D. Hasil dan Pembahasan
7. Perayaan dan Integrasi
Tahap ini menanamkan arti penting dari kecintaan terhadap belajar.Pembelajaran ditutup dengan perayaan atau penghargaan.
Dengan demikian dapat dilihat dari contoh Rancangan berikut ini:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII/Ganjil Standar Kompetensi : Bilangan
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan Operasi hitung bilangan Indikator : 1. Mengenal konsep pecahan
2. Menentukan pecahan senilai 3. Membandingkan pecahan 4. Mengurutkan pecahan-pecahan Alokasi Waktu : 4x40 Menit (2x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa 1. Siswa dapat mengenal konsep pecahan
2. Siswa dapat menentukan pecahan senilai 3. Siswa dapat membandingkan pecahan 4. Siswa dapat mengurutkan pecahan-pecahan B. Materi Pembelajaran
Pecahan dan lambangnya; arti pecahan, pecahan senilai dan mengurutkan pecahan C. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran Brain Based Learning (Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak) D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu 1. Pra-Pemaparan
a. Sebelum pembelajaran dimulai, guru menampilakan peta pikiran tentang pecahan. Peta pikiran ini ditempel beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai. Guru juga menyarankan siswa membawa air mineral sebagai persediaan energi selama pembelajaran.
b. Siswa melihat peta pikiran sebagai gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari mulai dibangun dalam otak siswa.
Penggunaan peta pikiran masih berlangsung pada saat pembelajaran dimulai.
c. Guru kemudian membimbing siswa melakukan senam otak untuk menstimulasi otak siswa.
d. Guru memberikan beberapa pertanyaan apersepsi mengenai materi pecahan.
2. Persiapan
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan penjelasan awal tentang pecahan berdasarkan pengetahuan awal siswa dalam kehidupan sehari- hari
15’
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa 3. Inisiasi dan Akuisisi
a. Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil
b. Guru membagikan lembar kerja dan alat peraga (kertas berwarna) kepada setiap kelompok
c. Siswa mengerjakan lembar kerja secara bersama di dalam kelompok yang telah dibagi menggunakan alat peraga dengan bimbingan guru
20’
4. Elaborasi
a. Guru membimbing siswa mengemukakan hasil diskusi dalam kelompok
b. Setiap kelompok mengemukakan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi
c. Berdasarkan hasil diskusi, guru membimbing siswa menyimpulkan cara cepat mencari pecahan senilai dan cara menyederhanakan pecahan
15’
5. Inkubasi dan memasukan memori
a. Guru membimbing siswa melakukan peragaan dan siswa dipersilahkan meminum air mineral yang dibawanya
10’
6. Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan
a. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan b. Guru dan siswa bersama-sama mengecek jawaban yang benar
15’
7. Perayaan dan Integrasi
a. Siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan dengan bimbingan guru
b. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa c. Guru dan siswa bersama-sama melakukan perayaan
5’
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Kertas Warna-warni
2. Sumber Belajar:Bahan Ajar, LKS, Buku Matematika untuk SMP Kelas VII.
F. Penilaian
Bentuk : Uraian singkat
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa PENUTUP
Brain Based Learning menawarkan sebuah konsep dalam menciptakan pembelajaran dengan orientasi pada upaya pemberdayaan otak siswa. Ada tiga strategi berkaitan dengan cara kita mengimplementasikan pembelajaran berbasis kemampuan otak yaitu (1) menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa, (2) menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, dan (3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Tahapan dalam pendekatan Brain Based Learning, yaitu(1) tahap pra-pemaparan, (2) persiapan, (3) inisiasi dan akuisisi, (4) elaborasi, (5) inkubasi dan memasukkan memori, (6) verifikasi dan pengecekan keyakinan, dan (7) perayaan dan integrasi.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa DAFTAR PUSTAKA
De Porter, B. Reardon, M,, Singer-N, Sarah. 2009. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di ruang-Ruang Kelas. Bandung:Kaifa
Given, K, B. 2007. Brain Based Teaching;Merancang Kegiatan Belajar-Mengajar yang Melibatkan Otak Emosional, Sosial, Kognitif, Kinestis, dan Reflektif. Bandung:
Kaifa
Icha, N. 2011. Model Pembelajaran Brain Based Learning. http://.
.com/2011/07/22/model-pembelajaran-brain-based-learning.html( 30 Juni 2012) Isnain, M. 2009. Senam Otak (BRAIN GYM), Solusi Menghilangkan Stress. Tersedia:
http://muhammadisnain.blogspot.com/2009/03/senam-otak-brain-gym- solusi.html (20 Agustus 2013)
Jensen, E. 2008.Brain Based Learning Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syafa’at, A. 2007. Brain Based Learning. Training Makmal Pendidikan.http://www.makmalpendidikan.net (20 Agustus 2013)
Sapa’at, A. 2009. Brain Based Learning.
http://matematika.upi.edu/v2/index.php?view=article&catid=14%3Apendidikan- matematika&id=24%3Abrain-based-leaning&format=pdf&option= com_content (20 Agustus2013)
Verapermata. 2012. Senam Otak, Penyegar Pikiran.
http://verapermata.multiply.com/journal/item/92/SEnam -Otak-Penyegar-Pikiran (20 Agustus 2013)
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PAKEM (PARTISIPATIF, AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN) Hanisa Tamalene
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura Abstrak
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah saat ini menghadirkan banyak pembaharuan, termasuk dalam hal pembelajaran. Pembelajaran yang selama ini hanya berpusat pada guru berubah menjadi berpusat pada siswa. Paradigma transfer pengetahuan dari guru ke siswa berubah menjadi konstruksi pengetahuan dan guru bukan lagi satu-satunya sumber dalam proses pembelajaran.
Saat ini banyak model, pendekatan dan strategi pembelajaran yang telah dikembangkan diantaranya adalah pendekatan pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) pada hakikatnya adalah suatu pendekatan pembelajaran terpadu, yang menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran terpadu sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajarannya dapat terlaksana dan tercapai dengan baik. Penggunaan pendekatan pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses berpikir siswa sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hanya mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran PAKEM, Pembelajaran Matematika
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa A. Pendahuluan
Paradigma pembelajaran saat ini memberikan kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan berbagai pendekatan yang berorientasi kepada pengembangan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa, karena itu dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu menggunakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam berpikir dan bertindak.
Ausubel (Ruseffendi, 2006) mengemukakan bahwa pembelajaran hendaknya menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami konsep-konsep atau prinsip matematika sehingga memungkinkan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningfull), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi (learning to live togather).
Untuk mencapai kemampuan belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses tersebut melalui berbagai pengalaman dimana siswa belajar dengan baik. Untuk membuat siswa menjadi aktif maka dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Pada saat proses pembelajaran sikap terhadap pelajaran matematika merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Sikap ini merujuk pada status mental siswa yang dapat bersifat positif maupun negatif. Sejalan dengan hal tersebut Ruseffendi (2006) mengatakan bahwa siswa yang mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, menyelesaikan tugas dengan baik, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas rumah dengan tuntas dan selesai tepat pada waktunya serta merespons dengan baik tantangan yang datang dari bidang studi menunjukkan bahwa siswa berjiwa atau bersikap positif terhadap bidang studi itu. Hal senada juga dikemukakan oleh Sabandar (2008) bahwa jika seseorang tidak memandang matematika sebagai subjek yang penting untuk dipelajari serta manfaatnya untuk berbagai hal, maka sulit baginya untuk mempelajari matematika karena mempelajarinya sendiri tidak mudah. Dengan demikian guru memiliki peranan
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa
penting untuk menumbuhkan sikap tersebut dalam diri siswa, salah satunya melalui pembelajaran yang dikembangkan di kelas.
Pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, karena dengan model ini siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam berpikir maupun bekerja. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh 2 orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi:
tujuan, metode, materi dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dan menentukan pendekatan-pendekatan pembelajaran harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreatifitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa belum dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi berdasarkan interaksi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan agar kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah dirancang dapat tercapai.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks. Artinya, pembelajaran tersebut harus menunjukan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-beda. Cara memahami materi yang diajarkan berbeda-beda, ada yang bisa menguasai materi lebih cepat dengan keterampilan motorik (kinestetik), ada yang
Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2013
Pendidikan Matematika yang Berkualitas untuk Membentuk Karakter Bangsa
menguasai materi lebih cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga yang menguasai materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual).
Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar (multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Dalam pendekatan PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan, membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.