
9. Dewan
komisaris menyusun laporan kegiatan dewan komisaris yang merupakan dari laporan penerapan tata kelola
perusahaan yang baik.
Tidak
10. Dewan
komisaris mampu memantau efektifitas penerapan tata kelola
1
No. Pertanyaan/Pernyataan perusahaan yang
baik
11. Dewan
komisaris mampu memberikan persetujuan dalam hal DPS memerlukan bantuan komite yang struktur organisasinya berada di bawah dewan komisaris
1
12. Dewan
komisaris mampu memastikan bahwa direksi telah
menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern perusahaan, auditor
eksternal, hasil pengawasan OJK dan/atau hasil
pengawasan otoritas lain
2
13. Anggota dewan komisaris mampu untuk tidak melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dengan kegiatan perusahaan tempat dewan anggota
3
No. Pertanyaan/Pernyataan komisaris
dimaksud menjabat
14. Dewan
komisaris mampu tidak memanfaatkan jabatannya pada perusahaan tempat anggota dewan komisaris dimaksud
menjbat untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan perusahaan tempat anggota dewan komisaris dimaksud
menjabat
2
15. Anggota dewan komisaris mampu untuk menghindari perbuatan mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari perusahaan tempat anggota dewan komisaris dimaksud
menjabat selain remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasrkan keputusan DPS
3
No. Pertanyaan/Pernyataan 16. Anggota dewan
komisaris mampu untuk tidak
mencampuri kegiatan oprasional perusahaan yang menjadi
tanggunga jawab direksi
3
17. Dewan
komisaris membentuk komite lain selain komite audit untuk menunjang pelaksanaan tugas dewan komisaris
Ya
18. Anggota dewan komisaris perusahaan menyeleggaraka n rapat dewan komisaris secara berkala paling sedikit satu tahun dalam 3 bulan
Ya
19. Anggota dewan komisaris
menghadiri rapat dewan komisaris paling sedikit 75% dari jumlah rapat dewan komisaris dalam periode satu tahun
Ya
20. Hasil rapat dewan komisaris dituangkan
1
No. Pertanyaan/Pernyataan dalam risalah
rapat dewan komisaris 21. Risalah rapat
yang merupakan keputusan bersama seluruh anggota dewan komisaris telah didokumentasika n dengan baik.
1
22. Keputusan dewan komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat, termasuk perbedaan pendapat yang terjadi secara jelas
2
23. Jumlah rapat dewan komisaris yang telah diselenggrakan dan jumlah kehadiran masing-masing anggota dewan komisaris dimuat dalam laporan
penerapan tata kelola
perusahaan yang baik
Ya
24. Dewan
Komisaris mampu menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat serta dapat bertindak secara
3
No. Pertanyaan/Pernyataan independen
dalam
melaksanakan tugas
Total 8+6 3 4 3
Sumber. PT. Bank BPRS Bhakti Sumekar
Dari hasil perhitungan Self Assessment di peroleh dari : Nilai Faktor = ∑ nilai indikator X bobot faktor
5x jumlah indikator Nilai Faktor : 24 x 30%
120 Nilai Faktor = 0,06
Nilai Komposit = Nilai faktor x 100
= 0,06 x 100 = 6%
c) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
No. Pertanyaan/Pernyataan
1 2 3 4 5
1. DPS diangkat oleh RUPS atas
rekomendasi Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.
Ya
2. Pengangkatan DPS oleh RUPS
dituangkan dalam akta notaris.
Ya
3. Anggota DPS memberikan rekomendasi terhadap
pelaksanaan tugas Direksi terkait aspek syariah terhadap kegiatan operasional Perusahaan.
Ya
No. Pertanyaan/Pernyataan 4. DPS mampu
bertindak sebagai wakil Perusahaan Pembiayaan Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS) pada Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
2
5. Anggota DPS telah lulus uji
kemampuan dan kepatutan
Ya
6. Anggota DPS tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Perusahaan Pembiayaan yang sama.
Ya
7. Anggota DPS tidak memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Direksi, Dewan Komisaris, atau anggota DPS pada lebih dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya.
Ya
8. Anggota DPS mengikuti pelatihan yang terkait dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia
Perusahaan dalam mencapai visi dan misi Perusahaan.
Ya
No. Pertanyaan/Pernyataan 9. DPS mampu
bertindak dengan itikad baik, jujur dan profesional.
2
10. DPS mampu bertindak untuk kepentingan Perusahaan Pembiayaan Syariah, UUS dan/atau pemangku Kepentingan lainnya
2
11. DPS mampu mendahulukan kepentingan Perusahaan Pembiayaan Syariah, UUS dan/atau pemangku kepentingan
lainnya daripada kepentingan pribadi.
3
12. DPS mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaian yang independen dan objektif untuk kepentingan Perusahaan Pembiayaan Syariah, UUS dan/atau pemangku kepentingan
lainnya.
2
13. DPS mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangan untuk mendapat
keuntungan pribadi yang tidak
1
No. Pertanyaan/Pernyataan semestinya atau
menyebabkan kerugian bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS.
14. DPS Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS mampu menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat serta bertindak secara independen, tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk
melaksanakan tugas secara mandiri dan objektif.
2
15. DPS mampu menjalankan tanggung jawab berupa pemberian nasihat dan saran kepada Direksi agar kegiatan Perusahaan Pembiayaan Syariah atau UUS sesuai dengan prinsip syariah.
3
16. DPS melaksanakan pengawasan dan memberikan nasihat dan saran terkait kegiatan Pembiayaan Syariah.
1
17. DPS melaksanakan 1
No. Pertanyaan/Pernyataan pengawasan dan
memberikan nasihat dan saran terkait akad Pembiayaan Syariah yang dipasarkan oleh Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS.
18. DPS melaksanakan pengawasan dan memberikan nasihat dan saran terkait praktik pemasaran Pembiayaan Syariah yang dilakukan oleh Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS.
2
19. Dalam pelaksanaan tugas, DPS dibantu oleh anggota komite dan/atau pegawai yang struktur organisasinya berada di bawah Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
Ya
20. Anggota DPS memperoleh informasi dari Direksi mengenai Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS secara lengkap dan tepat waktu.
2
21. Anggota DPS menyelenggarakan rapat secara berkala
1
No. Pertanyaan/Pernyataan paling sedikit 6
(enam) kali dalam 1 (satu) tahun.
22. Hasil rapat anggota DPS dituangkan dalam risalah rapat DPS.
1
23. Risalah rapat yang merupakan
keputusan bersama seluruh anggota DPS telah
didokumentasikan dengan baik.
1
24. Keputusan DPS telah dituangkan ke dalam risalah rapat, termasuk
perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi secara jelas.
2
25. Jumlah rapat DPS yang telah
diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing- masing anggota DPS dimuat dalam laporan penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
1
26. Anggota DPS mampu untuk tidak melakukan
transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dengan kegiatan Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS
2
No. Pertanyaan/Pernyataan tempat dimana
anggota DPS dimaksud menjabat.
27. Anggota DPS mampu untuk tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang mengurangi aset atau
mengurangi keuntungan Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS tempat dimana anggota DPS dimaksud menjabat.
2
28. Anggota DPS tidak mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS tempat dimana anggota DPS dimaksud menjabat selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
berdasarkan RUPS.
1
29. DPS meminta penjelasan kepada anggota Direksi atas kebijakan atau tindakan anggota Direksi yang tidak sesuai dengan Prinsip Syariah
3
No. Pertanyaan/Pernyataan menyangkut
kegiatan Pembiayaan Syariah, akad Pembiayaan Syariah yang dipasarkan oleh Perusahaan Pembiayaan dan UUS, dan praktik pemasaran Pembiayaan Syariah yang dilakukan oleh Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS 30. DPS melaporkan
secara lengkap dan komprehensif kepada OJK dan ditembuskan kepada Direksi sejak penjelasan anggota Direksi diterima oleh DPS terkait penolakan Direksi atas hasil penilaian DPS terhadap penerapan Prinsip Syariah oleh Direksi.
1
31. DPS dengan segera melaporkan secara lengkap dan komprehensif kepada OJK dan ditembuskan kepada Direksi sejak diketahui anggota Direksi tidak melakukan upaya perbaikan sebagaimana yang dimintakan DPS
1
No. Pertanyaan/Pernyataan agar sesuai dengan
Prinsip Syariah.
Total 8+9 10 3 1
Sumber : PT. Bank BPRS Bhakti Sumekar
Dari hasil perhitungan Self Assessment di peroleh dari : Nilai Faktor = ∑ nilai indikator X bobot faktor
5x jumlah indikator Nilai Faktor : 31 x 30%
155 Nilai Faktor = 0,06
Nilai Komposit = Nilai faktor x 100
= 0,06 x 100 = 6%
Dari perhitungan nilai komposit pada pada nomor 1, dengan poin a, b dan c bisa diperoleh nilai total sebesar a + b+ c artinya 6% + 6% + 6% =18 %, angka ini menunjukkan bahwa nilai komposit yang dimiliki oleh BPRS Bhakti Sumekar pada nomor 1, masih dikatakan belum maksimal, karena di bawah nilai standar, yaitu di bawah angka 30%
2) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite audit atau fungsi yang membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan memastikan efektivitas sistem pengendalian internal.
PT. BPRS Bhakti Sumekar yang ada di Jember merupakan BPR yang masih kategori baru, artinya berdiri di Jember belum sampai 5 tahun. Maka dalam kepemilikan asset PT. BPRS Bhakti Sumekar, masih di bawah 200.000.000.0000 (dua ratus miliar rupiah)
a) Bagi Perusahaan yang memiliki total aset kurang dari Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)
No Pertanyaan/Pernyataan
1 Perusahaan memiliki satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit.
Ya
2 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit bersifat independen.
2
3 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit memantau dan
memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan auditor eksternal dengan melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian internal termasuk proses pelaporan keuangan.
2
4 Perusahan membentuk satuan kerja lain untuk menunjang
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
Tidak
5 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit memiliki struktur.
Ya
6 Satuan kerja atau pegawai yang
Ya
No Pertanyaan/Pernyataan memantau
pelaksanaan audit memiliki keahlian dalam pelaksanaan tugas.
7 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit secara rutin melakukan rapat.
3
8 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit memiliki program kerja.
Tidak
9 Satuan kerja atau pegawai yang memantau
pelaksanaan audit melaporkan realisasi terkait program kerja kepada Dewan Komisaris.
Ya
Total 4 2 1 1
Sumber. PT. Bank BPRS Bhakti Sumekar
Dari hasil perhitungan Self Assessment di peroleh dari : Nilai Faktor = ∑ nilai indikator X bobot faktor
5x jumlah indikator Nilai Faktor : 8 x 50%
45 Nilai Faktor : 0,08
Nilai Komposit = Nilai faktor x 100
= 0,08 x 100 = 8%
Secara standar angka ini masih di bawah nilai bobot faktor yang ditetapkan yaitu sebesar 50%. Hal ini disebabkan oleh kepemilikan aset yang masih relative baru
3) Fungsi Kepatuhan Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal, dan auditor eksternal
a) Fungsi Kepatuhan
No Pertanyaan/Pernyataan
1 Perusahaan
memiliki anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
Ya
2 Perusahaan memiliki satuan kerja atau pegawai yang melaksanakan fungsi kepatuhan.
Tidak
3 Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan mampu
memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan telah sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
1
4 Anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan mampu
memastikan kepatuhan
2
No Pertanyaan/Pernyataan Perusahaan
terhadap komitmen yang dibuat
Perusahaan kepada OJK dan/atau otoritas pengawas lain yang
berwenang.
5 Satuan kerja atau pegawai yang melaksanakan fungsi kepatuhan membantu Direksi dalam memastikan kepatutan terhadap peraturan
perundang-
undangan di bidang usaha pembiayaan dan peraturan perundang-
undangan lainnya.
1
6 Satuan kerja atau pegawai yang melaksanakan fungsi kepatuhan mampu
mempertanggungja wabkan
pelaksanaan tugas kepada anggota direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.
1
Total 3+1 1 1
Sumber. PT Bank BPRS Bhakti Sumekar
Dari hasil perhitungan Self Assessment di peroleh dari : Nilai Faktor = ∑ nilai indikator X bobot faktor
5x jumlah indikator Nilai Faktor : 6 x 5%
30