• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

2. Sumber Data

Sumber data sekunder merupakan data yang bersumber dari seseorang yang tidak terlibat dalam suatu permasalahan yang terjadi dan sedang diteliti atau berasal dari sebuah dokumen. Orang lain dan dokumen tersebut dianggap mampu memberikan data yang bisa mendukung dan melengkapi data yang diperoleh dari informan inti. Data tersebut sangat penting didapatkan demi menunjang data pokok.8

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang berupa catatan tentang terjadinya sebuah kasus atau peristiwa yang bisa jadi peristiwa tersebut terjadi sudah lama dan jarak waktunya sudah jauh dari sumber aslinya.9

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang terkait dengan

6 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 92

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D., 225.

8 Ibid., 137

9 Moh. Nazir, Metode Penelitian., 50

sumber primer penelitian. Sumber data sekunder yang digunakan peneliti meliputi buku-buku yang berkenaan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini sumber sekundernya adalah buku yang berkenaan dengan fiqh muamalah yang dalam hal ini buku-buku yang digunakan di antaranya:

a. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

b. Peraturan Walikota Metro Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Umum Jenis Mikrolet dalam Wilayah Kota Metro

c. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010 d. Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer

e. Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001 C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah: “alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”.10

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remana Rosdakarya, 2009), 84.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode observasi adalah metode yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan pengamatan, pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang diselidiki. Dalam hal ini, peneliti mengamati perilaku sopir trayek Metro – Karang Rejo dalam menetapkan tarif angkot.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interviewi adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.11 Dalam hal ini pieneliti menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin yaitu kegiatan memperoleh data yang kegiatannya atau si interviewer membawa kerangka-keirangka pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya.12

Maksudnya adalah peneliti telah mempersiapkan pertanyaan- pertanyaan mengenai perilaku sopir trayek Metro – Karang Rejo dalam menetapkan tarif angkot. Data yang diperlukan sesuai dengan pokok penelitian yang ada, yang diajukan kepada narasumber caranya diserahkan sepenuhnya kepada peneliti sehingga peneliti mempunyai kebebasan untuk menggali informasi dari narasumber.

Sampel yang digunakan adalah teknik insidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., 198

12 Ibid., 199

sebagai sumber data.13 Dalam penelitian ini, yang akan diwawancarai diantaranya:

a. Dinas Perhubungan b. Sopir Angkot

c. Warga Pengguna Jasa Angkot 3. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.14

Dokumentasi adalah teknik untuk mencari data mengenai hal-hal baru variabel yang berupa catatan-catatan, buku, agenda, dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder, yakni dengan mengumpulkan dokumen-dokumen dan literatur yang dibutuhkan berkaitan dengan perilaku sopir trayek Metro – Karang Rejo dalam menetapkan tarif angkot. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data angkutan kota Kota Metro, struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Metro serta kegiatan angkutan kota.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan proses menganalisa suatu data yang kemudian mengorganisasikan data yang diperoleh yang sebelumnya dipilih mana data yang dibutuhkan dalam penelitian yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu data penuh. Data yang telah terkumpul tersebut

13 Sugiyonoi, Metode Penelitian., 197

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., 201.

kemudian dikelola guna mendapatkan hal yang paling penting yang nantinya dapat diceritakan kepada orang lain.15

Data yang telah terkumpul dianalisis secara induktif dan berlangsung secara terus menerus. Analisis data yang dilakukan meliputi mereduksi data, menyajikan data, display data, menarik kesimpulan dan melaksanakan verifikasi. Mendukung analisa tersebut, peneliti menggunakan metode berfikir induktif, yaitu berangkat dari data-data khusus dan fakta empiris di lapangan disusun, diolah, dikaji kemudian ditarik maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.16

Peneliti dalam menganalisis data menggunakan grounded analysis.

Adapun langkah-langkah grounded analysis dalam analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:17

15 Ibid., 201.

16 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), 7.

17 Ann Osborne O’Hagan & Rory V. O’Connor, “Towards an Understanding of Game Software Development Processes: A Case Study”, Dublin City University, Ireland: Springer- Verlag Berlin Heidelberg, 2011, dalam https://www.researchgate.net/figure/Grounded-Theory- Data-Analysis-Steps_fig1_282943329

Pengumpula n Data

Kategorisasi Data Koding Data

Kompail Data

Analisis Data Kesimpula

n

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sekilas tentang Kota Metro

Wilayah Kota Metro terdapat pada bagian tengah Provinsi Lampung, yang berjarak ± 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung). Secara geografis, Kota Metro terletak pada 105017’ – 105019’ BT dan 506’ – 508’ LS,. Luas wilayah administrasi Kota Metro 68,74 km2 , dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.1

Kota Metro sebagai daerah otonom dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Way Kanan, Daerah Tingkat II Lampung Timur, yang diresmikan pada tanggal 27 April 1999. Pada saat diresmikan, Kota Metro terdiri dari 2 (dua) Kecamatan, 6 (enam) Kelurahan dan 6 (enam) Desa. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi Pemerintah Kota Metro dimekarkan menjadi 5 (lima)

1 Monografi Kota Metro Tahun 2020

Kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Kelurahan. Luas wilayah Kota Metro adalah 6.874 Ha, dengan pembagian sebagai berikut:

a. Metro Selatan 1,433 Ha b. Metro Barat 1,128 Ha c. Metro Timur 1,178 Ha d. Metro Pusat 1,171 Ha e. Metro Utara 1,964 Ha.2 Visi kota Metro:

Mewujudkan Kota Metro sebagai kota pendidikan dan wisata keluarga berbasis ekonomi kerakyatan berlandaskan pembangunan partisipatif.

Misi kota Metro:

a. Membangun sumber daya manusia yang bertaqwa, berkualitas, profesional, unggul, berdaya saing dan berakhlak mulia melalui sistem pendidikan yang terarah dan komperhensif.

b. Menciptakan keseimbangan pembangunan kota dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan.

c. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berbasis perdagangan dan agroindustri, memperbaiki iklim usaha, menarik investasi dan penyediaan lapangan kerja.

d. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab

2 Monografi Kota Metro Tahun 2020

e. Mewujudkan kehidupan demokrasi dalam segala aspek kehidupan, menjunjung tinggi dan menghormati hak azasi manusia, menjunjung tinggi hukum dan menjamin tegaknya supremasi hukum.

f. Membangun serta meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur guna mendukung pembangunan daerah.

g. Mewujudkan kemandirian rakyat melalui prinsip-prinsip otonomi.3 2. Sekilas tentang Dinas Perhubungan Kota Metro

Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 Kota Metro menjadi suatu daerah otonom baru di Provinsi Lampung yang berwenang menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya. Untuk menunjang penyelenggaraan dan pembangunan tersebut maka dinas instansi untuk membantu pelaksanaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Dinas Perhubungan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Metro. Hakekat membentuk Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk memperbesar peranan pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunan yang penyerahan sebagian urusannya diserahkan kepada daerah Tk. 1 dan daerah Tk. II serta tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah Tk. 1 (Provinsi).4

3 Monografi Kota Metro Tahun 2020

4 Monografi Dinas Perhubungan Kota Metro Tahun 2020

Dinas Perhubungan Kota Metro mempunyai tugas melaksanakan sebagian pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang perhubungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang lalu-lintas, angkutan, teknik prasarana Terminal dan Parkir

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lalu-lintas, angkutan, tehnik prasarana terminal dan parker

d. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas

e. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.5

Berkenaan dengan penelitian ini, bidang angkutan merupakan bagian yang menjadi informan. Bidang Angkutan mempunyai tugas, melaksanakan manajemen jaringan angkutan orang, angkutan barang, menyiapkan rencana pengembangan, penataan, pemeliharaan dan pengawasan prasarana terminal dan pengujian kendaraan bermotor serta memberikan rekomendasi perizinannya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang angkutan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan bahan kebijakan teknis bidang angkutan;

5 Monografi Dinas Perhubungan Kota Metro Tahun 2020

b. Penyusunan, pengembangan, penataan dan pengevaluasian jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan angkutan kota, penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan angkutan taksi dalam wilayah Kota Metro;

c. Penyusunan dan penetapan jaringan lintas angkutan barang dalam wilayah Kota Metro;

d. Pembinaan dan pemberian rekomendasi perizinan usaha angkutan kota, angkutan sewa, angkutan pariwisata, angkutan taksi dan angkutan barang serta penetapan tarif angkutan kota;

e. Menyusun bahan rencana pengembangan, penataan, pemeliharaan dan pengawasan prasarana terminal dan pengujian kendaraan bermotor f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.6

Seksi Angkutan Orang mempunyai tugas, melaksanakan penetapan kebutuhan, pengembangan dan pengawasan angkutan orang, dengan penjabaran tugas sebagai berikut:

a. Menyusun bahan kebijakan teknis angkutan orang ;

b. Melaksanakan pendataan dan penetapan kebutuhan kendaraan angkutan kota dalam wilayah kota Metro;

c. Menyiapkan penyusunan jaringan trayek angkutan orang yang diperlukan dalam wilayah Kota Metro;

6 Monografi Dinas Perhubungan Kota Metro Tahun 2020

d. Menyelenggarakan bimbingan teknis terhadap pengusaha angkutan penumpang;

e. Melaksanakan penyusunan konsep kerjasama dengan wilayah perbatasan;

f. Menyiapkan penyusunan tarif angkutan kota dan angkutan perbatasan untuk ditetapkan oleh Kepala Daerah.

g. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi izin angkutan kota, angkutan pariwisata, angkutan sewa dan angkutan taksi dalam wilayah Kota Metro;

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.7

Sedangkan angkutan barang mempunyai tugas, melaksanakan penetapan kebutuhan, pengembangan dan pengawasan angkutan barang, dengan penjabaran tugas sebagai berikut:

a. Menyusun bahan kebijakan teknis angkutan barang;

b. Menyusun dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten/kota;

c. Menyelenggarakan pendataan dan bimbingan teknis terhadap pengusaha angkutan barang;

d. Menyiapkan penyusunan dan penetapan jaringan lalu lintas angkutan barang dalam wilayah Kota Metro;

e. Menyelenggarakan pemberian rekomendasi izin Angkutan Barang;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas.8

7 Monografi Dinas Perhubungan Kota Metro Tahun 2020

3. Praktik Sopir dalam Menetapkan Tarif Angkot

Transportasi di Kota Metro didukung dengan jaringan jalan yang baik, terminal dan sarana angkutan umum yang memadai. Total panjang jalan di Kota Metro mencapai 434,36 km, terdiri dari Hotmik 96,705 km, Penetrasi 145,314 km, Onderlagh 156,444 km, Sirtu 3,710 km, Tanah 62,298 km dan Paving Blok 41,451 km. Untuk mendukung pelayanan angkutan penumpang dan barang, Kota Metro memiliki 2 buah terminal, yaitu terminal kota yang terletak di Metro Pusat dan terminal induk di Mulyojati, Metro Barat.

Sejalan dengan tujuan penelitian yaitu mengenai praktik perilaku sopir dalam menetapkan tarif angkot, maka peneliti mengumpulkan data dengan dokumentasi dan wawancara terhadap beberapa informan yang terpilih, terkait perilaku sopir dalam menetapkan tarif angkot. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yakni Dinas Perhubungan, sopir angkot dan warga pengguna jasa angkot. Mengenai hasil wawancara dapat peneliti jabarkan sebagai berikut:

1. Dinas Perhubungan

Menurut Ibu Silvia selaku Bagian Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kota Metro, beliau mengatakan bahwa di Kota Metro memiliki beberapa jalur trayek angkutan kota. Jalur-jalur tersebut merupakan ketetapan dari Dinas Perhubungan serta jalur yang memang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna jasa angkot. Tarif

8 Monografi Dinas Perhubungan Kota Metro Tahun 2020

pada tiap trayek berbeda-beda dan sudah disesuaikan dengan jarak tempuh yang ada.9

Adapun trayek dan tarif tiap jalur angkutan umum dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Tarif Angkutan Penumpang Umum Kota Metro10

No Trayek Tarif Lama

(Rp)

Tarif Baru (Rp)

1 Metro – Mulyojati 4.000,- 3.800,-

2 Metro – Karang Rejo 5.000,- 4.750,-

3 Metro – Kampus – Pertamina 21 4.000,- 3.800,- 4 Metro – Stadion Tejosari

(Via Jl. Alamsyah RPN) 4.500,- 4.250,-

5 Mulyojati – Rejomulyo

(Via Jl. Budi Utomo) 4.500,- 4.250,-

6 Mulyojati – SMA 2

(Via Jl. Suprapto 4.500,- 4.250,-

7 Mulyojati – Metro

(Via Jl. Sudirman) 4.500,- 4.250,-

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 trayek jalur angkutan kota di Kota Metro. Masing-masing trayek tersebut memiliki tarif yang berbeda-beda didasarkan pada jarak tempuh tiap trayek. Selain itu, pada tabel tersebut terlihat ada perbedaan antara tarif

9 Hasil Wawancara dengan Ibu Silvia, Bagian Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kota Metro, pada tanggal 09 November 2021

10 Peraturan Walikota Metro Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Umum Jenis Mikrolet dalam Wilayah Kota Metro, Lampiran

lama dengan tarif baru yakni ada penurunan sebesar Rp. 200,- hingga Rp.

250,- tiap trayeknya.

Walaupun demikian, menurut keterangan Ibu Silvia, masih saja ada beberapa sopir yang tidak mengindahkan peraturan yang sudah ditetapkan. Para sopir terkadang seenaknya saja menetapkan tarif tinggi kepada penumpangnya. Laporan tersebut sebenarnya sudah sampai kepada beliau, dan beliau sudah menghimbau kepada para sopir agar dalam menetapkan tarif angkutan kota mengacu pada peraturan yang ada.

Beliau juga mengatakan kepada para sopir bahwa apabila masih tetap menetapkan tarif secara sepihak maka sopir yang bersangkutan akan dikenakan sanksi. Namun demikian, menurut beliau, walaupun sudah diberikan himbauan, para sopir seolah tidak mengindahkannya dan tetap menetapkan tarif sesuka hatinya.11

Berdasarkan keterangan Ibu Silvia di atas dapat dijelaskan bahwa tarif angkutan kota sudah diatur dalam Peraturan Walikota Metro Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Penumpang Umum Jenis Mikrolet. Mengenai perilaku sopir yang menetapkan tarif angkot secara sepihak, sebenarnya pihak Dinas Perhubungan Kota Metro sudah melakukan upaya dengan menghimbau para sopir angkot dan akan memberikan sanksi apabila perilaku sopir tersebut masih tetap dilanjutkan dan tidak menyesuaikan tarif yang sudah ditetapkan pemerintah.

11 Hasil Wawancara dengan Ibu Silvia, Bagian Angkutan Umum Dinas Perhubungan Kota Metro, pada tanggal 09 November 2021

2. Sopir Angkot

Selanjutnya peneliti mencoba mewawancara Bapak Heri, salah satu sopir yang memiliki trayek Metro-Karangrejo. Menurut keterangan beliau, penumpang dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang hampir tiap orang memiliki kendaraan roda dua. Karena sudah memiliki kendaraan sendiri, mereka lebih memilih berkendara sendiri daripada harus berdesak-desakan di dalam angkot. Karena minat masyarakat terhadap angkot menurun drastis, akhirnya berdampak pada pendapatan para sopir angkot.12

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Andi selaku sopir trayek Metro – Kampus – Pertamina 21. Menurut beliau untuk sekarang ini sangat susah mencari penumpang. Hal tersebut dikarenakan masyarakat lebih memilih naik sepeda motornya sendiri daripada naik angkot. Oleh karena itu, untuk saat ini pendapatan para sopir tidak seperti dulu. Hal inilah yang akhirnya berdampak pada perekonomian para sopir, terlebih pada masa covid tahun lalu, perekonomiannya semakin terpuruk.13

Jawaban Bapak Heri dan Bapak Andi di atas juga sama dengan pernyataan Bapak Bagus selaku sopir angkot trayek Metro – Kampus – Pertamina 21. Menurut beliau, angkot saat ini sudah tidak ada pamor

12 Hasil Wawancara dengan Bapak Heri, Sopir Angkot Trayek Metro – Karangrejo, pada tanggal 10 November 2021

13 Hasil Wawancara dengan Bapak Andi, Sopir Angkot Trayek Metro – Kampus – Pertamina 21, pada tanggal 27 Juni 2022

lagi, kalah dengan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor. Karena masyarakat banyak yang lebih memilih bersepeda motor maka secara otomatis pendapatannya sebagai sopir angkot berkurang drastis.14

Berkenaan dengan tarif angkot Bapak Heri menjelaskan bahwa sebenarnya beliau tahu mengenai standar tarif yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan. Akan tetapi ada beberapa angkot tidak mengindahkannya karena beberapa alasan, termasuk dirinya sendiri.

Tarif yang ditetapkan oleh Dishub menurutnya sangat rendah dan kurang memperhatikan kesejahteraan para sopir. Bapak Heri sendiri menetapkan tarif angkot dari Metro-Karangrejo sebesar Rp. 10.000,-.

Tarif tersebut menurutnya wajar mengingat harga BBM yang semakin tinggi. Selain itu, penumpang sangat sepi semenjak mewabahnya virus corona. Karena faktor kebutuhan yang terus meningkat dan pendapatan yang terus mengalami penurunan, akhirnya para sopir termasuk beliau menetapkan tarif secara sepihak dan tidak mengindahkan himbauan dari Dinas Perhubungan.15

Pendapat Bapak Andi juga hampir sama dengan pendapat Bapak Heri. Menurut beliau tarif yang beliau tetapkan sebenarnya tidak sesuai dengan standar tarif yang ditetapkan pemerintah Kota Metro. Beliau mengatakan bahwa pemerintah dalam menetapkan tarif kurang memperhatikan kebutuhan para sopir. Tidak berbeda dengan

14 Hasil Wawancara dengan Bapak Bagus, Sopir Angkot Trayek Metro – Kampus – Pertamina 21, pada tanggal 27 Juni 2022

15 Hasil Wawancara dengan Bapak Heri, Sopir Angkot Trayek Metro – Karangrejo, pada tanggal 10 November 2021

para sopir lainnya, beliau juga menetapkan tarif sendiri demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk saat ini menurut beliau, tarif yang ditetapkan tersebut merupakan kewajaran apabila tidak mengikuti ketentuan tarif dari pemerintah yang begitu rendah.16

Bapak Bagus setuju dengan pernyataan Bapak Andi. Menurut pengakuan beliau para sopir sudah tidak perlu lagi mengikuti penetapan tarif yang dibuat oleh pemerintah Kota Metro karena menurut beliau terlalu rendah. Apabila sopir angkot tetap mengikuti peraturan pemerintah tersebut sudah dipastikan tidak akan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti BBM, makan, kebutuhan rumah dan lain sebagainya. Tarif yang beliau bebankan kepada penumpang yakni Rp. 5.000,-. Tarif tersebut pun sebenarnya menurut beliau masih kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan yang ada.17

Sopir angkot selanjutnya yang peneliti wawancara yakni Bapak Gunawan selaku sopir angkot trayek Metro – Karang Rejo. Menurut keterangannya, ia mengaku bahwa pihak Dinas Perhubungan sudah menetapkan tarif bagi angkot. Akan tetapi menurutnya tarif yang ditetapkan tersebut tidak memandang kesejahteraan profesinya sebagai seorang sopir angkot. Hal tersebut karena tarif yang ditetapkan terlalu

16 Hasil Wawancara dengan Bapak Andi, Sopir Angkot Trayek Metro – Kampus – Pertamina 21, pada tanggal 27 Juni 2022.

17 Hasil Wawancara dengan Bapak Andi, Sopir Angkot Trayek Metro – Kampus – Pertamina 21, pada tanggal 27 Juni 2022

rendah terlebih pada masa pandemi sekarang ini dimana masyarakat yang menggunakan jasa angkot sangat sepi.18

Menurut pengakuannya, tarif yang ia bebankan kepada penumpang adalah sebesar Rp. 10.000,- mengikuti harga BBM saat ini. Penetapan tarif secara sepihak terpaksa dilakukan para sopir.

Pasalnya, kenaikan harga BBM bersubsidi membuat biaya operasional angkot semakin membengkak. Namun tarif tersebut berbeda apabila penumpang membawa barang yang banyak dan memakan tempat dudul lain. Apabila demikian maka penumpang harus mau menambah tarif tambahan yakni Rp. 5.000,- sehingga menjadi Rp. 15.000,-. Tarif yang ia tetapkan tersebut menurutnya wajar karena tempat duduk yang harusnya ditempati penumpang lain harus ditempati barang belanjaan.

Alasan lain menurut Bapak Gunawan yakni ekonomi keluarga yang sedang di masa kesulitan karena pandemi sedangkan kebutuhan sehari-hari terus meningkat ditambah lagi tarif yang ditetapkan oleh pemerintah sangat rendah.19

Berdasarkan keterangan para sopir angkot di atas dapat dijelaskan bahwa para sopir angkot sebenarnya sudah tahu mengenai ketentuan tarif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, situasi ekonomi yang menghimpit keluarga serta harga BBM yang terus naik yang akhirnya menjadi keputusan para sopir untuk

18 Hasil Wawancara dengan Bapak Gunawan, Sopir Angkot Trayek Metro – Karangrejo, pada tanggal 13 November 2021

19 Hasil Wawancara dengan Bapak Gunawan, Sopir Angkot Trayek Metro – Karangrejo, pada tanggal 13 November 2021

menetapkan tarif secara sepihak. Mengenai tarif-tarif yang ditetapkan para sopir di atas dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut:

Tabel 4.2.

Tarif yang Ditetapkan Oleh Sopir Angkot

No Nama

Sopir Trayek Tarif

Sopir

Tarif Pemk

ot 1 Heri Metro – Karangrejo 10.000,- 4.750,- 2 Gunawan Metro – Karangrejo

10.000,- /15.0 00,-

4.750,- 3 Andi Metro – Kampus – Pertamina

21 5.000,- 3.800,-

4 Bagus Metro – Kampus – Pertamina

21 5.000,- 3.800,-

3. Warga Pengguna Jasa Angkot

Demi mengklarifikasi keterangan Ibu Silvia, Bapak Heri dan Bapak Gunawan, peneliti mewawancarai salah satu penumpang yakni Ibu Ernawati. Menurut keterangannya, beliau sudah lama menggunakan jasa angkot untuk belanja di pasar Metro untuk kebutuhan warungnya. Beliau memilih menggunakan angkot karena beliau tidak sanggup apabila mengangkut barang belanjaan yang banyak menggunakan sepeda motor. Selain itu, motor miliknya harus bergantian dengan suaminya.20

Mengenai tarif yang ditetapkan oleh sopir angkot, Ibu Ernawati mengaku sebenarnya ia agak keberatan dengan tarif yang dibebankan kepadanya. Tarif yang harus ia bayar setiap kali naik angkot yakni

20 Hasil Wawancara dengan Ibu Ernawati, Penumpang Angkot Trayek Metro Karangrejo, pada tanggal 12 November 2021

Dalam dokumen PDF Oleh: DHEA ULYTA PUTRI NPM: 1702090076 (Halaman 39-44)

Dokumen terkait