BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sumber Daya Manusia Di BTN KCP Syariah Parepare
4. Potensi Kecerdasan Spritual (Spiritual Quotient)
Pengelolaan Keuangan Syariah:
1. Perancanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Orginizing) 3. Pengerakan (Actuating) 4. Pengawasan (Contolling)
Macam-macam Sumber Daya Manusia:
1. Manusia sebagai sumber fisik
2. Manusia sebagai sumber daya mental
Potensi Sumber Daya Manusia terhadap manajemen keuangan syariah Sumber Daya Manusia di BTN
KCP Syariah Parepare
Peran Sumber Daya Manusia terhadap Pengelolaan Manajemen Keuangan Syariah di BTN KCP Syariah Parepare
32
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti mengunjungi lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi langsung tempat kejadian, peneliti mengamati, mencatat, wawancara, dan mengambil sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu.
Jenis pendekatan yang digunakan yaitu fenomenologis yang bertujuan untuk mengembangkan secara kualitatif sebuah pemahaman terhadap cara-cara berbeda dalam berpikir atau disebut dengan deskripsi, dalam artian bahwa peneliti ingin mengindentifikasi perbedaan baik itu terhadap responden maupun masalah yang terjadi. Dengan demikian peran penulis sangat penting dalam menafsirkan dan mendeskripsikan masalah yang sedang diteliti sehingga mampu menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi di lapangan. Objek dalam peneitian ini yaitu pegawai yang berkerja di BTN KCP Syariah Parepare yang terletak di Jl. Andi Makkasau No 59D, Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti terjun langsung dilokasi penelitin untuk memperoleh data agar tujuan penulis dapat tercapai dan dapat dipertanggung jawabkan.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian berlokasi di BTN KCP Syariah, Jl. Andi Makkasau No 59D, Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Dengan mengumpulkan beberapa informasi terkait dengan judul.
34 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan waktu selama ± 1 bulan. Dengan pertimbangan bahwa jarak kampus dengan lokasi penelitian cukup jauh, sehingga data-data yang diperlukan bisa terpenuhi.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti, maka fokus utama penelitian ini adalah mengenai potensi Sumber Daya Manusia terhadap manajemen keuangan syariah terkhusus kepada pengawai pada Bank Tabungan Negara KCP Syariah Parepare dengan mecari tahu apakah potensi sumber daya manusia yang ada pada bank tersebut paham akan manajemen keuangan syariah.
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber Jenis data adalah data-data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif baik dalam bentuk data primer maupun data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
Pendekatan kualitatif berupa informasi-informasi yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat pada penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu terbagi menjadi dua:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.44 Data penelitian ini adalah data yang didapatkan atau diperoleh dari hasil wawancara peneliti kepada pegawai di Bank Tabungan Negara KCP Syariah Parepare. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu
44 Marzuki, Metode Riset (Yogyakarta: HaninditaOffset, 2009), h. 55.
35
Organik, Sub Branch Head, Financing Sevice, Operation Staff, Custumer Service (CS) dan Teller yang bekerja di Bank Tabungan Negara KCP Syariah, Jl. Andi Makkasau No 59D, Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, dan disertasi.45 Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu beberapa dokumen yang berkaitan dengan Bank Tabungan Negara KCP Syariah Parepare, serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan.
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain, Teknik field research, Teknik field research dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan penelitian dan untuk memperoleh data-data kongkret berhubungan dengan pembahasan ini. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan yang sesuai dengan data yang bersifat teknis, yakni sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah pengamatan sistematis yang berkenaan dengan perhatian terhadap fenomena yang tampak.46 Observasi adalah mengamati kejadian, gerak, atau proses.47 Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
45 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) h. 106
46Sanafiah Faizal, Format-format Penelitian Sosial ,Cet. V,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 71.
47Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan , Cet. XIII, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 230.
36
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Adapun jenis observasi pada penelitian ini yaitu observasi non-partisipan.
Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyakit terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik penelitian.
Dalam observasi jenis ini peneliti melihat atau mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif di dalamnya peneliti berada jauh dari fenomena topik yang diteliti.48
Peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi secara langsung Bank Tabungan Negara KCP Syariah, Jl. Andi Makkasau No 59D, Kampung Pisang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare sebagai objek penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana potensi sumber daya manusia yang ada pada bank tersebut paham akan manajemen keuangan syariah.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara tanya jawab.
Wawancara dilakukan dengan kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah tidak terstruktur (non-directif).
Wawancara tidak terstruktur, tidak ada pertanyaan yang ditentukan sebelumnya, kecuali pada tahapan sangat awal, yakni ketika peneliti memulai wawancara dengan melontarkan pertanyaan umum dalam area studi. Sebuah agenda
48Hengki Wijaya, “Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi”, (Makassar: Sekolah Tinggi Teologia Jaffray), h. 29.
37
atau daftar topik dapat membantu untuk tetap fokus selama jalannya wawancara.49 Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara lebih teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.50 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara.51
Penelitian ini wawancara akan dilakukan di BTN KCP Syariah dengan karyawan yang terlibat sebagai narasumbernya mengenai potensi Sumber Daya Manusia terhadap manajemen keuangan syariah. Kemudian, wawancara juga ini dilakukan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai ekonomi syariah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu dari teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Data akan dikumpulkan sebagai bentuk pertanggungjawaban penelitian ini, baik itu dalam bentuk file data seperti dokumentasi rekaman suara, foto, dan data- data langsung yang diperoleh.
Teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengundang keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.
Adapun teknik dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pengambilan gambar terkait potensi sumber daya manusia terhadap manajemen keuangan syariah di BTN KCP Syariah Parepare. Tujuan Penelitian ini menggunakan metode
49 Christine Daymon dan Immy Holloway, Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communications ,(Jakarta: Bentang Pustaka, 2007), h. 264.
50 Hengki Wijaya, "Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi", (Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2018), h. 38.
51 M. Burhan Bungin, "Metodologi Penelitian Kuantitatif", Edisi Kedua ,(Kencana), h.137.
38
dokumentasi untuk memperoleh data tulisan tentang keadaan karyawan di BTN KCP Syariah Parepare, Visi/Misi dan semua tentang manajemen keuangan syariah.
F. Uji Keabsahan Data
Keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:
1. Uji Credibility
Derajat kepercayaan atau credibility dalam penelitian kualiatatif adalah istilah validitas yang berarti bahwa instrumen yang dipergunakan dan hasil pengukuran yang dilakukan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
2. Uji Transferbility
Penelitian kualitatif tidak dikenal validitas eksternal tetapi menggunakan istilah atau konsep keteralihan atau transferbilitas keteralihan berarti bahwa hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang memiliki karakteristik dan konteks yang relatif sama.
3. Uji Dependability
Penelitian kualitatif dikenal sebagai istilah reabilitas yang menunjukkan konsistensi hasil penelitian meskipun penelitian itu dilakukan berulang kali.
4. Uji Depenbility
Penelitian kualitatif dikenal pengujian dependabilitas yang dilakukan dengan mengadakan audit terhadap keseluruhan proses penelitian mulai dari menentukan
39
masalah, menentukan sumber data, pengambilan atau pembangkitan data, melakukan analisis data, memeriksa keabsahan data dan membuat keseimpulan.
G. Teknik Analisis Data
Setelah uji keabsahan data dilakukan, data yang telah dikumpulkan diolah dengan analisis kualitatif. Proses pengumpulan data mengikuti konsep Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, bahwa aktifitas dalam pengumpulan data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi.52
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya, lalu membuang yang tidak perlu.53
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan mengorganisasikan data dalam satu cara, dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasi. Tahapan reduksi data melalui proses pemisahan dan pentransformasian data “mentah” yang terlihat dalam catatan tertulis lapangan (written-up field notes). Data “mentah” adalah data yang sudah terkumpul tetapi belum terorganisasi secara numerik.54 Adapun data “mentah” yang dimaksud dalam penelitian ini ialah data yang belum diolah oleh peneliti. Oleh karena itu, reduksi data berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan.55
52Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 300.
53Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), h. 122.
54Murray R. Spiegel dan Larry J. Stephens, Statistik, (Gelora Aksara Pratama; Edisi Ketiga, 2004), h. 30.
55A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan , (Prenada Media, 2016), h. 406.
40
Data dari hasil wawancara dengan beberapa sumber serta hasil dari studi dokumentasi dalam bentuk catatan lapangan selanjutnya dianalisis dilakukan setelah proses pengumpulan data dilakukan oleh penulis. Kegiatan ini bertujuan untuk membuang data yang tidak perlu dan menggolongkan ke dalam hal-hal pokok yang menjadi fokus permasalahan yang diteliti.
Proses reduksi data juga dilakukan oleh peneliti di lapangan pada saat melakukan kegiatan wawancara tidak terstruktur kepada informan. Hasil wawancara yang diperoleh kemudian dipilih, disatukan, lalu memisahkan atau membuang informasi yang dianggap tidak berkaitan dengan penelitian ini.
Hal ini dilakukan untuk memilah data yang penting dan data yang tidak penting sehingga akan dibuang data yang tidak perlu dan menggolongkan ke dalam hal-hal pokok yang menjadi fokus permasalahan yang diteliti yakni potensi sumber daya manusia terhadap manajemen keuangan syariah di BTN KCP Syariah Parepare.
2. Penyajian Data (Display Data)
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang dikutip oleh Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi adanya kemungkinan penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.56
Penyajian data dilakukan dengan menggabungkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa sumber data dan studi dokumentasi. Data yang
56Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h. 123.
41
disajikan berupa narasi kalimat, dimana setiap fenomena yang dilakukan atau diceritakan ditulis apa adanya kemudian penelitian memberikan interpretasi atau penilaian sehingga data yang tersaji menjadi bermakna.
3. Verifikasi Data
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.57
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut dengan verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.58
Verifikasi data dilakukan untuk mendapatkan kepastian apakah data tersebut dapat dipercaya atau tidak. Dalam verifikasi data ini akan diprioritaskan keabsahan sumber data dan tingkat objektivitas serta adanya keterkaitan antar data dari sumber yang satu dengan sumber yang lainnya lalu menarik kesimpulan.
57Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, h. 124.
58 Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan , dan Jenis, (Jakarta: Kencana, 2019), h. 117.
42
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sumber Daya Manusia Di BTN KCP Syariah Parepare
Peneliti menjadikan teori Hery Wibowo sebagai acuan dalam penelitian ini.
Potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak terbatas. Adapun empat jenis potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu potensi fisik, intelektual, emosional dan spiritual.59
1. Potensi Fisik (Psycomotoric)
Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa potensi fisik yang terdapat di BTN KCP Syariah Parepare antar sesama pegawai maupun secara pribadi yaitu dalam melakukan pekerjaan harus mempunyai fisik yang baik dan menjaga kesehatan agar segala aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. pegawai yang ada di BTN KCP Syariah berjumlah sedikit sehingga perlu untuk seluruh pegawai agar menjaga fisiknya masing-masing. Seperti wawancara peneliti dengan Alif Iqbal F. selaku karyawan yang bertugas sebagai Operation Staff (OP) di BTN KCP Syariah Parepare bahwa:
“Yah kalau disini sih yah pasti karena kita seirng berinteraksi dengan orang lain otomatis terpengaruh, terutama apalagi kondisi sekarang yah kesehatan, itusih yang paling berpengaruh. Yang dimana kita harus menjaga diri supaya tetap bisa kerja, tetap fit agar bisa bekerja dengan baik untuk perusahaan.
Karena disini pegawainya terbatas jadi kita harus menjaga diri masing- masing, terutama pada fisik pribadi kita sendiri wajib untuk sangat memperhatikannya karena jika tidak kita sendiri akan merasakan tiba-tiba down atau terkena sakit pada saat melakukan pekerjaan nah itulah yang menyebabkan kita tidak bisa bekerja dengan baik, baik itu pribadi maupun antara sesama pegawai kita juga harus saling memperhatikan kesehatan agar
59 Hery Wibowo, Fortune Favor the Ready, (Bandung: OASE Mata Air Makna, 2007), h. 34.
44
sistem dikantor kita berjalan dengan baik, yah itu saja sih mengenai potensi fisik”. 60
Hal serupa juga disampaikan dengan Siti Rahmadewi selaku pegawai yang bertugas sebagai Customer Service di BTN KCP Syariah Parepare, bahwa:
“Saya salah satu pegawai sangat mementingkan yang namanya fisik sejak awal saya mulai ditempatkan di perusahaan ini,. Karena jika saya sakit otomatis pekerjaan saya terhambat dan teman-teman yang lain pasti harus menerima resiko mengambil alih untuk sementara pekerjaan saya. Seperti yang adek lihat kan belakangan ini wabah Covid-19 sangat merajalela jadi kita harus menjaga kesehatan masing-masing pegawai agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan lancar”.61
Hal tersebut juga dilanturkan langsung oleh Murdhani selaku pramubhakti yang bekerja di BTN KCP Syariah Parepare, bahwa:
“Memang kita disini toh dek sangat mengutamakan kesehatan karena itulah yang paling harus terjaga agar pekerjaan kita berjalan dengan baik, walaupun disini saya tugasnya untuk mengamankan dan membantu seluruh staf ketika ada yang ingin meminta bantuan kepada saya dengan senang hati saya membantu karena kita satu sama lain pasti bakalan ada yang mempunyai kesibukan tiba-tiba ketika nasabah banyak yang dating dan kadang juga merasakan tidak enak badan maka dari itu dek saya juga disini sangat memerhatikan kesehatan saya agar tetap terjaga dengan baik”.62
Jika dilihat dari sudut pandang teori potensi fisik yang mengatakan bahwa organ fisik manusia yang dapat dipergunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup.63 Hal ini ditujukan sebagai bagian terpenting dalam sebuah instansi atau perusahaan dalam memperoleh karyawan yang sesuai dengan standar yang ada di BTN KCP Syariah Parepare.
60 Alif Iqbal F., Operation Staff (OP), wawancara di BTN KCP Syariah Parepare, 13 Agustus 2021.
61 Siti Rahmadewi, Customer Service, wawancara di BTN KCP Syariah Parepare, 13 Agustus 2021.
62 Murdhani, Pramubhakti, wawancara di BTN KCP Syariah Parepare, 20 Desember 2021.
63 Wahyu Suprapti, Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat IV, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, h. 12-25.
45
Bekerja disebuah perusahaan atau instansi, daya kinerja setiap pegawai harus terus meningkat sehingga tidak menghambat pekerjaan pegawai yang lainnya. Salah satu faktor penting dalam hal ini yaitu potensi fisik, pegawai melakukan pekerjaan atau gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki fisik yang tangguh. Hal ini sesuai dengan firman Allah di Q.S At-tin:95/4-6:
اَنْقَلَخ ْدَقَل ٰحِلهصلا اوُلِمَع َو ا ْوُنَمٰا َنْيِذَّلا َّلَِا ََۙنْيِلِفٰس َلَفْسَا ُهٰنْدَد َر َّمُث ٍٍۖمْيِوْقَت ِنَسْحَا ْٓيِف َناَسْنِ ْلَا
ٌرْجَا ْمُهَلَف ِت
ٍۗن ْوُنْمَم ُرْيَغ
Terjemahnya:
Sengguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang baik- baiknya, Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah- rendahnya, akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.64
Dalil yang disampaikan diatas dapat menjelaskan bahwa sempurna dan seimbang fisiknya serta sesuai dengan letak anggota badannya. Manusia kadang tidak mensyukuri bentuk fisiknya sedangkan fisik sangat dibutuhkan dalam bekerja, tanpa mampunyai fisik yang baik maka manusia tidak akan bisa bekerja dengan baik juga, bentuk fisik yang sempurna ini harus di jaga dengan selalu menjaga kesehatan, rutin berolahraga dan memakan makanan yang bergizi dan halal.
Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat penting karena berpikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan.65 Maka dari itu tidak hanya fisik saja yang diperlukan pada saat bekerja tetapi Sumber Daya Manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan juga membutuhkan daya mental
64 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya.
65 Ndraha Taliziduhu, Pengantar Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009), h.
59.
46
yang kuat karena tidak semua pekerjaan dalam berjalan sesuai rencananya. Pekerjaan yang dilakukan tidak semuanya dapat berjalan dengan baik dan benar. Pegawai yang bekerja di BTN KCP Syariah Parepare tidak dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber daya mental yang sangat penting bagi perkembangan pekerjaan diperusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, pegawai yang bekerja di BTN KCP Syariah Parepare dalam bekerja mereka harus mengutamakan fisik yang baik selalu tetap terjaga. Kesehatan merupakan hal sangat berpengaruh dalam bekerja, terutama seluruh pegawai yang bekerja di BTN KCP Syariah Parepare. Berdasarkan penelitian ini dapat melihat bahwa wabah Covid-19 di Indonesia ini semakin meluas sampai memakan waktu hingga bertahun-tahun. Maka dari itu seluruh pegawai harus menjaga fisiknya dengan baik guna untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi untuk perusahaan.
Sumber Daya Manusia dalam hal sumber fisik maupun sumber daya mental kedua hal tersebut saling berkaitan dengan potensi fisik yang ada di BTN KCP Syariah Parepare terutama pada seluruh pegawai yang bekerja pada bank tersebut.
Dimana setiap pegawai sangat mengutamakan kesehatan agar kondisi kesehatan seluruh pegawai tetap fit dan terjaga dengan baik.
2. Potensi Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)
Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwasanya, pegawai yang bekerja di BTN KCP Syariah Parepare dilihat dari kecerdasan intelektual pada masing-masing pegawai minimal harus mempunyai jenjang pendidikan Strata Satu (S1) untuk organik pada perusahaan tersebut. Kemampuan individu untuk beradaptasi
47
secara tepat yang terkait situasi baru dalam hidupnya seperti bekerja di sebuah perusahaan harus menyesuaikan diri dengan pegawai lainnya.
Kegiatan saling meghormati dalam berkerja tentu dilakuakan secara berbeda oleh setiap pegawai, namun perusahaan tetap memberikan aturan untuk mengutamakan rasa hormat dan sopan santun antar sesama pegawai karena itu berakibat pada kecerdasan intelektual pada pegawai tersebut. Pegawai saling yang membutuhkan jika terdapat hal yang tidak juga bisa menjadi salah satu hal yang meningkatkan kecerdasan intelektual. Sebagaimana wawancara peneliti dengan Alif Iqbal F. selaku karyawan yang bertugas sebagai Operation Staff (OP) di BTN KCP Syariah Parepare bahwa:
“Itu kembali ke masing-masing kalau menurutku nah, maksudnya kan kadang ada junior yang merasa pengen dihormati tapi yah kembali lagi pada individu sih sebenarnya kalau kecerdasan intelektual ini sebagai senior yang mesti kadang ada yang pengen dihormati, kadang ada yang mau sharing, kembali lagi kekita apalagi posisi sebagai junior yah kita lihat dulu, maksudnya kita kondisikan kalau misalnya kamu dating disuatu tempat baru toh? Dan kita ndatau apa-apami dan kita butuh info ini disini nah apa yang kita lakukan?
Yah pastikan kita bertnya dulu kita mulainya dari mana, pelan-pelan, sampai pingin tau apa yang kita mau. Seperti itusih kalau kecerdasan intelektual ini yah samalah rata, intelektual ini berarti ujungnya kayak anu yah kemampuan pegawai, hm kalau sejauh ini sih bagus semua karena S1 semua, kan disini struktur organisasinya ada 12, 6 Organik dan 6 Outsourcing. Nah kalau yang organik ini rata-rata berpendidikan S1 yah minimal, terus selebihnya ada yang campur ada yang SMK ada yang S1 begitu tapi yah semua sama sih, maksudnya dari secara intelektual. Kalau dibagi secara jenjang yaitu sedikit beda disitu yang di PAD nya begitu”.66
Hal tersebut juga disampaikan oleh Siti Rahmadewi selaku pegawai yang bertugas sebagai Customer Service di BTN KCP Syariah Parepare bahwa:
66 Alif Iqbal F., Operation Staff (OP), wawancara di BTN KCP Syariah Parepare, 13 Agustus 2021.