• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Sakit dan Penyakit

Dalam dokumen Irwan-Buku-Etika-dan-Perilaku-Kesehatan (1) (Halaman 53-57)

BAB 3 KONSEP KEJADIAN PENYAKIT

3.2. Persepsi Masyarakat Terhadap Sakit dan Penyakit

Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut.

Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua. Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa -rawa.

Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat.

Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah.

Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.

Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya

Konsep Kejadian Penyakit 41

penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping. Menurut Bauman (1965), Seseorang menggunakan tiga Kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit yaitu :

1. Adanya gejala naiknya temperature, nyeri

2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit

3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

3.3 Konsep Sakit berdasarkan Trias Epidemiologi

Penyakit adalah hasil dari interaksi kompleks (ketidak seimbangan) antara tiga faktor, yaitu agen, host (induk semang) dan lingkungan.

Kesalahan yang paling sering dilakukan orang adalah memusatkan perhatian hanya pada salah satu dari ketiga faktor tersebut pada waktu mengendalikan atau mencegah penyakit. Segitiga epidemiologi merupakan teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di dunia, yang menggambarkan hubungan dari ketiga faktor penyebab penyakit, yaitu Host, Agent, dan Lingkungan.

Segitiga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelaskan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjainya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat

tergantung dari keseimbangan dan interaksi dari Host, Agent dan

environment, ketiga unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Host

Host atau penjamu ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Komponen dari faktor penjamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai berikut:

1. Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.

2. Jenis kelamin (seks). Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, dan jantung.

3. Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang berbeda dalam hal kerentanan terhadap suatu penyakit.

4. Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta warna, sickle cell anemia.

5. Status kesehatan umum termasuk status gizi.

6. Bentuk anatomis tubuh

7. Fungsi fisiologis atau faal tubuh

8. Keadaan imunitas dan respons imunitas

9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent 10. Penyakit yang diderita sebelumnya

11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri.

b. Agent

Agent atau pembawa bibit penyakit dapat berupa makhluk hidup ataupun jasad renik pembawa bibit penyakit yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa,),

Konsep Kejadian Penyakit 43

unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan herediter atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol,) perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan dan persalinan.

Komponen dari faktor agent yaitu:

• Dosis

• Kondisi lingkungan

• Virulensi (mikroba)

• Infektifitas(mikroba)

• Toksisitas (toksin)

c. Environment

Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang

terjadinya penyakit, hal ini Karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi:

1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)

2. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, zat kimia atau polusi, radiasi, dll.

3. Lingkungan Sosial Ekonomi

Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang semuanya

dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.

Komponen dari faktor lingkungan:

• Kepadatan penduduk

• Perpindahan penduduk

• Tempat tinggal (misalnya, ventilasi, sanitasi)

• Keadaan lingkungan (misalnya, suhu, kelembaban, kecepatan angin, presipitasi)

3.4 Distribusi Penyakit berdasarkan Orang, Tempat

Dalam dokumen Irwan-Buku-Etika-dan-Perilaku-Kesehatan (1) (Halaman 53-57)