• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Menentukan Estimasi Biaya

Dalam dokumen Buku Ekonomi Teknik (Halaman 147-152)

BAB VI DEPRESIASI

6.2. Prinsip Menentukan Estimasi Biaya

Besaran nilai depresiasi suatu aset ditentukan berdasarkan estimasi sesuai dengan metode yang digunakan. Itu artinya nilai yang ditetapkan merupakan angka perkiraan yang diperkuat dengan pengalaman penggunaan aset pada masa sebelumnya.

Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan utama dalam menetapkan besarnya biaya depresiasi sebelum menetapkan metode yang akan digunakan. Pertimbangan tersebut adalah biaya/harga perolehan, umur ekonomis dan nilai sisa aset yang dibahas berikut ini.

6.2.1. Biaya perolehan aset

Biaya perolehan yang dimaksud adalah jumlah seluruh pengorbanan yang dikeluarkan dalam bentuk nilai uang untuk memperoleh suatu barang investasi/aset. Biaya tersebut tidak hanya harga pembelian barang saja, namun mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset terpasang dan siap untuk digunakan dalam proses produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut misalnya biaya angkut/ongkos kirim, biaya perakitan/pemasangan, dan biaya-biaya lainnya.

Satu-satunya aset yang tidak diperhitungkan nilai depresiasi adalah perolehan tanah/lahan. Penetapan biaya pembelian tanah/lahan meliputi harga pembelian, fee broker, biaya survey, biaya legalitas dan pajak pembelian/peralihan hak milik, termasuk biaya pematangan lahan (land clearing). Jumlah pengeluaran tersebut diperhitungkan sebagai biaya pembelian aset. Biaya perolehan tanah/lahan seperti ini tidak mengalami

137

penyusutan sehingga tidak diperhitungkan sebagai biaya depresiasi. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa harga tanah tidak pernah turun dan menyesuaikan dengan waktu.

Situasi akan berbeda bila dana digunakan untuk biaya pengembangan tanah seperti pembuatan pagar, trotoar, jalan dan segala fasilitas di atas tersebut. fasilitas pengembangan tanah seperti itu pasti akan mengalami penyusutan sehingga perlu diperhitungkan biaya depresiasi.

Berbeda dengan tanah, biaya bangunan konstruksi meliputi biaya-biaya material, upah tenaga kerja, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya-biaya pengurusan perizinan, termasuk biaya bunga atas pinjaman untuk membiayai pembangunan tersebut. Total biaya pembangunan tersebut dijadikan biaya aset dan diperhitungkan juga biaya depresiasi yang dibebankan setiap periode.

6.2.2. Usia ekonomis/usia pakai aset (usefull life)

Usia ekonomis adalah perkiraan usia aset bila dipakai terus menerus dalam kondisi normal. Usia ekonomis tersebut biasanya diperhitungkan berdasarkan tahun pakai. Terkadang untuk mesin-mesin pabrik diperhitungkan juga jam pakai. Tidak ada satu barang pun yang awet bila dipakai terus menerus sebab pemakaian barang akan menyebabkan keausan/ usang.

Usia ekonomis aset diperhitungkan berdasarkan pengalaman sebelumnya terhadap waktu manfaat yang menguntungkan bagi sebuah usaha. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan usia ekonomis aset, yaitu :

138

1. Penggunaan aset yang diinginkan; apakah akan digunakan dengan pemakaian standar, atau diforsir, atau di bawah pemakaian standar.

2. Keausan atau kerusakan fisik yang diperkirakan akibat penggunaan aset, biaya untuk pemeliharaan/reparasi juga diperhitungkan.

3. Keusangan secara teknis/komersial mempengaruhi permintaan atas produk yang dihasilkan oleh aset tersebut.

4. Batas hukum atas perjanjian perizinan penggunaan aset yang dimaksud, misalnya izin menggunakan bangunan selama 50 tahun. Tanggal jatuh tempo tersebut merupakan batas usia pakai aset tersebut.

Biasanya, usia ekonomis aset dihitung berdasarkan tahun pakai. Ada juga yang memperhitungkan usia pakai aset berdasarkan jam penggunaan seperti mesin-mesin produksi, lampu-lampu, dapat juga diberlakukan bagi penggunaan kendaraan/alat berat dan ukuran lainnya berdasarkan penggunaan aset.

Penetapan usia ekonomis aset berdasarkan pada pengalaman. Estimasi yang ditetapkan tidak harus menunggu kehancuran aset, tapi berdasarkan berapa lama pemilik akan memanfaatkan aset tersebut. Misalnya truk untuk mengangkut material konstruksi dapat bertahan hingga menjadi rongsokan lebih dari 10 tahun, tetapi kebijakan pemilik pada umumnya menetapkan usia ekonomis truk tersebut selama 5 tahun dengan pertimbangan setelah 5 tahun biaya perawatan/pemeliharaan akan lebih besar dari nilai manfaat.

Khusus untuk biaya depresiasi gedung dan fasilitas yang ada, beberapa institusi dan negara menetapkan usia pakai.

Penyusutan gedung tergantung dari jenis gedung tersebut.

139

Sebagai perbandingan adalah penetapan usia ekonomis dan persentase depresiasi gedung yang berlaku di USA adalah sebagai berikut :

1. Apartemen/Flat 40 tahun 2,5% / tahun 2. Bangunan Bank 50 tahun 2,0% / tahun 3. Rumah Tinggal 45 tahun 2,2% / tahun

4. Pabrik 45 tahun 2,2% / tahun

5. Bangunan Pertanian 25 tahun 4,0% / tahun 6. Garasi/Gedung Parkir 45 tahun 2,2% / tahun

7. Hotel 40 tahun 2,5% / tahun

8. Bengkel 45 tahun 2,2% / tahun 9. Perkantoran 45 tahun 2,2% / tahun 10. Pertokoan 50 tahun 2,0% / tahun

11. Teater 40 tahun 2,5% / tahun

12. Pergudangan 60 tahun 1,6% / tahun 13. Perbaikan Tanah 20 tahun 5,0% / tahun 14. Perlengkapan/Peralatan 10 tahun 10% / tahun

Jika telah ada ketetapan usia pakai gedung tersebut maka pemilik dapat menggunakan patokan tersebut. Meskipun kenyataannya gedung tersebut dapat bertahan melebihi standar umur yang ditetapkan tersebut. Perhitungan usia gedung dimulai saat pertama kali selesai dan siap untuk digunakan. Bila terjadi peralihan kepemilikan, tetap perhitungan usia pakai tersisa dikurangi yang telah terpakai sebelumnya.

6.2.3. Nilai sisa aset (residual value)

Setelah usia pemakaian aset ditetapkan, pada akhir pemakaian bila aset tidak digunakan lagi dalam usaha, biasanya dijual dengan nilai tertentu. Nilai tersebut disebut nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah nilai yang masih dapat

140

diperhitungkan meskipun aset sudah tidak bisa dipergunakan lagi, misalnya kendaraan berat yang tidak dapat dipakai lagi masih dapat diperhitungkan harga jualnya sebagai besi tua.

Estimasi harga jual aset diakhir usia ekonomis berhubungan dengan penetapan usia ekonomis aset yang dimaksud. Seperti contoh sebelumnya, pembelian truk baru yang ditetapkan usia ekonomis selama 5 tahun dengan pemakaian standar dan terawat. Setelah masa ekonomis berakhir maka truk tersebut masih dalam kondisi baik dan dapat dijual kembali dengan estimasi nilai sisa 20% dari harga pembelian awal. Apabila truk tersebut direncanakan akan dipakai di atas standar pemakaian (biasanya 7 jam per hari) dengan istilah

‘diforsir’ maka dapat diperhitungkan nilai sisa sebesar 10%

dengan asumsi dijual rongsok/besi tua.

Tidak semua aset diperhitungkan memiliki nilai sisa.

Beberapa aset yang bernilai sisa nol bahkan dapat menjadi beban setelah usia pakai berakhir. Sebagai contoh, bangunan tua yang telah melewati batas usia pemakaian akan bernilai sisa nol, bahkan pemilik harus mengeluarkan biaya untuk merobohkannya. Biaya merobohkan biasanya dibebankan pada bangunan baru yang dibuat.

Setelah biaya perolehan dihitung, begitu juga estimasi usia ekonomis dan nilai sisa dari aset, maka jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan dikurangi dengan estimasi nilai sisa, dapat dituliskan sebagai berikut :

Jumlah yang disusutkan (depreciable amount) = depresiasi (D) D = Biaya perolehan asset – estimasi nilai sisa ... (6.1)

141

Dalam dokumen Buku Ekonomi Teknik (Halaman 147-152)