Pelaku yang saya hormati, serta peserta seminar negara tentang pendidikan matematika, yang saya banggakan. Artikel ini akan membahas tentang muatan matematika yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
Pendidikan Karakter
Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana hubungan antara materi matematika di sekolah dengan perkembangan nilai nilai siswa. Melalui penyusunan RPP dan rubrik penilaian, guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter yang baik.
Karakteristik Matematika
Dorongan seseorang untuk mencari keputusan yang diterima secara umum dijiwai oleh pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif melatih seseorang untuk mempunyai pemikiran yang terbuka, kreatif, inovatif dan produktif, dan secara tersirat inilah pembentukan karakter dari hakikat matematika. yang memiliki simbol yang tidak berarti. Dengan demikian, ciri-ciri matematika secara tidak langsung mengajarkan cara berpikir dan bertindak yang cerdas, bertanggung jawab, terbuka, kreatif, inovatif, produktif, berpikir secara umum dan konsisten (mengikuti kaidah).
Kaitan Penyusunan Materi Matematika dengan Kurikulum 2013
Artikel ini ingin menelusuri nilai-nilai karakter apa saja yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Artikel ini ingin mengetahui hubungan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajaran matematika, yang dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan nilai-nilai karakter siswa sebagai anak bangsa.
Pendekatan Pembelajaran Matematika
Salah satu kelas matematika yang dijiwai nilai-nilai konstruktivis adalah Realistic Mathematics Education (RME). RME dapat diartikan sebagai Pendidikan Matematika Realistis, yang dalam bahasa Indonesia berarti Pembelajaran Matematika Realistis (PMR). Pengamatan Yuwono terhadap proses pengajaran matematika di Belanda menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika realistik memberikan dampak positif terhadap proses dan hasil belajar (Yuwono, 2001).
Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia
- Prinsip Utama PMRI
- Karakteristik PMRI
- Konsepsi PMRI
- Konsepsi PMRI tentang Guru adalah sebagai berikut
- Ciri Pembelajaran yang Berorientasi PMRI
Disiplin Tindakan yang menunjukkan sikap dan perilaku yang baik dan sesuai dengan berbagai peraturan perundang-undangan. Sikap dan perilaku mandiri yang menunjukkan bahwa tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Sikap dan tindakan mendorong kita untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
Kepedulian Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Bahan Ajar Berkarakrer dan Berbudaya
Peralatan Psikologis
Kinard (2007) mendefinisikan alat bantu psikologis sebagai tanda, simbol, atau artefak yang mempunyai arti khusus dalam budaya dan masyarakat seseorang. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perlengkapan psikologis adalah segala sesuatu yang mempunyai arti khusus dan berguna dalam mengendalikan fungsi psikologis alami seseorang dalam budaya dan masyarakat. Alat bantu psikologis berfungsi sebagai jembatan antara tindakan kognitif seseorang dengan kondisi simbolik sosio-kultural atas tindakan tersebut.
ZPD merupakan kesenjangan antara kemampuan aktual dan kemampuan potensial, yaitu jarak antara apa yang dapat dilakukan siswa tanpa bantuan orang dewasa (mandiri) dengan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan orang dewasa atau kerjasama teman sebaya.
PEMBAHASAN
Guru : Untuk menyimpulkan mengapa segitiga PQR tidak terbentuk, Anda diminta mencari perbedaan hasil kegiatan 1.a dan 2.b. Siswa C : Pada kegiatan 1.a kedua sisi yang dijumlahkan tandanya lebih besar dari semuanya, sedangkan pada kegiatan 2.a ada yang tandanya lebih kecil dari Raja. Guru: Langkah apa yang kamu ambil setelah melukis sisi AB untuk melukis segitiga ABC?
Guru : walaupun sama-sama berbeda, kamu sudah bisa mencari cara lain untuk melukis segitiga ABC.
PENUTUP
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa setiap manusia mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda (visual, auditori, dan kinestetik). Mengaitkan gaya belajar siswa dengan pembelajaran operasi bilangan bulat tentu tidak mudah, mengingat bilangan bulat negatif sendiri merupakan sesuatu yang abstrak apalagi dioperasionalkan. Menghasilkan bahan ajar dan LKS untuk siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik pada materi operasi bilangan bulat.
Pada penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar dan LKS untuk siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik pada topik operasi hitung bilangan bulat.
Hasil dan Pembahasan
Persiapan
Fase ini juga merupakan lanjutan dari fase pra pemaparan, yaitu siswa dilibatkan dalam pengetahuan awal terhadap materi yang akan dipelajari. Pengetahuan awal yang terbaik adalah berdasarkan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak pengetahuan awal yang dimiliki siswa, maka semakin cepat pula siswa menyerap dan mengolah informasi.
Inisiasi dan Akuisisi
Elaborasi
Inkubasi dan Memasukkan Memori
Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan
Perayaan dan Integrasi
Saat ini telah banyak dikembangkan model, pendekatan dan strategi pembelajaran, diantaranya adalah pendekatan pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Untuk menjadikan siswa aktif, guru dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, karena dengan model ini siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam berpikir dan bekerja.
Guru harus mempertimbangkan keempat komponen pembelajaran dan menentukan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan PAKEM
- Partisipatif
- Aktif
- Kreatif
- Efektif
- Menyenangkan
- Pengalaman
- Komunikasi
- Interaksi
- Refleksi
Siswa akan memiliki keterampilan intelektual tingkat tinggi ketika mereka terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan non-rutin yang memerlukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Untuk itu, penting untuk mempelajari pemecahan masalah yang diajarkan di sekolah sebagai salah satu solusinya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika tidak dijadikan sebagai kegiatan utama.
Hal ini sejalan dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Gagne (Suherman et.al., 2001), bahwa keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah.
Masalah dan Pemecahan Masalah Apakah masalah itu
Suherman dkk. (2001) menjelaskan bahwa suatu masalah dapat dipandang sebagai “masalah”, sesuatu yang sangat relatif. Suatu pertanyaan merupakan suatu permasalahan bagi siswa pada suatu saat, namun tidak lagi menjadi masalah bagi siswa di kemudian hari, jika siswa tersebut telah mengetahui cara atau proses untuk sampai pada penyelesaiannya. Ketika seseorang memahami suatu masalah, mereka membangun representasi internal dari masalah tersebut dan dapat menggunakan banyak metode alternatif untuk mewakili masalah tersebut, seperti daftar, grafik, dan gambar visual.
Dalam menyelesaikan suatu permasalahan seringkali kita menjumpai suatu hal yang rumit dan terkadang penyelesaiannya tidak dapat segera diperoleh.
Cara Mengajarkan Pemecahan Masalah
Jangan menambahkan hal-hal yang tidak ada untuk menjadikan masalah berbeda dengan masalah saat ini. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah anak adalah dengan memberikan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi berbeda dari satu masalah ke masalah berikutnya. Strategi ini dapat membantu siswa memvisualisasikan permasalahan yang terdapat dalam pertanyaan yang dibahas.
Suatu permasalahan terkadang sulit untuk diselesaikan karena mengandung permasalahan yang cukup kompleks, misalnya melibatkan bilangan yang sangat besar, bilangan yang sangat kecil atau melibatkan pola yang sangat kompleks. Penyelesaiannya dapat dilakukan dengan analogi melalui penyelesaian permasalahan yang serupa atau lebih kompleks. mudah.
Contoh Penerapan Strategi Penyelesaian Masalah
Anda diperbolehkan mengambil satu atau dua mata uang ini setiap kali Anda mengambilnya. Misalkan kita memecahkan masalah yang sama (serupa) dengan jumlah koin yang lebih sedikit dan menuliskan jawabannya dalam tabel. Penelitian lebih lanjut akan sampai pada kesimpulan bahwa banyak kemungkinan cara suatu pasangan mata uang membentuk deret Fibonacci, dimana suku berikutnya merupakan penjumlahan dari dua suku sebelumnya.
Jadi, untuk koin sepuluh ratus rupee, ada 89 cara berbeda untuk mengambil semua mata uang dengan satu atau dua koin sekaligus.
Penutup
Pendidikan matematika yang berkualitas untuk membentuk karakter bangsa Setelah bel kelima berbunyi, jumlah tamu yang hadir adalah Melanjutkan pola batin, dapat disimpulkan bahwa setelah bel kedua puluh berbunyi, jumlah tamu yang datang adalah Generalisasi matematis bahwa yang didapat dari kegiatan ini adalah jumlah bilangan asli ganjil pertama adalah n2.
Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif TGT (Team Game Tournament) pada Mata Kuliah Pemecahan Masalah Matematika.
Pattimukay
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelompok. Sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD UNPATTI angkatan 2010 dan guru mata kuliah pemecahan masalah matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar dan angket respon siswa.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kualitatif.
Merujuk pada hasil refleksi siklus I, maka perlu adanya perencanaan sebelum melakukan tindakan pada siklus II. Hasil observasi dosen pada siklus II menunjukkan bahwa dosen mampu mengelola kelas dengan baik. Pada hasil tes akhir siklus II yang diperoleh, terdapat 19 siswa (95%) yang tuntas KKM dan sebanyak 1 siswa (5%) yang tidak tuntas KKM.
Hasil belajar siswa pada kelas II. siklusnya sangat memuaskan dan mencapai tujuan kesempurnaan, sehingga tidak dilanjutkan ke II.
Pembahasan
Kesimpulan
Diperoleh, SPL AX 0 yang homogen akan mempunyai solusi non-trivial jika jumlah persamaan lebih kecil dari jumlah variabel. Artinya jika Anda mempunyai SPL, AX B dengan AMm n F , XRn dan BRm, maka eliminasi Gauss-Jordan atau operasi Baris/Kolom Dasar biasanya digunakan untuk mencari solusi SPL guna menentukan . Dari aljabar matriks diketahui SPL, AX B mempunyai penyelesaian pada Rn jika dan hanya jika Rn A B.
Buku ini memberikan teorema yang sangat berguna dalam menentukan kapan SPLH AX mempunyai solusi non-trivial sebagai berikut.
Permasalahan
Dari sini timbul pertanyaan bagaimana karakterisasi SPLH yang mempunyai solusi non-trivial dan adakah algoritma yang tepat untuk mencari solusi non-trivial dari SPLH AX.
Pembahasan
Jika kolom-kolom matriks P bebas linier dalam Rm, maka terdapat SGl(n,r) sedemikian rupa sehingga PQS. Karena K(P) membentuk CS(P) dan diketahui bebas linier, maka dari Teorema 3.2 K(P) merupakan basis CS(P) dan diketahui CS(P) = CS(Q) maka adalah K(P) basis dari CS(Q) . Setiap sistem persamaan linier homogen mempunyai penyelesaian non-trivial jika jumlah persamaan lebih kecil dari jumlah variabel.
Banyaknya anggota suatu himpunan yang bebas linier terhadap R selalu lebih kecil dari jumlah anggota himpunan konstruksi M.
1. Mulai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Analisis sistem pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JAMKESMAS pada RSUD Dr. Haulussy Ambon
- Model jaringan Petri Net sistem pelayanan rawat jalan bagi pasien peserta JAMKESMAS pada RSUD Dr. Haulussy Ambon
Hasil pengumpulan data berupa flowchart sistem pelayanan rawat jalan pada pasien peserta JAMKESMAS di RSUD Dr. Pada bagian ini dijelaskan model Petri Net untuk salah satu pelayanan publik yang melibatkan antrian yaitu sistem rawat jalan bagi pasien peserta JAMKESMAS di RSUD Dr. Haulussy Ambon, maka permasalahan ini dapat dimodelkan dengan software Pipe versi 3.0 sehingga diperoleh model Petri Net.
Model Petri Net Sistem Pelayanan Rawat Jalan pada Pasien Peserta JAMKESMAS di RSUD Dr.