• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

36 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MIN 1 Mataram 1. Sejarah Singkat MIN 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Mataram adalah lembaga pendidikan Agama Islam setingkat Sekolah Dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Pada tanggal 1 Agustus 1981 MIN Punia Mataram merupakan lembaga pendidikan yang dibangun dengan swadaya masyarakat Punia Karang Kateng Kelurahan Mataram Barat Kecamatan Mataram yang diberi nama Madrasah Diniyah “Darul Arqom”.

Madrasah ini dibangun berdasarkan hasil kesepakatan dari masyarakat Punia, pengurus Madrasah didukung oleh para pemuka masyarakat (penghulu kelurahan) dengan bantuan penuh dari kelurahan Mataram Barat. Dengan perintisan H. Muhammad Munir, H. Rusdin, H. Ahmad Muhlis, Drs. H. Zohdi, H. Nurudin yang semuanya ini adalah merupakan pemuka-pemuka masyarakat di lingkungan Punia Karang Kateng diperkuat dengan dukungan kepala lingkungan setempat (H. Nurtani).

Atas permintaan pengurus Madrasah Diniyah pada tahun 1987/1988 diubah namanya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Darul Arqam” dan diresmikan oleh kepala kantor Departemen Agama Islam Lombok Barat. Kemudian pada tahun pelajaran 1993/1994 Madrasah

Visi yang direncanakan oleh MIN 1 Mataram adalah

“Terwujudnya anak didik yang beriman, berkualitas, dan berbudaya”. Sedangkan misi MIN 1 Mataram adalah sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan menghayati agama Islam secara nyata.

2) Menumbuh kembangkan semangat belajar dan keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi dengan menciptakan proses pembelajaran yang diimbangi dengan fasilitas yang memadai.

3) Memotivasi dan membimbing anak didik untuk lebih mengenal dan mengetahui potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal, memiliki keterampilan dan budaya yang tinggi.45

44Profil Sekolah MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

45Visi dan Misi MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran yang penting bertugas memberikan ilmu kepada siswanya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki pengetahuan dan skill yang sesuai dengan profesi keguruan. Guru yang profesional akan dapat dengan baik membentuk dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Guru di MIN 1 Mataram berjumlah 21 orang. 47 Tabel 4.1 Data Guru MIN 1 Mataram

No Nama/NIP Jabatan Status

pegawai

Mapel yang diajarkan 1 H.Marzuki/1968123119

94031016

Kepala madras- ah

PNS -

2 Ernawati,S.Pd.I/197805 Guru PNS BI, IPA,PPKN,

46Letak Geografis MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

47 Keadaan Guru MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan

022000032001 madya AA,SBDP,IPS,

QH 3 Ahmad Azazi,S.Pd/

NIP.

197012312005011028

Guru muda

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

4 Zakiatun Patni, S.PdI/

NIP.

196904142007012046

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

5 Subki Ali, S.PdI/

NIP.198201022007101002

Guru muda

PNS AA

6 Muksanah, S.Pd/ NIP.

197312312003122003

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

7 Anik PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

8 Heny marlina PNS BI, IPA,PPKN,

AA,SBDP,IPS, QH, BS

9 Asiah s.pd /

nip19780616200312200 3

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH

10 L. Haeruman, S.Pd.I/ NIP.

197303272006041030

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

11 Muhali, S.Pd.I/ NIP 196412312007011642

Guru pertama

PNS FIQIH 12 Kherun Nisak, S.Pd.I/

NIP

198404152009122004

Guru pertama

PNS BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

13 Muhabbah, A.Ma/ NIP.

197705042007102003

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS,

No Nama/NIP Jabatan Status pegawai

Mapel yang diajarkan QH, BS 14 Baiq Muaini,

S.Pd.I./NIP.

197812312003122002

Guru pertama

CPNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

15 L. Saprudin, S.Pd.I/

Nip.1985031520190 31006

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

16 M.Ulul Azmi, S.Pd.I./

Nip.1989102820190310 11

Guru pertama

PNS MTK, BI, IPA,PPKN, AA,SBDP,IPS, QH, BS

17 Nurtimah, S.Pd.

- GK

18 Ryta Dwiyanti Mantika, S.Pd

- GK MTK

19 Sirriyana Rahma, S.Pd - GK MTK

20 Fendi Alandani, S.Pd.

- GK PENJASKES

21 Nurul Mayana S.Pd - GK B. ING

Sumber: Dokumentasi data MIN 1 Mataram 5. Keadaan Siswa MIN 1 Mataram

Siswa merupakan subjek utama dalam proses pedidikan di kelas, sehingga guru dan siswa merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.2

Data Siswa MIN 1 Mataram Tahun Ajaran 2019/202048

48Keadaan Siswa MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

No Kelas Siswa

L P

1 I 59 53

2 II 55 53

3 III 51 57

4 IV 45 58

5 V 49 52

6 VI 46 52

Total Siswa 630 Siswa

Sumber: Dokumen data MIN 1 Mataram

6. Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram

Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di MIN 1 Mataram sebagai berikut:

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram49

No Jenis Jumlah

1 Meja siswa 170 Buah

2 Kursi 339Buah

3 Meja guru 11 Buah

4 Kursi 22 Buah

5 Papan tulis 9 Buah

6 Almari 21 Buah

49Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 10 Maret 2020

7 Alamri piala 2 Buah

8 Rak buku 4 Buah

9 Papan pengumuman 2 Buah

10 Mading 10 Buah

11 Komputer 6 Buah

12 Printer 3 Buah

13 Sound system 2 Buah

14 Kipas angin 6 Buah

15 Rangka manusia 3 Buah

16 Globe 4 Buah

17 Peta dunia 2 Buah

18 Peta indonesia 1 Buah

19 Bola volly 1 Buah

20 Bola kaki 1 Buah

21 Bola pimpong 2 Buah

Sumber: Dokumen data MIN 1 Mataram

B. Temuan Data

Berdasarkan masalah penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah analisis nilai- nilai moral dalam cerpen dan implementasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Mataram. Penggunaan teknik wawancara sebagai teknik utama dan teknik dokumentasi serta observasi sebagai pendukung data yang didapat dari teknik wawancara.

a. Cerpen yang berjudul Hujan Terakhir

Nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Hujan Terakhir sebagai berikut:

1) Nilai Jujur

Nilai jujur ini tercemin pada tokoh Anisa.

Tokoh Anisa mendatangi kantor Polisi untuk mengembalikan tas yang di temukan di kursi taman. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan cerpen berikut ini:

“Ternyata Anisa tak benar-benar kepasar dia berniat ke kantor polisi terdekat. Sesampainya di kantor polisi Anisa langsung menemui salahsatu Polisi di sana “ada apa gerangan adik ke sini?” tanya Polisi ada di depannya. “ini pak saya menemukan tas ini terletak di kursi taman”. Jawab Anisa.

2) Tanggung Jawab

Nilai tanggung jawab ini tercermin pada tokoh Polisi.

Tokoh Polisi menghubungi pemilik tas. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut:

“Baiklah akan bapak cari tau siapa pemilik tas ini”. Pak polisi ini menghubungi pemilik tas dengan menelponnya dari nomor

yang tertera di kartu nama.“Hallo, selamat pagi bisakah saya berbicara dengan ibu Rasti Anggraini” Pak Polisi mulai telpon pemilik tas.“Tas anda di temukan seorang anak di kursi taman”

Pak Polisi menjelaskan.

3) Toleransi

Nilai toleransi ini tercermin pada tokoh ibu Rasti.

Tokoh ibu Rasti merasa iba dan sebagai rasa terimakasihnya membantu memperbaiki rumah Anisa. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Mendengar tutur kata Anisa ibu Rasti merasa iba. Atas rasa terima kasihnya membiayai sekolah Anisa dan membantu memperbaiki rumah Anisa.”

4) Gotong Royong

Nilai gotong royong ini tercermin pada tokoh Anisa, Ibunya dan Pak Polisi.

Tokoh Anisa dan Ibunya yang saling bekerja sama dalam pembuangan sampah untuk kebutuhan mereka serta pak Polisi yang telah menghubungi ibu Rasti. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Anisa selalu membantu ibunya untuk bekerja di pembuangan sampah, dari hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk kebutuhan mereka agar dapat bertahan hidup”.

“Anisa merasa takut, mengapa dia dilarang pulang oleh Polisi tersebut. Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi “Terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya”

kata ibu Rasti dengan senang. Polisi itu megantarkannya menemui Anisa”.

5) Santun

Nilai santun ini tercermin pada tokoh Anisa dan ibu Rasti.

Tokoh Anisa yang halus perkataan terhadap Ibunya dan ibu Rasti yang berterimakasih kepada Pak Polisi. Hal ini dapat dilihat pada kutipa berikut ini:

a) “Ibu, minta ember lagi sebelah ini juga bocor. Begitulah perkataan yang terdengar dari Anisa dengan halus terhadap Ibunya ketika hujan datang pada tengah malam itu.“nama aku Anisa ibu, maaf bu saya harus ke pasar sekarang ibu pasti sedang menunggu. Permisi bu”. Jawab Anisa dengan sopan.

b) Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi “terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya”.

Kata ibu Rasti dengan senang. “Terima kasih nak atas kejujurannya, tas ini sangat penting bagi ibu karena didalamnya adalah gaji karyawan dan kartu kredit ibu.

Nama kamu siapa nak?” tanya ibu Rasti.

Ibu Rasti pun mengantarkan Anisa pergi ke pasar.

6) Percaya Diri

Nilai percaya diri tercermin pada tokoh Anisa.

Tokoh Anisa yang harapannya untuk mencapai cita-citanya.

Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Anisa sekarang melanjutkan sekolahnya dan punya harapan untuk mencapai cita-citanya untuk keliling dunia menjadi seorang pramugari serta menemukan ayahnya.”

b. Cerpen Gadis Kecil Berhati Emas

Nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerpen Gadis Kecil Berhati Emas sebagai berikut:

1) Tolong Menolong

Nilai tolong menolong ini tercermin pada tokoh Gadis Kecil.

Tokoh Gadis Kecil yang menolong orang-orang yang membutuhkannya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

a) “Boleh aku meminta makananmu? Perutku sangat lapar,”

ucap Anak kecil itu.” Oh, tentu saja” jawabnya kembali.

b) “Boleh aku minta jaketmu”? Aku sangat kedinginan.” Ucap si Nenek. Pakailah, Nek” ujar gadis kecil itu.

“Kau sungguh baik hati. Semoga Tuhan selalu melindungimu,” ucap si Nenek.

c) “Bolehkah aku meminta tutup kepalamu? Aku sangat kedinginan,” ucap Anak laki-laki itu. “Iya boleh” ucap Gadis Kecil.

2) Sabar

Nilai sabar ini tercermin pada tokoh Gadis Kecil.

Tokoh Gadis Kecil yang menahan kedinginan dan lapar. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

“Akhirnya gadis itu sangat merasa kedinginan dan lapar tetapi dia tidak menghiraukan semua itu”.

c. Cerpen Seekor Semut Yang Balas Budi

Nilai moral yang terdapat dalam cerpen Seekor Semut Yang Balas Budi sebagai berikut:

Nilai tolong menolong ini tercermin pada tokoh Semut dan Burung Merpati.

Tokoh Burung Merpati yang menolong Semut yang hampir tenggelam dan Semut yang menolong Burung Merpati dari Pemburu yang tengah membidik Burung Merpati. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini:

a) “Seekor Burung Merpati yang kebetulan tengah terbang melintas sungai mendengar teriakan si Semut. Ia pun turun dan mengambilkan daun untuk menolong Semut yang hampir

tenggelam. Semut buru-buru naik ke atas daun sehingga ia pun tidak jadi tenggelam dan bisa menyebrang dengan selamat.”

b) “Beberapa hari setelah itu, Semut yang sedang mencari makanan melihat seorang Pemburu tengah membidik sasarannya. Ternyata yang jadi sasaran pemburu adalah Burung Merpati kemarin menolongnya. Ketika akan menembakkan senapannya, si Semut pun mengigit kaki Pemburu dengan kencang sehingga si Pemburu kaget dan melepaskan tembakan.”

2. Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen Hujan Terakhir,

itu, guru-guru MIN 1 Mataram khususnya guru kelas pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV mengimplementasikan nilai-nilai moral dalam cerpen harus dikaitkan dengan Silabus dan RPP sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV B Ibu Asiah, peneliti mendapat data:

“Proses implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen mengacu pada RPP dan silabus serta di sekolah ini memiliki kegiatan bermain peran yang dilakukan sekali dalam seminggu pada kegiatan imtak. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti serupa dengan penyusunan RPP yang digunakan guru dalam proses pembelajan, sehingga jika dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai pada kompetensi dasar maka media cerpen tepat jika diimplemetasikan”.50

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram sudah menerapkan kegiatan bermain peran sejak dulu, terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk indikator cerita fiksi yang diharapkan untuk peserta didik tercantum pada perangkat perencana pembelajaran (Silabus dan RPP).

b. Pelaksanaan Implementasi Nilai-nilai Moral dalam Cerpen

Seperti yang sudah dijelaskan pada perencanaan di atas bahwa implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen yang sudah dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikaitkan dengan ketiga cerpen yang peneliti analisis. Berdasarkan hasil

50 Asiah, Wawancara, MIN 1 Mataram, 5 Agustus 2020

wawancara dengan guru kelas IV A ibu Mizraah, maka diperoleh data sebagai berikut:

“Bisa, diimplementasikan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena ketiga cerpen ini memang tepat dengan anak-anak dan setiap sikap tokoh yang terdapat dalam ketiga cerpen ini mengandung nilai- nilai moral yang bisa peserta didik terapkan di lingkungan sekitarnya”.51

Tujuan dari proses pembelajaran melalui cerpen ini agar dalam menyampaikan nilai-nilai moral dapat dilakukan dengan proses yang menyenangkan dan diharapkan peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai moral di lingkungannya. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan bermain peran tersebut membantu guru mengatahui kemampuan peserta didik tentang materi yang sedang mereka pelajari serta dikaitkan dengan ketiga cerpen ini maka peserta didik dalam menerima pembelajarannya tidak membosankan.

Sebagaimana hasil wawancara dengan guru kelas IV C, maka diperoleh data sebagai berikut:

“Berdasarkan pengalaman guru dalam kelas tentang proses mengimplementasikan nilai-nilai moral dalam cerpen yaitu dengan cara peserta didik membacakan sendiri cerita, kemudian guru menyampaikan isi cerita mengenai tokoh-tokoh serta watak tokoh yang terdapat dalam cerpen dan meminta pesera didik untuk menjelaskan cerita dengan bahasanya sendiri serta menemukan nilai- nilai moral dalam cerpen tersebut”.52

51 Mizraa, Wawancara, MIN 1 Mataram, 5 Agustus 2020

52 Latifa, Wawancara, MIN 1 Mataram, 14 Juli 2020

Berdarkan hasil pelaksanaan yang dilakukan guru kelas IV dalam proses mengimplementasikan nilai-nilai moral bahwa proses pembelajaran tersebut peserta didik dapat menunjukan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam cerpen berdasarkan pengalaman yang telah di ajarkan serta cerpen yang telah di analisis oleh peneliti.

c. Evaluasi Implementasi Nilai-Nilai Moral dalam Cerpen

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kecapaian kompetensi dasar pada peserta didik yang telah diajarkan oleh guru. Berdasarkan dari perencanaan serta pelaksaan proses implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen yang dilakukan guru, maka salah satu peserta didik yang bernaam Rizky kelas IV B MIN 1 Mataram, mengungkapkan data sebagai berikut:

“Proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan meminta peserta didik membacakan cerita sebagai kegiatan belajar mandiri yang dilakukan peserta didik, kemudian guru menyampaikan cerita serta menjelaskan tentang tokoh-tokoh dan sifat-sifat yang ada pada tokoh cerita. Kemudian guru meminta peserta didik untuk menceritakan dengan bahasanya sendiri dan menemukan nilai-nilai moral”.53

Dari pernyataan di atas bahwa peserta didik sudah melaksanakan proses implementasi nilai-nilai moral dalam cerpen.

53 Rizky, Wawancara, MIN 1 Mataram, 3 Agustus 2020

Dimana Risky telah berperilaku jujur menyatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelas.

Jadi, ketiga cerpen yang telah peneliti analisis ini sangatlah berkaitan dengan pembelajaran cerpen yang sebelumnya sudah diajarkan dan memiliki banyak nilai-nilai moral yang dapat di contohkan serta membangun peserta didik untuk membiasakan nilai-nilai moral di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.

53

dimaksud adalah mengakui, berkata, atau memberikan informasi sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Sebagaimana dalam cerpen hujan terakhir. Anisa merupakan anak yang jujur karena ia ingin mengembalikan tas mewah yang berisikan banyak uang kepada pemilik aslinya yaitu ibu Rasti Anggraini. Karena kejujuran merupakan salah satu nilai-nilai sosial yang terdapat dalam moral.

Seperti yang terdapat pada kutipan:

Ternyata anisa tak benar-benar ke pasar, dia berniat ke kantor polisi terdekat. Sesampainya di kantor polisi Anisa langsung menemui salah satu polisi di sana “ada apa gerangan adik ke sini?”

tanya Polisi ada di depannya. “ini pak saya menemukan tas ini terletak di kursi taman”. Jawab Anisa.

Berdasarkan penggambaran diatas mengajarkan tentang menanamkan sifat jujur yang baik dan di ajarkan dari kecil untuk ditiru dan diterapkan di kehidupan sehar-hari.

b. Nilai Tanggung Jawab

Teori Shannon membahas tentang nilai yang bersumber pada moral, dari tingkahlaku baik buruknya manusia. Ini berarti nilai moral berhubungan dengan tanggung jawab, sebab ia mengemban sebuah tanggung jawab terkait segala yang dilakukannya.56 Jadi, tanggung jawab adalah melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuannya. Seperti kesadaran diri manusia

56 Atok Miftachul Hudha dkk, Etika Lingkungan Teori dan Praktik Pembelajarannya, (Malang, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, 2019), hlm 59.

terhadap perilaku dan perbuatan yang sengaja ataupun tidak di sengaja. Karena setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Pak Polisi menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab. Pak Polisi berusaha menghubungi pemilik dari tas mewah yang ditemukan oleh Anisa.

Sebagaimana yang terdapat dalam kutipan:

“Baiklah akan bapak cari tau siapa pemilik tas ini”. Pak Polisi ini menghubungi pemilik tas dengan menelponnya dari nomor yang tertera di kartu nama.

“Hallo, selamat pagi bisakah saya berbicara dengan ibu Rasti Anggraini” bapak Polisi mulai telpon pemilik tas.

“Tas anda di temukan seorang anak di kursi taman” pak Polisi menjelaskan.

Berdasarkan kutipan diatas mengajarkan bahwa tanggung jawab dikerjakan bukan karena keterpaksaan tetapi karena kebaikan yang akan dilakukan dan sebuah kewajiban bagi seorang polisi.

c. Toleransi

Teori Giligan mengemukakan bahwa keadilan prinsip semua orang harus diperlakukan sama, sedangkan kepedulian bahwa tidak ada seorang pun yang tersakiti. Yang dapat dikategorikan sebagai perilaku moral yang menjujung prinsip

keadilan maupun toleransi.57 Toleransi yang berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu baik itu di rumah, sekolah ataupun lingkungan masyarakat lainnya. Karena kita sebagai manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa hidup sendiri serta harus saling membantu satu sama lain.

Ibu Rasti Anggraini mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini terbukti ketika ia mendengar cerita Anisa yang tidak dapat melanjutkan sekolah, ia merasa iba ibu pun akhirnya membantu Anisa untuk membiayai sekolahnya dan memperbaiki rumah Anisa.

Seperti yang terdapat pada kutipan:

“Mendengar tutur kata Anisa ibu Rasti merasa iba. Atas rasa terima kasihnya membiayai sekolah Anisa dan membantu memperbaiki rumah Anisa”.

Setiap manusia pasti mempunyai mimpi yang ingin di capai, tapi itu semua tidak salah untuk kita bermimpi. Berdasarkan kutipan diatas mengajarkan tidak merendahkan atau membedak- bedakan oranglain dalam berkehidupan.

d. Nilai Gotong Royong

Teori Rokhmansyah menjelaskan bahwa fungsi karya sastra mengandung nilai-nilai moral, maka karya tersebut dapat berfungsi

57 Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 185.

kegiatan untuk mengembangkan nilai-nilai kebiasaan bertingkah laku baik seperti, tumbuhnya disiplin diri, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kebersamaan dan gotong royong.58 Oleh karena itu, gotong royong merupakan bekerja bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang di inginkan.

Tokoh Anisa dan ibunya yang saling bekerja sama dalam pembuangan sampah untuk kebutuhan mereka serta pak Polisi yang telah menghubungi ibu Rasti.

Seperti yang terdapat pada dikutipan “Anisa selalu membantu ibunya untuk bekerja di pembuangan sampah, dari hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk kebutuhan mereka agar dapat bertahan hidup. Anisa merasa takut, mengapa dia dilarang pulang oleh Polisi tersebut. Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi

“Terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya” kata ibu Rasti dengan senang. Polisi itu megantarkannya menemui Anisa”. Terlihat jelas bahwa semua pelaku-pelaku yang ada di dunia cerpen memiliki sikap gotong royong saling membantu dan berusaha untuk mendaaapatkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan kutipan diatas bahwa gotong royong sikap yang mencerminkan tindakan meghargai semangat kerja sama dan

58 Eko Putra Setiawan dan Andayani, Strategi ampuh Memahami Makna Puisi, (Indonesia: Penerbit Eduvision, 2019), hlm 37.

bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama serta dukungan bersama.

e. Nilai Santun

Teori Kenny mengemakakan bahwa moral dalam karya sastra sebagai suatu saran yang berhubungan dengan nilai-nilai moral yang bersifat praktis, ia merupakan petunjuk yang sengaja pengarang hubungkan dengan kehidupan nyata seperti sikap, tingkahlaku dan sopan santun.59 Santun merupakan cerminan dari hati yang bersih, sikap terpuji yang harus kita miliki, karena kita harus selalu sopan santun kepada orang tua maupun yang lebih tua dari kita baik tutur kata maupun sikap kita.

Anisa merupakan anak yang santun kepada orang tua maupun orang yang lebih tua. Ibu Rasti merupakan seseorang yang santun karena sopan santun dalam bertutur dan bersikap merupakan cerminan diri kita yang sebenarnya.

Sebagaimana yang terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Sesampainya ibu Rasti di kantor polisi “Terima kasih pak atas bantuannya, dimana anak yang menemukan tas saya”. Kata ibu Rasti dengan senang.“Terima kasih nak atas kejujurannya, tas ini sangat penting bagi ibu karena didalamnya adalah gaji karyawan dan kartu kredit ibu. Nama kamu siapa nak?” tanya ibu Rasti.

59 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yokyakarta, Gadjah Mada University Press, 2017), hlm 430.

Dalam dokumen analisis nilai-nilai moral dalam cerpen dan (Halaman 51-132)

Dokumen terkait