• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam dokumen analisis nilai-nilai moral dalam cerpen dan (Halaman 44-50)

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tehnik-tehnik tertentu. Tehnik-tehnik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Penelitian ini selain menggunakan teknik observasi, juga menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya-jawab.

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.37

Pengumpulan data untuk mendapatkan informasi ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Alasan peneliti

37 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm.130.

menggunakan wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengejar cakupan topik yang lebih luas sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk mengekspresikan jawabannya. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, pihak yang diwawancara atau informan diminta untuk menjelaskan pengalamannya tentang nilai-nilai moral yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa indonesia. Proses tanya jawab dilakukan kepada guru yang satu dan guru yang lainnya di tempat dan waktu yang berbeda namun tetap dalam satu naungan Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Peneliti juga menggunakan instrument bantu seperti alat bantu recorder seperti perekam audio pada handphone untuk merekam hasil wawancara, kamera untuk memotret ketika proses wawancara, serta alat pendukung lainnya. Harapan peneliti melalui wawancara ini bisa mendapatkan data-data yang mampu menjawab permasalahan yang diteliti, seperti terkait dengan menjelaskan nilai- nilai moral melalui cerpen, hal-hal yang menjadi proses pengimplementasi nilai-nilai moral dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, dan solusi atau jalan keluar yang ditemukan peneliti untuk mengatasi melemahnya nilai-nilai moral

b. Dokumentasi

Selain tehnik observasi dan wawancara, penelitian ini juga menggunakan tehnik dokumentasi. “Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.”38 Dokumen-dokumen yang dipilih tentunya sesuai dengan tujuan dan fokus masalah, berupa cerpen, nilai-nilai moral serta implementasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV di MIN 1 Mataram. Dokumen-dokumen tersebut tidak sekedar dikumpulkan dan dituliskan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen, melainkan harus dianalisis. Bagian-bagian tertentu yang dipandang kunci dapat disajikan dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti. Dokumen ini nantinya berfungsi sebagai data tambahan serta pendukung data yang telah didapat ketika proses wawancara dan observasi.

6. Teknik Analisis Data

Proses menganalisis data, diperlukan teknik yang tepat.

“Analisis data merupakan pengelolaan data yang sudah terkumpul dan diharapkan diperoleh gambaran yang akurat dan konkret dari subjek penelitian.“39 Dalam penelitian, saat wawancara peneliti sudah menganalisis jawaban dari hasil wawancara. Bila wawancara belum memuaskan, maka peneliti memberikan pertanyaan kembali sampai jawaban dianggap telah kredibel. Selama penelitian di lapangan, analisis data yang digunakan adalah analisis data model Miles dan Huberman.

38 Ibid., hlm. 221.

39 Sugiyono, Metode…, hlm.246.

Perlu diketahui bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data ini adalah penggolongan data, penyajian data, dan verifikasi data. Data yang akan dianalisis sebelumnya dikumpulkan (data collection), data yang akan dikumpulkan merupakan data yang berasal dari observasi dan wawancara. Tahap analisis data Model Miles and Huberman mencakup empat kegiatan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman menyatakan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Verifikasi

Langkah yang terakhir adalah verifikasi data atau menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang saat penelitian berada di lapangan. Kesimpulan yang diharapkan merupakan jawaban dari fokus penelitian yang dirumuskan dan berupa temuan baru.40

Penelitian ini menggunakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Data yang disajikan berbentuk rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, dan setiap rangkuman diberikan penjelasan dengan memperhatikan kesesuaian dengan fokus penelitian. Diharapkan dari data yang diperoleh akan memudahkan untuk memahami peristiwa yang terjadi, data dapat terorganisir dan terdapat pola hubungan serta dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan hal-hal yang telah dipahami tersebut.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Data-data yang diperoleh selama penelitiian haruslah dicek keabsahannya. Uji keabsahan data dalam penelitian, hanya ditekankan pada uji validitas dan releabilitas. Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibility (validitas internal), transferability

40 Ibid., hlm.246-253.

(validates eksternal), dependability (reabilitas), dan comfirmability (objektivitas).

Dari empat cara untuk mengumpulkan data yang absah di atas, peneliti hanya memfokuskan pada uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini berguna untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dengan sumber lain. Jenis- jenis triangulasi adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi yang pertama adalah Triangulasi Sumber.

“Triangulasi Sumber adalah pencarian data dari sumber yang beragam yang masih berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya”.41

b. Triangulasi Tehnik

Triangulasi yang kedua adalah Triangulasi Teknik.

“Triangulasi Teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data”.42

c. Triangulasi Waktu

“Peneliti dapat mengecek konsisten, ketepatan dan kebenaran suatu data dengan melakukan triangulasi waktu”.43 Dari tiga jenis triangulasi di atas peneliti hanya memfokuskan terhadap triangulasi sumber, karena dengan

41 Ibid., hlm. 170.

42 Ibid., hlm. 171.

43 Ibid.

menggunakan triangulasi sumber, peneliti dapat melibatkan beberapa orang yang terkait dengan sumber data, sehingga peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan dan meminta kesepakatan dengan sumber-sumber data. Demikian hal-hal yang dilakukan peneliti lakukan dalam mengecek keabsahan dan akurasi dari data- data yang sudah dikumpulkan sehingga dengan beberapa langkah tersebut di atas, keabsahan dan kredibilitas data dapat dipercaya.

H. Sistematika Pembahasaan

Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan proposal skripsi. Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan rasionalitas isi dan hubungan. Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penyusun membagi menjadi empat bagian sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian E. Telaah Pustaka

F. Kerangka Teori G. Metode Penelitian H. Sistematika Pembahasan Bab II: Paparan Data dan Temuan

Di bagian ini terdapat dua pokok bahasan, diantaranya adalah paparan data lokasi penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

Bab III: Pembahasan

Di bagian pembahasan ini dipaparkan proses analisis terhadap temuan penelitian, sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan di bagian pendahuluan.

Bab IV: Penutup

A. Kesimpulan B. Saran

36 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MIN 1 Mataram 1. Sejarah Singkat MIN 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram adalah lembaga pendidikan Agama Islam setingkat Sekolah Dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Pada tanggal 1 Agustus 1981 MIN Punia Mataram merupakan lembaga pendidikan yang dibangun dengan swadaya masyarakat Punia Karang Kateng Kelurahan Mataram Barat Kecamatan Mataram yang diberi nama Madrasah Diniyah “Darul Arqom”.

Madrasah ini dibangun berdasarkan hasil kesepakatan dari masyarakat Punia, pengurus Madrasah didukung oleh para pemuka masyarakat (penghulu kelurahan) dengan bantuan penuh dari kelurahan Mataram Barat. Dengan perintisan H. Muhammad Munir, H. Rusdin, H. Ahmad Muhlis, Drs. H. Zohdi, H. Nurudin yang semuanya ini adalah merupakan pemuka-pemuka masyarakat di lingkungan Punia Karang Kateng diperkuat dengan dukungan kepala lingkungan setempat (H. Nurtani).

Atas permintaan pengurus Madrasah Diniyah pada tahun 1987/1988 diubah namanya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Darul Arqam” dan diresmikan oleh kepala kantor Departemen Agama Islam Lombok Barat. Kemudian pada tahun pelajaran 1993/1994 Madrasah

Ibtidaiyah “ Darul Arqam ” Punia Karang Kateng diubah status dari swasta menjadi negeri dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Punia Mataram, yaitu pada tanggal 24 April. Kemudian pada tanggal 11 Januari 2016 berubah menjadi MIN 1 Kota Mataram.44

2. Visi dan Misi MIN 1 Mataram

Visi yang direncanakan oleh MIN 1 Mataram adalah

“Terwujudnya anak didik yang beriman, berkualitas, dan berbudaya”. Sedangkan misi MIN 1 Mataram adalah sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan menghayati agama Islam secara nyata.

2) Menumbuh kembangkan semangat belajar dan keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi dengan menciptakan proses pembelajaran yang diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

3) Memotivasi dan membimbing anak didik untuk lebih mengenal dan mengetahui potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal, memiliki keterampilan dan budaya yang tinggi.45

44Profil Sekolah MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

45Visi dan Misi MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

3. Letak Geografis MIN 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Mataram terletak di kota Mataram, tepatnya di Jalan Airlangga No. 31 B, Punia Kecamatan Mataram, Kota Mataram dengan batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah timur di batasi oleh kebun

2) Sebelah barat di batasi oleh perumahan penduduk

3) Sebelah utara di batasi oleh jalan dan perumahan penduduk.

4) Sebelah selatan di batasi oleh PKBM “ Gumi Paer”.46 4. Keadaan guru MIN 1 Mataram

Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran yang penting bertugas memberikan ilmu kepada siswanya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki pengetahuan dan skill yang sesuai dengan profesi keguruan. Guru yang profesional akan dapat dengan baik membentuk dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Guru di MIN 1 Mataram berjumlah 21 orang. 47 Tabel 4.1 Data Guru MIN 1 Mataram

No Nama/NIP Jabatan Status

pegawai

Mapel yang diajarkan 1 H.Marzuki/1968123119

94031016

Kepala madras- ah

PNS -

2 Ernawati,S.Pd.I/197805 Guru PNS BI, IPA,PPKN,

46Letak Geografis MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

47 Keadaan Guru MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan

022000032001 madya AA,SBDP,IPS,

QH 3 Ahmad Azazi,S.Pd/

NIP.

197012312005011028

Guru muda

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

4 Zakiatun Patni, S.PdI/

NIP.

196904142007012046

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

5 Subki Ali, S.PdI/

NIP.198201022007101002

Guru muda

PNS AA

6 Muksanah, S.Pd/ NIP.

197312312003122003

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

7 Anik PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

8 Heny marlina PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

9 Asiah s.pd /

nip19780616200312200 3

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

10 L. Haeruman, S.Pd.I/ NIP.

197303272006041030

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

11 Muhali, S.Pd.I/ NIP 196412312007011642

Guru pertama

PNS FIQIH 12 Kherun Nisak, S.Pd.I/

NIP

198404152009122004

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

13 Muhabbah, A.Ma/ NIP.

197705042007102003

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS,

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan QH, BS 14 Baiq Muaini,

S.Pd.I./NIP.

197812312003122002

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

15 L. Saprudin, S.Pd.I/

Nip.1985031520190 31006

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

16 M.Ulul Azmi, S.Pd.I./

Nip.1989102820190310 11

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

17 Nurtimah, S.Pd.

- GK

18 Ryta Dwiyanti Mantika, S.Pd

- GK MTK

19 Sirriyana Rahma, S.Pd - GK MTK

20 Fendi Alandani, S.Pd.

- GK PENJASKES

21 Nurul Mayana S.Pd - GK B. ING

Sumber: Dokumentasi data MIN 1 Mataram 5. Keadaan Siswa MIN 1 Mataram

Siswa merupakan subjek utama dalam proses pedidikan di kelas, sehingga guru dan siswa merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.2

Data Siswa MIN 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/202048

48Keadaan Siswa MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

No Kelas Siswa

L P

1 I 59 53

2 II 55 53

3 III 51 57

4 IV 45 58

5 V 49 52

6 VI 46 52

Total Siswa 630 Siswa

Sumber: Dokumen data MIN 1 Mataram

6. Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di MIN 1 Mataram sebagai berikut:

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram49

No Jenis Jumlah

1 Meja siswa 170 Buah

2 Kursi 339Buah

3 Meja guru 11 Buah

4 Kursi 22 Buah

5 Papan tulis 9 Buah

6 Almari 21 Buah

49Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

7 Alamri piala 2 Buah

8 Rak buku 4 Buah

9 Papan pengumuman 2 Buah

10 Mading 10 Buah

11 Komputer 6 Buah

12 Printer 3 Buah

13 Sound system 2 Buah

14 Kipas angin 6 Buah

15 Rangka manusia 3 Buah

16 Globe 4 Buah

17 Peta dunia 2 Buah

18 Peta indonesia 1 Buah

19 Bola volly 1 Buah

20 Bola kaki 1 Buah

21 Bola pimpong 2 Buah

Sumber: Dokumen data MIN 1 Mataram

B. Temuan Data

Berdasarkan masalah penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah analisis nilai- nilai moral dalam cerpen dan implementasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Mataram. Penggunaan teknik wawancara sebagai teknik utama dan teknik dokumentasi serta observasi sebagai pendukung data yang didapat dari teknik wawancara.

Penelitian ini dilakukan di MIN 1 Mataram dan beberapa informasi yang diperoleh antara lain sebagai berikut:

1. Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil yang Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi

a. Cerpen yang berjudul Hujan Terakhir

Nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Hujan Terakhir sebagai berikut:

1) Nilai Jujur

Nilai jujur ini tercemin pada tokoh Anisa.

Tokoh Anisa mendatangi kantor Polisi untuk mengembalikan tas yang di temukan di kursi taman. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan cerpen berikut ini:

“Ternyata Anisa tak benar-benar kepasar dia berniat ke kantor polisi terdekat. Sesampainya di kantor polisi Anisa langsung menemui salahsatu Polisi di sana “ada apa gerangan adik ke sini?” tanya Polisi ada di depannya. “ini pak saya menemukan tas ini terletak di kursi taman”. Jawab Anisa.

2) Tanggung Jawab

Nilai tanggung jawab ini tercermin pada tokoh Polisi.

Tokoh Polisi menghubungi pemilik tas. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:

“Baiklah akan bapak cari tau siapa pemilik tas ini”. Pak polisi ini menghubungi pemilik tas dengan menelponnya dari nomor

yang tertera di kartu nama.“Hallo, selamat pagi bisakah saya berbicara dengan ibu Rasti Anggraini” Pak Polisi mulai telpon pemilik tas.“Tas anda di temukan seorang anak di kursi taman”

Pak Polisi menjelaskan.

3) Toleransi

Nilai toleransi ini tercermin pada tokoh ibu Rasti.

Tokoh ibu Rasti merasa iba dan sebagai rasa terimakasihnya membantu memperbaiki rumah Anisa. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Mendengar tutur kata Anisa ibu Rasti merasa iba. Atas rasa terima kasihnya membiayai sekolah Anisa dan membantu memperbaiki rumah Anisa.”

4) Gotong Royong

Nilai gotong royong ini tercermin pada tokoh Anisa, Ibunya dan Pak Polisi.

Tokoh Anisa dan Ibunya yang saling bekerja sama dalam pembuangan sampah untuk kebutuhan mereka serta pak Polisi yang telah menghubungi ibu Rasti. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Anisa selalu membantu ibunya untuk bekerja di pembuangan sampah, dari hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk kebutuhan mereka agar dapat bertahan hidup”.

“Anisa merasa takut, mengapa dia dilarang pulang oleh Polisi tersebut. Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi “Terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya”

kata ibu Rasti dengan senang. Polisi itu megantarkannya menemui Anisa”.

5) Santun

Nilai santun ini tercermin pada tokoh Anisa dan ibu Rasti.

Tokoh Anisa yang halus perkataan terhadap Ibunya dan ibu Rasti yang berterimakasih kepada Pak Polisi. Hal ini dapat dilihat pada kutipa berikut ini:

a) “Ibu, minta ember lagi sebelah ini juga bocor. Begitulah perkataan yang terdengar dari Anisa dengan halus terhadap Ibunya ketika hujan datang pada tengah malam itu.“nama aku Anisa ibu, maaf bu saya harus ke pasar sekarang ibu pasti sedang menunggu. Permisi bu”. Jawab Anisa dengan sopan.

b) Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi “terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya”.

Kata ibu Rasti dengan senang. “Terima kasih nak atas kejujurannya, tas ini sangat penting bagi ibu karena didalamnya adalah gaji karyawan dan kartu kredit ibu.

Nama kamu siapa nak?” tanya ibu Rasti.

Ibu Rasti pun mengantarkan Anisa pergi ke pasar.

6) Percaya Diri

Nilai percaya diri tercermin pada tokoh Anisa.

Tokoh Anisa yang harapannya untuk mencapai cita-citanya.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Anisa sekarang melanjutkan sekolahnya dan punya harapan untuk mencapai cita-citanya untuk keliling dunia menjadi seorang pramugari serta menemukan ayahnya.”

b. Cerpen Gadis Kecil Berhati Emas

Nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Gadis Kecil Berhati Emas sebagai berikut:

1) Tolong Menolong

Nilai tolong menolong ini tercermin pada tokoh Gadis Kecil.

Tokoh Gadis Kecil yang menolong orang-orang yang membutuhkannya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

a) “Boleh aku meminta makananmu? Perutku sangat lapar,”

ucap Anak kecil itu.” Oh, tentu saja” jawabnya kembali.

b) “Boleh aku minta jaketmu”? Aku sangat kedinginan.” Ucap si Nenek. Pakailah, Nek” ujar gadis kecil itu.

“Kau sungguh baik hati. Semoga Tuhan selalu melindungimu,” ucap si Nenek.

c) “Bolehkah aku meminta tutup kepalamu? Aku sangat kedinginan,” ucap Anak laki-laki itu. “Iya boleh” ucap Gadis Kecil.

2) Sabar

Nilai sabar ini tercermin pada tokoh Gadis Kecil.

Tokoh Gadis Kecil yang menahan kedinginan dan lapar. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Akhirnya gadis itu sangat merasa kedinginan dan lapar tetapi dia tidak menghiraukan semua itu”.

c. Cerpen Seekor Semut Yang Balas Budi

Nilai moral yang terdapat dalam cerpen Seekor Semut Yang Balas Budi sebagai berikut:

Nilai tolong menolong ini tercermin pada tokoh Semut dan Burung Merpati.

Tokoh Burung Merpati yang menolong Semut yang hampir tenggelam dan Semut yang menolong Burung Merpati dari Pemburu yang tengah membidik Burung Merpati. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

a) “Seekor Burung Merpati yang kebetulan tengah terbang melintas sungai mendengar teriakan si Semut. Ia pun turun dan mengambilkan daun untuk menolong Semut yang hampir

tenggelam. Semut buru-buru naik ke atas daun sehingga ia pun tidak jadi tenggelam dan bisa menyebrang dengan selamat.”

b) “Beberapa hari setelah itu, Semut yang sedang mencari makanan melihat seorang Pemburu tengah membidik sasarannya. Ternyata yang jadi sasaran pemburu adalah Burung Merpati kemarin menolongnya. Ketika akan menembakkan senapannya, si Semut pun mengigit kaki Pemburu dengan kencang sehingga si Pemburu kaget dan melepaskan tembakan.”

2. Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dalam proses mengajarkan nilai-nilai moral salah satu upaya yang dilakukan guru yaitu menggunakan cerpen sebagai media menyampaikan nilai-nilai moral. Proses pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus dan RPP Bahasa Indonesia kelas IV semester genap. Oleh sebab itu, proses implementasi dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Oleh karena

itu, guru-guru MIN 1 Mataram khususnya guru kelas pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV mengimplementasikan nilai-nilai moral dalam cerpen harus dikaitkan dengan Silabus dan RPP sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV B Ibu Asiah, peneliti mendapat data:

“Proses implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen mengacu pada RPP dan silabus serta di sekolah ini memiliki kegiatan bermain peran yang dilakukan sekali dalam seminggu pada kegiatan imtak. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti serupa dengan penyusunan RPP yang digunakan guru dalam proses pembelajan, sehingga jika dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar maka media cerpen tepat jika diimplemetasikan”.50

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram sudah menerapkan kegiatan bermain peran sejak dulu, terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk indikator cerita fiksi yang diharapkan untuk peserta didik tercantum pada perangkat perencana pembelajaran (Silabus dan RPP).

b. Pelaksanaan Implementasi Nilai-nilai Moral dalam Cerpen

Seperti yang sudah dijelaskan pada perencanaan di atas bahwa implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen yang sudah dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan ketiga cerpen yang peneliti analisis. Berdasarkan hasil

50 Asiah, Wawancara, MIN 1 Mataram, 5 Agustus 2020

Dalam dokumen analisis nilai-nilai moral dalam cerpen dan (Halaman 44-50)

Dokumen terkait