BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
B. Praktik Lelang Di Pegadaian Syari‟ah Desa Ungga Kecamatan
B. Praktik Lelang Di Pegadaian Syari’ah Desa Ungga Kecamatan. Praya
terhadap nasabah apakah barang jaminannya akan ditebus atau diperpanjang.
2. Faktor nomor kontak: sesuai pernyataan yang diutarakan oleh pihak pegadaian seringkali nomor kontak yang ditinggalkan nasabah sudah tidak bisa dihubungi lagi oleh karena itu pihak pegadaian kadang harus mencari kerumah/tempat tinggal nasabah untuk memastikan barang jaminan tersebut akan ditebus/dilelang.
3. Faktor pindah tempat tinggal: sudah beberapa kali pelelangan itu terjadi karena nasabah pindah tempat tinggal dan nomor kontak yang bias dihubungi tidak ada oleh karena itu untuk menutupi hutang nasabah pihak pegadaian harus melelang barang jaminan terseebut supaya pegadaian tidak mengalami kerugian.
4. Faktor merantau: para nasabah yang pergi merantau seringkali lupa untuk menyerahkan/menitip surat gadainnya di wali/keluarganya supaya jika barang gadainya sudah masuk tanggal jatuh tempo walinya bias menebus/memperpanjang masa jaminannya, tetapi nasabah tersebut tidak menitip surat gadainya oleh karena itu walinya tidak bisa untuk menebus barang jaminan tersebut dan barang jaminan itu akan dilelang oleh pihak pegdaian untuk menutupi hutang nasabah tersebut.
5. Nasabah belum mempunyai uang: walaupun waktu yang diberikan oleh pihak pegadaian sangat lama tapi masih banyak nasabah yang belum memiliki uang untuk menebus barang jaminanya.
Keterangan dari para nasabah pegadaian Syariah desa Ungga Kecamatan. Praya Barat Daya Kabupaten. Lombok Tengah yang barang jaminannya tidak dilelang karena melakukan perpanjangan masa jaminannya telah penulis peroleh yakni, sebagai berikut:
Keterangan yang dijelaskan oleh Inaq Nabila selaku nasabah pegadaian Syariah yang telah mlakukan perpanjangan terhadap barang jaminannya mengatakan:
“Saya pernah meminjam uang di pegadaian dengan menjaminkan emas anak saya kepada pegadaian dan saat itu saya diberi waktu 4 bulan, jika barang jaminan saya sudah masuk tanggal jatuh tempo pihak pegadaian memberi saya peringatan untk segera melakukan penebusan terhada barang jaminan saya dan apabila saya tidak segera melakukan penebusan pihak pegadaian memberikan saya waktu selama 7 hari jika dalam 7 hari saya tidak melakukan penebusa/perpanjangan maka barang jaminan saya akan dilelang untuk menutupi hutang saya maka dati itu berhubung uang saya belum cukup untuk menebus barang jaminan saya, saya hanya memperpanjang masa jaminan saja supaya barang jaminan saya tidak dilelang oleh pihak pegadaian”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Inaq Rahma yang juga nasabah pegadaian Syariah desa Ungga, yakni:.
“Sebulan bulan yang lalu saya sangat membutuhkan uang untuk acara begawe anak saya pada saat itu saya tidak mempunyai uang.
Sebelumnya saya berniat untuk mencari pinjaman kepada rentenir tetapi setelah saya fikir-fikir bunga yang akan saya bayar sangat besar dan pada saat itu keluarga saya memberi saya saran agar saya menggadaikan emas saya 30gram untuk modal acara begawe anak saya.
Karena di pegadaian bunganya tidak besar dan waktu yang di berikan juga bisa dibilang cukup lama. Setelah 4 bulan saya di beritahukan oleh pihak pegadaian bahwa arang jaminan saya telah masuk tanggal jatuh tempo dan ketika itu uang untuk menebus barang jaminan saya belum cukup maka saya hanya memperpanjang masa jaminanya saja”49
49 Inaq Rahma, Wawancara, Ungga Tanggal 09 Agustus 2019
Di samping itu, Inaq Agus yang merupakan nasabah pegadaian Syariah desa Ungga mengatakan sebagai berikut:
“Dengan adanya pegadaian ini sangat membantu namun tentang pelelangan barang yang telah jatuh tempo sangat tidak mengenakkan karean sebagian nasabah masih menginginkan/menebus barang jaminannya namun waktu yang diberikan oleh pihak pegadaian masih kurang. Oleh karena itu ada beberapa yang tidak sanggup untuk menebus barang jaminannya, dan intinya nasabah sangat kecewa dengan adanya pelelangan barang jaminan ini”. Maka dari itu ketika ada barang jaminan saya yang sudah masuk tanggal jatuh tempo saya segera melakukan pepanjangan supaya nanti jika uang saya sudah cukup saya masih bias untuk menebus barang jaminan saya.50
Penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa nasabah yang sudah dilelang barang jaminannya.
Menurut Inaq Rohan selaku nasabah yang telah dilelang barang jaminannya mengungkapkan bahwa:
“Saya pernah menggadaikan emas saya kepada pegadaian dan saya di beri waktu 4 bulan. Karena saya lupa kalau ada emas saya yang saya jaminkan di pegadaian maka dalam 4 bulan ini saya tidak mencari/menyiapkan uang untuk menubus emas yang saya jaminkan dan juga saat itu nomor telepon yang saya tinggalkan ketika saya melakukan gadai di pegadaian sudah tidak saya pakai lagi maka dari itu tidak ada pemberitahuan/peringatan dari pihak pegadaian yang saya terima dan pihak pegadaian tidak tahu harus mencari/menghubungi saya kemana oleh karena itu untuk menutupi hutang saya pihak pegadain harus melelang barang jaminan saya dan saya merasa sangat kecewa karena emas yang saya gadaikan adalah harta satu-satunya”.51
Inaq nunung juga selaku nasabah yang telah dilelang barang jaminannya mengungkapkan bahwa:
“Ketika saya membutuhkan uang untuk ongkos saya bekerja menjadi TKI ke luar negeri, saya menggadaikan emas saya kepada pegadaian setelah saya menggadaikan emas saya dalam waktu yang sangat dekat
50 Inaq Agus, Wawancara, Ungga, Tanggal 10 Agustus 2019
51 Inaq Rohan, Wawancara, Ungga Tanggal 08 Agustus 2019
saya berangkat ke luar negeri. Karena pada saat itu saya menjadi tulang punggung keluarga karena suami saya sudah tidak sanggup untuk bekerja karena sakit yang di deritanya. Dan saat itu saya lupa meninggalkan/menitip surat gadai emas yang sudah saya jaminkan di pegadaian kepada keluarga di rumah dan berhubung kontrak kerja saya di luar negeri lebih lama dari jangka waktu jatuh tempo emas yang sudah sudah saya gadai maka barang jaminan saya terpaksa dilelang”.52
Inaq nurhayati juga mengungkapkan selaku nasabah yang telah dilelang barang jaminanya bahwa:
“saya sangat menyesal karena tidak mengetahui ketentuan di pegadaian bahwa apabila barang yang sudah jatuh tempo dan nasabah tidak melakukan penebusan barang jaminan tersebut akan dilelang. Ketika barang saya sudah dilelang baru saya membaca/mengecek surat gadai saya dan ternyata pada saat itu emas yang sudah saya gadai ternyata jauh-jauh hari sudah masuk tanggal jatuh tempo saat itu saya langsung ke pegadaian untuk menanyakan barang jaminan saya dan ternyata barang jaminan saya sudah dilelang”. 53
Di samping penulis melakukan wawancara dengan para nasabah, maka peneliti juga melakukan wawancara dengan para pembeli barang jaminan yang dilelang oleh pihak pegadaian Syariah desa Ungga sebagai berikut:
Pendapat dari Inaq Zul selaku nasabah yang membeli barang lelang tersebut bahwa:
„„Inaq zul mengatakan membeli barang jaminan itu banyak keuntungan yang didapat karena harga yang ditawarkan sesuai dengan harga jaminnya dan kualitasnya juga sangat bagus dan juga bisa saya jual dengan harga yang lebih tinggi”.54
Tidak jauh berbeda dengan pendapat yang diutarakan oleh Inaq Zul, Inaq Samani juga mengatakan hal yang sama bahwa:
52 Inaq Nunung,Wawancara, Ungga, Tanggal 08 Agustus 2019
53 Inaq Nurhayati, Wawancara, Ungga , Tanggal 10 Agustus 2019
54 Inaq Zul, Wawancara, Ungga, Tanggal 10 Agustus 2019
“Membeli barang lelang itu ada keuntungan ada ruginya juga karena barang lelang yang dijual harga murha kualitas bagus sebaliknya harga mahal kualitas rendah “.55
Setelah penulis mewawancarai beberapa pihak nasabah dan pembeli barang lelang, tidak lupa juga penulis mewawancarai beberpa staf pegadaian.
Bapak Suherman selaku Staf Pegadaian Syariah Desa Ungga menuturkan bahwa:
“banyak masyarakat yang menggadaikan/menjaminkan barangnya di pegadaian ini, namun tidak sedikit dari merka yang lupa akan kewajibannya yaitu melakukan penebusan terhadap barang yang dijaminkannya. Oleh kaena itu pihak pegadaian mengambil jalan tengah yaitu dengan cara melakukan pelelangan barang jaminan yang telah masuk tanggal jatuh tempo dan itu memang sudah ketentuan dari pegadaian”.56
Bapak rasyid juga mengatakan hal yang sama yaitu:
“kami sebagai pihak pegadaian tidak hanya memberitahu melalui telepon saja tetapi juga kami mencari ke alamat nasabah yang diberikan pada saat nasabah itu mengisi surat gadai, ada beberapa nasabah yang kadang lupa untuk menebus barang jaminannya oleh karena itu untuk menutupi hutangnya kami selaku pihak pegadaian akan melelang barang jaminan tersebut karena kami juga tidak ingin dirugikan dan pelelangan ini juga sudah menjadi ketentuan pegadaian syariah ini dan apabila ada sisa uang dari hasil pelelangan ini nasabah berhak untuk mengambilnya tetapi itu hanya berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) tahun jika dalam waktu 1 (satu) tahun tidak datang ke pegadaian untuk mengambil sisa uang pelelangan itu maka sisa uang tersebut akan di sedehkan dan juga jika uang dari pelelangan itu tidak mencukupi untuk melunasi pinjaman maka nasabah tetap berkewajiban untuk melunasinya”.57
Proses lelang dalam praktinya menurut Novi Diviantai mengatakan:
“Untuk proses lelang barang gadai di pegadaian Syariah itu apabila nasabah tidak bias elunasi pinjaman sampai batas waktu yang
55 Inaq Samani, Wawancara ,Ungga, Tanggal 11 Agustus 2019
56 Suherman, Wawancara, Ungga, Tanggal 07 Agustus 2019
57 Rasyid, Wawancara, Ungga, Tanggal 07 2019
ditentukan, pelelangan dilakukan setelah pemberitahuan 7 (tujuh) hari sebelum tanggal lelang, pemberitahuan itu dilakukan melalui telepon apabila teleponnya tidak aktif, maka pegadaian memberi surat pemberitahuan lelang, apabila alamanya pindah maka pegadaian langsung melelangnya. Proses pelelangan dilakukan secara tertutup yakni nasabah bsa langsung ke pegadaian dengan cara datang langsung kepegadaian, kemudian nasabah akan disuruh memilih barang yang mau dibelinya. Lelang itu sendiri harganya bias lebih murah dari harga pasar. Artinya, masyarakat yang akan mendapatkan barang yang lebih murah dan kualitasnya terjamin sangat bagus”.
Dari uraian hasil wawancara dengan para nasabah, pembeli barang lelang dan staf pegadaian Syarah di atas maka dapat dipahami bahwa praktik lelang di pegadaian Syariah desa Ungga ini memberikan masyarakat sebagai nasabah karena hal ini disebabkan tidak sedikit dari nasabah itu tidak setuju dengan praktik lelang yang dilakukan oleh pihak pegadaian Syariah karena tidak semua nasabah ketika barang jaminnay telah masuk tanggal jatuh tempo sudah memiliki uang untuk menebus/memperpanjang masa gadainya. Tetapi beberapa nasabah juga tidak terlalu memperdulikan tentang pelelangan barang jaminan ini karena harga lelangnya tidak lebih dari jumlah uang yang dipinjam.