• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah suatu konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi, pendekatan, metode, maupun teknik. Sedangkan model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, atau model pembelajaran langsung. Strategi merupakan suatu dalam pembelajaran seperti mengaktifkan peserta didik. Dalam strategi terdapat pendekatan seperti, konstruktivisme dan realistik.

Pendekatan merupakan suatu pedoman mengajar yang sifatnya masih teoritis atau konseptual.

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.19 Dengan kata lain model pembelajaran itu sendiri merupakan suatu pendekatan, metode,dan teknik pembelajaran. Dalam membelajarkan peserta didik harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang konduktif, disesuaikan dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. Ada beberapa model pembelajaran dalam prakteknya, guru harus menyadari bahwa tidak ada model pembelajaran yang tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan model pembelajaran yang kondisi peserta didik, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri20

b. Model-model pembelajaran

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pembelajaran ini mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan

19 Lefudin. Belajar&Pembelajaran. 2017, Yogyakarta:Grup Penerpitan CV Budi Utama hal 171, https://books.google.co.id/books?id=adwwDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=model +pembelajaran&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=model%20pembelajaran&f=false

20 Taufiqur Rahman, Aplikasi Model-model pembelajaran dalam Tindakan Kelas, Semaran:CV.Pilar nusantara,2018, https://books.google.co.id/books?id=2CenDwAAQBAJ&prints ec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false hal 22

dicapai, tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.

Menurut Joyce & Weil, model pengajaran sebenarnya adalah model pembelajaran, karena tujuan pengajaran adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide-ide, keterampilan- keterampilan, nilai-nilai, cara-cara berfikir, alat-alat untuk mengekspresikan diri, serta cara-cara belajar. Sesungguhnya tujuan jangka panjang pengajaran yang terpenting adalah agar peserta didik nantinya mampu meningkatkan kemampuan belajar ke arah lebih mudah dan efektif, karena pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai telah di proses di samping peserta didik telah menguasai proses- proses belajar. Guru yang sukses bukan lagi guru karismatik dan presenter yang efektif, tetapi guru yang mampu menghasilkan belajar-belajar yang otonom, tangguh dan sukses. Jadi fokus proses belajar mengajar bukan pada guru lagi tetapi pada peserta didik, bukan pada pengajaran tetapi pada pembelajaran, sehingga istilah pengajaran digantikan dengan pembelajaran, meskipun istilah pengajaran dan model pengajaran kadang-kadang masih digunakan.21 Berikut macam-macam model pembelajaran antara lain:

1) Picture and Picture 2) Mind mapping

21 Lefudin. Belajar&Pembelajaran. (Yogyakarta:Grup Penerpitan CV Budi Utama 173) https://books.google.co.id/books?id=adwwDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=model+pembel ajaran&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=model%20pembelajaran&f=false

3) Talking stick

4) Probleam Based Learning (PBL) 5) Project Based Learning (PjBL) 2. Project Based Learning

a. Pengertian Project Based Learning

Pembelajaran yang berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Project Based Learning merupakan model dalam belajar mengajar yang melibatkan peserta didik untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan itu sendiri. Permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penguasaan dari berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya penyelesaiannya.

Proyek yang di buat dapat merupakan proyek dari satu guru, atau proyek dari beberapa guru dengan mata pelajaran yang berbeda.

Peserta didik dilatih untuk membuat proyek dari mata pelajaran tematik, kemudian peserta didik melakukan eksplorasi dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.

Pembelajaran ini dapat memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dalam membuat atau merancang proyek yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan.

Menurut Padiya, model Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaanya dapat mengajarkan peserta didik untuk menguasai keterampilan proses dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat proses pembelajaran menjadi bermakna. Adapun model ini berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin ilmu. Dalam pelaksanaan model PBP peserta didik dilibatkan dalam kegiatan untuk memecahkan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang kepada peserta didik untuk bekerja secara otonom, mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan pada akhirnya menghasilkan produk yang bernilai, dan realistik.22

Menurut Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada teori konstruktivisme yang merupakan dimana peserta didik dalam proses pembelajaran peserta didik akan aktif. Proses pembelajaran melalui project based learning memungkinkan guru untuk “belajar dari peserta didik” dan belajar bersama peserta didik. pembelajaran melalui Project Based Learning juga dapat digunakan sebagai model belajar untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membuat perencaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan.

22 Yanti Rosinda Tinenti, Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) dan penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas,Deepu Blish(Grup penerbitan CV Budi Utama)2018,hl 3 https://www.google.co.id/books/edition/Model_Pembelajaran_Berbasis_Proyek_PBP_d/M22EDw AAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=model+pembelajaran+berbasis+proyek&printsec=frontcover

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning

Pelaksaan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam proses pembelajaran di kelas tidak hanya menekankan pada pemahaman peserta didik terhadap prosedur metode ilmiah tetapi peserta didik diharapkan dapat melakukan perencanaan, perancangan, dan pelaksaan. Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa ciri-ciri Model Project Based Learning adalah:

1) Dalam perencanaan diawali dengan peserta didik melakukan perencanaan, dimana yang dilakukan peserta didik pada tahap ini adalah

a) Membuat keputusan, dan

b) Membuat kerangka tidak ditentukan sebelumnya

2) Peserta didik melakukan perencangan, dimana yang dilakukan peserta didik pada tahap ini adalah merancang proses untuk mencapai hasil yang dapat di pertanggungjawabkan,

3) Peserta didik melakukan pelaksanan penyelidikan, dimana yang dilakukan peserta didik pada tahap ini adalah:

a) melakukan penyelidikan sesuai dengan proses yang telah di rancang untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang di kumpulkan,

b) melakuan evaluasi secara kontinyu dan teratur

c) melihat kembali apa yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum sesuai.

4) Peserta didik melakukan pelaporan dimana yang dilakukan peserta didik pada tahap ini adalah melaporkan hasil akhir berupa produk yang telah dievaluasi kualitasnya baik secara tertulis maupun secara lisan.23

c. Kelebihan Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu di hargai.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Peserta didik menjadi lebih aktif dan tertantang untuk menyelesaikan masalah/memecahkan masalah yang lebih komplek lagi.

3) Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek adalah mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Pembelajaran berbasis proyek yang di implementasikan dengan baik memberikan kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan

23Yanti Rosinda Tinenti, Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Penerbit : CV Budi Utama 2017, hal 56, https://www.google.co.id/books/edition/Model_Pembelajaran_Berbasis_Proy ek_PBP_d/M22EDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=model+pembelajaran+berbasis+proyek&print sec=frontcover

sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

1) Pendekatan proyek menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara komples dan di rancang untuk berkembangnya sesuai dengan dunia nyata.

2) Pembelajaran berbasis proyek melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang di miliki, kemudian di implementasikan dengan dunia nyata.

3) Pembelajaran berbasis proyek membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik mampu menikmati proses pembelajaran.24

d. Kelemahan Project Based Learning

Adapun kelemahan dari pembelajaran project based lelarning ini sebagai berikut:

1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana intruktur memegang peran utama di kelas.

4) Banyak alat dan bahan yang harus di sediakan

5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pngumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

24 Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia Group, 2017,hal 409-410

6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kelompoknya.

7) Ketika topik di berikan kepada masing-masing kelompok yang berbeda, di khawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.25

e. Langkah-Langkah Project Based Learning

Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut:

1) Penentuan Pertanyaan Mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan pada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas, mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru harus berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik yang sedang belajar.

2) Mendesain Perencanaan

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin, serta

25 Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia Group,2017,hal 410-411

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaikan proyek.

3) Menyusun Jadwal

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

4) Memonitoring peserta didik dan kemajuan Proyek

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajaran beerperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring dibuat sebuah rubrik dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5) Menguji Hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik

tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajaran dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6) Mengevaluasi pengalaman

Pada akhir proses pembelajaran dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiri) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.26

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Tematik” diartikan sebagai “berkenaan dengan tema"; dan tema sendiri berarti “pokok pikiran”. Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu sekolah dasar (SD/MI) untuk kelas 1,2,3 yang didasarkan pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia anak.27 Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang

26 Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia Group,2017,hal 407-408

27 Trianto,Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, II, (Jakarta:Kencana-Prenada Media Group,2018), 5

menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Efendi menyatakan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema- tema tertentu, dalam pembahasannya tema itu di tinjau dari berbagai mata pelajaran.

Berdasarkan dua pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang di dasarkan dari sebuah tema yang digunakan untuk mengaitkan beberapa konsep mata pelajaran, sehingga anak akan lebih mudah memahami sebuah konsep, karena hanya berdasarkan dari satu tema untuk beberapa pelajaran yang diajarkan misalnya tema “ Lingkungan “ dapat di tinjau dari mata pelajaran bahasa, IPS,IPA dan kewarganegaraan. Lebih luas lagi, tema tersebut dapaat ditijau dari mata pelajaran lain, misalnya seni budaya dan matematika.

Selanjutnya untuk memahami secara lebih mendalam tentang konsep dasar model pembelajaran tematik, perlu diuraikan terlebih dahulu tentang pengertian model pembelajaran. Joice, Weil dan Calhoun menerangkan bahawa model pembelajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran, yang juga meliputi perilaku kita sebagai guru saat model tersebut diterapkan.28 Dalam bagian lain, Joice juga menjelaskan secara lebih spesifik, model

28 Bruce Joyce, Masha Weil dan Emily Calhoun, Models Of Teaching, Model-Model Pengajaran, Edisi VII, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009) hlm.30

pembelajaran adalah suatu perencaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkatan pembelajaran termasuk di dalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain sebagainya29

Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecuali agama. Mata pelajaran yang di maksud adalah: Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes, Seni Budaya dan Prakarya.

b. Kelebihan dari pembelajaran tematik

Adapun beberapa kelebihan dari pemmbelajaran Tematik : 1) Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu.

2) Anak didik mempelajari antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama

3) Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dan mengaitkan

mata pelajaran lain dengan pengembangan pribadi peserta didik 5) Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam konteks tema yang jelas

6) Peserta didik lebih aktif karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain

29 Trianto, Desain Pengembangan, hlm.30

7) Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat disiapkan sekaligus, dan diberikan dalam satu atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi.30

c. Kekurangan dari pembelajaran tematik

Adapun kekurangan dari pembelajaran Tematik :

1) Guru tidak di berlibatkan dalam penyusunan kurikulum

2) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menurut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa dapat melaksanakannya dengan baik.

3) Persiapan yang harus dilakukan oleh guru pun lebih lama. Guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperlihatkan keterkaitan antara berbagai pokok materi tersebar di beberapa mata pelajaran.

4) Menurut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak.

Pembelajaran tematik berlangsung dalam satu beberapa session.31 d. Manfaat Pembelajaran Tematik

Adapun manfaat dari pembelajaran Tematik :

30 Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia Group, 2017,hal 358-359

31 Abd. kadir dkk, Pembelajaran Tematik, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), 26-27

1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan di hilangkan

2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna karena materi pelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat.

3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak akan terpecah- belah

4) Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata sehingga dapat mempertinggi kesempatan untuk belajar.

5) engan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penugasan konsep akan semakin baik dan meningkat.32

e. Desain Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan kegiatan tematik yang sesuai dengan bahan sosialisasi kurikulum 2013 oleh kemendikbud, ada 4 tahapan yakni:

yang pertama Menentukan tema, yang kedua Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang ada sesuai dengan berlakunya mengedepankan dimensi sikap,pengetahuan, dan keterampilanyang ketiga, Mendesain RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang

32 Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia Group, 2017,hal 362

mencakup ruang lingkup tema, dan yang terakhir Melaksanakan aktivitas pembelajaran peserta didik belajar secara aktif.33

Keberasilan pembelajaran tematik integratif sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran terpadu direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi peserta didik minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan. Dalam pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran.

1) Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu bagian dari program pembelajaran yang memuat satuan bahasa untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan yang digunakan untuk menyusun rencana pelajaran sehingga dapat berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan efesien dan efektif Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena di dorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.34

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan

33 Nafia Wafiqni, dkkk “Model Pembelajaran Tematik berbasis Kearifan Lokal, jurnal

“Pendidikan Dasar Islam 10, no 2. (Desember, 2018):260-261

34 Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran (Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, Medan, 2019) hal 7-8

belajar mengajar untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. 35 Tahapan penting dalam perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan guru sebelum melakukan pembelajaran ialah sebagai berikut:

a) Mengkaji Silabus

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di dalamnya seorang pendidik perlu melakukan pengkajian terhadap silabus yang telah disiapkan mengembangkan menjadi RPP yang akan digunakan dalam kegiatan di sekolah. kegiatan pengkajian silabus bertujuan untuk mengetahui antara keterkaitan subtema dengan kompetensi mata pelajaran yang akan dibelajarkan dan kegiatan pembelajaran yang di kembangkan. Melalui kegiatan pengkajian silabus, diharapkan guru memperoleh informasi tentang ketersediaan tema dan sub tema, persebaran kompetensi dasar pada tema (pemetaan), dan pengembangan indikator tiap tema (jaringan indikator pada tema).

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP di kembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan

35 Muk’niah Perencanaaan Pembelajaran (Pustaka Pelajar. Yogyakarta, 2016, 11

berkewajiban menyusun RPP secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserat didik untuk bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih komponen RPP terdiri atas:

a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan b) Identitas mata pelajaraan tema atau subtema c) Kelas/semester

d) Materi pokok

e) Alokasi waktu di tentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus KD yang harus dicapai.

f) Tujuan pembelajaran yang di rumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan

g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi h) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prisip dan

prosedur yang relevan

i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang di sesuaikan dengan karakteristik yang akan di capai.

j) Media pembelajaran, berupa alat bantu untuk proses pembelajaran

k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media, dll

l) Langkah-langkah pembelajaran seperti tahapan pendahuluan,inti, penutup

m) Penilaian pembelajaran.36 3) Pelaksanaan pembelajaran

Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar sebagai unsur inti aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Seperti langkah-langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Tujuan dari kegiatan pendahuluan adalah untuk menarik perhatian peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara seperti meenyakinkan peserta didik bahwa materi atau pengalaman belajar akan dilakukan untuk dirinya dengan melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi peserta didik

36 Ani Kadarwati, dkk Teori dan Aplikasi Pembelajaran Terpadu, 85-88 https://books.google.co.id/books?id=tq9yDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pembelajaran+te matik&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pembelajaran%20tematik&f=false

Dokumen terkait