• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

Dalam dokumen level penalaran proporsional siswa dalam (Halaman 92-139)

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

Hasil dari perhitungan skor tes kemampuan koneksi matematis siswa yang telah didapatkan, dapat dilihat pada Lampiran 26.

Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan koneki matematis siswa, maka dapat diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 4.8

Hasil Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VII-A MTs. Al Amien Ambulu Jember

Kelas Tingkatan Total

VII-A

Tinggi 8 siswa

Sedang 21 siswa

Rendah 7 siswa

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 8 siswa yang masuk pada kategori yang ada pada tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi, 21 siswa masuk ke dalam kategori sedang, dan 7 siswa masuk ke dalam kategori rendah. Setelah pengelompokan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa, selanjutnya dilakukan pelevelan penalaran proporsional berdasarkan tes penalaran proporsional yang dibagikan kepada seluruh siswa kelas VII-A MTs. Al Amien Ambulu Jember.

Berikut merupakan data level penalaran proporsional siswa kelas VII MTs. Al Amien Ambulu berdasarkan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa.

Tabel 4.9

Data Level Penalaran Proporsional Siswa Kelas VII Mts. Al Amien Ambulu Berdasarkan Tingkat Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

No. Nama Level Tingkat

1 2 3 4

1. Ahmad Dzanuwar Taslim 5 Tinggi

2. Ahmad Hadiqil Fahmi 5 Sedang

3. Apilia Dwi Putri Asrofi 5 Sedang

4. Dewi Salma Mufidah Muslim 5 Sedang 5. Inayatul Agam Fitria Ahmadi 5 Sedang

6. Keysya Novita Putri 5 Sedang

7. Muhammad Dwi Bimantoro 5 Tinggi

8. Nayla Risqina Mawaddah 5 Sedang

9. Noven Renita Aulia 5 Sedang

10. Sabrina Wahyuningrum 5 Tinggi

11. Sania Kamilia Putri 5 Sedang

12. Muhammad Afif Yakhsyalloh 2 Tinggi

13. Muhammad Bagas Khabibi 2 Tinggi

14. Nurin Laili Putri Nabila 2 Tinggi

15. Syayida Nadia Daroni 2 Tinggi

16. Wasilatu Arzaqina 2 Tinggi

17. Adinda Widi Nazilul Auliyah 1 Sedang

18. Aisah Billinka Alifdini 1 Sedang

19. Alfian Syah 1 Sedang

20. Anihlah Zuhanit Zamzami 1 Sedang

21. Ashfa Musthofa Achmad 1 Sedang

22. Ashfa Nada 1 Sedang

23. Azamrul Aziz 1 Rendah

1 2 3 4 24. Dwi Putri Rizqiyah Agustiny 1 Sedang

25. Girvais Leo Maulavaro 1 Sedang

26. Lola Mayla Sari 1 Sedang

27. M. Khafid Irwansyah 1 Rendah

28. M. Wahyu Riski Putra 1 Rendah

29. Mohammad Afin Raditya Permana 1 Sedang

30. Much. Hafidzul Hakim 1 Sedang

31. Muhammad Roikhan Firdaus 1 Rendah

32. Muhammad Akbar Dwi Maulana 1 Sedang 33. Muhammad Mochtar Ikhsan Nudin 1 Rendah 34. Muhammad Nur Seftiyan Ramadhan 1 Rendah

35. Zahrotul Mustasyfa 1 Rendah

36. Najwa Aualia Sugiarto 1 Sedang

Pemilihan subjek dilaksanakan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa, yang kemudian dikonsultasikan kepada guru matematika, untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan informasi. Peneliti memilih 5 siswa yang masing-masing diambil dari tingkat kemampuan koneksi matematis yang berbeda, yakni 2 siswa kemampuan koneksi matematis tinggi, 2 siswa kemampuan koneksi matematis sedang, dan 1 siswa kemampuan koneksi matematis rendah. Siswa yang terpilih yakni M. Dwi Bimantoro dan Nurin Laili Putri dengan kategori tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi, Adinda Widi Nazilul Auliyah dan Sania Kamilia Putri dengan kategori tingkat kemampuan koneksi matematis sedang,

Muhammad Roikhan firdaus dengan kategori tingkat kemampuan koneksi matematis rendah.

Untuk mempermudah dalam menganalisis data, masing-masing subjek penelitian diberikan kode oleh peneliti. Pengkodean subjek penelitian berdasarkan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.10

Nama-nama Subjek Penelitian

Nama Siswa Tingkatan Kode

Muhammad Dwi Bimantoro Tinggi KT1

Nurin Laili Putri Tinggi KT2

Sania Kamilia Putri Sedang KS1

Adinda Widi Nazilul Auliyah Sedang KS2

Muhammad Roikhan Firdaus Rendah KR1

2. Paparan Data dan Analisis Hasil Tes dan Wawancara Penalaran Proporsional Siswa

Analisis kedua yang dilaksanakan peneliti yakni analisis kemampuan penalaran proporsional siswa kepada 5 subjek penelitian yang sudah terpilih. Tes penalaran proporsional yang dilakukan peneliti yaitu materi perbandingan dengan masalah proporsi yang berupa soal essay. Setelah data hasil tes dan wawancara didapatkan, peneliti menganalisis data berdasarkan Model Miles dan Huberman yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajia data, dan penarikan kesimpulan.

Sebelumnya, peneliti terlebih dahulu melakukan pengkodean terhadap data hasil wawancara, yaitu meliputi peneliti, subjek penelitian, dan setiap pertanyaan serta jawaban dalam proses wawancara. mengenai kode tersebut, akan dipaparkan sebagai berikut :

a. Kode untuk peneliti IP KT1 01

: Interview (Peneliti)

: Pertanyaan pada subjek penelitian kemampuan koneksi tinggi 1

: pertanyaan ke-1 b. Kode untuk subjek penelitian

SP KT1 01

: Subjek Penelitian

: Jawaban dari subjek penelitian kemampuan koneksi tinggi 1 : Jawaban ke-1

Keterangan :

KT1 : M. Dwi Bimantoro KT2 : Wasilatul Arzaqina KS1 : Sania Kamilia Putri

KS2 : Adinda Widi Nazilul Auliyah KR : Muhammad Roikhan Firdaus

Berikut adalah penyajian dan analisis data subjek penelitian terhadap kemampuan penalaran proporsional :

a. Paparan dan analisis subjek tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi level multiplikatif

1) Memahami kovariasi

Pada tahap memahami kovariasi terdapat beberapa indikator yakni, menyebutkan kuantitas yang mengalami perubahan dan hal-hal yang tidak mengalami perubahan pada kondisi permasalahan tersebut dan mampu menjelaskan arah dari perubahan yang dialami suatu kuantitas (jenis perbandingan).

a) Analisis tes tertulis

Beriku hasil tes tertulis subjek KT1 :

Gambar 4.1

Hasil Tes Tertulis Subjek KT1 Tahap Memahami Kovariasi

Hasil penyelesaian pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa subjek KT1 mampu menuliskan hal-hal yang diketahui dengan benar namun kurang lengkap, yakni bulan Januari tidak dituliskan, hanya saja penulisannya dilakukan secara terpisah.

Namun subjek KT1 tidak menuliskan apa yang ditanyakan

dalam soal atau permasalahan yang disajikan. Siswa cenderung menuliskan hal yang seharusnya ditanyakan menjadi kalimat yang sesuai dengan tahapan pada penyelesaian yang sedang dikerjakan.

Berdasarkan analisis tes tertulis, menunjukan bahwasanya subjek KT1 mampu menentukan apa saja yang diketahui dengan benar, namun tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal.

b) Analisis kutipan wawancara.

Berikut hasil kutipan wawancara subjek KT1 :

IPKT102 : Dek Bima kira-kira paham ndak sama soalnya?

SPKT102 : Paham bu.

IPKT103 : Okee, dek Bima. Apa saja yang dek Bima ketahui mengenai soal atau permasalahan ini?

SPKT103 : Yang saya ketahui pohon mangga arumanis, pohon mangga manalagi, dan pohon kedondong bu

IPKT104 : Ada apa dek dengan tingginya?

SPKT104 : Mengalami pertumbuhan bu

IPKT105 : Pertumbuhan yang bagaimana dek?

SPKT105 : Itu bu, yang semula pada tahun 2021 pohon mangga arumanis mempunyai tinggi 2 meter, pohon mangga manalagi setinggi 6 meter, dan pohon kedondong setinggi 4 meter. Lalu ketika 2023 pohon mangga arumanis tingginya menjadi 5 meter, pohon mangga manalagi menjadi 12 meter, dan pohon kedondong belum diketahui bu awalnya, dan nanti ketika sudah dikerjakan baru tau bu tinggi pohon kedondongnya bu.

IPKT106 : Bisa disebutkan dek, apa yang ditanyakan pada soal atau permasalahan ini?

SPKT106 : Bisa bu, yang ditanyakan di soal ini adalah ini bu (menunjuk soal). Diantara kedua jenis pohon mangga tersebut, manakah yang pertumbuhannya lebih bagus? Lalu jika pohon kedondong setara dengan pohon arumanis, berapakah tinggi pohon kedondong pada bulan Januari tahun 2023?

IPKT107 : Okee. Menurut dek Bima, soal ini termasuk ke dalam materi apa?

SPKT107 : Materi perbandingan bu

IPKT108 : Kenapa kok materi perbandingan? Apa alasannya?

SPKT108 : Itu bu, emmm, menurut saya karena membandingkan tinggi tiga pohon bu

IPKT109 : Termasuk ke dalam jenis perbandingan apa dek kira-kira?

SPKT109 : Perbandingan senilai bu IPKT110 : Karena?

SPKT110 : Karena nilainya sama, ketika yang satu bertambah, yang lainnya juga bertambah bu nilainya

Hasil kutipan wawancara di atas, subjek KT1 bisa menyebutkan semua hal yang diketahui dan yang ditanyakan pada permasalahan yang disajikan. Subjek KT1 dapat menyebutkan arah perubahan dari tiga kuantitas pada permasalahan tersebut. Sehingga subjek KT1 menyatakan bahwa jenis perbandingan yang terdapat pada permasalahan tersebut adalah jenis perbandingan senilai serta mampu menjelaskan alasan mengapa perbandingan yang terdapat pada permasalahan tersebut masuk ke dalam jenis perbandingan senilai.

Berdasarkan analisis kutipan wawancara KT1 mampu menyebutkan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan pada soal, serta mampu menjelaskan masalah dengan bahasa dan kalimatnya sendiri.

2) Berpikir Relatif

Berpikir relatif berkaitan dengan pemilihan cara dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konsep multiplikatif (perkalian dan pembagian), ketepatan subjek dalam memilih penggunaan konsep perbandingan, pemakaian strategi yang berlandaskan konsep multiplikatif serta penyelesaian masalah yang ada pada kondisi proporsional.

a) Analisis tes tulis

Berikut hasil tes tertulis subjek KT1 :

Gambar 4.2

Hasil Tes Tertulis Subjek KT1 Tahap Berpikir Relatif Hasil penyelesaian pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa subjek KT1 mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan benar namun kurang lengkap, yakni dengan konsep

multiplikatif. Pada permasalahan pertumbuhan pohon mangga arumanis, yakni pada perpindahan dari menjadi , yang seharusnya ada tahapan dalam melakukan operasi pembagian. Begitu pula untuk penyelesaian pada pertumbuhan pohon mangga manalagi. Subjek KT1 juga menuliskan dengan benar mengenai permasalahan yang ditanyakan, yakni pertumbuhan pohon mangga arumanis lebih baik daripada pohon mangga manalagi. Begitupun dengan penyelesaian mencari pertumbuhan pohon kedondong apabila setara dengan pohon mangga arumanis, subjek KT1 memaparkan jawabannya dengan tepat dan benar.

Berdasarkan analisis tes tertulis, menunjukkan bahwa subjek KT1 mampu menuliskan atau menjabarkan langkah- langkah penyelesaian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Hanya saja langkah penyelesaian yang dituliskan kurang lengkap.

b) Analisis kutipan wawancara.

Berikut hasil kutipan wawancara subjek KT1 :

IPKT111 : Okee. Selanjutnya, bisa ndak dek Bima menjelaskan ke saya cara apa yang dek Bima pakai untuk menyelesaikan permasalahan ini beserta dengan langkah- langkah nya?

SPKT111 : Bisa bu. Saya memakai cara perkalian bu.

Pertama pertumbuhan pohon mangga arumanis, yaitu dengan cara dikali. Saya misalkan x. 2 dikali x = 5 meter. x = 5 dibagi

2, hasilnya 2,5. Jadi pertumbuhan pohon mangga arumanis dari 2021 ke 2023 tingginya kelipatan 2,5 bu.

Lalu untuk pohon mangga manalagi caranya juga sama bu. Dan saya dapatkan tinggi pohon mangga manalagi pada tahun 2023 tingginya kelipatan 2 meter.

IPKT112 : Lalu, diantara pohon mangga arumanis dan manalagi, mana dek yang lebih bagus pertumbuhannya?

SPKT112 : Jadi pertumbuhan yang lebih bagus adalah pohon mangga arumanis bu, karena lebih tinggi pertumbuhannya.

IPKT113 : Untuk pertumbuhan pohon kedondong bagaimana dek?

SPKT113 : Untuk pohon kedondong, kan di soal dituliskan jika pertumbuhannya sama dengan pohon mangga arumanis bu, jadi saya kalikan 2,5 juga bu. Jadinya pada tahun 2023 tinggi pohon kedondong adalah 10 meter bu.

Hasil kutipan wawancara di atas, subjek KT1 merencanakan penyelesaian menggunakan konsep multiplikatif. Konsep perbandingan yang digunakan oleh subjek KT1 merupakan konsep perbandingan senilai. Pada tahap penyelesaian masalah, subjek KT1 memulai mengerjakan dengan menggunakan konsep perkalian untuk mencari nilai dari pertumbhan yang dialami pohon mangga arumanis dan pohon mangga manalagi serta dengan menggunakan x sebagai simbol nilai yang belum diketahui yakni arumanis , kemudian subjek KT1 mencari nilai x dengan memindahkan posisi nilai 2 yang semula berada di ruas kiri ke ruas kanan yang menghasilkan operasi perbandingan sehingga di hasilkan

menjadi . Subjek KT1 menjelaskan bahwasanya cara mencari nilai pertumbuhan dari pohon mangga manalagi juga sama dengan cara mencari nilai pertumbuhan dari pohon mangga arumanis sehingga diperoleh pertumbuhan dari pohon mangga manalagi adalah kelipatan 2. Subjek KT1 juga mampu menjawab dengan benar mengenai manakah pertumbuhan yang baik di antara pohon mangga arumanis dan pohon mangga manalagi. Lalu ketika ditanya mengenai pertumbuhan yang dimiliki oleh pohon kedondong. Subjek KT1 juga mampu menjelaskan dengan menyetarakan pertumbuhan pohon kedondong dengan pohon mangga arumanis, yakni dengan mengalikan tinggi pohon kedondong dengan kelipatan menjadi . Subjek KT1 menjawab dengan benar mengenai pertumbuhan pohon kedondong pada tahun 2023.

Berdasarkan analisis kutipan wawancara, subjek KT1 mampu menentukan langkah-langkah penyelesaian yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

3) Mengetahui Alasan dalam Pemakaian Konsep Proporsional

Pada tahap ini, aspek yang ingin dilihat berkaitan dengan beberapa indikator, yakni menunjukkan nilai rasio yang ada, mengetahui alasan masalah dapat dikerjakan dengan tepat pada permasalahan yang disajikan, dan mampu memberikan kesimpulan

serta memeriksa kembali penyelesaian yang telah dikerjakan.

Berikut transkip dari kutipan wawancara subjek KT1 :

IPKT114 : Oke dek Bima. Kira-kira apa alasan dek Bima menggunakan langkah-langah seperti ini?

SPKT114 : Karena seingat saya pernah menemukan soal ini bu, dan saya bahas dengan guru les saya. Tapi soalnya ndak sama bu, lebih panjang ini.

IPKT115 : Menurut dek Bima, apakah ada cara lain untuk mengerjakan soal ini?

SPKT115 : Tidak ada bu, eh tidak tau bu. Kayaknya ada, tapi saya tidak tau caranya seperti apa.

IPKT116 : Kenapa kok tidak tau?

SPKT116 : Karena saya bisanya cuma pakai cara ini bu.

IPKT117 : Dek Bima sudah yakin dengan jawabannya dek?

SPKT117 : Sudah bu

IPKT118 : Okee, dek Bima bisa nggak membuktikan kalo cara yang dipakai dek Bima itu benar?

SPKT118 : Membuktikan bagaimana bu?

IPKT119 : Membuktikannya bisa dengan alasan kuat dari dek bisa mengenai cara yang dipakai dek Bima itu menurut dek Bima sendiri itu sudah benar dek SPKT119 : Bisa bu, kan disitu ditanyakan pertumbuhannya.

Nah menurut saya bukan memakai tambah- tambahan bu, karena kan pohon tidak bisa dihitung setiap saat pertumbuhannya. Jadi, saya memakai perkalian sebagai kelipatan pertumbuhannya dari tahun 2021 ke tahun 2023.

IPKT120 : Okee, dek Bima bisa ndak, menceritakan atau menjelaskan kesimpulan yang dek Bima dapat dari persoalan ini?

SPKT120 : Kesimpulannya, pertumbuhan pohon mangga arumanis lebih baik bu daripada pohon mangga manalagi. Dan ketika pohon kedondong pertumbuhannya setara dengan pohon mangga arumanis, tinggi pohon kedondong pada tahun 2023 yaitu setinggi 10 meter.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek KT1 kurang tepat dalam memberikan alasan mengapa menggunakan konsep tersebut, pada wawancara tersebut subjek KT1 hanya memaparkan bahwasanya alasan pemakaian konsep tersebut hanya berdasarkan pengalaman pengetahuan yang pernah diperoleh. Subjek KT1 juga memaparkan bahwasanya terdapat cara lain untuk mengerjakan permasalahan yang disajikan namun tidak mampu menjelaskan atau menunjukkan cara lain tersebut. Subjek KT1 mampu meyakinkan dengan benar bahwasanya jawaban atau cara yang digunakan sudah tepat. Subjek KT1 mampu menyimpulkan dengan benar, dengan menyebutkan kesimpulan yang subjek KT1 peroleh dari soal hingga jawaban atau cara yang mampu subek KT1 selesaikan.

Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara dengan subjek KT1, maka dapat diketahui bahwa subjek KT1 dalam menyelesaikan tes penalaran proporsional memenuhi indikator sebagai berikut :

1) Mampu menyebutkan kuantitas yang mengalami perubahan dan hal-hal yang tidak mengalami perubahan pada kondisi permasalahan tersebut dan mampu menjelaskan arah dari perubahan yang dialami suatu kuantitas (jenis perbandingan).

Terlihat dari subjek KT1 mampu menyebutkan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan serta dapat menyebutkan arah perubahan dari tiga kuantitas pada permasalahan tersebut.

2) Pemilihan cara yang digunakan adalah tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konsep multiplikatif yakni menggunakan perkalian dan pembagian, ketepatan subjek dalam memilih penggunaan konsep perbandingan, pemakaian strategi yang berlandaskan konsep multiplikatif serta penyelesaian masalah yang ada pada kondisi proporsional. Terlihat dari subjek KT1 menyelesaikan permasalahan dengan konsep multiplikatif, hanya saja langkah-langkah yang dipakai tidak lengkap atau terurut.

3) Mampu menunjukkan nilai rasio yang ada, mengetahui alasan masalah dapat dikerjakan dengan tepat pada permasalahan yang disajikan, dan mampu memberikan kesimpulan serta memeriksa kembali penyelesaian yang telah dikerjakan. Terlihat dari subjek KT1 dapat membuktikan bahwasanya cara yang digunakan sudahlah tepat dan mampu menyimpulkan hal-hal yang didapatkan pada soal, namun terdapat kekurangan yakni tidak mampu menjelaskan alasan mengapa memakai konsep yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.

b. Paparan dan analisis subjek tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi level aditif

1) Memahami kovariasi

Pada tahap memahami kovariasi terdapat beberapa indikator yakni, menyebutkan kuantitas yang mengalami perubahan dan hal-hal yang

tidak mengalami perubahan pada kondisi permasalahan tersebut dan mampu menjelaskan arah dari perubahan yang dialami suatu kuantitas (jenis perbandingan).

a) Analisis tes tertulis

Berikut hasil tes tertulis subjek KT2 :

Gambar 4.3

Hasil Tes Tertulis Subjek KT2 Tahap Memahami Kovariasi

Hasil penyelesaian pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa subjek KT2 mampu menuliskan apa yang diketahui dengan benar disertai dengan perubahan dari 2021 ke 2023, namun kurang lengkap yakni tidak menyertakan bulan Januari. Subjek KT2 tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal dengan lengkap.

Berdasarkan analisis tes tertulis, menunjukan bahwasanya subjek KT2 mampu menentukan apa saja yang diketahui dengan benar, namun kurang lengkap dalam menentukan apa yang ditanyakan pada soal.

b) Analisis kutipan wawancara.

Berikut hasil kutipan wawancara subjek KT2 :

IPKT202 : Dek Nurin kira-kira paham ndak sama soalnya?

SPKT202 : Sepertinya paham bu.

IPKT203 : Okee, dek Nurin. Kira-kira dek Nurin tau ndak, apa saja yang diketahui di soal atau permasalahan ini?

SPKT203 : Diketahui Tiara memiliki halaman yang luas di belakang rumahnya. Di halaman tersebut terdapat 3 jenis pohon, yakni pohon mangga arumanis setinggi 2 meter, pohon mangga manalagi setinggi 6 meter, dan pohon kedondong setinggi 5 meter, pada tahun 2021. Dan pada tahun 2023, pohon mangga arumanis setinggi 5 meter, dan pohon mangga manalagi setinggi 12 meter.

IPKT204 : Apakah itu saja dek?

SPKT204 : Iya bu.

IPKT205 : Bisa disebutkan dek, apa yang ditanyakan pada soal atau permasalahan ini?

SPKT205 : Itu bu, pertumbuhan yang lebih bagus dan tinggi pohon kedondong pada bulan Januari 2023.

IPKT206 : Okee. Menurut dek Nurin, soal ini termasuk ke dalam materi apa?

SPKT206 : Penjumlahan kayaknya bu

IPKT207 : Kenapa kok materi penjumlahan?

SPKT207 : Ya karena saya mengerjakannya dengan pejumlahan bu

Hasil kutipan wawancara di atas, subjek KT2 bisa menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada permasalahan yang disajikan. Subjek KT2 juga mampu menyebutkan perubahan yang dialami dari tiga kuantitas yang ada. Subjek KT2 menyatakan bahwasanya materi yang

terkandung pada permasalahan/soal adalah materi penjumlahan dengan alasan karena subjek KT2 menyelesaikan soal menggunakan penjumlahan.

Berdasarkan analisis kutipan wawancara, subjek KT2 mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada permasalahan yang disajikan, namun tidak tepat dalam menentukan materi apa yang terkandung pada permasalahan.

2) Berpikir Relatif

Berpikir relatif berkaitan dengan pemilihan cara dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konsep multiplikatif (perkalian dan pembagian), ketepatan subjek dalam memilih penggunaan konsep perbandingan, pemakaian strategi yang berlandaskan konsep multiplikatif serta penyelesaian masalah yang ada pada kondisi proporsional.

a) Analisis tes tertulis

Berikut hasil tes tertulis subjek KT2 :

Gambar 4.4

Hasil Tes Tertulis Subjek KT2 Tahap Berpikir Relatif

Hasil penyelesaian pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa subjek KT2 mampu menuliskan langkah-langkah dari cara penyelesaian yang subjek KT2 pahami. Namun penyelesaian tersebut merupakan cara yang salah dan kurang lengkap.

Subjek KT2 menggunakan penyelesaian dengan memakai tabel untuk memperlihatkan perubahan dari kuantitas yang ada.

Subjek KT2 tidak menuliskan secara lengkap cara penyelesaiannya, yakni dengan langsung menuliskan perubahan dari kuantitas yang ada. Dari pemaparan jawaban yang ditanyakan pada hasil tes, subjek KT2 hanya menuliskan pertumbuhan pada pohon kedondong yakni setinggi 7 meter pada tahun 2023, namun tidak menuliskan mana pertumbuhan yang lebih baik di anatara pohon mangga arumanis dan pohon mangga manalagi.

Berdasarkan analisis tes tertulis, subjek KT2 mampu menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara yang subjek KT2 ketahui, namun cara yang digunakan merupakan cara yang salah karena tidak menggunakan konsep multiplikatif, melainkan konsep penalaran aditif.

b) Analisis kutipan wawancara.

Berikut hasil kutipan wawancara subjek KT2 :

IPKT208 : Okee. Selanjutnya, coba jelaskan ke saya cara apa yang dek Nurin pakai untuk menyelesaikan permasalahan ini beserta dengan langkah-langkah nya?

SPKT208 : Untuk mengetahui pertumbuhan pada pohon yakni dengan cara diketahui pada tahun 2021 pohon mangga arumanis memiliki tinggi 2 meter dan pada 2023 memiliki tinggi 5 meter. Dalam 2 tahun bertumbuh 3 meter.

Lalu untuk pohon mangga manalagi pada tahun 2021 memiliki tinggi 6 meter dan 2023 memiliki tinggi 12 meter dalam 2 tahun bertumbuh 6 meter.

IPKT209 : Lalu, diantara pohon mangga arumanis dan pohon mangga manalagi, mana dek yang lebih bagus pertumbuhannya?

SPKT209 : Jadi pertumbuhan yang lebih bagus adalah pohon mangga manalagi bu, karena bertumbuh setinggi 6 meter.

IPKT210 : Untuk pertumbuhan pohon kedondong bagaimana dek?

SPKT210 : Untuk mengetahui tinggi pohon kedondong kan dituliskan setara bu dengan pohon kedondong, jadi tingginya say tambahkan 3 meter juga. Jadinya 7 meter tinggi pohon kedondong pada Januari tahun 2023.

Hasil kutipan wawancara di atas, subjek KT2 tidak menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara multiplikatif, melainkan dengan menggunakan operasi pengurangan. Subjek KT2 menyebutkan bahwasanya pertumbuhan yang lebih bagus adalah pertumbuhan dari pohon mangga manalagi. Pada pemaparan penyelesaian pertumbuhan pohon kedondong dengan ketentuan setara dengan pohon mangga arumanis, subjek KT2 memperoleh hasil yakni 7 meter sesuai dengan konsep yang digunakan untuk mencari pertumbuhan pohon mangga arumanis dan pohon mangga manalagi.

Berdasarkan analisis kutipan wawancara di atas, subjek KT2 mampu menjelaskan cara yang digunakan sesuai dengan apa yan subjek KT2 pahami. Namun cara dan langkah yang digunakan adalah cara yang salah karena tidak menggunaan konsep multiplikatif, melainkan konsep penalaran aditif.

3) Mengetahui Alasan dalam Pemakaian Konsep Proporsional.

Pada tahap ini, aspek yang ingin dilihat berkaitan dengan beberapa indikator, yakni menunjukkan nilai rasio yang ada, mengetahui alasan masalah dapat dikerjakan dengan tepat pada permasalahan yang disajikan, dan mampu memberikan kesimpulan serta memeriksa kembali penyelesaian yang telah dikerjakan.

Berikut transkip dari kutipan wawancara subjek KT2 :

IPKT211 : Baik dek. Kira-kira apa alasan dek Nurin menggunakan langkah-langah seperti ini?

SPKT211 : Saya pahamnya seperti ini bu

IPKT212 : Menurut dek Nurin, ada ndak cara lain untuk mengerjakan soal ini?

SPKT212 : Ada bu

IPKT213 : Bisa dijelaskan caranya?

SPKT213 : Tidak bu, karena saya taunya hanya yang ini.

IPKT214 : Dek Nurin sudah yakin dengan jawabannya dek?

SPKT214 : Sudah bu

IPKT215 : Bisa nggak, dek Nurin membuktikan kalau jawaban dek Nurin itu benar?

SPKT215 : Saya coba ya bu IPKT216 : Iya dek seilahkan

SPKT216 : Kan diketahu bu masing-masing tingginya pohon mangga arumanis, pohon mangga manalagi dan

Dalam dokumen level penalaran proporsional siswa dalam (Halaman 92-139)

Dokumen terkait