• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

B. Perilaku Berbusana Peserta Didik

Dalam psikologi, perilaku setiap manusia tercipta karena adanya stimulus atau rangsangan yang terjadi. Sedangkan perilaku dalam Islam disebut juga akhlak. Akhlak adalah segala tindakan yang dilakukan dengan baik, jelas dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dengan berlandaskan kepada sang pencipta (Allah swt). Perilaku dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbusana sesuai

18Lihar Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Edisi Revisi, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 28-29.

syariat, jujur, adil dan sejenisnya disebut juga akhlakul karimah (perilaku yang baik).19

Secara psikologi, busana sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan sikap seseorang. Oleh karena itu, busana muslimah yang dikenakan dapat mencerminkan pribadi seorang muslimah yang taat atas anjuran agama yang dianutnya. Agama Islam telah memberikan arahan terkait etika berbusana dan menegaskan bahwa Allah swt tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al-A‟rāf/7: 31

ىىْيًْ ً ىْ ي ىْا قُّبًييَ ىلَ هلَّ ً ىْ يػ ً ىْ ي ىلَىك ىْ يػبى ىْ ىك ىْ ي ػػي لَّكو ًجىْ ى ِّلي ى ىْ ً ىْ ي ىتى ىْػ ًز ىْكيذيخ ىـىدٰ ْۤىًْنى ٰػ (

٣١ )

Terjemahnya:

(31) Wahai keturunan Adam! Gunakanlah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.

Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.20

Berdasarkan ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah swt memerintahkan umat manusia untuk mengenakan pakaian yang terbaik ketika melakukan ibadah dengan syarat tidak berlebihan, karena Allah tidak menyukainya. Ayat ini juga diturunkan sebagai bantahan terhadap tradisi umat terdahulu yang melakukan tawaf secara bergantian antara laki-laki dan perempuan di malam dan siang hari di Baitullah dengan menampakkan seluruh bagian tubuh mereka tanpa terkecuali (telanjang). Jadi, dapat dipahami bahwa berbusana muslim/muslimah dilakukan sebagai salah satu bentuk ketakwaan kepada sang pencipta, terutama ketika melakukan ibadah.

19Muhammad Arifin, Akhlak dan Etika, h. 2.

20Kementrian Agama Ri, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Cet. XXIII; Jakarta Timur: Darus Sunnah, 2018), h. 155.

Meski gaya busana muslimah tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai ketentuan yang pasti, baik dari nash al-qur‟an maupun hadis. Akan tetapi, Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dan dijadikan rujukan dalam berbusana, yaitu:

1) Harus menutup aurat. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt QS. Al- A‟rāf/7: 26

ىْ ي لَّ ى ىا ًﷲ ًتٰ ٰ ىْ ً ىكًاٰذ ه ىْػ ىخ ىكًاٰذ لٰ ىْقلَّػتا يس ى ًاىك نلىْ ًرىك ىْ ي ً ٰ ىْ ىس ىْمًر ى يػ نس ى ًا ىْ ي ىْ ى ى ى ىْاىلىْػ ى ىْ ىق ىـىدٰ ْۤىًْنى ٰػ ىفىْكي لَّ لَّذى ( ٢٦ (

Terjemahnya:

(26).Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik.21

Kata “

ﺱ ا

” dalam ayat tersebut berarti sesuatu yang berfungsi sebagai penutup aurat. Sedangkan kata “

ش ا

berarti perhiasan yang mencerminkan keindahan. Menurut Ibnu Jarir, “

ش ا

berarti perabotan rumah tangga dan pakaian lahiriyah. Ali bin Abi Thalhah dan Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu „Abbas bahwa “

ش ا

berarti “harta kekayaan”. Jadi, pakaian dapat dipahami sebagai suatu kebutuhan yang bersifat primer, sedangkan perhiasan bersifat sekunder (pelengkap).22

Berdasarkan QS. Al-A‟rāf/7: 26, dapat disimpulkan bahwa Allah swt menciptakan pakaian sebagai pelindung diri/penutup aurat, dan sebagai perhiasan yang dianugerahkan kepada hamba-Nya yang dapat melambangkan keindahan ketika menggunakannya.

21Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, h. 154.

22Tafsir Ibnu Katsir, “Tafsir Surat Al-A‟raf, ayat 26”, Situs Resmi Tafsir Ibnu Katsir.

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-24-25_13.html (01 Februari 2022)

2) Tidak terlalu tipis/tembus pandang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat At-Thabrani dari Abdullah bin Amru, yaitu sebagai berikut:

يؿ يقىػ ىك و ىْ ى ى ىْب ًﷲ ى ىْ ى ى ىْ ًىسْ

يؿ يقىػ ى لَّ ىسىك ًهىْ ى ى يﷲ لَّ ىص ًﷲ ىؿ يسىر يتىْ ًىسْ : :

وت ى ًس ى ن ى ً ًتِلَّ ي ي ًخى يف ي ى ىس «

هت ى ي ىْ ى لَّ يهلَّػ ًإى لَّ ي ي ى ىْا ،ًتىْخي ىْا ً ى ً ىْسى ى لَّ ًهًسيؤير ى ى وت ى ًر ى

» . ( ب ﷲ ني برطا ه كر (

Artinya:

Saya telah mendengar Abdullah bin Amru berkata bahwa saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda pada akhir zaman umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, kepala-kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka dilaknat (HR. At-Thabrani dari Abdullah bin Umar).23

Bersadarkan hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah saw mengungkapkan tanda-tanda akhir zaman jauh, yakni dmunculnya fenomena yang ditandai dengan adanya orang-orang yang berlaku tabarruj. Perilaku tabarruj seperti berpakain tetapi telanjang dan kepala yang nampak seperti punuk unta meskipun hal tersebut merupakan perilaku yang dilaknat oleh Allah swt.

3) Tidak menyerupai lawan jenis. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Al-Bukhari, yaitu sebagai berikut:

يﷲ ى ً ىر وس لَّ ى ً ىْب ىْ ى ى ى ً ىْ ً ىْ ى ىةىد ىتىػق ىْ ى ي ى ىْ ي ى ىػالَّ ىح هرى ىْ يغ ى ىػالَّ ىح ،ور لَّلىب ب ي لَّ ىيمُ ى ىػالَّ ىح ىؿ ىق ى يهىْػ ى :

ى ً ًت ىهِّػ ىلىتيلم ىك ،ً ى ِّ ا ًب ًؿ ىجِّ ا ى ً ىىْيًْهِّ ىلىتيلم ى لَّ ىسىك ًهىْ ى ى يﷲ لَّ ىص ًﷲ يؿ يسىر ى ى ىا «

ًؿ ىجِّ ا ًب ً ى ِّ ا (

مر خ ا ه كر )

Artinya:

Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Gundar menceritakan kepada kami, Syu‟bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari

„Ikrimah, dari Ibnu Abbas ra. dia berkata, “Rasulullah saw melaknat laki- laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR.

Al-Bukhari).24

23Lihat Ansharullah, “Pakaian Muslimah dalam Perspektif Hadis dan Hukum Islam”, h.76.

24Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Jilid XX (Kairo:

Dar al-Fikr, t.th.), h. 108

Berdasarkan hadis di atas, dapat diketahui bahwa sanksi bagi orang-orang yang menyerupai lawan jenisnya, baik dalam hal berbusana maupun hal lainnya yang dikhususkan hanya laki-laki atau perempuan saja akan mendapat laknat dari Allah swt karena telah melenceng dari kodratnya. Busana khusus untuk laki-laki berupa peci, dan produk lain yang dikhususkan untuk laki-laki. Sedangkan pakaian khusus untuk perempuan bersifat tertutup, seperti jilbab/kerudung, rok, pakaian dari sutra dan produk lain yang secara khusus dibuat untuk perempuan.

Akan tetapi, tedapat pula beberapa hal yang dapat digunakan, baik laki-laki maupun perempuan dengan tetap memperhatikan bentuk dan cara menggunakannya, seperti izar/sarung, selimut, gamis dan sejenisnya.

4) Tidak menarik perhatian sekitar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Umar sebagai berikut:

ى ىْ ى ىد ىز يهى ىْػثً نب ىا ً ى ى ًقىْا ىـ ى يﷲ يهى ى ىْاى وةى ىْهي ىبىْ ىػا ى ً ىا ىْ ى ىؿ ىق يهي ىػ ىْ ىػ وكىْ ً ى ًث ً ىح ً ىؿ ىق ى ى ي ً ىْبى ىْ ى و لَّاىذى ىبىْ ىػا ىؿ ىق ى ى ى ى يبى ى ىػالَّ ىح هدلَّ ى ي ى ىػالَّ ىح ير لَّ ا ًه ً يبلَّهى يػ لَّي ى ى ى ى ًبِ

. ( دك د ب ه كر .(

Artinya:

Dari Ibnu Umar berkata: dalam hadits syarik yang ia marfu‟kan ia berkata:

“barangsiapa memakai baju kemewahan (karena ingin dipuji), maka pada hari kiamat, Allah akan mengenakan untuknya baju semisal. Ia menambahan dari Abu Awanah, “lalu akan dilahab oleh api neraka.” Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah ia berkata, yaitu “baju kehinaan.” (HR. Abu Daud).25

Berdasarakan hadis tersebut, diketahui bahwa busana yang digunakan dapat berindikasi sebagai pakaian syuhrah apabila penggunanya mendambakan popularitas di lingkungan sekitarnya. Orang yang menggunakan pakaian kemewahan (syuhrah) di dunia dengan bangga, maka kelak di akhirat ia akan menggunakan pakaian yang sebaliknya (hina).

25Lihat Ansharullah, Pakaian Muslimah dalam Perspektif Hadis dan Huku Islam, h.74- 75.

5) Tidak sempit/ketat sehingga lekuk tubuhnya terbentuk dan nampak sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hurairah sebagai berikut:

ىؿ ىق ،ىةى ىْػ ى ي ًبِى ىْ ى ى لَّ ىسىك ًهىْ ى ى يﷲ لَّ ىص ًﷲ يؿ يسىر ىؿ ىق :

: هط ى ًس ىْ يهى ى هـىْ ىػق ، ىيهُىرى ىْىلًَر لَّ ا ًلىْ ى ىْ ً ًف ى ىْػ ًص «

،ً ى ً ى ى ىْا ًتىْخي ىْا ً ى ً ىْسى ى لَّ يهيسكي ير ،هت ى ً ى ى هت ى ىْ ًيمُ هت ى ًر ى هت ى ًس ى ه ى ً ىك ،ىس لَّ ا ىًبِ ىف يبً ىْضى ً ىقىػ ىْا ًب ى ىْذى ى ىذى ىك ىذى ًةىيًُ ى ىْ ً ي ىج ي ىا ىهىىيًَر لَّفًإىك ، ىهىىيًَر ىفىْ ًىيَ ىلَىك ،ى لَّ ىىْلْ ى ىْ يخىْ ى ىلَ

. ( ه كر (

26

Artinya:

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw bersabda, “ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang dipergunakannya untuk memukul orang. Wanita-wanita berpakaian tetapi seperti telanjang, berjalan dengan berlenggak-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begitu dan begitu. (HR. Muslim).

Berdasarkan hadis tersebut, dapat diketahui bahwa makna pakaian sempit/ketat diungkapkan secara tersirat yang dapat diketahui dari kata

“berpakaian tetapi seperti telanjang”. Seseorang dikatakan telanjang ketika menggunakan pakaian minim/ketat, tipis/tembus pandang, sehingga nampak lekukan tubuhnya atau pakaian yang dapat menggoda laki-laki karena sebagian auratnya terbuka.

Adapun busana muslimah yang tidak sesuai dengan syariat Islam adalah 1). Mengenakan pakaian yang sempit dan transparan sehingga menimbulkan ketertarikan untuk memandangnya; 2). Mengenakan pakaian yang terbuka dari bawah (tidak menutupi betis, dan dua telapak kaki); 3). Mengenakan pakaian yang berlengan pendek sehingga menampakkan lengan; 4). Mengenakan pakaian yang menyerupai pakaian laki-laki dari bentuk maupun ciri khasnya; 5). Tidak memakai kerudung (penutup kepala); dan 6). Tidak memakai kaos kaki sehingga telapak kakinya dapat dilihat oleh orang lain. Sedangkan penggunaan busana bagi

26Abu Al-Husain Muslim Ibn Al-Hajjaj Ibn Muslim Al-Qusyairi Al-Naisaburi, Sahih Muslim, Juz IV (Beirut: Dar Al-Jil, t.th.), h.168.

seorang muslim yang tidak sesuai syariat, yakni: 1). Menurunkan atau memanjangkan pakaian yang menutupi mata kaki, 2). Mengenakan pakaian yang tipis dan ketat, 3). Mengenakan pakaian yang menyerupai lawan jenis, 4).

Mengenakan pakaian yang tidak menutupi aurat; 5). Tidak memperhatikan pakaian yang digunakan ketika masuk masjid dengan mengenakan pakaian yang bergambar makhluk bernyawa dan berukuran minim; dan 6). Menggunakan perhiasan emas dan pakaian yang terbuat dari sutra.27

2. Peserta Didik

Secara etimologi, peserta didik adalah sekelompok orang atau individual yang berproses untuk memperoleh tambahan ilmu dari seorang pendidik melalui lembaga pendidikan. Sedangkan secara terminologi, peserta didik adalah orang yang berada dalam proses perkembangan yang terstruktur dan cenderung mengalami perubahan pada setiap prosesnya, sehingga bimbingan dan arahan dari tenaga ahli sangat dibutuhkan.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I, pasal 1, ayat 4, bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.28

Peserta didik juga diartikan sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik, kejiwaan, sosial, dan keagamaan untuk mencapai

27Hasanah, “kesalahan muslim dan muslimah dalam berpakaian tidak sesuai ajaran Islam”, aktual. com Online, 22 Maret 2016, https://aktual.com/kesalahan-muslim-muslimah- dalam-berpakaian-tidak-sesuai-ajaran-Islam-2/ (27 September 2021).

28Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” dalam Visimedia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. II; Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka, 2008), h.2

pendidikan melalui lembaga pendidikan. Adapun ciri-ciri peserta didik yang perlu dipahami pendidik, yaitu sebagai berikut:

1) Memiliki potensi yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.

2) Berada dalam proses perkembangan.

3) Membutuhkan bantuan dan bimbingan.

4) Memiliki kemampuan untuk berkembang (belajar mandiri). 29

Jadi, dapat dipahami bahwa peserta didik merupakan komponen dasar pendidikan yang sedang melakukan aktivitas belajar, belajar mandiri, mengasah potensi diri, sehingga mereka masih membutuhkan seorang pembimbing dan pengarah dalam membentuk kepribadiannya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Berbusana

Berpakaian tidak hanya sebagai kebutuhan primer saja, tetapi dianggap pula sebagai etika, estetika, kondisi sosial budaya, dan ekspresi ideologi penggunanya. Menurut Yosephine Flori Setiarini, terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku atau cara berbusana seseorang.

Faktor internal berbentuk secara fisik dan psikis yang dapat dilihat pada diri setiap individu, seperti:a). Latar belakang pendidikan. Faktor ini berpengaruh dalam pemilihan sebuah pakaian/busana, sebab orang yang memiliki latar belakang pendidikan cenderung menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memilih tipe, pola, konsep, dan bahan yang digunakan untuk membuat busana yang akan dipakai; b). Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang juga berpengaruh dalam memilih dan menggunakan busana. Oleh karena itu, orang yang memiliki penghasilan yang cukup cenderung menginginkan pakaian yang modern, modis tanpa melihat harga pakaian tersebut. Sedangkan orang yang hidup dengan ekonomi menengah ke bawah cenderung memilih dan

29Syabuddin Gade dan Sulaiman, Pengembangan Interaksi Edukasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Teori dan Praktik, h. 131-132.

menggunakan pakaian sesuai kebutuhannya; c). Bentuk tubuh. Setiap individu mengalami perkembangan biologis yang berbeda, seperti tinggi badan, dan berat badan. Oleh karena itu, seseorang sering mengalami kesulitan dalam memilih busana yang sesuai; d). Umur atau usia. Penggunaan busana juga dibedakan berdasarkan umur atau usia seseorang, karena tidak semua busana untuk semua kalangan cocok digunakan; dan e). Pakaian yang dapat mencerminkan kepribadian dan identitas.

Adapun faktor eksternal berbentuk kondisi yang berasal dari lingkungan sekitar individu, seperti a). Lingkungan alam. Kondisi lingkungan alam yang selalu mengalami perubahan, tentu membutuhkan alat yang dapat digunakan sebagai pelindung anggota badan dari perubahan iklim, sinar uv, polusi, sengatan hewan, dan melindungi tubuh dari segala hal yang dapat membahayakan tubuh;

b). Lingkungan sekolah. Salah satu tata tertib yang ditetapkan sekolah berisi aturan penggunaan seragam sekolah, seperti baju putih, batik, pakaian olahraga, rok, celana, dan pakaian lainnya; c). Lingkungan keluarga. Keluarga yang memiliki kondisi sosial ekonomi mapan dapat berindikasi pada pemilihan busana dengan kualitas yang terbaik. Sedangkan orang yang memiliki penghasilan minim biasanya hanya menggunakan busana yang dianggap perlu tanpa memperhatikan banyak hal; dan d). Lingkungan masyarakat. Pemilihan busana pada lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh perkembangan mode/tren berbusana yang terjadi mengikuti perkembangan zaman, dan kecenderungan profesi mencapai tujuan dan misi pada kegiatan yang dilakukan.30

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa stimulus dapat menjadi sarana pembentukan perilaku manusia. Perilaku atau aktivitas merupakan respon

30Lihat Yosephine Flori Setiarini, “Kombinasi Multi Faktor Dalam Pemilihan Busana”, Socia Akademika 4, no. 2 (Agustus 2018): h. 24-26.

terhadap stimulus yang mengenainya. Begitupula yang terjadi pada perilaku berbusana seseorang yang timbul karena adanya stimulus atau faktor yang mendorong terbentuknya perilaku serta kebiasaan dalam menggunakan pakaian.

4. Hikmah Menggunakan Busana Muslim/Muslimah

Ada beberapa hikmah dalam menggunakan busana muslim/muslimah, yaitu:

1) Akan mendapatkan pahala dan dapat menyelamatkan orang lain dari dosa zina mata

2) Dapat menunjukkan identitas seorang yang beriman sekaligus membedakan dengan orang lain yang tak seiman

3) Terhindar dari azab Allah swt (azab neraka)

4) Terhindari dari pelecehan dan senantiasa menjaga kehormatan diri.31 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berbusana muslim/muslimah memiliki beragam manfaat, sehingga tidak hanya sebatas dapat melindungi diri dari sengatan matahari dan hewan saja. Akan tetapi, berbusana muslim/muslimah memiliki manfaat yang luar biasa, seperti mendapat pahala, sebagai pembeda dengan orang yang tak seiman, meminimalisir tindak pelecehan, dan yang paling istimewa adalah dapat menjadi sebab terhindar dari azab neraka.

31Henderi Kusmidi, Konsep Batasan Aurat dan Busana Muslimah Dalam Perspektif Hukum Islam, h. 104.

38

Dokumen terkait