• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Berdasarkan penjabaran tentang multiple intelegences sebelumnya, ada beberapa peran multiple intelligences dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, multiple intelligences mampu memfasilitasi keberagaman individu, memfasilitasi keberagaman sumber belajar dan aktifitas pembelajaran, dan memfasilitasi implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

1. Memfasilitasi Keberagaman Individu

Indonesia memiliki keunikan dalam keberagaman, yang tidak dimiliki oleh negara lain. Keberagaman di Indonesia meliputi letak geografis, suku, bahasa, budaya dan tradisi lokal, agama dan kepercayaan. Keunikan dan keberagaman di Indonesia ini, tentu

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 122 saja turut membawa keberagaman dan keunikan juga pada masing-masing individu masyarakatnya, termasuk pada peserta didik. Keunikan dan keberagaman tersebut meliputi keberagaman dalam pandangan, pola hidup, karakter, status sosial, bahkan keberagaman gaya belajar yang berdampak pula pada keberagaman bakat, minat, dan talenta peserta didik yang harus diakomodasi secara adil dan demokratis dalam lingkungan sekolah atau institusi pendidikan. Multiple intelligences menekankan bahwa masing-masing individu memiliki cara belajar yang berbeda-beda dan masing-masing memiliki keunggulannya masing-masing. Dalam pandangan Gardner (2000) setiap orang memiliki delapan atau sembilan kecerdasan, namun hanya beberapa yang berkembang dengan baik sehingga lebih kuat dan menonjol daripada beberapa kecerdasan lainnya. Mengacu pada multiple intelligences, pendidik dapat memfasilitasi keberagaman/perbedaan individu yang unik, sehingga seluruh peserta didik dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya dalam proses pembelajaran.

2. Memfasilitasi Keberagaman Sumber Belajar dan Aktivitas Pembelajaran

Pemanfaatan variasi berbagai sumber belajar mendorong peserta didik untuk menikmati setiap proses aktifitas belajarnya. Sumber belajar audio yang tersaji secara sederhana dan menarik melalui ragam format audio akan memberikan kenyamanan bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori. Begitu pula sumber-

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 123 sumber teks cetak dan digital yang disertai dengan visualisasi gambar dan warna yang menyejukkan akan membuat peserta didik yang memiliki gaya belajar visual-spasial lebih tertarik dan nyaman dalam belajar. Aktifitas pembelajaran yang disajikan melalui praktik terbimbing, bermain peran (role play), bermain drama, karya wisata (field trip), demonstrasi, dan sebagainya mampu menarik perhatian peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik. Intinya, teori dan konsep multiple intelligences dapat memfasilitasi tersedianya keberagaman sumber belajar dan terciptanya aktifitas pembelajaran. Tersedianya sumber belajar yang beragam, dapat meningkatkan minat, motivasi dan rasa percaya diri peserta didik dalam proses pembelajaran.

3. Memfasilitasi Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi

Penerapan beragam model pembelajaran memungkinkan guru dapat menjangkau keragaman karakteristik peserta didik. Semakin banyak model, strategi, atau metode pembelajaran yang dikuasai oleh guru, maka akan semakin mudah memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki keberagaman gaya belajar. Menurut Jackson (2016) terdapat empat jenis pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjangkau multiple intelligences. Keempat jenis pembelajaran tersebut yaitu:

a. pembelajaran diferensiasi (differentiated instruction);

b. pembelajaran perorangan (invidualized instruction);

c. pembelajaran kelompok kecil (small group instruction), d. pembelajaran kelompok besar (whole group instruction).

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 124 Pembelajaran berdiferensiasi adalah membelajarkan materi yang sama kepada semua peserta didik dengan menggunakan berbagai strategi pembelajaran atau menyampaikan materi pada berbagai tingkat kesulitan berdasarkan kemampuan masing-masing peserta didik. Semua peserta didik memiliki tujuan belajar yang sama, namun model pembelajaran yang digunakan hendaknya berbeda sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik. Dalam praktiknya, pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk memiliki keterampilan dalam mempraktikkan pembelajaran ini. Ada beberapa hal yang harus dikuasai oleh guru diantaranya:

a. mendesain pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik;

b. mengelompokkan mereka berdasarkan minat, topik, atau kemampuan mengerjakan tugas;

c. memberikan penilaian peserta didik menggunakan penilaian formatif;

d. mengelola kelas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung;

e. menilai dan menyesuaikan isi pembelajaran secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

Menurut Tomlinson (2000) terdapat empat area di mana pendidik baik guru maupun dosen dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk, dan diferensiasi lingkungan belajar.

Berdiferensiasi konten merujuk pada isi materi pembelajaran yang diajarkan. Peserta didik memiliki tingkat penguasaan atau

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 125 pengetahuan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Beberapa peserta didik mungkin tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang materi itu, beberapa peserta didik mungkin memiliki pengetahuan secara parsial dan beberapa orang peserta didik lainnya mungkin telah menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran itu.

Selain itu, peserta didik juga memiliki gaya belajar yang berbeda- beda. Ada pebelajar visual, auditori, reading and writing dan kinestetik. Sebagai seorang pendidik, dengan memasukkan pengetahuan dan pemahaman multiple intelligences dalam proses pembelajaran, maka akan dapat mengembangkan berbagai konten dan bahan ajar yang dapat menjangkau setiap siswa.

Berdiferensi proses merujuk pada penggunaan model, strategi, atau metode yang sesuai dengan gaya belajar dan/atau multiple intelligences peserta didik. Metode yang terkait dengan proses ini juga menjawab fakta bahwa tidak semua peserta didik memerlukan jumlah dukungan dan pelayanan yang sama dari guru. Peserta didik mungkin lebih memilih untuk bekerja berpasangan, kelompok kecil, atau individu. Sementara beberapa peserta didik lainnya mungkin mendapat manfaat dari interaksi satu-satu dengan guru. Sedangkan bagi yang lainnya mungkin dapat berkembang dengan baik jika diberi perlakuan secara mandiri. Guru dapat meningkatkan pembelajaran siswa dengan menawarkan dukungan berdasarkan kebutuhan individu. Misalnya, menyediakan buku teks bagi peserta didik yang bergaya belajar visual, menyediakan materi rekaman audio bagi mereka yang bergaya belajar auditori, dan menyediakan

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 126 kesempatan untuk menyelesaikan tugas interaktif bagi mereka yang bergaya belajar kinestetik.

Berdiferensi produk merujuk pada tugas (rutin atau akhir) peserta didik untuk menunjukkan kompetensi dan kinerja sebagai penjabaran isi teori atau konsep baik dalam bentuk tes, proyek, laporan, atau kegiatan lainnya. Para guru dan dosen dapat menugaskan peserta didik untuk menyelesaikan kegiatan yang menunjukkan penguasaan konsep dengan cara yang disukai peserta didik berdasarkan gaya belajar dan/atau jenis multiple intelligencesnya. Misalnya, memberikan tugas untuk menulis laporan buku kepada peserta didik yang senang membaca dan menulis, membuat cerita dengan mind map bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual atau cerdas visual-spasial, membuat laporan lisan atau presentasi lisan bagi mereka yang bergaya belajar auditori, serta membuat diorama yang menggambarkan cerita bagi gaya belajar kinestetik.

Berdiferensiasi lingkungan belajar merujuk pada pengaturan kondisi belajar yang optimal dengan memperhatikan unsur fisik dan psikis peserta didik. Jika menerapkan pembelajaran tatap muka, tata letak ruang kelas harus diperhatikan, dilengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung kerja individu dan kelompok. Secara psikologis, guru harus menggunakan teknik pengelolaan kelas yang bervariasi mendukung lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 127 E. IMPLIKASI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM

PEMBELAJARAN

Memahami dan mengimplementasikan multiple intelligences dalam pembelajaran merupakan proses pembelaj aran yang memanusiakan manusia. Dengan memahami hal tersebut peserta didik merasa dipelakukan sama antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan terpenuhinya kebutuhan peserta didik secara individu, peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kecerdasannya dengan baik. Pembelajaran harus diintegrasikan dengan minat dan kebutuhan individu.

Penerapan multiple intelligencess dalam pembelajaran memberikan implikasi yang sangat luas baik terhadap kurikulum, lembaga pendidikan maupun sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.

Implementasi multiple intelligences membawa implikasi meliputi : 1. Penyediaan sentra-sentra pembelajaran untuk memfasilitasi

kecerdasan individual peserta didik sehingga dapat berkembang dengan optimal.

2. Pembelajaran Individual penting dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan individual peserta didik. Setiap individu memiliki peluang untuk berhasil dalam studi jika dibimbing sesuai dengan kecerdasan dominan yang dimilikinya.

3. Pendekatan interdisipliner, pendekatan ini memungkinkan menerapkan berbagai disiplin ilmu dalam pembelajaran.

Pemahaman individu akan lebih kaya dan komprehensif karena berasal dari berbagai perspektif.

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 128 Pembelajaran dengan perspektif multiple intelligences merupakan wujud nyata pendidikan yang humanis dan menghargai keberagaman peserta didik. Semua peserta didik pintar, jika ada yang belum berhasil berarti belum menemukan cara belajar yang tepat.

Dalam hal ini, pendidik memiliki peran dan tanggung jawab yang cukup besar untuk dapat memfasilitasi peserta didik, agar dapa belajar dengan cara yang tepat.

MODEL & METODE PEMBELAJARAN INOVATIF 129 BAGIAN 10

PENGANTAR METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF

A. PENGERTIAN METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF