• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanda-tanda persalinan dan penurunan kepala Menurut Aprilia (2011) tanda-tanda persalinan meliputi: Menurut Aprilia (2011) tanda-tanda persalinan meliputi

Dalam dokumen asuhan kebidanan komprehensif pada ny. f (Halaman 62-67)

BAB VI PENUTUP

1) Perubahan Fisiologi

2.2.3 Tanda-tanda persalinan dan penurunan kepala Menurut Aprilia (2011) tanda-tanda persalinan meliputi: Menurut Aprilia (2011) tanda-tanda persalinan meliputi

mencegah atonia uteri yang menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya 250cc dan tidak melebihi 400 sampai 500 cc jika perdarahan persalinan lebih dari 500cc disebut dengan perdarahan postpartum primer (Sarwono, 2014).

(3) Tidak ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah bila beraktivitas.

(4) Durasi pendek 2) Tanda pasti persalinan

Terjadi his persalinan yang sifatnya:

a) Teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika beraktifitas dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks. His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 4 kali dalam 10 menit sekali dengan lama minimal 40 detik sampai dengan 100 detik

b) Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan.

c) Bloody show lendir bercampur darah yang semakin banyak dan pekat.

Itu terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan penipisan mulut rahim. Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang mengelilingi janin. Blody Show biasanya terjadi dalam 24 jam sampai 48 jam.

d) pada pemeriksaan dalam didapat perlunakan serviks (portio) dan terjadi pembukaan serviks akibat penurunan kepala janin.

e) Ketuban pecah pada akhir kala I persalinan.

2.2.4 Penurunan Kepala Janin a. Penilaian penurunan kepala

dilakukan dengan menghitung proporsi bagian bawah janin yang masih berada diatas tepi atas shympisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan (per limaan). Bagian diatas shympisis adalah proporsi yang belum masuk PAP berikut beberapa penurunan kepala:

1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas shympisis pubis.

2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP (Hodge I).

3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP

(Hodge II).

4) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan (3/5) bagian telah masuk PAP (Hodge III).

5) 1/5 jika 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang berada diatas shympisis dan 4/5 bagian telah masuk PAP (Hodge IV).

6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat teraba dari pemeriksaan luar dan bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul

Gambar 2.11 Penurunan Kepala Perlimaan

Sumber: Widia, 2015

Penyusupan kepala janin

Penyusupan adalah indikator penting seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

0: Tidak adanya molase (penyusupan kepala janin) jika ketika melakukan pemeriksaan dalam teraba tulang kepala janin terpisah dan sutura dengan mudah di palpasi.

1: Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2: Tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih bisa di pisahkan

3: tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak bisa di pisahkan.

Posisi kepala janin fisiologis dapat berada di sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu (pelvis) sebagai contoh pada letak

belakang kepala yaitu teraba ubun-ubun kecil (UUK) dibagian kiri depan dan ubun-ubun besar (UUB) kanan belakang (Widia, 2015).

b. Hodge

Bidang hodge adalah bidang khayal sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam/ vagina toucher (VT), Bidang hodge terbagi menjadai 4, antara lain :

1) Bidang hodge I

Bidang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh promotorium, artikulasio sakro-iliaka, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os. Pubis, tepi atas simfisis pubis.

2) Bidang hodge II

Bidang setinggi pinggir bawah simfisis pubis, berhimpit/ sejajar dengan PAP (Hodge I).

3) Bidang hodge III

Bidang setinggi ischiadika berhimpit/ sejajar bidang hodge I, II 4) Bidang hodge IV

Bidang setinggi ujung coccygeus (spina tak teraba) Gambar 2.12 Hodge I-IV

Sumber: Siti Salehah, 2010 2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Beberapa faktor yang berperan didalam sebuah proses persalinan meliputi :

a. Power (Kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan

janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah : 1) His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan 2) Tenaga mengejan :

b. Passage (Jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku (Marmi, 2011).

c. Passenger (Janin dan Plasenta)

Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara satu dengan yang lain yang disebut moulage, sehingga kepala bertambah kecil. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain dari janin dengan mudah menyusul.

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin (Eniyati dkk, 2012).

d. Psychology

Faktor psikologi sosial terdiri dari persiapan fisik dan mental, nilai dan kepercayaan sosial budaya, pengalaman melahirkan sebelumnya, harapan terhadap persalinan, kesiapan melahirkan tingkat pendidikan, dukungan orang terdekat. Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung menciptakan suasana yang nyaman, memberi sentuhan, memberi penenang nyeri non farmakologi, dan bentuk dukungan psikologis lainya (Dewi, 2012).

e. Faktor Position

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan melancarkan sirkulasi darah. Posisi tegak meliputi posisi berjalan, berdiri, jongkok, duduk. Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi untuk penurunan bagian terendah janin (Dewi, 2012).

f. Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong dapat mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik tidak terjadi.

Dalam dokumen asuhan kebidanan komprehensif pada ny. f (Halaman 62-67)