• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMKN 1 Probolinggo dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada

SMKN 1 PROBOLINGGO

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Program ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMKN 1 Probolinggo dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada

siswa

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMKN 1 Probolinggo dibimbing oleh bapak ibu guru pendidik yang mempunyai keahlian sesuai dengan ekstrakurikuler yang dibina. Kepala sekolah selaku fasilitator bagi siswa harus mampu menyediakan dan meningkatkan potensi siswa, namun tidak hanya kepala sekolah semua warga sekolah baik guru dan karyawan juga ikut berperan aktif dalam internalisasi nilai- nilai karakter.

Adapun pelaksanaannya dilakukan melalui pembiasaan dan keteladanan bukan hanya dalam kegiatan belajar mengajar tetapi diluar kegiatan belajar mengajarpun dapat direalisasikan dengan baik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Didik Purwandi selaku kepala SMKN 1 Probolinggo bahwa:

Menanamkan nilai-nilai karakter sudah kita realisasikan melalui kegiatan sehari-hari. Contohnya nilai religiusnya, mbak sudah tau setiap pagi anak-anak dibiasakan membaca asmaul husna, pada shalat dhuhur pun kepala sekolah, guru, staff TU dan siswa untuk menyempatkan shalat berjamaah karena guru-gurunya sebagai pembimbing menjadi keteladanan yang bagus disini, guru-guru memberikan kepercayaan sebagai imam kepada anak. Dan baru juga kita sudah merealisasikan kepada masyarakat alhamdulillah masjid kita dipakai untuk shalat jum’at bersama, karena disini banyak yang siswi jadi siswi tidak wajib shalat jum’at namun siswi dibiasakan untuk membaca surat yasin. Saya bersyukur disini sekolah umum namun nilai karakter religiusnya nampak diharapkan siswa memiliki karakter yang baik dan memiliki karakter yang utuh.88

Hal tersebut sesuai ungkapan salah satu siswi kelas XI AKL 1 yang bernama Andini Kurnia Putri mengatakan:

Iya mbak pada saat jam pembelajaran dimulai setiap hari membaca asmaul husna, shalat dhuhur berjamaah, kadang shalat dhuha dan disini ada jum’at amal seikhlas kita.89

Hasil wawancara tersebut dikuatkan dengan hasil observasi tentang internalisasi nilai-nilai karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo adalah sekolah umum di mana nilai religius disini sangat nampak dengan pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari siswa berupa pembiasaan sebelum pembelajaran membaca asmaul husna, ketika bel berbunyi siswa masuk kelas awalnya siswa ramai tetapi langsung hening

88 Didik Purwandi, wawancara, SMK N 1 Probolinggo, 02 Agustus 2018.

89 Andini Kurnia Putri, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 04 Agustus 2018.

ketika asmaul husna diputar melalui speaker didalam kelas dan siswa membaca bersama-sama dengan menundukkan kepalanya dan yang membuat peneliti tertarik adalah salah satu siswi beragama non muslim yang juga mendengarkan tanpa mengganggu siswa yang lain, disinilah sangat nampak nilai karakter religius siswa terlihat adanya toleransi terhadap agama yang lain.90

Pembiasaan shalat jum’at berjamaah dimana sesuai hasil observasi kegiatan shalat jum’at di SMK Negeri 1 Probolinggo berjalan dengan baik, siswa mengikuti kegiatan tersebut dengan khusuk dan saat khotbah tidak ada satupun siswa yang bergurau. Shalat jum’at dilakukan bukan hanya warga sekolah tetapi masyarakat sehingga ini menunjukkan peduli sosial sekolah sangatlah tinggi. Lalu, ketika saat shalat jum’at berlangsung peneliti mendengar setiap kelas membaca surat yasin bersama-sama, penelitipun masuk karena shalat jum’at tidak wajib bagi siswi jadi siswi dibiasakan untuk membaca surat yasin atau surat Al-Kahfi, mereka membacanya dengan tenang dan fokus pada Al-Qur’an dan buku yasin yang dibawanya. Pembiasaan ini merupakan internalisasi nilai karakter religius siswa dapat meningkat dan selalu melekat di hati siswa.91

Ditambahkan pula oleh kepala sekolah bapak Didik Purwandi sebagai berikut:

Di sini ada yang meningkat dari anak-anak, setiap masuk sekolah dalam absensinya siswa dilibatkan dalam absensi finger print (absensi sidik jari). Fungsinya dengan IT ini siswa melakukan

90 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 03 Agustus 2018.

91 Obsevasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 03 Agustus 2018.

pembiasaan dalam disiplin waktu dan IT ini yang namanya sms, sms ini person to person artinya orang ke orang puyname by grass baik orang tua, sehingga orang tua sedini mungkin sudah tau masuk atau tidak anaknya. Jika terlambat kita terapkan punishment yang sifatnya mendidik misalnya harus membantu TU atau memungut sampah botol di sekolah dan mendapatkan point, diharapkan siswa terdorong untuk disiplin, dengan pembiasaan ini menjadi hal yang bagus dan yang diinginkan oleh perusahaan atau dimana dia bekerja.Bukan hanya itu disini juga pembiasaan untuk peduli lingkungan dengan program sekolah yaitu jumpa berlian (jum’at pagi bersih-bersih lingkungan).92

Hal tersebut diperkuat oleh ibu Sadi salah satu orang tua siswa yang mengatakan:

Iya dek kita dapat sms pemberitahuan waktu masuk sekolah langsung pemberitahuan sms dan pulang sekolah juga dapet sms.

Pernah dulu tidak ada pemberitahuan saya langsung telfon anaknya ternyata katanya lupa tidak absen. Jadi dengan ini sangat bermanfaat buat orang tua kalau sewaktu-waktu tiba-tiba dari rumah berangkat ke sekolah tetapi pas disekolah tidak hadir.93 Hasil wawancara di atas dapat dikuatkan dengan hasil observasi dan dokumentasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo melakukan absensi sidik jari setiap hari pada saat masuk dan pulang sekolah, tentunya dengan ini siswa melakukan pembiasaan kedisiplinan untuk selalu datang tepat waktu, selain itu orang tua juga bisa mengetahui hadir atau tidak anaknya di sekolah melalui kiriman sms. Adanya program JUMPA BERLIAN (jum’at pagi-pagi bersih-bersih lingkungan) yang diadakan setiap hari jum’at selama satu jam semua warga sekolah baik guru, siswa dan karyawan melakukan bersih-bersih lingkungan disekitar sekolah dengan bergotong royong.94

92 Didik Purwandi, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 02 Agustus 2018.

93 Sadi, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 29 Agustus 2018.

94 Obsevasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 03 Agustus 2018.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah atau lembaga harus memiliki strategi sendiri untuk membentuk karakter siswa, seperti yang dipaparkan ibu Yenny Galuh BK selaku waka kesiswaan yakni:

Dengan adanya pembiasaan nilai-nilai karakter siswa akan terbentuk. Setiap ekstrakurikuler memiliki aturan, ketika semua sudah tersosialisasikan dan dimengerti otomatis siswa akan mematuhi peraturan apabila melanggar maka ada sanksi. Yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler harus ikhlas dan merupakan pilihan hatinya tanpa adanya paksaan mengikuti apa yang dia pilih apa bakatnya dia apa setelah itu iya bukan karena teman tetapi dia ingin mengembangkan bakatnya disini. Sehingga dengan pembiasaan dan aturan tata tertib maka akan terbentuk karakter siswa. Misalnya pramuka, ketika siswa mengikuti ekstra pramuka maka ia akan di didik dan dilatih sehingga membentuk karakter disiplin, tanggung jawab dan lain sebagainya. Ketika siswa akan memiliki karakter tanggung jawab maka ia akan betanggung jawab terhadap program kerjanya dan menyelesaikan sesuai ketentuan waktunya.95

Sebagaimana yang dijelaskan ibu Yenny Galuh BK Waka Kesiswaan bahwa dengan adanya pembiasaan baik dari keseharian dalam beribadah maupun bersikap (religius, disiplin, tanggung jawab, dan sebagainya) siswa nantinya akan terbiasa dengan keadaan seperti itu dan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler harus ikhlas dan merupakan pilihan hatinya tanpa adanya paksaan. Jadi siswa bisa memilih bakat, minat dan potensi yang dimiliki sesuai pilihan hatinya dengan adanya sosialisasi tata tertib kepada siswa diharapkan siswa tidak melanggar sehingga siswa akan terbiasa dengan aturan dan kegiatan yang membentuk karakter dirinya.

95 Yenny Galuh BK, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 25 Juli 2018.

Diantaranya kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di SMKN 1 Probolinggo yang diteliti oleh peneliti yakni:

a. Ekstrakurikuler Remaja Masjid (REMAS)

Secara umum, remaja masjid merupakan organisasi yang lahir dari insttitusi masjid, di mana wadah tersebut merupakan suatu perkumpulan remaja Islam di masyarakat atau lembaga pendidikan.

Ekstrakurikuler remas merupakan kegiatan yang dilakukan di luar atau di dalam lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan kepribadian dan menumbuhkan jiwa religius siswa.

Menurut bapak Sonie Setiawan selaku koordinator ekstrakurikuler mengatakan:

Remaja masjid dilatih karakter moralnya dia dilatih untuk memiliki karakter beriman dan taqwa sehingga akhlaknya akan terbentuk sesuai dengan harapan di agama. Yang ditonjolkan dalam REMAS bahwasannya setiap ada kegiatan pasti remaja masjidlah yang paling dominan dalam artian yang bertanggung jawab terutama dalam PHBI (peringatan hari besar islam).96 Pendapat juga selaras dengan pendapat ibu Kartika Cahayawati selaku guru dan pembina REMAS sebagai berikut:

Ibadahnya, saling toleransinya, semangat berbaginya banyak lah karena kegiatan remas itu macam-macam selain kajian keislaman, diskusi, dan mereka juga memiliki aktivitas rutin program KARISMAH (komunitas remaja peduli mushola dan mukenah indah) jadi mereka setiap dua minggu sekali mengganti mukena di musholla-musholla fasilitas umum seperti di Giant, KDS, di dekat PLN, di pasar jadi mereka ganti dan di loundri dengan yang baru. PHBI anak-anak remas biasanya yang jadi panitia sama anak OSIS termasuk pesantren kilat anak-anak remas selalu dilibatkan dan mereka solid

96 Sonie Setiawan , wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 07 Agustus 2018.

selama ini tidak pernah ada masalah ketika mereka jadi panitia karena mereka diberi tanggung jawab dan kompak.97

Sehubungan dengan penjelasan pembina ekstrakurikuler REMAS, Izul Muttaqin sebagai ketua REMAS siswa kelas XI AKL 2 mengatakan:

Disini ada program unggulan KARISMAH (komunitas remaja peduli mushola dan mukenah indah) pelaksanannya dilakukan di lima tempat, pasar baru disitu ada dua musholla, KDS, PLN, Giant dan di terminal. Awalnya kita mencari donatur untuk mencari mukena, donaturnya itu dari anak remas sendiri, saudara, dari pada mukenanya diserak-serakkan mending disumbangkan dan alhamdulillah terkumpul 30 mukena. Jadi dua minggu sekali mukenanya kita ambil kita ganti, alhamdulillah juga di Probolinggo ada londri gratis.98

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi tentang program unggulan yaitu KARISMAH (komunitas remaja peduli musholla dan mukenah indah). Siswa remaja masjid melakukannya di hari sabtu dengan membagi beberapa anggota remaja masjid menjadi empat kelompok yang dilakukan dua minggu sekali di fasilitas umum seperti musholla PLN, Giant, Terminal, Pasar dan KDS, dengan kegiatan membersihkan musholla dan menggantikan mukena-mukena yang kotor ke mukena yang sudah di londri, dari pembiasaan ini menunjukkan siswa memiliki nilai karakter peduli sosial terhadap masyarakat.99

Internalisasi nilai karakter tanggung jawab juga muncul pada saat siswa menjadi panitia PHBI, sesuai peneliti dilapangan ketika Idul

97 Kartika Cahayawati, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 30 Juli 2018.

98 Izul Muttaqin, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 07 Agustus 2018

99 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 11 Agustus 2018.

Adha siswa REMAS bekerja sama dengan OSIS bertanggung jawab melaksanakan tugas yang telah menjadi bagian mereka bekerjasama memotong daging Qurban dan membagikannya kepada siswa dan warga yang tidak mampu.100

Berdasarkan observasi siswa sudah memiliki kemandirian yang cukup baik, hal ini terlihat dari siswa yang tetap melaksanakan kegiatan walaupun saat guru pembina tidak dapat memberikan bimbingan dikarenakan ada urusan lain, ketua REMAS menggantikan dengan ceramah seperti cerita tentang Nabi Muhammad, kemudian semua siswa mendengarkan dan dari beberapa siswa ada yang bertanya. Ini menunjukkan bahwa dalam keadaan apapun siswa tetap melaksanakan kegiatan dengan baik dan internalisasi nilai karakter religius sudah tertanam dalam diri siswa.101

Ditambahkan pula oleh pembina ekstrakurikuler remas ibu Kartika Cahayawati sebagai berikut.

Terus kegiatan-kajian rutin kita hampir setiap satu bulan sekali itu ada kegiatan besar, seperti baksos. Untuk peduli sesama kami selalu ada kegiatan seperti santunan anak yatim, ketika ada bencana mereka penggalang dana. Siswa membuat sendiri mereka bertanggung jawab karena setiap kegiatan mereka selalu mandiri, jadi untuk menjadi panitia mereka kemas sendiri sudah belajar organisasi sendiri jadi seperti buat proposal mencari dana untuk kegiatan itu mereka sudah bisa jalan.102

Pernyataan tersebut didukung dengan ungkapan Izul Muttaqin sebagai ketua Remaja Masjid kelas XI AKL 2 menyatakan:

100 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 22 Agustus 2018.

101 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 08 Agustus 2018.

102 Kartika Cahayawati, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 30 Juli 2018.

Dalam moment-moment tertentu, pada saat bulan ramadhan melakukan baksos di masyarakat. Pemberian bantuan sosial ini tidak hanya warga disekitar lingkungan sekolah melainkan juga untuk masyarakat di luar ada tukang becak kita kasih, supir lin juga kita kasih. Semua ini menanamkan sikap berbagi kepada sesama.103

Dilain pihak, hal tersebut juga diperkuat oleh siswi Andini Kurnia kelas XI AKL 1 sebagai berikut:

Kita kegiatannya bukan hanya di sekolah tetapi juga baksos di masyarakat, kita bekerja sama komunitas peduli anak yatim piatu dan kaum duafa kita adakan dikodim itu memegang 200 anak yatim kita disana ikut membantu dana dan mendampingi.

Dananya itu kita mengumpulkan sendiri seikhlasnya, terus kita sendiri juga bersama-sama meminta sumbangan ke masyarakat di alun-alun Probolinggo, di tetangga rumah kita.104

Hasil wawancara diatas diperkuat dengan hasil observasi bahwa siswa ekstrakurikuler remaja masjid mengadakan penggalang dana untuk korban bencana Lombok di alun-alun Probolinggo dengan ikhlas, tanpa malu mereka meminta sumbangan kemasyarakat dan ini menunjukkan siswa menumbuhkan nilai karakter peduli sosial dengan memiliki semangat berbagi.105

Pelaksanaan ekstrakurikuler remaja masjid siswa selain diberi materi keislaman juga ada tartil seperti halnya dipaparkan oleh bapak Sholihin Tri Bagaskara selaku pembina sebagai berikut:

Pelaksanaannya hari rabu, kegiatannya saya lebih fokus ke bidang tartil, sistemnya itu dibaca secara bergantian. Awalnya saya membacanya satu sampai dua kali setelah itu anak-anak mengikuti secara bersamaan lagunya dasar seperti bayati, lagu ros, lagu jas tapi untuk menguasai harus bertahap dulu mbak iya pelan-pelan. Disini kan anak SMK kadang bacanya belum

103 Izul Muttaqin, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 07 Agustus 2018.

104 Andini Kurnia, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 04 Agustus 2018.

105 Observasi, Alun-Alun Probolinggo, 16 Agustus 2018.

menguasai artinya ada yang bisa dan tidak bisa tapi disinilah fungsinya saya nanti yang tidak bisa saya arahkan, kita bimbing pelan-pelan mungkin dari iqra’ dulu baru ke Al-Qur’an dan diberi pendalaman yang lebih, yang sudah bisa saya tingkatkan, sebenarnya anak remas ini bakatnya besar eman kalau potensi dan bakatnya kalau tidak di kembangkan nanti terpendam iya sudah tidak akan berkembang dan makanya itu adanya tartil ini salah satunya itu agar potensi dan bakat anak-anak yang sebelumnya tidak ditampakkan bisa dia tampakkan melalui wadah remas ini.106

Hal ini diperkuat oleh salah satu siswi Andini Kurnia kelas XI AKL 1 sebagai berikut:

Iya mbak kegiatannya itu ada tartil, kita membaca Al-Qur’an bersama-sama iya awalnya bapak solihin yang membaca terus kita mengikuti, seneng ini kan baru adanya tartil jadi kita bisa nambah-nambah ilmu baik cara membacanya yang benar.107 Hal tersebut diperkuat dengan hasil observasi, siswa membawa Al-Qur’an dari rumah dan membacanya dengan senang hati dan belajar dengan tartil dengan cara membaca yang benar oleh pembina, diharapkan dengan tartil ini siswa SMKN 1 dapat mengembangkan kebiasaan hidup yang berjiwa Qur’ani.108

Bekal yang terbaik bagi seorang hamba untuk meraih kebahagiaan baik didunia maupun di akhirat kelak adalah bekal ketaqwaan kepada Allah. Salah satunya dengan muhasabah yang berarti mengintropeksi akan diri sendiri berupa amalan ibadah sehingga dengan bermuhasabah adalah jalan satu sarana untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang mulia sebagai hamba Allah SWT. Kegiatan ini merupakan kegiatan internalisasikan nilai

106 Sholihin Tri Bagaskara, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 29 Agustus 2018.

107 Andini Kurnia, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 04 Agustus 2018.

108 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo, 29 Agustus 2018.

karakter religius untuk membina iman dan ketaqwaan siswa menjadi pribadi yang baik.

Menurut ibu Kartika Cahayawati selaku guru dan pembina REMAS mengatakan:

Disini juga ada proggram muhasabah jadi anak-anak setor lembaran itu nanti ibu tika yang ngecek nanti shalatnya bagaimana, tilawahnya bagaimana. Jadi kita memang ada kesepakatan shalat sunnah itu minim berapa kali, shalat tahajjudnya dilatih minim satu kali jadi setiap remas itu ada progres bagus untuk nilai ibadahnya, tetapi ini hanya anggota remas.109

Hal tersebut sesuai ungkapan salah satu siswi Andini Kurnia kelas XI AKL 1 sebagai berikut:

Muhasabah diri juga termasuk program remas mbak, setiap anggota remas kita setiap hari mengoreksi amalan-amalan kita kayak shalat wajibnya, shalat sunnahnya.110

Berdasarkan hasil dokumentasi lembaran muhasabah terdapat di lampiran bahwa siswa sudah melaksanakan shalat dengan lima waktu, ditambah shalat sunnah malam, shalat dhuha tetapi tidak setiap hari dan pembiasaan membaca tilawahnya setiap selesai shalat.

Dengan pembiasaan berupa muhasabah diri melalui amalan ibadah dan tilawah siswa dapat internalisasi nilai religius yang dilakukan bukan hanya disekolah namun dalam lingkungan keluarga.

b. Ekstrakurikuler Pramuka

Pramuka merupakan salah satu kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam

109 Kartika Cahayawati, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 30 Juli 2018.

110 Andini Kurnia, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 04 Agustus 2018.

terbuka yang sasaran akhirnya adalah untuk pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Program ekstrakurikuler pramuka dapat membantu internalisasi nilai-nilai karakter siswa karena banyak hal yang diterapkan dalam kegiatan pramuka dari yang paling dasar, adanya penerimaan anggota baru, pramuka bersih, kemah tamu ambalan dan diklat. Dari kegiatan tersebut dapat terbentuk nilai disiplin, tanggung jawab, peduli lingkungan maupun sosial, mandiri dan toleransi.

Menurut bapak Sonie Setiawan selaku koordinator esktrakurikuler mengatakan:

Pelatihannya itu setiap hari jum’at kelas X wajib, kelas XI tidak diwajibkan dan kelas XII lebih difokuskan pada ujian nasional.

Didalam ekstra ini siswa dididik untuk sikap disiplin, karena memang penempaannya iya yang diutamakan adalah kedisiplinan. Kegiatannya pelatihan-pelatihan pengenalan karakter kedisiplinan, tanggung jawab. Dalam membentuk karakter siswa dengan menggunakan cara-cara yang menyenangkan misalnya dengan membuat kelompok-kelompok kecil, menyanyikan yel-yel pramuka, maupun dengan kegiatan yang lain diharapkan dengan cara yang digunakan dapat membentuk watak dan kepribadian siswa sesuai yang diharapkan.111

Dari pemaparan tersebut bahwa ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan hari jum’at kelas X wajib, kelas XI tidak diwajibkan dan kelas XII lebih difokuskan pada ujian nasional. Pramuka dapat membentuk nilai karaker disiplin dan tanggung jawab dengan penyampaian materi yang menyenangkan.

111 Sonie Setiawan, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 07 Agustus 2018.

Internalisasi nilai karakter pada ekstrakurikuler pramuka dapat melalui program kerjanya dengan beberapa kegiatan. Menurut bapak Aliek Som selaku pembina ekstrakurikuler pramuka, mengatakan:

Internalisasinya nilai karakter melalui pembiasaan dengan kajian rutin kepramukaan, program kegiatannya pertama upacara penerimaan anggota baru, pemberian materi tentang pengetahuan dasar kepramukaan, baris-berbaris, kepemimpinan yang nantinya siswa dapat memimpin regu dan bertanggung jawab terhadap tugas. Kegiatan pramuka bersih, membersihkan lingkungan memungut sampah disekitar sekolah maupun diluar sekolah seperti sungai penuh dengan sampah plastik. Sehingga siswa bisa peduli terhadap lingkungan disekitarnya.112

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi, siswa ekstrakurikuler pramuka jum’at pagi melakukan kegiatan pramuka bersih dengan membersihkan diarea luar lingkungan sekolah dengan membawa sapu lidi, cikrak, tempat sampah dengan kepedulian lingkungan siswa terlihat dengan semangat yang mereka lakukan.

Ketika jum’at sore siswa ekstrakurikuler pramuka melakukan kajian rutin kepramukaan. Kegiatan upacara penerimaan anggota baru yang diikuti oleh semua siswa kelas X karena ini wajib jadi semua siswa kelas X mengikuti kegiatan dan pembiasaan kegiatan ini dapat internalisasi nilai karakter disiplin terhadap peraturan disekolah.113

Menurut Fernando Yorhans Soetomo siswa kelas XI PKM 1 dan selaku ketua pramuka, mengatakan:

Program pramuka yang kita jalani yaitu kajian rutin yang dilaksanakan seminggu sekali pada hari jum’at, disini ada PAB dan untuk kegiatan selanjutnya siswa diberi materi berkaitan

112 Aliek Som, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 03 Agustus 2018.

113 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo 03 Agustus 2018.

pengetahuan dasar kepramukaan, baris berbaris, kepemimpinan. Kegiatan pramuka bersih, membersihkan kolam dan got di luar sekolah.114

Hasil wawancara diperkuat dengan hasil observasi, bahwa pembina memberikan materi baris-berbaris kepada siswa Pramuka dapat terlihat waktu latihan pemberian materi dilakukan dengan cara menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap materi baris-berbaris kemudian langsung dipraktekkan. Latihan baris-berbaris baris-berbaris dibentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok memilih ketua kelompok sendiri beberapa siswa tanpa ditunjuk berani menjadi pemimpin kelompoknya masing-masing, yang membuat peneliti tertarik karena baris-berbaris ini akan dipilih juara 1, 2 dan 3 karena adanya reward ini siswa merasa senang tentu dengan kekompakan tim, disiplin dalam tugasnya dan menanamkan rasa tanggung jawab sehingga beberapa kelompok mendapatkan juara satu, dua dan tiga.

Sehingga dengan kegiatan ini dapat internalisasi nilai-nilai karakter disiplin dan tanggung jawab.115

Ditambahkan pula oleh bapak Aliek Som selaku pembina ekstrakurikuler pramuka sebagai berikut:

Program kerja selanjutnya melakukan kemah besar yaitu kemah tamu ambalan dengan kegiatan lomba yel-yel, jerit malam diselipkan materi lambang kepramukaan, morse, seminar menumbuh kembangkan karakter, api unggun, penjelajahan dan ada pelatihan-pelatihan. Pada jam ibadah disini dilakukan sebagai kewajiban karena agamanya ada yang nonmuslim, disini siswa memiliki sikap toleransi terhadap agama yang lain

114 Fernando Yorhans Soetomo, wawancara, SMKN 1 Probolinggo, 27 Juli 2018.

115 Observasi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Probolinggo, 31 Agustus 2018.