BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Perilaku Sopir dalam Menetapkan Tarif Angkot Perspektif
miliknya banyak sehingga penumpang lainnya harus susah payah untuk mendapatkan tempat duduk.25
Berdasarkan informasi yang didapat dari para penumpang di atas dapat dijelaskan bahwa para penumpang ada yang merasa keberatan dengan tarif yang dibebankan kepada mereka dan ada juga penumpang yang menganggap tarif tersebut masih wajar. Masyarakat yang terbebani merasa keberatan karena tarif yang diminta sopir sangat tinggi, berbeda dari tarif sebelumnya. Adapun masyarakat yang menganggap wajar berdalih bahwa sopir menetapkan tarif tersebut karena tuntutan ekonomi dan kebutuhan keluarga. Oleh karena itu wajar apabila sopir menaikkan tarif kepada masyarakat pengguna jasa angkot.
B. Perilaku Sopir dalam Menetapkan Tarif Angkot Perspektif Peraturan
dan informasi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga dapat mengoptimalkan arus barang dan jasa produksi secara tepat waktu.
Angkutan kota merupakan sebuah moda transportasi yang merujuk kepada angkutan umum dengan rute yang telah ditentukan. Tidak seperti bus yang memiliki tempat mengangkut penumpang atau menurunkan penumpang di halte, angkutan Kota dapat berhenti dimana saja. Sopir angkutan kota memiliki beberapa persyaratan dalam melakukan pengiriman barang dan jasa, yaitu surat ijin mengemudi angkutan umum sesuai dengan jenis kendaraan yang digunakan, pembagian waktu kerja dan istirahat, tata krama dalam memberikan pelayanan kepada penumpang, dan kondisi fisik sopir.
Kegiatan dalam usaha perangkotan sudah pasti membutuhkan biaya yang biasa disebut dengan tarif. Tarif merupakan harga atau nilai yang dibebankan kepada konsumen. Tarif yang telah dibuat tersebut harus diperhitungkan terlebih dahulu baru kemudian ditetapkan sebagai satuan harga dari suatu barang atau jasa.
Mengenai tarif angkutan umum sebenarnya sudah ada peraturan yang mengaturnya. Ketentuan tarif dalam peraturan pemerintah tersebut didasarkan pada zonasi di setiap wilayah. Akan tetapi yang banyak terjadi di dunia perangkotan yakni tarif yang dibebankan oleh sopir angkot kepada penumpang cenderung mahal dirasakan oleh penumpang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sopir angkot tidak menjalankan tarif dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah. Adapun alasan sopir angkot berlaku demikian
karena menurut mereka tarif dasar yang ditetapkan sangat rendah sehingga dianggap berat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih sopir yang harus mengejar storan.
Tarif angkutan Kota dalam wilayah Kota Metro telah diatur dalam Peraturan Walikota Metro Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Umum Jenis Mikrolet dalam Wilayah Kota Metro.
Peraturan tersebut dibuat dalam rangka menindaklanjuti perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) dan untuk kelancaran arus lalu lintas serta ketersediaan angkutan penumpang umum jenis mikrolet di Kota Metro, perlu dilakukan penyesuaian terhadap tarif angkutan penumpang umum jenis mikrolet.
Peraturan tersebut menetapkan bahwa untuk trayek Metro-Karang Rejo tarifnya adalah sebesar Rp. 4.750,-. Tarif tersebut merupakan tarif yang baru karena tarif sebelumnya adalah sebesar Rp. 5.000,-. Namun dalam kenyataannya, ada beberapa sopir yang menetapkan tarif tidak sesuai dengan standar tarif dalam peraturan tersebut. Para sopir membebankan tarif kepada penumpangnya dari Metro menuju Karang Rejo sebesar Rp. 10.000,- sampai Rp. 15.000,-. Perilaku sopir tersebut sudah berlangsung lama, dan penumpang pun tidak ada yang komplain karena memang mereka tidak tahu mengenai standar tarif sesuai peraturan pemerintah. Di samping itu, para penumpang memaklumi mengenai tarif tersebut mengingat kesulitan ekonomi yang melanda dunia khususnya di masa pandemi saat ini.
Peraturan yang dikeluarkan pemerintah Kota Metro terkait penetapan tarif merupakan peraturan yang sudah lama dan seharusnya dibuat lagi peraturan yang baru mengingat peraturan tersebut sudah lebih lima tahun.
Apabila sopir angkota harus mengikuti peraturan lama tersebut sudah pasti kondisi ekonomi para sopir akan semakin terpuruk. Tingginya harga BBM, kebutuhan yang terus meningkat serta biaya operasional yang tidak sedikit berbanding terbalik jika melihat peraturan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pemaparan data di atas yang kemudian peneliti analisa, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku sopir dalam menetapkan tarif memang tidak sesuai apabila dikaitkan dengan peraturan Walikota Metro. Akan tetapi apabila melihat kondisi saat ini, tidak memungkinkan apabila para sopir harus mengikuti peraturan tersebut. Hal tersebut dikarenakan tarif yang ditetapkan pemerintah sangat rendah dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para sopir.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa, peneliti menyimpulkan bahwa para sopir angkot trayek Metro-Karang Rejo dalam menetapkan tarif memiliki alasan sendiri. Para sopir menganggap tarif yang ditetapkan oleh pemerintah terlalu rendah dan tidak memperhatikan kesejahteraan para sopir. Terlebih peraturan yang ada sekarang adalah peraturan lama yang seharusnya sudah dibuat peraturan yang baru karena sudah melewati periode lima tahun. Selain rendahnya tarif yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut, alasan sopir angkot menetapkan tarif tidak mengikuti peraturan walikota karena beberapa hal seperti ekonomi keluarga yang masih mengalami masa sulit karena pandemi, kebutuhan sehari-hari terus meningkat, harga BBM yang terus meninggi serta biaya operasional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, peneliti ingin memberikan beberapa saran terkait perilaku sopir dalam menetapkan tarif angkutan kota khususnya trayek Metro-Karang Rejo sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Perhubungan Kota Metro agar dalam menetapkan tarif angkutan kota mempertimbangkan kesejahteraan bersama khususnya sopir angkot. Hal tersebut karena melihat harga BBM yang terus melambung
tinggi, terlebih situasi di masa pandemi sekarang ini yang sama-sama terdampak dalam aspek ekonomi.
2. Bagi sopir angkot agar tidak menetapkan tarif yang kiranya membebani para penumpangnya. Apabila memang perlu untuk menaikkan tarif angkot sebaiknya tidak terlalu jauh dari standar tarif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Bagi penumpang agar memaklumi perilaku sopir yang menetapkan tarif melebihi tarif yang sudah ditetapkan pemerintah. Hal tersebut sebagai bentuk solidaritas dan sikap tolong menolong dalam segi perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Alfen Eka Perdana, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelimpahan Akad Driver Grabcar Studi pada Kantor Grab Lampung)”, Skripsi: Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung Tahun 2019.
Ann Osborne O’Hagan & Rory V. O’Connor, “Towards an Understanding of Game Software Development Processes: A Case Study”, Dublin City University, Ireland: Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2011, dalam https://www.researchgate.net/figure/Grounded-Theory-Data-Analysis- Steps_fig1_282943329
Arih Diyaning Intiasari dan Arif Kurniawan, “Penetapan Tarif Berdasarkan Analisis Biaya Satuan pada Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama Puskesmas di Kabupaten Banyumas”, dalam Jurnal Kermas Indonesia, Vol. 4, No. 1, Januari 2011
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, cet. 1 Bandung: CV Pustaka Setia, 2008.
Boy Syahputra, “Analisis Positioning Jasa Transportasi Travel Bandung-Jakarta PP Berdasarkan Persepsi Pelanggan di Kota Bandung”, dalam Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 14, No. 2, 2014
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 2014
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metiodoliogi Penelitian, Jakarta; Bumi Aksara, 2013
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2005
Dewi Indriyani, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Akibat Kelalaian Pengiriman Barang”, Artikel Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, 2016
Hanly Fendy Djohar Siwu, “Permintaan dan Penawaran Jasa Transportasi”, Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Vol. 19, No. 6, 2018
Hasan Aedy, Teori dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, Bandung: Alfabeta, 2011 Hendra Muliawan & I Ketut Sutrisna, “Analisis Pendapatan Sopir Angkutan Kota
Sebelum dan Sesudah Pembangunan Terminal Mengwi”, dalam E- Jurnal EP Unud, Vol. 5, No. 12, Desember 2016
Ida Farida, Achmad Tarmizi & Yogi November, “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran 7P Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Gojek Online”, Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, Juni 2016 Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3, terj. M. Abdul Ghoffar, et al.,
Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004
Lita Aseng, et. al., “Analisis Penentuan Tarif Kamar Inap Dengan Pendekatan Cost Plus Pricing Pada Rumah Sakit Siloam Sonder”, dalam Jurnal EMBA, Vol. 7, No. 1, Januari 2019
Lulu Dzewin Nuha, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Transportasi Online
“Grabbike” Studi Kasus di Tangerang Kota)”, Skripsi: Fakultas Syariah, IAIN Ponorogo Tahun 2017.
M. Firdaus Sholihin, Wiwin Yulianingsih, Kamus Hukum Kontemporer, Jakarta:
Sinar Grafika, 2016
M. Sulhan, Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah, Malang: UIN Malang Press, 2008
Moh. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remana Rosdakarya, 2009.
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011.
Nur Azizah Affandy, et. al., “Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Trayek LYN Merah Jurusan Sukodadi-Paciran kabupaten Lamongan Berdasarkan Kepuasan Pelayanan”, dalam Jurnal Teknika, Vol. 5, No. 2, 2013 Peraturan Walikota Metro Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penyesuaian Tarif
Angkutan Penumpang Umum Jenis Mikrolet dalam Wilayah Kota Metro
Philip Kotler & Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, jilid 1, terj. Bob Sabran, Jakarta: Erlangga, 2008
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Siti Faridah, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Bekerja Menjadi Driver Ojek Online Sebagai Mata Pencaharian Ekonomi di Jakarta”, Skripsi: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan FKIP Unila, Vol. 5, No. 1, 2008
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Perlindungan Konsumen 1999, Jakarta: Sinar Grafika, 2016 Untung Sriwidodo, “Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap
Kepuasan Nasabah”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi, Vol. 10, No. 2, 2010
Veithzal Rivai Zainal, dkk., Islamic Marketing Management, Jakarta: Bumi Aksara, 2017
LAMPIRAN
DOKUMENTASI