• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika yang dihadapi pendidik

Dalam dokumen problematika pembelajaran daring pada mata (Halaman 77-84)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Problematika pembelajaran Daring pada mata pelajaran PAI siswa kelas XI di

1. Problematika yang dihadapi pendidik

16. Asrama Siswa 17. Perumahan

dinas (Guru) 18. Ruang

Kesenian 12 12

19. Ruang

Wakasek 63 63

20. Ruang Hall 30 30

B. Problematika pembelajaran Daring pada mata pelajaran PAI siswa

Kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dalam menyerap dan memahami pelajaran tentunya menimbulkan kendala dalam pembelajaran yang dilakukan secara Daring, hal ini terlihat dari respon siswa di group WA pembelajaran Daring, mereka banyak bertanya tentang materi yang dibagikan padahal materinya sudah dibuat ringkas dan jelas dalam bentuk rangkuman.66 Sehubungan dengan itu guru PAI kelas XI menjelaskan bahwa:

Pembelajaran yang dilakukan melalui Daring memang mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan , hal ini di sebabkan konten materi ini disajikan dalam bentuk e-book per bab, materi berbentuk powerpoint, dan dalam bentuk video pembelajaran.Sehingga materi yang disampaikan oleh guru harus benar-benar difahami oleh peserta didik, oleh karena dengan metode pembelajaran yang seperti itu menimbulkan permasalahan seperti rasa malas membaca dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Kalau materinya itu ringan seperti hanya mengahafal ayat atau hadits siswa bisa memahaminya dengan cepat akan tetapi ada beberapa materi yang menuntut siswa harus praktik seperti tajwid ataupun materi shalat jenazah maka hal ini sulit dipahami oleh siswa.67 Adapun materi yang dianggap sulit dan memerlukan penjelasan guru seperti materi tajwid, ataupun materi yang memerlukan praktek seperti shalat jenazah. Hal ini terlihat ketika peneliti melihat rekam jejak pembelajaran Daring bahwa peserta didik banyak bertanya ketika mempelajari kedua materi tersebut.68Maka untuk mendapatkan

66Observasi WA Grup, 08 Januari 2021.

67Eli Diana Farida (Guru PAI), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

68Dokumentasi, Lingsar, 08 Januari 2021.

penjelasan yang lebih lanjut peneliti mewancarai salah satu peserta didik kelas XI, dan mengatakan :

Kami sebagai siswa kak, tentunya kami tidak bisa langsung paham materi yang dikasih oleh guru, apalagi materi tentang agama seperti materi tenang shalat jenazah dan tajwid tentunya kami membutuhkan penjelasan guru walaupun materinya sudah dibuat jelas dan ringkas, jangankan melalui materi PDF lewat Hp sedangkan saat belajar agama dikelas sebelum covid- 19 dulu yang langsung mendapatkan penjelasan guru secara langsung kami masih bingung apalagi sekarang belajarnya lewat Hp.69

Hal ini juga dbenarkan oleh Riko yang merupakan salah satu peserta didik kelas XI yang mengatakan:

Ya benar itu kak, masalahnya adalah pemahamannya saya kurang paham dan harus sering-sering baca ulang.Kan kesal gitu materi dibagikan terus kita belum paham sudah dikasih tugas padahal kita belum paham.70

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa memang salah satu yang menjadi problematika pembelajaran PAI dengan metode Daring di SMKN 1 Lingsar adalah konten materi yang dibagikan oleh guru ke peserta didik tidak bisa langsung dipahami oleh peserta didik walaupun materinya sudah dibuat ringkas oleh guru.

b. Kurangnya kerjasama antara pendidik dengan orang tua peserta didik.

Dalam proses pembelajaran hususnya pembelajaran secara Daring tentunya kerjasama antara pendidik dengan orang tua atau wali murid sangat penting.Akan tetapi yang terjadi bahwa kerjasama antara

69 Hilda Mayani (Peserta Didik), Wawancara, Lingsar, 04 Januari 2021.

70Riko Adi Ranasmita (Peserta Didik), Wawancara, Lingsar, 08 Januari 2021.

pendidik dengan orang tua peserta didik masih minim, sehingga hal ini menimbulkan permasalahan dalam terlaksananya pembelajaran Daring.

Orang tua yang merupakan guru pertama yang memberikan pendidikan dan pengawasan dirumah terkadang mengalami kesulitan hal ini dikarenakan sebagian orang tua memiliki beberapa anak yang menempuh pendidikan pada jenjang yang berbeda ataupun ada orang tua yang pendidikannya itu tidak tamat SD sehingga mengalami kesulitan dalam memahami materi dan tatkala berkumpul di rumah perannya dalam memberikan pengawasan terhadap peserta didik menjadi minim.71 Hal ini juga senada dengan pendapat Drs. H. Burhan, M.Pd selaku kepala sekolah di SMKN 1 Lingsar mengatakan bahwa:

Memang kami mengakui bahwa sebagian pendidik hampir tidak melakukan kerjasama.Terutama adanya kerjasama antara pendidik dengan orang tua peserta didik, sehingga menimbulkan pertentangan antara pendidikan yang disampaikan guru di sekolah dengan pendidikan yang dilakukan orang tua di rumah. Hal ini sedikit menjadikan salah satu masalah dalam kegiatan pembelajaran artinya bukan tidak ada sama sekali adanya protesan dari pihak wali murid karena kerjasama dengan mereka karena tidak intensif melakukan hal demikian padahal hal tersebut sangat bermanfaat bagi sekolah dan orang tua. Sehingga kami selalu menghimbau kepada setiap pendidik untuk terus berupaya melakukan kerjasama yang baik dan intensif dengan para wali murid, dan hal ini bagian dari proses pembelajaran bagi peserta didik.72

Untuk memperkuat data diatas peneliti juga melakukan wawancara dengan guru PAI kelas XI yang mengatakan bahwa:

71Observasi , Kebun Nyiuh, 08 Januari 2021.

72Burhan (Kepala Sekolah), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

Memang betul selama ini pendidikan terkadang hannya terfokuskan dilakukan oleh guru dan berlangsung pada jam sekolah saja. Minimnya kerja sama antara pendidik dengan orang tua peserta didik terkadang menimbulkan kesenjangan ataupun pertentangan atara pendidikan yang disampaikan oleh pendidik disekolah dengan pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada peserta didik di rumah.73

Selain itu Khairul Sukri hidayat yang merupakan salah satu siswa kelas XI mengatakan:

Memang benar selama ini kita hanya mendapatkan pelajaran di sekolah saja sedangkan kerjasama antara guru dengan orang tua itu kurang sehingga kadang-kadang pendidikan kami dirumah tidak sejalan dengan pendidikan yang diajarkan oleh guru di sekolah.74

c. Kesulitan dalam memilih metode yang tepat

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan dengan cara melihat isi group whatsapp pembelajaran PAI bahwa memang dalam melakukan pembelajaran dengan metode Daring guru mengalami kesulitan dalam memilih metode hal ini terlihat bahwa guru mengajar hanya menggunakan metode penugasan dimana guru hanya membagikan materi perbab dan nantinya ketika materi perbabnya selesai dipelajari siswa diminta mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru.75

Hal diatas dibenarkan oleh guru PAI kelas XI yang mengatakan bahwa:

73Eli Diana Farida (Guru PAI), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

74Haerul Sukri Hidayat (Peserta Didik), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

75Observasi WA Grup, 08 Januari 2021.

Memang benar disamping kami sulit dalam menentukan materi, kendala yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode daring ini adalah menentukan metode yang cocok dengan materi yang akan di sajikan. Sehingga apabila metodenya kurang tepat atau kurang sesuai maka sebagus apapun materi yang akan disampaikan tentunya pembelajaran tidak akan efektif. Dalam pembelajaran daring tidak banyak metode yang dapat kita gunakan dominannya kita hanya bisa menggunakan metode resitasi atau penugasan, sehingga terkadang kita juga bingung harusmenggunakan metode apa ketika menemukan materi yang menuntut untuk praktik ataupun menghafal.76

Selain itu menurut pengakuan salah satu siswi bahwa dalam proses pembelajaran Daring berlangsung metode yang digunakan dominan hanya metode penugasan, dia mengatakan bahwa:

Memang selama ini dari mulainya diterapkan pembelajaran Daring guru kebanyakan memberikan kami tugas entah itu dalam bentuk pilihan ganda ataupun soal latihan,sehingga kami terkadang kami jadi bingung karena terlalu banyak tugas.77 d. Kesulitan dalam melakukan evaluasi

Dari hasil pengamatan group whatsapp yang peneliti lakukan bahwa terlihat guru mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi terutama mengevaluasi tentang materi yang berkaitan dengan hafalan dan praktik seperti materi tajwid dan shalat jenazah dimana terlihat guru hanya melakukan evaluasi dengan tes tulis berupa soal-soal pilihan ganda dan essay yang dibagikan melalui WA grup kemudian dikerjakan oleh siswa lalu setelah itu sestiap siswa mengumpulkan

76Eli Diana Farida (Guru PAI), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

77Zaitun (Peserta Didik), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

hasil pekerjaannya keWA pribadi guru.78Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih jauh kesulitan apa yang dihadapi ketika melakukan evaluasi dalam pembelajaran PAI dengan metode Daring, maka peneliti mewancarai guru PAI kelas XI yang mengatakan:

Ketika melakukan evaluasi terkadang memang kita sedikit mengalami kesulitan karena memang untuk mengadakan evaluasi tentunya harus di persiapkan dengan matang, akantetapi kadang-kadang waktu yang terbatas menjadi kendala untuk melaksanakan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Kami akui juga bahwa Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan kesulitan dalam melaksanakan rencana yang telah ditentukan, karena kadang-kadang kekurangan waktu, sehingga ada waktu yang kami gunakan sesui dengan waktu yang sudah ditentukan dalam alokasi di rencana pelaksanaan pembelajaran dan terkadang juga tidak cukup dengan waktu yang tersedia.79

Dalam hal ini juga dijelaskan oleh salah seorang peserta didik mengatakan bahwa:

Selama saya mengikuti kegiatan dalam hal ini pada masa pandemi ini, terkadang guru tidak cukup memberikan materi karena waktu pembelajaran sudah selesai sudah di ganti dengan mata pelajaran yang lain. Adakalanya alokasi waktu tepat waktu selesai pembelajaran, yang saya amati hampir sebagian besar kesulitan mengatur waktu karena waktu sangat terbatas.80

Dari hasil wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa memang salah problematika dalam pembelajaran PAI dengan metode Daring adalah pendidik mengalami kesulitan dalam mengadakan evaluasi

78Dokumentasi, Lingsar, 08 Januari 2021.

79Eli Diana Farida (Guru PAI), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

80Rizki Febrian (Peserta Didik), Wawancara, Lingsar, 27 Desember 2020.

dan kesulitan dalam melaksanakan rencana yang telah ditentukan, karena kadang-kadang kekurangan waktu.

Dalam dokumen problematika pembelajaran daring pada mata (Halaman 77-84)

Dokumen terkait