BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang bisa dipercaya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingg setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.53
F. Keabsahan Data
Tahap pengujian keabsahan data adalah tahapan untuk menguji validitas data yang terkumpul yang diperoleh dari objek data lapangan dalam pengujian keabsahan data, setelah data terkumpul dan sebelum peneliti menulis laporan hasil penelitian, maka peneliti mengecek kembali data-data yang telah di peroleh, dengan data yang di dapat dari peneliti dapat diuji keabsahannya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi sendiri dapat di artikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi juga dapat di artikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mengambil data dari sumber yang sama.54 Triangulasi
53 Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014) 247
54 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung : Alphabeta 2018), 274.
Dalam melakukan penelitian kualitatif ini hendaknya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelitian yaitu tahap pra lapangan, tahapan pelaksanaan lapangan, tahapan analisis, dan yang terakhir tahapaan penulisan laporan penelitian.
55 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kuantitatif dan R&D (Bandung : Alphabeta 2018), 274
56 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kuantitatif dan R&D, 275
1. Tahap pra lapangan atau persiapan
Tahap pra lapangan atau persiapan adalah tahap dimana ditetapkan apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk ke lapangan objek studi.
a. Menyusun rencana penelitian;
b. Menentukan lapangan penelitian;
c. Mengurus surat perizinan;
d. Observasi tempat penelitian;
e. Menentukan informan penelitian;
f. Menyusun instrumen penelitian;
2. Tahapan pelaksanaan lapangan
Setelah tahap pra lapangan dikira sudah cukup maka penelitian bersiap-siap untuk memasuki lokasi penelitian dengan membawa perbekalan yang sudah disiapkan sebelumnya.
a. Memahami latar belakang serta tujuan penelitian;
b. Memasuki lapangan penelitian;
c. Mencari sumber data dari penelitian;
d. Mengumpulkan data;
e. Menyempurnakan data yang belum lengkap.
3. Tahapan analisis data
Pada tahap menganalisis data ini, ada kondesansi data, kondesansi data ini dimana peneliti memilih data-data yang telah diperoleh dan disesuaikan dalam kebutuhan penelitian, kemudian penyajian data yang
menyajikan dengan jelas data-data yang telah dipilih dan di sesuaikan dengan kebutuhan penelitian sehingga mudah di pahami dan di ambil kesimpulan, kemudian peneliti memberikan kesimpulan atas hasil analisis terhadap data-data yang ada.
4. Tahapan penulisan laporan
Tahap penulis laporan adalah tahap terakhir dalam penelitian yaitu membuat laporan penelitian. Peneliti melaporkan seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan laporan secara tertulis yang rencangan penulisan laporan penelitian telah di tentukan dalam sistematis penulisan laporan penulisan atau pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember).
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, kecamatan sobo, kabupaten banyuwangi. Dengan ini peneliti melihat situasi keadaan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi.
1. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi
Awal mula berdirinya MI Negeri 1 Banyuwangi, tidak ubahnya seperti lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya. Meski bukan lembaga pendidikan yang dananya selalu disubsidi oleh pemerintah, lambat tahun MI Negeri 1 Banyuwangi ini menjadi pilihan favorit masyarakat Kecamatan Banyuwangi dan Kecamatan di sekitarnya.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi yang semula bernama MIN Sobo Banyuwangi berada di daerah kelurahan Sobo Kabupaten Banyuwangi mendapat Surat Keputusan Kepala Departemen Agama Kab.
Banyuwangi dengan status terdaftar pada tahun 1980 dan Status diakui tahun 1983. Adapun jumlah murid cukup banyak karena peran seluruh masyarakat Sobo dan tokoh masyarakat, Kepala Madrasah yang pertama bernama:57
a. Tasripan mulai tahun 1981 sampai tahun 1991.
b. Afani Zen mulai tahun 1991 sampai tahun 2001.
57 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi , “Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi”, 28 Februari 2022
54
55
c. Moh. Kamali, A.Md mulai tahun 2001 sampai tahun 2007.
d. Suhartini,SAg. mulai tahun 2007 sampai tahun 2017.
e. Sumarman,S Ag. M.Pd.I mulai tahun 2017 sampai tahun 2021
f. Muhammad Haris Jamroni S.Pd.I mulai tahun 2021 sampai sekarang58
Pada tahun 1986 Departemen Agama Kab. Banyuwangi memberikan proyek untuk pembuatan gedung Madrasah Negeri sendiri, maka dibangunlah gedung Madrasah di atas tanah seluas 3530 M2 di jalan Ikan Wijinongko No. 10 . Pada saat itu proyek terbatas pada bangunan, sedangkan pengadaan pengadaan tanah seluas 3530 M2 merupakan Anggaran yang diberikan oleh Departemen Agama Kab. Banyuwangi.
Sekarang MI Negeri Sobo telah dikenal dengan sebutan baru yaitu MI Negeri 1 Banyuwangi. Dengan perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 2011 MI Negeri 1 Banyuwangi telah memberikan pelayanan terhadap kurang lebih 840 peserta didik pada tahun pelajaran 2021/2022.59
Adapun profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi yang berstatus sekolah Negeri dengan status akreditasi A dengan NIS/NPSN 60715858 dan no NSM 111135100003 yang beralamat di Jl. Ikan Wijinongko No. 10 Kelurahan Sobo kecamatan banyuwangi, kabupaten banyuwangi, provinsi jawa timur kode pos 68416 dan dengan nomer telepon 0333-426620. Dengan status tanah Milik Kementerian Agama
58 Data Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi , 28 Februari 2022
59 Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, 28 Februari 2022
Kab. Banyuwangi.60 Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus terpenuhi dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Sarana pembelajaran yang terdapat MI Negeri 1 Banyuwangi cukup memadai. Di antaranya, Madrasah menyediakan LCD dan layar proyektor sebagai media pembelajaran yang dipasang di beberapa kelas. Di perpustakan tersedia al-Qur’an, dan guru PAI juga memberikan Gefa (Gerakan Furudlul Ainiyah) untuk peserta didik..
Berikut ini adalah prasarana yang terdapat di MI Negeri 1 Banyuwangi bisa dilihat pada table berikut:
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana
No Prasarana Jumlah Kondisi
1 Kantor Guru 1 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik
4 Ruang Kelas 18 Baik
5 Aula - -
6 Masjid 1 Baik
7 Perpustakaan - -
8 Laboratorium Komputer - -
9 Toilet Guru 2 Baik
10 Toilet Peserta didik 10 Baik
11 Kantin 3 Baik
12 Gudang 6 Baik
13 Tempat parkir 1 Baik
Dalam kelas yang peneliti ambil yaitu pada kelas III memiliki sarana dan prasana seperti ruang kelas,kursi,meja dan tempat untuk meletakan Al-Qur’an, dan juga ada satu kipas angin agar peserta didik nyaman ketika proses pembelajaran.
60 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi , “Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi”, 28 Februari 2022
2. Data pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kegiatan belajar mengajar di MI Negeri 1 Banyuwangi di selenggarakan pada waktu pagi hari, di mulai pada pukul 07.00 – 13.00 WIB, menyadari sangat pentingnya tenaga kependidikan dan keberhasilan proses belajar mengajar, lembaga pendidikan ini benar–benar memperhatikan mutu guru. Hal ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang mengajar di lembaga ini yaitu hampir semua guru berlatar belakang pendidikan. Jumlah tenaga seluruhnya ada 34 orang guru dan 7 orang Tenaga Kependidikan. Jumlah peserta didik kelas 1 sampai kelas 6 Di MI Negeri 1 Banyuwangi pada tahun pelajaran 2021/2022, jumlah peserta didik secara keseluruhan adalah 850 peserta didik, yang terdiri dari 416 laki-laki dan 434 perempuan. 61
Tabel 4.2
Jumlah Peserta didik
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
I 80 80 160
II 80 77 157
III 80 79 159
IV 79 85 164
V 46 63 109
VI 51 50 101
Jumlah 416 434 850
Disini peneliti mengambil kelas III dimana ada 31 Peserta didik, dan wali kelas bernama ibu tri kafida, bu kafida adalah guru alumni kampus terbuka di banyuwangi,dan sudah mendapaatkan gelas S.PD,SD, dan pengalaman bu kafida sudah sangat banyak terutama dalam bidang kependidikan. Dan disini bu kafida sempat cerita bahwa
61 Data kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi , 28 Februari 2022
ketika pembelajaran seperti biasa peserta nilainya tidak begitu tinggi, tetapi setalah menerapkan model pembelajaran project based learning ini peserta didik nilainya cukup menajupkan.
3. Visi Misi Madrasah Ibtidahiyah Negeri 1 Banyuwangi a. Visi
Terwujudnya Madrasah yang Inovatif, Kompetitif, dan Berkualitas.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan madrasah yang baik (good school), unggul (excellent school), dan bernilai tambah/favorit (favoritw school).
2) Mengembangkan minat, bakat, dan potensi peserta didik, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
3) Menumbuhkan akhlak yang terpuji sehingga dapat menjadi teladan di masyarakat.62
Learning (PjBL) Pada Mata Pelajaran Tematik Kelas III Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”
1. Pelaksanaan Dalam Model Project Based Learning (PjBL) pada Mata Pelajaran Tematik Kelas III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022
Dari hasil wawancara dengan guru wali kelas 3 dan observasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, pada tahap pertama yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran yaitu melakukan perencanaan yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan media, alat peraga, bersama siapa guru merancang perangkat pembelajaran tersebut, dan silabus.
Sedangkan pelaksanaannya disini pelaksanaan model pembelajaran kegiatan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan adalah kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan ini merupakan pondasi awal yang sangat penting untuk mendukung prosesnya kelancaran pada proses pembelajaran seperti perangkat pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, dll.
Model Project Based Learning ini adalah model pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum K13 yang sangat aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena pada Model Project Based Learning ini peserta didik di tuntut untuk berkreasi dalam membuat proyek dalam mata pelajaran tematik seperti pada tema 6 subtema 4 pembelajaran 1 peserta didik di tuntut untuk
membuat proyek kincir angin dari origami/kertas lipat. Dan guru telah mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Di dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan yang terakhir adalah kegiatan penutup. Pembelajaran sendiri merupakan proses kegiatan belajar mengajar dari tidak tau menjadi tau untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut terdapat peserta didik dan guru yang mengakibatkan timbal balik antara peserta didik dan guru tersebut sehingga mencapai tujuan yang di ingginkan yaitu penerapan model pembelajaran project based learning pada mata pelajaran tematik di kelas 3 ini.
Peneliti melakukan observasi di kelas 3 selama dua kali yaitu observasi pertama dilakukan pada tanggal 28 Februari 2022 dan observasi kedua dilakukan pada tanggal 15 Maret 2022, pada saat saya ke sekolah guru sedang mengajar Tema 6 pembelajaran 4 subtema 1 (Penghematan Energi).
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi Bapak Haris Jamroni, sebagai berikut :
“iya mbak benar, jadi sebelum melaksanakan proses pembelajaran semua guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi sudah mempersiapkan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih dahulu. RPP dibuat sesuai dengan silabus, dan di dalam RPP terdapat sumber belajar, tujuan pembelajaran, pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dan silabus di rancang untuk memberikan gambaran atau garis besar proses pembelajaran dalam satu semester, nah silabus tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pemebelajaran, indikator, alokasi waktu, dll. guna untuk mempermudah guru dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan tercapai”.63
Dari pernyataan di atas, oleh Kepala Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi ini guru-guru wajib untuk menyediakan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sangat amat penting dalam proses pembelajaran berlangsung.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh guru wali kelas yaitu ibu Tri Kafida, selaku guru di kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi.
“Benar mbak, jadi sebelum saya masuk kelas saya menyiapkan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terlebih dahulu untuk pedoman saat proses pembelajaran berlangsung. Dan di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) saya selalu mencantumkan model pebelajaran atau media pembelajaran agar peserta didik tidak bosan di dalam kelas dan peserta didik agar lebih aktif jika terdapat media pembelajaran yang baru. Dan saya sudah mempersiapkan materi, serta media,alat dan bahan untuk membuat proyek dari kincir angin dari origami/kertas lipat.”64 Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti juga melihat langsung dokumen berupa silabus dan RPP yang telah dipersiapkan oleh pendidik.
Disini pendidik benar-benar mempersiapkan silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sebagaimana dalam RPP tersebut pendidik mencantumkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaranya. Salah satunya yaitu, model project based learning, hal ini juga pendidik mencantumkan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, media pembelajaran, alat dan bahan, dan lain sebagainya.
63 Haris Jamroni, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 15 maret 2022.
64 Tri Kafida, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 15 maret 2022.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Malaeka Tara selaku peserta didik kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi :
“Oh iya mbak, kemarin bu Kafida menyuruh kita membawa alat dan bahan seperti membawa kertas lipat (origami), gunting, lem,sedotan dan lain-lain. Soalnya bu Kafida bilang kita ingin membuat kincir angin. Jadi saya akan menyiapkan alat dan bahan itu dari rumah agar besoknya tidak kebingungan.”65
Menurut Muhammad Ghozy Musyaroh selaku peserta didik kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi menjelaskan bahwa :
“Iya Mbak, Kemarin pas selesai pembelajaran bu Kafida bilang kita selesai pembelajaran Tema 5 ini akan masuk di pembelajaran Tema 6, lah didalam tema 6 itu terdapat sebuah proyek dalam pembuatan kincir angin. Maka dari itu saya dan teman-teman disuruh membawa alat dan bahan yang berhubungan dengan kincir angin.”66
Untuk memperkuat peneliti wawancara dengan Muhammad Bais Nazhirul Amin selaku peserta didik kelas 3 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi menjelaskan bahwa :
“bu kafida itu kemarin berkata, jika tema 5 sudah selesai kita buka tema 6 nah disana terdapat proyek yang nantinya kalian buat proyeknya tentang kincir angin, jadi kita disuruh alat dan bahan dari rumah mbak, agar ketika sudah di kelas langsung membuat proyeknya agar tidak keburu-buru lagi mempersiapkan alat dan bahanya”67
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti juga melihat langsung dokumen-dokumen Berdasarkan penejelasan di atas, bahwa guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi menyiapkan RPP (Rencana
65 Malaeka Tara, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 28 Februari 2022.
66 Muhammad Ghozy Musyaroh, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 28 Februari 2022.
67 Muhammad Baiz Nazhirul Amin , diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 28 Februari 2022.
Pelaksanaan Pembelajaran) guna untuk memperlancar proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif. Penting yang berisi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di letakan di atas meja. Dan benar di dalam RPP terdapat bahan yang akar diajarkan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Kemudian dalam pelaksanaan terdapat tiga bagian yaitu : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan seperti kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuan yang berisi guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengajak peserta didik untuk berdoa bersama membaca doa surat pendek dan doa ketika belajar yang di pimpin oleh ketua kelas atau salah satu dari peserta didik tersebut, selanjutnya guru mengecek daftar hadir dan memeriksa kerapian baju pada peserta didik dan menanyakan kabar mereka, selanjutnya menyampaikan materi sebelumnya dengan tujuan agar peserta didik dapat mengingat materi sebelumnya dan memberikan motivasi kepada mereka agar semangat belajar untuk mengerjar cita-cita, kemudian guru mengajak peserta didik untuk ice breaking, dan yang terakhir guru menyuruh peserta didik untuk membuka buku tematiknya.68
Jadi observasi tersebut di dukung dengan wawancara peneliti dengan guru wali kelas 3 yaitu ibu Tri kafida yang membicarakan tentang langkah awal pelaksanaan menggunakan Project Based Learning, dan beliau mengatakan:
68 Observasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, 28 Februari 2022
“Jadi begini mbak, kegiatan saya pertama kali masuk ke dalam kelas adalah mengucap salam dan mengajak peserta didik untuk membaca doa yang di pimpin oleh salah satu dari temannya, dan tidak lupa mengabsen jika ada yang tidak masuk, dan mengingatkankepada peserta didik tentang pembelajaran sebelumnya jika memungkinkan waktu kita adakan ice breaking guna agar peserta didik lebih giat belajarnya, lalu saya menyuruh peserta didik untuk membuka buku tematiknya untuk pembelajaran selanjutnya”69
Untuk memperkuat wawancara di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan peserta didik kelas 3 yaitu Malaeka Tara :
“Bu Kafida itu sebelum pembelajaran di mulai selalu salam dan membaca doa belajar terlebih dahulu, terus kadang juga kita di ajak untuk bermain sambil mengingat pembelajaran sebelumnya mbak”70
Untuk memperkuat wawancara di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan peserta didik kelas 3 yaitu Muhammad bais nazhirul amin :
“iya mbak, jadi bu kafida itu selalu salam dulu ketika masuk kedalam kelas, terus mengecek apakah anak-anak sudah masuk semua apa belum, jika belum dari kita ada mencarinya entah itu di kamar mandi atau di kantin sekolah, selanjutnya jika anak-anak sudah terkumpul bu kafida mulailah pembelajaran mulai dari berdoa, absensi,dan lain-lain”71
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembuka dalam pembelajaran adalah salam dan mengajak peserta didik untuk berdoa terlebih dahulu,lalu mengecek absensi sekaligus memeriksa penampilan peserta didik, lalu melakukan ice breaking dengan pembelajaran sebelumnya.
69 Tri Kafida, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 28 Februari 2022
70 Malaeka Tara, diwawancarai oleh penulis 28 Februari 2022
71 Muhammad Baiz Nazhirul Amin di wawancarai oleh penuls 28 Februari 2022
Selanjutnya yaitu kegiatan inti dimana guru menjelaskan langkah- langkah project based learning, mulai dari awal membuat proyek sampai selesai membuat proyeknya, dan untuk langkah-langkahnya sudah terdapat di dalam buku tematik masing-masing peserta didik, disini guru hanya menerapkan dan menjelaskan ulang terkait project based learning, karena nantinya peserta didik yang membuat proyek itu sendiri di dalam kelas. disini guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning dengan munggunakan langkah- langkah berikut ini:
a. Penentuan pertanyaan mendasar
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaaan mendasar, yaitu pertanyaan yang dapat memberikan suatu pengetahuan dengan melakukan proyek di dalam pembelajarannya.
Wawancara dengan guru kelas 3 ibu tri kafida, selaku wali kelas 3 yang menggunakan Project Based Learning dalam proses pembelajarannya. Dan beliau mengatakan:
“Jadi sebelum saya memberikan materi tentang tema 6 subtema 4 pembelajaran 1 ini, saya terlebih dahulu menjelaskan materi tersebut dan salah satu peserta didik saya suruh untuk membaca teks yang ada dalam bacaan dan membuat pertanyaan. Nah di dalam tema 6 sub tema 4 pembelajaran 1 ini terdapat teks bacaan tentang kincir angin dan terdapat langkah-langkah untuk membuat kincir angin tersebut, dan langkah-langkahnya sudah di jelaskan dengan bu kafida dan sudah terdapat dalam buku tematik juga di LKS (Lembar Kerja Peserta didik) atau Buku Paket”72
72 Tri Kafida, diwawancarai oleh penulis 28 Februari 2022
Observasi pertama menunjukan bahwa guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, dan menyuruh untuk membaca teks yang berada pada teks bacaan yaitu penghematan energi yang didalamnya terdapat teks tentang kincir angin. Selanjutnya dari teks tersebut guru memberikan pertanyaan yang mendasar seperti bagaimana kincir angin bisa berputar ? apa saja alat dan bahan yang digunakan? setelah itu guru juga menyuruh peserta didik untuk mengerjakan soal yang tertera pada halaman selanjutnya.73
Hasil observasi kedua juga sama yaitu guru menyampaikan materi kemudian guru minta peserta didik untuk membaca teks yang ada pada buku tematik “ menghemat penggunaan listrik”. Selanjutnya guru bertanya kepada peserta didik tentang apa yang mereka baca dan mengaitkan pembelajaran tersebut dengan kehidupan sehari-hari seperti “apakah anak-anak pernah membuat kincir angin dari kertas lipat?” ada beberapa peserta didik yang sudah pernah tetapi lupa cara membuatnya, ada juga yang masih ingat cara membuatnya.74
b. Mendesain perencanaan project based based learning oleh peserta didik
Pada tahap kedua ini yaitu mendesain perencanaan project yaitu peserta didik menyusun langkah-langkah untuk membuat project tersebut sekaligus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
73 Observasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, 28 Februari 2022
74 Observasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, 15 Maret 2022
Hal tersebut sudah dijelaskan kepada bu tri kafida selaku guru kelas 3 sebagai berikut :
“Baik,setelah saya menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar, selanjutnya saya mendesain rencana project yang di dalamnya terdapat langkah-lagkah untuk membuat project itu sendiri, dan untuk langkah-langkahnya sudah terdapat di dalam buku tematik tema 6 subtema 4 pembelajaran 1, saya menerangkan langkah-langkah tersebut sambil mengarahkan ke buku jadi anak-anak makin mengerti apa yang saya lakukan, dan meminta peserta didik untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.”75
Peneliti agar lebih kuat juga mempertanyakan pertanyaan kepada peserta didik Malaeka Tara dengan melakukan wawancara dan mengatakan sebagai berikut:
“Iya mbak benar sekali, kita disuruh membaca langkah-langkah membuat kincir angin yang terdapat pada buku tematik dan kita disuruh mengeluarkan alat dan bahannya juga dan kita mengerjakan di bawah lantai”76
Setelah penentuan pertanyaan mendasar disini guru langsung mendesain rencana project yang akan di buat atau di lakukan. Guru meminta peserta didik untuk membaca dan memahami langkah- langkah dalam membuat kincir angin, selanjutnya guru mengeluarkan alat dan bahan yang sudah di sediakan dan menjelaskan bagaimana cara membuatnya. Seperti cara mengunting bagian pojok dalam kertas lipat, bagaimana cara melipat kertas, bagaimana cara menempelnya, kemudian guru meminta peserta didik untuk mengeluarkan kertas lipat dll.77
75 Tri Kafida, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 28 Februari 2022
76 Malaeka Tara, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi 15 Maret 2022
77 Observasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banyuwangi, 28 Februari 2022