• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis nilai-nilai moral dalam cerpen dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis nilai-nilai moral dalam cerpen dan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM CERPEN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MIN 1 MATARAM

TAHUN AJARAN 2019/2020

Oleh Defi Anugrahfita

NIM 160106090

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

(2)

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM CERPEN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MIN 1 MATARAM

TAHUN AJARAN 2019/2020

Skripsi

Di ajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana pendidikan

Oleh Defi Anugrahfita

NIM 160106090

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Suatu Kaum Sebelum Mereka Mengubah Keadaan Diri Mereka Sendiri.”

( Q.S. Ar-Rad : 11 )

(7)

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta, terimakasih telah memberikan semua kasih sayang serta doa yang begitu tulus yang tidak pernah putus asa, Bapak Apriadin dan Mama Nurlaela serta saudara saudariku Muhamad Syahrial Adhim dan Suci Ramadani, beserta keluarga yang telah memotivasi dan memberikan semangat untuk bisa penulis selesaikan skripsi ini, serta para sahabat yang selalu mendukung dan mendoakan untuk menjadi pribadi yang hebat, kuat, dan bermanfaat”.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah;Nya kepada kita semua dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya, Aamiin.

Penulis menyadari bahwa selama penulis skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr.Muammar, M.Pd sebagai pembimbing I dan Dr. Hilmiati, M.Pd sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, dan koreksi mendetail secara terus menerus sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik, lebih matang, dan cepat terselesaikan.

2. Dr. Abdul Quddus, M.A dan Ramdhani Sucilestari, M.Pd sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Ahmad Sulhan, S.Ag.,M.Pd.I sebagai ketua jurusan PGMI 4. Dr. H. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Mataram

6. Para dosen dan staf di UIN Mataram yang telah memberikan berbagai macam disiplin ilmu kepada peneliti.

7. Bapak H. Marzuki S.Pd dan semua bapak ibu guru MIN 1 Mataram

(9)

x

(10)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRPSI ... v

PENGESAHAN DEWA PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 2

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

D.Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 7

E. Telaah Pustaka ... 8

F. Kerangka Teori ... 12

1. Konsep Cerpen ... 12

a. Pengertian Cerpen ... 12

b. Ciri-ciri cerpen ... 13

c. Jenis-jenis ... 13

d. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen ... 14

e. Fungsi cerpen ... 15

2. Tinjauan Tentang Moral ... 16

a. Pengertian moral ... 16

b. Nilai-Nilai Moral ... 18

c. Tahap-tahap perkembangan moral ... 20

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 21

a. Hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia ... 21

(11)

xii

b. Tujuan ... 22

c. Ruang Lingkup ... 23

d. Kompetensi Dasar ... 23

e. Implementasi ... 24

G.Metode Penelitian ... 25

1. Pendekatan Penelitian ... 25

2. Kehadiran Peneliti ... 26

3. Lokasi Penelitian ... 27

4. Sumber Data ... 27

5. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

6. Teknik Analisa Data ... 30

7. Pengecekan Keabsahan Data ... 32

H.Sistematika Pembahasaan ... 34

BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 36

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MIN 1 Mataram ... 36

1. Sejarah Singkat MIN 1 Mataram ... 36

2. Visi dan Misi MIN 1 Mataram ... 37

3. Letak Geografi MIN 1 Mataram ... 38

4. Keadaan Guru MIN 1 Mataram ... 38

5. Keadaan MIN 1 Mataram ... 40

6. Sarana dan Prasarana ... 41

B. Temuan Data ... 42

1. Nilai-nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut yang Balas Budi ... 43

a. Cerpen Hujan Terakhir ... 43

b. Cerpen Gadis Kecil Berhati Emas ... 46

c. Cerpen Seekor Semut yang Balas Budi ... 47

2. Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas, dan Seekor Semut yang Balas Budi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 48

a. Perencanaan Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen ... 48

b. Pelaksanaan Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen ... 49

c. Evaluasi Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen ... 51

BAB III: PEMBAHASAN ... 53

A. Nilai-nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil yang Berhati Emas dan Seekor Semut yang Balas Budi ... 53

1. Cerpen Hujan Terakhir ... 53

2. Cerpen Gadis Kecil Berhati Emas ... 60

3. Cerpen Seekor Semut yang Balas Budi ... 62

B. Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas, dan Seekor Semut yang Balas Budi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 63 1. Perencanaan Implementasi Nilai-Nilai

(12)

xiii

Moral dalam Cerpen ... 63

2. Pelaksanaan Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen ... 64

3. Evaluasi Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen ... 65

BAB IV : PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 113

(13)

xiv

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Guru Min 1 Mataram, 38-40

Tabel 4.2 Data Siswa Min 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020, 40-41 Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Min 1 Mataram, 41-42

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 01: Lembar Cerpen, 73-76.

Lampiran 02: Lembar Coding Cerpen, 77-83.

Lampiran 03: Lembar Wawancara, 84.

Lampiran 04: Lembar Hasil Penelitian, 85-93.

Lampiran 05: Lembar RPP dan Silabus, 76-91.

Lampiran 06: Lembar Dokumentasi, 92-93.

(15)

xvi

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM CERPEN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MIN 1 MATARAM

TAHUN AJAEAN 2019/2020

Oleh Defi Anugrahfita

NIM 160106090

ABSTRAK

Moral pada dasarnya mampu mendorong lahirnya generasi yang baik (insan kamil), sehingga anak dapat tumbuh dan mengaplikasikan nilai moral dalam bentuk perbuatan, tindakan, maupun tingkah laku. Teori ini didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif. Setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih kuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap atau tingkat sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai moral dalam cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas, Seekor Semut yang Balas Budi dan mengimplementasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian ini dilakukan pada peneliti, guru kelas IV dan peserta didik di MIN 1 Mataram. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi, yaitu jujur, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, tolong menolong dan sabar. Selanjutnya (2), Implementasi nilai-nilai moral pada cerpen dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu mencakup tiga tahap, (a) Perencanaan merupakan tahap awal dalam melaksanakan proses implementasi antara nilai-nilai moral dalam cerpen serta perangkat perencanaan pembelajaran (RRP) untuk mencapai tujuan pembelajaran. (b) Pelaksanaan guru tampak melakukan proses implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen dan sesuai serta keterkaitan juga dengan cerpen yang telah peneliti analisis. (c) Evaluasi terlihat jelas menunjukan perilaku nilai-nilai moral dalam cerpen yang dilakukan di lingkunan sekolah maupun lingkungan rumah.

Kata Kunci: Nilai Moral, Cerpen, Pembelajaran Bahasa Indonesia, SD/MI

(16)

xvii

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan nusantara.1 Pendidikan tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting dan fundamental, karena pendidikan adalah lokomotif perubahan dan kemajuan serta dapat mengembangkan peserta didik menjadi insan yang bersikap dan berakhlak mulia, berketerampilan dan berpengetahuan sesuai dengan apa yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kurikulum 2013 menekankan pada setiap satuan pendidikan untuk menghasilkan lulusan sekolah yang lebih cerdas, kreaktif, inovatif, psikomotorik, memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebagai individu

1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,( Jakarta:Rajawali Pers, 2012), hlm 5.

(18)

maupun sebagai bangsa serta toleran terhadap segala perbedaan yang ada.2 Dalam kurikulum 2013 terdapat empat kompetensi inti yang diantaranya adalah KI-1 sikap spritual, KI-2 sikap sosial, KI-3 pengetahuan, dan KI-4 keterampilan, empat kompetensi inti tersebut wajib terimplementasi dan terealisasi pada setiap pembelajaran. Adapun keunggulan dari kurikulum 2013 yaitu arah orientasinya tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan tetapi juga terhadap sikap spiritual dan sikap sosial yang telah diintegrasi kedalam muatan pembelajaran termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pemilihan MIN 1 Mataram sebagai lokasi penelitian didasarkan pada agreditasi madrasah, sebagaimana MIN 1 Mataram merupakan sekolah negeri yang telah beragreditasi baik. Jika mengacu pada pelaksanaan kurikulum 2013 maka dalam prosesnya kompetensi inti harus terintegrasi dalam keseluruhan aspek. Sehingga hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk menganalisis proses implementasi sikap sosial yang terdapat dalam madrasah beragreditasi baik tersebut.

Sebagai salah satu implementasi agar tercapainya tujuan pendidikan setiap peserta didik perlu dibimbing untuk menanamkan nilai moral yang baik terutama di lingkungan sekolah. Di sekolah sendiri anak berada di lingkungan yang berada di luar jangkauan orangtua, terkadang anak tidak bisa menentukan yang mana perbuatan yang baik maupun yang

2Rina Dewi Astuti, dkk,”Kelayakan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Ekspresi Diri Akademik”, Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, Vol.5, Nomor 2, Oktober 2017, hlm 89.

(19)

buruk, sehingga guru sebagai pendidik memiliki peranan penting yang harus benar-benar mencontohkan dan menerapkan nilai moral, agar nantinya anak dapat memiliki nilai moral yang baik.

Moral adalah tuntutan atau keharusan suatu kelompok masyarakat terhadap orang tua, warga, dan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu pendidikan moral bertujuan untuk mengembangkan pola prilaku seorang sesuai nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.3 Moral pada dasarnya mampu mendorong lahirnya generasi yang baik (insan kamil), sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai moral yang baik dan mengaplikasikan nilai moral dalam bentuk perbuatan, tindakan, maupun tingkah laku.

Teori ini didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif.

Setiap tahapan dan tingkatan memberi tanggapan yang lebih kuat terhadap dilema-dilema moral dibanding tahap atau tingkat sebelumnya.4 Karena dalam kehidupan yang dinamis seperti sekarang ini, manusia menjadi semakin individualistis, dimana nilai-nilai moral antara sesamanya semakin pudar dan menghilang. Seperti dilihat kondisi anak usia dini maupun anak remaja saat ini. Penyimpangan yang dilakukan seperti melemahnya sopan santun kepada orang yang lebih tua, tata bahasanya lebih kasar dan lain-lain. Kejadian ini sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia karena anak saat ini merupakan generasi penerus bangsa.

3Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm 19.

4 Sudarwan Danim dan Khaeril, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), hlm 80.

(20)

Demikian juga nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas, dan Seekor Semut Yang Balas Budi akan beramanfaat bagi pembaca. Nilai-nilai moral yang ditampilkan dalam cerpen ini berkaitan dengan persoalan hubungan manusia dengan manusia, misalnya tolong menolong, bersikap jujur dan bertanggung jawab. Cerpen ini dapat dijadikan contoh bagi semua orang lebih khususnya siswa untuk bersikap, bergaul, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-sehari.

Penjelasan diatas dikemukakan juga oleh Elyana Setyawati mengenai “Analisis Nilai Moral dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar” dalam hasil penelitian yaitu kesabaran, keikhlasan, tanggung jawab siswa terhadap pendidikan, teguh pendirian, bersikap pasrah, suka bekerja keras dan tidak mudah putus asa.5 Hal tersebut disampaikan juga oleh Ariya Sudrajat mengenai “Nilai Moral dalam Novel Surga Cinta Vanesa Karya Miftahul Asror Malik dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA” dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya menanamkan nilai-nilai moral kepada para siswa, agar perilaku-perilaku negatif yang dilakukan oleh para siswa dapat diminimalisir sehingga para siswa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.6 Senada yang dikemukakan juga oleh Siti Nurfajriah mengenai “Nilai Moral dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid

5Elyana Setyawati,” Analisis Nilai Moral dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar ”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta), hlm. i.

6 Arya Sudrajat, “Nilai Moral dalam Novel Surga Cinta Vanesa Karya Miftahul Asror Malik dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA”, (Skripi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015), hlm. i.

(21)

Prasetyo dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah” dalam hasil penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan struktur yang membangun, nilai pendidikan moral parah tokoh, dan difokuskan pada pembahasan nilai moral.7

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik mengangkat masalah ini agar dapat memberikan wawasan dan pandangan tentang nilai moral dari cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas, dan Seekor Semut Yang Balas Budi, agar pembaca mengambil sisi positif yang terdapat dalam cerpen tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir dan Implementasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di MIN 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerpen “Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi”?

2. Bagaimana implementasi nilai-nilai moral dalam “Cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas

7 Siti Nurfajriah, “Nilai Moral dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014), hlm. i.

(22)

Budi” pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di MIN 1 Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui nilai-nilai moral dalam cerpen “Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut yang Balas Budi”.

b. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai moral pada cerpen

“Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi” dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MIN 1 Mataram.

2. Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi sebagai peneliti berikutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Siswa

(23)

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang nilai-nilai moral dalam cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi.

2) Manfaat Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran Bahasa Indonesia serta dapat memberikan contoh nilai-nilai moral dalam cerpen Hujan Terakhir, Gadis Kecil Berhati Emas dan Seekor Semut Yang Balas Budi.

3) Manfaat Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai contoh untuk lingkungan sekolah.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Upaya memperjelaskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dan agar tidak terjadi pembahasaan yang meluas atau terlalu jauh dari fokus penelitian, perlu kiranya dibuat batasan masalah.

Ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir, cerpen gadis kecil yang berhati emas, seekor semut yang balas budi dan Implementasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN 1 Mataram.

2. Setting Penelitian

(24)

Setting penelitian merupakan lokasi penelitian dan alokasi waktu yang menunjukkan tempat dan waktu penelitian akan melakukan penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan penelitian di MIN 1 Mataram selama satu bulan dan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada objek yang dikaji, yaitu mengenai menganalisis nilai-nilai moral dalam cerpen hujan terakhir serta pengimplementasian terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV.

E. Telaah Pustaka

Keterkaitan antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi. Adanya keterkaitan itu menunjukkan bahwa suatu penelitian bisa merupakan tindak lanjut dari penelitian-penelitian sebelumnya atau juga keterkaitan antara penelitian itu menunjukkan adanya relevansi yang terjadi. Namun adanya relevansi dengan penelitian ini bukan berarti mengidentifikasi bahwa suatu penelitian persis sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Masing- masing penelitian mempunyai fokus tersendiri dalam penelitiannya termasuk penelitian “Analisis Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir dan Implementasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV dI MIN 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020”.

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi dan karya-karya terdahulu terkait untuk menghindari duplikasi, plagiasi, repetisi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian ini dilakukan. Ada beberapa

(25)

penelitian karya ilmiah dan literatur yang ada kaitannya dengan judul di atas, diantaranya adalah:

1. Penelitian Farida Batnur (2014) berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Moral dalam Pembentukan Prilaku Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram”. 8 Tesis ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang pengkajiannya dilakukan secara komprehensif, salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan konstruktivis atau pandangan advokasi partisipatori atau keduanya. Dalam mengupulkan data penelitian digunakan teknik-teknik observasi, wawancara, atau interview. Fokus kajian penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan internalisasi niali-nilai moral pada peserta didiknya, dan bagaimana implikasi internalisasi nilai-nilai moral yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram dalam pembentukan prilaku peserta didiknya. Adapun hasil penelitian ini menunjukan: 1) pelaksanaan internalisasi nilai-nilai moral dalam pembentukan prilaku peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Internalisasi nilai-nilai moral dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: tahap pemberian pengetahuan, tahap pemahaman, pembiasaan dan tahap terinternalisasi. 2) Pendekatan Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram dalam melakukan internalisasi nilai-nilai moral pada peserta didiknya ialah dengan cara:

8 Farida Batnur, “Internalisasi Nilai-Nilai Moral dalam Pembentukan Perilaku Peserta Didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram”, (Tesis, Pascaserjana Program Pendidikan Agama Islam IAIN Mataram, Mataram, 2014), hlm i.

(26)

peserta didik diberikan kesempatan dan keluasaan untuk secara bebas mengekspresikan dirinya dalam berbagai kegiatan selama itu positif dan tidak menunjukanperilaku negatif seperti melanggar aturan madrasah dan pada saat tertentu nilai-nilai moral ditanamkan secara tegas dan bila perlu dengan tekanan. 3) Implikasi internalisasi nilai- niali moral yang dilakukan di madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Mataram dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, pengahayatan, kesadaran peserta didik dalam menerapkan nilai-nilai moral dalam jehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan seperti di atas dapat memberikan pengaruh terhadap meningkatkan kedisiplinan, membangun kerja sama, bertanggung jawab, berperilaku sopan, dikalangan peserta didik. Selain itu melalui internalisasi nilai-nilai moral juga mampu menekan tingkat kenakalan di kalangan peserta didik. Kesamaan dalam penelitian ini dengan yang akan di teliti disini adalah sama-sama membahas tentang moral dan berusaha mencari tahu bagaimana moral itu bisa di internalisasikan. Sedangkan pebedaannya, internalisasi moral dalam tesis ini membuktikan bahwa pembentukan moral melalui kegiatan interakurikuler dan ektrakurikuler sedangkan dalam penelitian yang akan di teliti disini akan melihat dari semua kegiatan masyarakat dalam sebuah komunitas pembelajaran yang diupayahkan untuk mewujudkan moral keagamaan.

2. Penelitian Shinta Liestiana (2016) berjudul “Analisis Nilai Karakter Cerpen dalam Buku Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V SDN

(27)

Tegalsari 01 Semarang”. Hasil penelitian yang diperoleh dalam cerpen buku bina bahasa dan sastra mengandung nilai-nilai karakter religius, rasa ingin tahu, kerja keras, komunikati, peduli sosial, tanggung jawab, mandiri, menghargai prestasi, dan gemar membaca.9

Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai karakter serta moral yang beradab dan berakhlak mulia melalui cerpen. Perbedaannya adalah memamparkan mengenai nilai karakter kepada siswa dan tempat penelitiannya di SDN Tegalasari 01 Semarang dan penelitian ini lebih memfokuskan penelitiannya menganalisis nilai-nilai karakter, presentase dan beberapa upaya yang bisa dilakukan guru dalam mengembangkan nilai karakter kepada siswa.

3. Penelitian Shaleh Sodiq Hanani Naseh (2016) berjudul “Pola Pembinaan Moral Siswa SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunungkidul”. Hasil penelitiannya membahas bagaimana pola pembinaan moral yang lebih baik dari sebelumnya, guna meningkatkan efektivitas kegiatan pembinaan moral serta kesadaran moral kepada siswa.10

9Shinta Liestiana, “Analisis Nilai Karakter Cerpen dalam Buku Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V SDN Tegalsari 01 Semarang”, (Skripsi,Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2016. hlm. i.

10 Shaleh Sodiq Hanani Naseh, “Pola Pembinaan Moral Siswa SD Muhammadiyah Al- Mujahidin Wonosari Gunungkidul”, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta, Yokyakarta, 2016), hlm. i.

(28)

Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini adalah dimana tujuannya sama- sama ingin meningkatkan, menambah wawasan dan pandangan tentang nilai moral. Sedangkan perbedaannya adalah memaparkan mengenai efektif tidaknya pola pembinaan moral dalam membentuk dan menanamkan nilai pada peserta didik dan tempat penelitiannya di SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunungkidul.

F. Kerangka Teori 1. Konsep Cerpen

a. Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan suatu cerita fiksi berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya terpusat pada suatu peristiwa pokok. Jumlah dan pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal.11 Cerita tidak dikisahkan secara panjang lebar sampai mendetail, tetapi dipadatkan dan difokuskan pada satu permasalahan.

Menurut Sumardjo mengungkapkan bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan, menyajikan cerita, yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, menunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. Semuanya pas, integral, dan mengandung suatu arti.12

11 Andri Wicaksono, Menulis Kreaktif Sastra, (Yokyakarta:PT. Lkis Printing Cemerlang, 2014), hlm 57.

12 Sukino, Menulis itu Mudah, (Yokyakarta: PT. Lkis Printing Cemerlang, 2010), hlm 142.

(29)

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa cerpen adalah dunia fiksi yang digambarkan pengarang seolah-olah menyerupai dunia sesungguhnya, sehingga cerita yang mengalir dan terjalin itu seolah panggung kehidupan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, kejadian buruk baik dan lain-lain serta bisa dilihat dan rasakan.

b. Ciri-Ciri Cerpen

Karakteristik atau ciri-ciri, diantaranya yaitu:

1) Ceritanya fiktif atau rekaan,

2) Pokok cerita berfokus kepada satu aspek cerita sehingga menimbulkan kesan tunggal,

3) Mengungkapkan masalah yang terbatas pada hal-hal yang penting saja,

4) Menyajikan peristiwa dengan cermat dan jelas, dan

5) Berdasarkan bentuk atau jumlah kata ceritanya pendek atau singkat.13

c. Jenis-Jenis Cerpen

Berdasarkan jumlah jenis cerpen dibagi menjadi 3, diantaranya yaitu:

1) Cerpen pendek (short story), yakni cerpen yang panjangnya berkisar antara lima ratus sampai dengan tujuh ratus kata.

13 Asep Juanda, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Cmedia Imprint Kawan Pustaka, 2017), hlm 111.

(30)

2) Cerpen sedang (middle short story), yaitu cerpen yang panjangnya berkisar di atas tujuh ratus kata sampai dengan seribu kata.

3) Cerpen panjang (long short story), adalah cerpen yang panjangnya di atas seribu kata.14

d. Unsur-unsur Cerpen

Cerpen memiliki 2 unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur entrinsik:

1) Unsur intrinsik

Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra. Unsur intrinsik sebuah cerpen adalah unsur yang secara langsung turut serta dalam membangun cerita. Berikut unsur-unsur intrinsik cerpen, diantaranya yaitu:

a. Tema cerita merupakan pokok cerita atau ide pokok yang mendasari cerita.

b. Alur cerita ialah peristiwa jalin-menjalin berdasa atas urutan atau hubungan tertentu.

c. Penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

d. Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.

14 Ibid., hlm 120-121

(31)

e. Sudut pandang cerpen merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.15

2) Unsur ektrinsik

Unsur ektrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya satra, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau organisme karya sastra, unsur entrinsik meliputi:

a. Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, usia, dan sebagainya.

b. Waktu dan tempat penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya ipoleksosbudhankam (idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan) ketika cerpen itu diciptakan.16

e. Fungsi cerpen

Berikut ini beberapa fungsi sastra di dalam cerpen diantaranya yaitu:

1) Fungsi rekreatif: memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembacanya.

2) Fungsi didaktif: mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada didalamnya.

3) Fungsi estetis: memberikan keindahan bagi para pembaca nya.

15 Andri Wicaksono, Menulis..., hlm 57-65.

16 Asep Juanda, Bahasa..., hlm 119.

(32)

4) Fungsi moralitas: mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi diri nya.

5) Fungsi religiusitas: mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca nya.17

Berdasrkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek yang penuh dengan permasalahan perlu diinterpretasikan.

Cerpen memiliki banyak kreasi yang menumbuhkan ide cemerlang pengarang sebagai bentuk kepedulian terhadap keadaan sosial. Hal inilah menjadi alasan cerpen sebagai karya sastra dapat digunakan sebagai media pembentukan akhlak ataupun budi luhur siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembentukan nilai moral.

2. Tinjauan tentang Moral a. Pengertian Moral

Istilah moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.18

Kenny mengemukakan bahwa moral dalam karya sastra biasaya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran nilai moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan), lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan

17 Surastina. Pengantar Teori Sastra, (Yogyakarta:ELMATERA, 2018), hlm 30

18 Muhammad Ali dkk, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2015), hlm 136.

(33)

“petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokonya.19

Adapun arti moral dalam pendidikan adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan atau menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan.20

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa moral merupakan kaidah norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.

Sebagai standar baik dan buruknya yang ditentukan bagi individu dari nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial. Maka dari itu tatanan kehidupan dapat berupa peraturan maupun larangan tertentu yang telah disepakati bersama. Agar tatanan itu dapat hidup dan berkesinambungan dari generasi ke generasi, maka setiap individu harus melaksanakan dan melestarikannya sesuai dengan dinamika kehidupan di masyarakat.

Oleh karena itu, perilaku moral diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, keterkaitan, dan keharmonisan.

19 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yokyakarta, Gadjah Mada University Press, 2017), hlm 430.

20 Nurul Zuriah, Pendidikan..., hlm 22.

(34)

b. Nilai-Nilai Moral

Nilai adalah konsepsi abstrak tentang sesuatu yang berharga dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang di anggap buruk. Nilai-nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari kelahirannya, melainkan sesuatu yang diperoleh dari luar.21 Sebagaimana aspek-aspek kepribadian yang diperlihatkan seseorang sebagian adalah hasil pengaruh-pengaruh dan rangsang- rangsangan dari luar, demikian pula halnya dengan tingkah laku yang bermoral.

Adapun nilai-nilai moral sebagai berikut:

1) Teori Darmadi berpendapat bahwa nilai moral mencakup bagaimana sikap, pengetahuan dan keterampilan individu untuk mengatasi masalah terkait dengan perilaku dan bertindak jujur.22

2) Teori Shannon membahas tentang nilai yang bersumber pada moral, dari tingkahlaku baik buruknya manusia. Ini berarti nilai moral berhubungan dengan tanggung jawab, sebab ia mengemban sebuah tanggung jawab terkait segala yang dilakukannya.23

21 Singgih D.Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (PT BPK GUNUNG MULIA, 2010), hlm 38.

22 Faizah, dkk, Psikologi Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Brawijaya Pres, 2017), hlm 68.

23 Atok Miftachul Hudha dkk, Etika Lingkungan Teori dan Praktik Pembelajarannya, (Malang, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, 2019), hlm 59.

(35)

3) Teori Giligan mengemukakan bahwa keadilan prinsip semua orang harus diperlakukan sama, sedangkan kepedulian bahwa tidak ada seorang pun yang tersakiti. Yang dapat dikategorikan sebagai perilaku moral yang menjujung prinsip keadilan maupun toleransi.24

4) Teori Rokhmansyah menjelaskan bahwa fungsi karya sastra mengandung nilai-nilai moral, maka karya tersebut dapat berfungsi kegiatan untuk mengembangkan nilai-nilai kebiasaan bertingkah laku baik seperti, tumbuhnya disiplin diri, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kebersamaan dan gotong royong.25

5) Teori Matriks menyatakan bahwa peserta didik lebih memantangkan dirinya dan memungkinkan perperilaku lebih terarah, konsisten dan percaya diri dalam bentuk tindakan.26 6) Teori Clarke dan Batson mengungkapkan bahwa perilaku

menolong sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain atau masyarakat secara umum.27

7) Teori Lickona menyatakan bahwa untuk mendidik nilai moral anak di perlukan potensi secara optimal, baik pada aspek kecerdasan sosial yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, senang menolong, sedangkan kecerdasan spiritual yaitu

24 Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 185.

25 Eko Putra Setiawan dan Andayani, Strategi ampuh Memahami Makna Puisi, (Indonesia: Penerbit Eduvision, 2019), hlm 37.

26 Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, (CV. Grasindo, 2010), hlm 433.

27 Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 220.

(36)

memiliki kemampuan iman yang anggun seperti disiplin beribadah, jujur dan sabar.28

c. Tahap-tahap perkembangan moral 1) Usia 0-2 tahun

Pada tahap ini, seorang anak sepenuhnya bergantung pada ibu atau figur ibu.ketika si ibu memenuhi kebutuhan si anak, fisik maupun mental, tumbuhlah kepercayaan anak pada si ibu.

Kepercayaan ini kemudian berkembang tidak saja pada ibunya, tapi meluas pada lingkungannya.

2) Usia 2-4 tahun

Pada tahap ini, anak sudah meyakini adanya hubungan erat dengan ibu atau figur pengganti ibu. Maka mulailah anak ingin mengebangkan dirinya sendiri. Mulai belajar untuk mandiri dan batasan tertentu. Namun mungkin timbul konflik antara ingin menjadi dirinya sendiri dan kebergantungan pada orangtua.

3) Usia 4-6 taahun

Pada tahap ini anak sudah mempunyai kepercayaan diri dan sadar dengan eksistensi dirinya. Anak akan mulai berinisiatif untuk mengatasi konflik. Hal ini didukung dengan kemauan fisik anak yang sudah berkembang lebih baik.

4) Usian 6-8 tahun

28 Sukiyat, Teori & Praktik, (CV. Jakad Media Publishing, 2020), hlm 148.

(37)

Pada tahap ini, anak mulai belajar banyak hal di sekolah (juga merupakan usia awal sekolah). Dari hasil pembelajarannya ini, anak mulai menyadari kesamaan atau perbedaan dirinya dengan teman-temannya.

5) Tahap konvesional

Pada tahap ini anak mengidentifikasi diri dengan orangtua, keluarga, dan lingkungan sosialnya. Anak “menyusaikan” diri, menerima “meyakini”, mendukung dalam nilai-nilai keluarga dan lingkungan sosialnya, baik tata tertib ataupun norma lainnya, karena ingin diterima lingkungannya (keluarga atau lingkungan sosial).29

3. Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

29 Dian Ibung, Mengembangkan Nilai Moral pada Anak, (Jakarta: PT. Gramedia, 2009), hlm 5-6.

(38)

serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.30

b. Tujuan

Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahas Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreaktif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional, dan sosial.

5. Menikmati dan pemanfaatan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

30 Bambang Soehendro, Standar Isi, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), hlm 109.

(39)

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.31

c. Ruang lingkup

Ruang lingkup pembelajaran mencakup komponen kemapuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Mendengarkan: seperti mndengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, pantun, dan menonton drama anak.

2) Berbicara: seperti mengunkapkan gagasan dan perasaan, menyeampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, serta kegiatan sehari-hari.

3) Membaca: seperti membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat.

4) Menulis: seperti mengapresiasi dan berekpresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi.32

d. Kompetensi Dasar

Muatan Bahasa Indonesia di kelas IV semester 2

Kompetensi Dasar Indikator Tujuan

Pembelajaran 3.9 Mencermati 3.9.1 Menyebutkan 1. Dengan

31Ibid., hlm 110.

32Ibid., hlm 110

(40)

tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

4.9 Menyampaikan hasil indentifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi.

3.9.2 Mengindetifikasi nilai-nilai moral dalm teks cerita fiksi.

4.9.1 Menjelaskan secara lisan pengertian dan ciri-ciri teks cerita fiksi.

kegiatan

membaca teks cerita fiksi, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh pada teks cerita fiksi dengan tepat.

2. Dengan kegiatan

mencari tahu nilai-nilai moral dalam teks cerita fiksi.

e. Implementasi

Implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pengejawantahan dari sistem budaya, sosial, kepribadian, dan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Adapun hakekat dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan bepikir peserta didik lebih kreaktif, kritis, inovatif,

(41)

dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia lebih relevan dengan karakteristik kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi peseta didik yang mencakup tiga ranah pendidikan yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.33

Berdasarkan pada pemaparan tentang pembelajaran bahasa indonesia diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menunjang kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus menggunakan metode penelitian yang tepat.

Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan atau kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.34

33 Andri Wicaksono, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yokyakarta: Garudhawaca, 2016), hlm 60-61.

34Yamin Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jambi: Referensi/GP Press Group, 2012), hlm.85-86

(42)

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif data yang dikumpulkan berupa pendapat, konsep-konsep, keterangan, tanggapan dan informasi yang berupa uraian dalam mengungkapkan permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan daroi penelitian deskroptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.35

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan nialai-nilai moral dalam cerpen serta mengimplementasikan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di MIN 1 Mataram.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti mutlak diperlukan.

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai instrumen kunci yang terjun langsung ke lapangan dalam waktu penelitian. Kehadiran peneliti juga sebagai pengamat non partisipan, peneliti turun ke lapangan tidak melibatkan diri secara langsung dalam kehidupan obyek penelitian. Peneliti akan melakukan observasi, kemudian melakukan wawancara kepada informan dengan mengajukan

35 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014) hlm.2.

(43)

petanyaan-pertanyaan yang dapat menjawab atau sesuai dengan objek yang sedang diteliti sehingga peneliti bisa mendapatkan data untuk objek yang sedang diteliti dan melakukan pengamatan pada obyek yang hendak diteliti serta akan dilampirakan dokumen-dokumen yang diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian ini adalah MIN 1 Mataram. Jika dilihat dari bentuk fisiknya, sekolah ini masih sederhana tetapi akreditasinya A. Sekolah ini berada di tengah-tengah pemukiman warga.

Setalah dilakukan observasi awal, letak sekolah ini cukup terpencil, siswanya juga dari luar, jadi karakteristik anak tidak tergantung pada ruang lingkup Punia. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MIN 1 Mataram karena ekspektasi atau harapan peneliti bahwa di sekolah ini akan ditemukan objek yang hendak diteliti yaitu mempraktekan nilai-nilai moral melalui cerpen hujan terakhir.

4. Sumber Data

Dalam sebuah penelitian tentu saja memerlukan sumber data.

“Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif merupakan kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.36 Penelitian kualitatif identik dengan data-data dan fenomena yang dituangkan melalui kata-kata

36 Lexy J Mooeng, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm.157.

(44)

kemudian menghasilkan kalimat-kalimat yang menjadi hasil dari data yang didapatkan di tempat penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini merupakan suatu bagian penting dalam penelitian. Pentingnya data untuk memenuhi dan membantu dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang menjadi sumber data untuk kelengkapan dari hasil penelitian ini adalah peneliti, siswa dan guru mata pembelajaran bahasa Indonesia di MIN 1 Mataram.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tehnik-tehnik tertentu. Tehnik-tehnik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Penelitian ini selain menggunakan teknik observasi, juga menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya-jawab.

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.37

Pengumpulan data untuk mendapatkan informasi ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Alasan peneliti

37 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), hlm.130.

(45)

menggunakan wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengejar cakupan topik yang lebih luas sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk mengekspresikan jawabannya. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, pihak yang diwawancara atau informan diminta untuk menjelaskan pengalamannya tentang nilai-nilai moral yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa indonesia. Proses tanya jawab dilakukan kepada guru yang satu dan guru yang lainnya di tempat dan waktu yang berbeda namun tetap dalam satu naungan Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Peneliti juga menggunakan instrument bantu seperti alat bantu recorder seperti perekam audio pada handphone untuk merekam hasil wawancara, kamera untuk memotret ketika proses wawancara, serta alat pendukung lainnya. Harapan peneliti melalui wawancara ini bisa mendapatkan data-data yang mampu menjawab permasalahan yang diteliti, seperti terkait dengan menjelaskan nilai- nilai moral melalui cerpen, hal-hal yang menjadi proses pengimplementasi nilai-nilai moral dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, dan solusi atau jalan keluar yang ditemukan peneliti untuk mengatasi melemahnya nilai-nilai moral

b. Dokumentasi

Selain tehnik observasi dan wawancara, penelitian ini juga menggunakan tehnik dokumentasi. “Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

(46)

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.”38 Dokumen-dokumen yang dipilih tentunya sesuai dengan tujuan dan fokus masalah, berupa cerpen, nilai-nilai moral serta implementasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV di MIN 1 Mataram. Dokumen-dokumen tersebut tidak sekedar dikumpulkan dan dituliskan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen, melainkan harus dianalisis. Bagian-bagian tertentu yang dipandang kunci dapat disajikan dalam rangkaian uraian hasil analisis kritis dari peneliti. Dokumen ini nantinya berfungsi sebagai data tambahan serta pendukung data yang telah didapat ketika proses wawancara dan observasi.

6. Teknik Analisis Data

Proses menganalisis data, diperlukan teknik yang tepat.

“Analisis data merupakan pengelolaan data yang sudah terkumpul dan diharapkan diperoleh gambaran yang akurat dan konkret dari subjek penelitian.“39 Dalam penelitian, saat wawancara peneliti sudah menganalisis jawaban dari hasil wawancara. Bila wawancara belum memuaskan, maka peneliti memberikan pertanyaan kembali sampai jawaban dianggap telah kredibel. Selama penelitian di lapangan, analisis data yang digunakan adalah analisis data model Miles dan Huberman.

38 Ibid., hlm. 221.

39 Sugiyono, Metode…, hlm.246.

(47)

Perlu diketahui bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data ini adalah penggolongan data, penyajian data, dan verifikasi data. Data yang akan dianalisis sebelumnya dikumpulkan (data collection), data yang akan dikumpulkan merupakan data yang berasal dari observasi dan wawancara. Tahap analisis data Model Miles and Huberman mencakup empat kegiatan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman menyatakan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Verifikasi

(48)

Langkah yang terakhir adalah verifikasi data atau menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang saat penelitian berada di lapangan. Kesimpulan yang diharapkan merupakan jawaban dari fokus penelitian yang dirumuskan dan berupa temuan baru.40

Penelitian ini menggunakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Data yang disajikan berbentuk rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah, dan setiap rangkuman diberikan penjelasan dengan memperhatikan kesesuaian dengan fokus penelitian. Diharapkan dari data yang diperoleh akan memudahkan untuk memahami peristiwa yang terjadi, data dapat terorganisir dan terdapat pola hubungan serta dapat merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan hal-hal yang telah dipahami tersebut.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Data-data yang diperoleh selama penelitiian haruslah dicek keabsahannya. Uji keabsahan data dalam penelitian, hanya ditekankan pada uji validitas dan releabilitas. Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibility (validitas internal), transferability

40 Ibid., hlm.246-253.

(49)

(validates eksternal), dependability (reabilitas), dan comfirmability (objektivitas).

Dari empat cara untuk mengumpulkan data yang absah di atas, peneliti hanya memfokuskan pada uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini berguna untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dengan sumber lain. Jenis- jenis triangulasi adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi yang pertama adalah Triangulasi Sumber.

“Triangulasi Sumber adalah pencarian data dari sumber yang beragam yang masih berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya”.41

b. Triangulasi Tehnik

Triangulasi yang kedua adalah Triangulasi Teknik.

“Triangulasi Teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data”.42

c. Triangulasi Waktu

“Peneliti dapat mengecek konsisten, ketepatan dan kebenaran suatu data dengan melakukan triangulasi waktu”.43 Dari tiga jenis triangulasi di atas peneliti hanya memfokuskan terhadap triangulasi sumber, karena dengan

41 Ibid., hlm. 170.

42 Ibid., hlm. 171.

43 Ibid.

(50)

menggunakan triangulasi sumber, peneliti dapat melibatkan beberapa orang yang terkait dengan sumber data, sehingga peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan dan meminta kesepakatan dengan sumber-sumber data. Demikian hal-hal yang dilakukan peneliti lakukan dalam mengecek keabsahan dan akurasi dari data- data yang sudah dikumpulkan sehingga dengan beberapa langkah tersebut di atas, keabsahan dan kredibilitas data dapat dipercaya.

H. Sistematika Pembahasaan

Sistematika pembahasan merupakan garis besar penyusunan proposal skripsi. Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan rasionalitas isi dan hubungan. Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penyusun membagi menjadi empat bagian sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian E. Telaah Pustaka

F. Kerangka Teori G. Metode Penelitian H. Sistematika Pembahasan Bab II: Paparan Data dan Temuan

(51)

Di bagian ini terdapat dua pokok bahasan, diantaranya adalah paparan data lokasi penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

Bab III: Pembahasan

Di bagian pembahasan ini dipaparkan proses analisis terhadap temuan penelitian, sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan di bagian pendahuluan.

Bab IV: Penutup

A. Kesimpulan B. Saran

(52)

36 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MIN 1 Mataram 1. Sejarah Singkat MIN 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram adalah lembaga pendidikan Agama Islam setingkat Sekolah Dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Pada tanggal 1 Agustus 1981 MIN Punia Mataram merupakan lembaga pendidikan yang dibangun dengan swadaya masyarakat Punia Karang Kateng Kelurahan Mataram Barat Kecamatan Mataram yang diberi nama Madrasah Diniyah “Darul Arqom”.

Madrasah ini dibangun berdasarkan hasil kesepakatan dari masyarakat Punia, pengurus Madrasah didukung oleh para pemuka masyarakat (penghulu kelurahan) dengan bantuan penuh dari kelurahan Mataram Barat. Dengan perintisan H. Muhammad Munir, H. Rusdin, H. Ahmad Muhlis, Drs. H. Zohdi, H. Nurudin yang semuanya ini adalah merupakan pemuka-pemuka masyarakat di lingkungan Punia Karang Kateng diperkuat dengan dukungan kepala lingkungan setempat (H. Nurtani).

Atas permintaan pengurus Madrasah Diniyah pada tahun 1987/1988 diubah namanya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Darul Arqam” dan diresmikan oleh kepala kantor Departemen Agama Islam Lombok Barat. Kemudian pada tahun pelajaran 1993/1994 Madrasah

(53)

Ibtidaiyah “ Darul Arqam ” Punia Karang Kateng diubah status dari swasta menjadi negeri dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Punia Mataram, yaitu pada tanggal 24 April. Kemudian pada tanggal 11 Januari 2016 berubah menjadi MIN 1 Kota Mataram.44

2. Visi dan Misi MIN 1 Mataram

Visi yang direncanakan oleh MIN 1 Mataram adalah

“Terwujudnya anak didik yang beriman, berkualitas, dan berbudaya”. Sedangkan misi MIN 1 Mataram adalah sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan menghayati agama Islam secara nyata.

2) Menumbuh kembangkan semangat belajar dan keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi dengan menciptakan proses pembelajaran yang diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

3) Memotivasi dan membimbing anak didik untuk lebih mengenal dan mengetahui potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal, memiliki keterampilan dan budaya yang tinggi.45

44Profil Sekolah MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

45Visi dan Misi MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

(54)

3. Letak Geografis MIN 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Mataram terletak di kota Mataram, tepatnya di Jalan Airlangga No. 31 B, Punia Kecamatan Mataram, Kota Mataram dengan batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah timur di batasi oleh kebun

2) Sebelah barat di batasi oleh perumahan penduduk

3) Sebelah utara di batasi oleh jalan dan perumahan penduduk.

4) Sebelah selatan di batasi oleh PKBM “ Gumi Paer”.46 4. Keadaan guru MIN 1 Mataram

Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran yang penting bertugas memberikan ilmu kepada siswanya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki pengetahuan dan skill yang sesuai dengan profesi keguruan. Guru yang profesional akan dapat dengan baik membentuk dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Guru di MIN 1 Mataram berjumlah 21 orang. 47 Tabel 4.1 Data Guru MIN 1 Mataram

No Nama/NIP Jabatan Status

pegawai

Mapel yang diajarkan 1 H.Marzuki/1968123119

94031016

Kepala madras- ah

PNS -

2 Ernawati,S.Pd.I/197805 Guru PNS BI, IPA,PPKN,

46Letak Geografis MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

47 Keadaan Guru MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

(55)

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan

022000032001 madya AA,SBDP,IPS,

QH 3 Ahmad Azazi,S.Pd/

NIP.

197012312005011028

Guru muda

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

4 Zakiatun Patni, S.PdI/

NIP.

196904142007012046

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

5 Subki Ali, S.PdI/

NIP.198201022007101002

Guru muda

PNS AA

6 Muksanah, S.Pd/ NIP.

197312312003122003

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

7 Anik PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

8 Heny marlina PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

9 Asiah s.pd /

nip19780616200312200 3

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

10 L. Haeruman, S.Pd.I/ NIP.

197303272006041030

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

11 Muhali, S.Pd.I/ NIP 196412312007011642

Guru pertama

PNS FIQIH 12 Kherun Nisak, S.Pd.I/

NIP

198404152009122004

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

13 Muhabbah, A.Ma/ NIP.

197705042007102003

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS,

(56)

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan QH, BS 14 Baiq Muaini,

S.Pd.I./NIP.

197812312003122002

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

15 L. Saprudin, S.Pd.I/

Nip.1985031520190 31006

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

16 M.Ulul Azmi, S.Pd.I./

Nip.1989102820190310 11

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

17 Nurtimah, S.Pd.

- GK

18 Ryta Dwiyanti Mantika, S.Pd

- GK MTK

19 Sirriyana Rahma, S.Pd - GK MTK

20 Fendi Alandani, S.Pd.

- GK PENJASKES

21 Nurul Mayana S.Pd - GK B. ING

Sumber: Dokumentasi data MIN 1 Mataram 5. Keadaan Siswa MIN 1 Mataram

Siswa merupakan subjek utama dalam proses pedidikan di kelas, sehingga guru dan siswa merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.2

Data Siswa MIN 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/202048

48Keadaan Siswa MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

(57)

No Kelas Siswa

L P

1 I 59 53

2 II 55 53

3 III 51 57

4 IV 45 58

5 V 49 52

6 VI 46 52

Total Siswa 630 Siswa

Sumber: Dokumen data MIN 1 Mataram

6. Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di MIN 1 Mataram sebagai berikut:

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram49

No Jenis Jumlah

1 Meja siswa 170 Buah

2 Kursi 339Buah

3 Meja guru 11 Buah

4 Kursi 22 Buah

5 Papan tulis 9 Buah

6 Almari 21 Buah

49Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

Gambar

Tabel 4.2 Data Siswa Min 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020, 40-41  Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana Min 1 Mataram, 41-42

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.5 Reduksi Data Jadwal Penerbangan No Tipe Pesawat Kendala 1 Kendala 2 Status 1 A330 Airport Facility Flight Operations Delay 2 A330 Airport Facility No Delay