• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Data Masa Lalu

Dalam dokumen 1.5 Maksud dan Tujuan (Halaman 174-181)

BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

3.3 Kerangka Pedanaan

3.3.2 Proyeksi Data Masa Lalu

164 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 165

Tabel 3.14 Perkiraan Pendapatan dan Belanja Tahun 2017– 2021 URAIAN201620172018201920202021 PENDAPATAN DAERAH1.387.389.442.4191.391.702.397.8401.344.496.507.0001.369.104.148.9541.420.372.429.1891.462.890.930.875 Pendapatan Asli Daerah106.065.775.936101.034.247.822106.011.750.000106.988.342.372111.247.876.067115.718.591.109 Hasil Pajak Daerah1)20.785.787.56924.627.086.06428.234.300.92420.640.942.72221.446.580.43122.325.243.648 Hasil Retribusi Daerah1)13.853.306.05013.802.325.18411.088.520.56313.921.437.11814.478.294.60315.057.426.387 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan8.637.130.33911.408.600.00011.408.600.00012.982.251.11413.501.541.15814.041.602.804 Lain-lain Pendapatan asli Daerah yang sah 62.789.551.97851.196.236.57455.280.328.51359.443.711.41861.821.459.87564.294.318.270 Dana Perimbangan1.140.795.168.0071.159.469.737.0181.114.492.264.0001.128.888.191.5731.164.944.585.8131.202.010.773.110 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak18.059.604.24921.209.808.00021.209.808.00021.531.302.08322.392.554.16623.288.256.333 Dana Alokasi umum762.578.349.758872.998.046.018828.020.573.000804.800.436.673831.944.449.773859.902.783.266 Dana Alokasi Khusus 360.157.214.000265.261.883.000265.261.883.000302.556.452.818310.607.581.874318.819.733.512 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 140.528.498.476131.198.413.000123.992.493.000133.227.615.010144.179.967.310145.161.566.656 Pendapatan Hibah24.024.529.0007.305.920.000100.000.000100.000.000100.000.000100.000.000 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 2)46.726.226.47645.619.642.00045.619.642.00048.117.615.01049.079.967.31050.061.566.656 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus69.777.743.00078.272.851.00078.272.851.00085.000.000.00085.000.000.00085.000.000.000 Bantuan keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 Alokasi dana Desa dari APBN

166 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 Lanjutan Tabel 3.13 URAIAN201620172018201920202021 BELANJA1.480.219.106.5701.457.904.034.1871.375.990.869.9311.450.851.251.4511.504.400.554.2481.552.974.361.555 Belanja Tidak Langsung1.004.868.788.124879.770.462.203857.371.976.805 872.634.817.783954.609.005.803968.876.753.945 Belanja Pegawai858.631.148.439702.444.370.586679.896.405.556683.473.230.023727.646.,891.524774.029.236.100 Belanja Hibah8.067.356.000 9.146.900.0009.456.900.0005.000.000.00040.000.000.0005.000.000.000 Belanja Bantuan Sosial3.094.077.4003.714.500.0003.714.500.000500.000.000500.000.000500.000.000 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa3.756.864.880 4.268.941.1244.358.282.1483.528.413.8853.528.413.8853.528.413.885 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa128.389.911.805156.895.889.100156.445.889.100177.633.173.876180.433.700.394183.319.103.960 Belanja Tidak Terduga2.929.429.6003.299.861.3923.500.000.0002.500.000.0002.500.000.0002.500.000.000 Belanja Langsung475.350.318.446578.133.571.984518.618.893.126578.216.433.668549.791.548.445584.097.607.610 Belanja Pegawai39.694.602.505 42.774.250.300 Belanja Barang dan Jasa237.359.982.456 277.685.364.935 Belanja Modal198.296.273.485 257.673.956.749 Suplus/ (Defisit) -92.829.664.151-66.201.636.347-31.494.362.931-81.747.102.497-84.028.125.059-90.083.430.680 PEMBIAYAAN121.655.007.78466.201.636.34757.958.379.73071.757.102.49784.028.125.05990.083.430.680 Penerimaan Pembiayaan Daerah 121.655.007.78466.201.636.34769.958.379.73083.757.102.49796.028.125.059102.083.430.680 sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya121.655.007.78483.757.102.49796.028.125.059102.083.430.680 Pengeluaran Pembiayaan Daerah12.980.000.00012.000.000.00012.000.000.00012.000.000.00012.000.000.000 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah 12.980.000.00012.000.000.00012.000.000.00012.000.000.00012.000.000.000 Pembayaran Pokok Utang-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 167

Hasil analisis pada bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kenaikan rata-rata Belanja atau Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama pada periode 2010-2015 adalah sebesar 10,71%. Namun jika memperhatikan konsistensi logis, kenaikannya hanya sebesar 5,2%. Angka ini didapat dari rata-rata kenaikan yang terjadi pada tahun 2011, 2012 dan 2014.

Berdasarkan analisa diatas serta memperhatikan dan mempertimbangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam memproyeksikan Pendapatan dan Belanja Daerah pada Tahun 2017-2021, untuk Belanja atau Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama selama Tahun 2017–2021, diasumsikan akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,2%.

berdasarkan asumsi tersebut didapat besaran Belanja atau Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama selama Tahun 2017–2021 sebagaiman tabel berikut.

168 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

Tabel 3.15 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Tahun 2017 - 2021 NoUraian Tahun 2015 (Rp) Tahun 2016 (Rp) Tahun 2017 (Rp) 2018 (Rp) 2019 (Rp) 2020 (Rp) 2021 (Rp) ABelanja TidakLangsung639.623.699.439 701.127.885.188 737.586.535.218 775.941,035,050 816.289.968.872 858.737.047.253 903.391.373.711 1 Belanja Gaji dan Tunjangan501.246.928.213 533.837.862.103561.597.430.933 590.800.497.341 621.522.123.203 653.841.273.609 687.841.019.837 2 Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH4.180.178.342 3.802.000.000 3.999.704.000 4.207.688.608 4.426.488.416 4.656.665.813 4.898.812.436 3 Belanja Bunga- - - - - - - 4 Belanja bagi hasil- 3.528.413.885 3.711.891.407 3.904.909.760 4.107.965.068 4.321.579.251 4.546.301.373 5 Belanja Hibah67.309.621.809 8.783.500.0009.240.242.000 9.720.734.584 10.226.212.782 10.757.975.847 11.317.390.591 6 Belanja Bantuan Keuangan64.373.634.375 147.676.109.200 155.355.266.878 163.433.740.756 171.932.295.275 180.872.774.630 190.278.158.910 7 Belanja Tidak Terduga2.513.336.700 3.500.000.000 3.682.000.000 3.873.464.000 4.074.884.128 4.286.778.103 4.509.690.564 BBelanja Langsung17.066.486.742 18.287.254.829 18.721.760.498 19.695.292.044 20.719.447.230 21.796.858.486 22.930.295.127 1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis.212.300.000 2.750.050.500 2.893.053.126 3.043.491.889 3.201.753.467 3.368.244.647 3.543.393.369 2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 73.927.100 200.000.000 210.400.000 221.340.800 232.850.522 244.958.749 257.696.604 3 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya )16.806.891.759 14.357.885.188 15.104.495.218 15,889,928,969 16,716,205,275 17.585.447.950 18.499.891.243

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 169 4 Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 464.272.429 488.414.595 513.812.154 540.530.386 568.637.966 598.207.141 629.313.912 5 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor ( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) -490.904.546 490.904.546 - - - - - CPengeluaran Pembiayaan 8.881.000.000 12.980.000.000 13.654.960.000 14.365.017.920 15.111.998.852 15.897.822.792 16.724.509.577 1 Pembentukan Dana Cadangan - 2 Pembayaran pokok utang - 3 Penyertaan Modal/investasi pemda8.881.000.000 12.980.000.000 13.654.960.000 14.365.017.920 15.111.998.852 15.897.822.792 16.724.509.577 TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA (A+B+C)

665.571.186.181 732.395.140.018 769.963.255.716 810.001.345.013 852.121.414.954 896.431.728.532 932.902.525.092

170 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 171

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1.1 Identifikasi Permasalahan Untuk Penentuan Kebijakan Pembangunan Daerah

Identifikasi permasalahan diperlukan untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Identifikasi permasalahan didapat dari berbagai sumber dan data yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain evaluasi RPJMD dan RKPD, LPPD dan LKPJ, kondisi eksisting yang berkembang di tengah masyarakat serta telaahan dari narasumber. Identifikasi permasalahan juga didasarkan pada kriteria tertentu sehingga menghasilkan fakta yang aktual tentang permasalahan pembangunan daerah. Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang adalah :

1. Cakupan masalah yang luas.

2. Permasalahan yang apabila tidak segera diatasi akan membesar dan berdampak negatif pada pemerintah daerah.

3. Memerlukan penanganan yang konsisten dan melibatkan banyak pihak.

4.1.2 Identifikasi Permasalahan Untuk Pemenuhan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah.

Secara umum permasalahan pembangunan dikelompokkan berdasarkan:

1. Kehidupan beragama dan norma adat;

2. Tata pemerintahan;

3. Pembangunan sumber daya manusia;

4. Daya saing dan pertumbuhan ekonomi;

5. Kesejahteraan masyarakat;

6. Pembangunan berkelanjutan, kerusakan lingkungan, tata

172 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

ruang, mitigasi bencana dan pariwisata;

7. Pembangunan Infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial

4.1.2.1 Kehidupan Beragama dan Norma Adat.

Agama dan adat merupakan dua faktor yang menentukan keberhasilan Kabupaten Agam di masa mendatang. Selama ini kehidupan beragama dan adat telah berjalan dengan baik. Namun seiring dengan perubahan zaman kemajuan teknologi dan informasi ikut mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Arus globalisasi dan pengaruh budaya luar melalui media informasi, secara sadar maupun tidak sadar telah merubah karakter dan perilaku masyarakat. Sehingga pola pikir, bertindak dan berprilaku masyarakat mulai bergeser dari tuntunan agama dan norma adat. Akibatnya dalam kehidupan sehari-hari perilaku dan tindakan sebahagian besar masyarakat secara perlahan tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama dan norma adat. Hal tersebut terlihat dari perubahan perilaku kehidupan beragama, pola pikir dan cara bergaul.

Perubahan tersebut secara langsung berdampak kepada terjadinya pergeseran nilai-ilai adat dan budaya yang dianut oleh masyarakat selama ini.

Sehubungan dengan itu dapat dirumuskan beberapa masalah yang terjadi dibidang kehidupan beragama dan adat sebagai berikut:

1. Kemajuan teknologi informasi dan arus globalisasi telah membawa pengaruh budaya luar kedalam kehidupan masyarakat.

Selain pengaruh positif juga membawa pengaruh negatif diantaranya pergeseran nilai dan perubahan karakter serta perilaku masyarakat.

2. Generasi muda merupakan kelompok yang sangat rentan dari pengaruh budaya luar, karena sifat alamiahnya yang selalu ingin meniru dan mencoba yang baru.

3. Potensi perantau atau sosiocultural dalam pembangunan masyarakat belum termanfaatkan secara optimal.

4. Pengelolaan zakat masyarakat di nagari belum optimal.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 173

5. Thaharah Masjid, pemenuhan sarana air bersih dan jalan akses ke mesjid belum optimal.

6. Imarah Masjid, memakmurkan masjid dengan aktifitas sholat berjamaah masih perlu ditingkatkan.

7. Penguatan fungsi masjid selain fungsi utamanya sebagai pembina keagamaan tapi juga pembina ekonomi dan sosial umat masih harus ditingkatkan.

8. Hubungan kekerabatan yang mulai menipis.

9. Perubahan pranata sosial masyarakat, ditandai dengan menurunnya Peranan Ninik Mamak, Cadiak Pandai, Alim Ulama, dan Bundo Kandung dalam setiap aktivitas dan kehidupan bermasyarakat.

4.1.2.2 Tata Pemerintahan

Dibidang pemerintahan permasalahan diidentifikasi menurut urusan sebagai berikut :

1. Urusan Pertanahan

 Masih banyak tanah aset Pemerintah Daerah yang belum bersertifikat.

 Masih sering terjadi konflik-konlik pertanahan ditengah masyarakat.

 Sistem penguasaan tanah oleh masyarakat adat (tanah ulayat) menjadi kendala dalam pembangunan dan peningkatan investasi. Memerlukan strategi yang spesifik yang saling menguntungkan antara pemilik tanah dan investor.

2. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

 Cakupan kepemilikan dokumen kependudukan masih rendah.

3. Urusan Komunikasi dan Informatika

 Sistem Informasi Manajemen yang belum terintegrasi antar SKPD.

4. Urusan Statistik

 Akurasi data sektoral dari SKPD yang masih kurang

174 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

konsisten.

5. Urusan Kearsipan

 Penerapan SKPB (Sistem Kearsipan Pola Baru) belum dilakukan secara optimal.

7. Urusan Pemerintahan Umum

 Belum terpenuhinya nilai penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi.

 Belum maksimalnya pelaksanaan roadmap reformasi bikrokrasi.

 Leveling APIP yang perlu ditingkatkan.

 Rasio auditor terhadap obyek pemeriksaan belum ideal.

 Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi d i Pemerintahan.

 Belum terpenuhinya pelayanan publik lebih cepat, mudah, murah dan transparan.

 Belum semua SOP yang dimiliki SKPD diterapkan.

 Jumlah pegawai yang belum optimal.

 Persentase kontribusi PAD terhadap APBD masih rendah

8. Urusan Ketenteraman dan ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat.

 Masih terdapat masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.

 Masyarakat pada daerah rawan bencana belum seluruhnya peduli atau siap siaga terhadap bencana.

 Belum terpenuhinya standar manajemen wilayah kebakaran.

4.1.2.3 Pembangunan Sumber Daya Manusia.

1. Urusan Pendidikan

 Belum optimalnya prestasi siswa.

 Masih rendahnya APK PAUD.

 Belum meratanya kualitas pendidikan.

 Masih adanya anak putus sekolah.

 Belum optimalnya mutu sekolah disemua jenjang pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 175

yang ditandai masih sedikitnya persentase sekolah berakreditasi A.

 Pelaksanaan pendidikan karakter belum optimal.

 Belum 100 % guru dengan kualifikasi S1/Akta IV.

 Sarana dan fasilitas belajar mengajar di sekolah belum mencapai SPM.

 Masih adanya anak berkebutuhan khusus yang belum mendapat kesempatan memperoleh pendidikan

2. Urusan Kesehatan

 Meningkatnya penyakit degeneratif khususnya pada kelompok usia lansia.

 Cakupan jaminan kesehatan belum optimal.

 Pelayanan kesehatan ke masyarakat belum optimal.

 Terdapatnya penderita HIV/AIDS dan Narkoba.

 Masih adanya penyakit menular (DBD, leptospirosis, TBC, ISPA, diare).

 Belum optimalnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di sarana kesehatan dasar dan rujukan.

 Masih adanya kematian ibu melahirkan dan bayi lahir.

 Masih adanya Balita Gizi Buruk.

 Fasilitas Sarana Pelayanan Kesehatan belum mencapai standart akreditasi.

 Penanganan limbah medis belum optimal.

3. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

 Masih adanya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan

 Fasilitas Umum Ramah anak, remaja dan lansia serta penyandang disabilitas yang belum mencukupi.

4. Urusan Sosial

 Pelayanan LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) belum optimal.

 Masih adanya ketidaktepatan sasaran program penanggulangan kemiskinan.

 Program Penanggulangan Kemiskinan masih bersifat sektoral

176 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

(belum terintegrasi).

 Belum semua Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dapat tertangani.

 Meningkatnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan permasalahan yang semakin kompleks.

 Pertumbuhan penduduk masih tinggi.

5. Urusan Pemuda dan Olahraga

 Pemuda belum sebagai “agent of change”, pembentukan karakter kepribadian pemuda belum optimal.

 Prestasi olah raga belum optimal.

 Penguatan organisasi kepemudaan belum maksimal.

6. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

 Pengelolaan Pemerintahan Nagari yang belum optimal.

 Kesiapan aparatur Pemerintah Nagari dalam menjalankan amanat Undang-undang Nomor 6 tentang Desa masih belum optimal.

7. Urusan Perpustakaan

 Masih rendahnya minat baca masyarakat.

 Belum seluruh nagari memiliki pustaka nagari.

 Belum seluruh masjid memiliki pustaka masjid.

8. Urusan Kebudayaan

 Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan budaya dan pelestarian tradisi adat dan kesenian nagari.

 Masih rendahnya pemahaman sejarah lokal masyarakat.

 Minimnya pemahaman dan kecintaan anak anak dan kaum muda pada budaya lokal.

 Belum optimalnya pembinaan pengelolaan kesenian nagari.

 Kuatnya pengaruh budaya asing ditengah masyarakat.

4.1.2.4 Daya saing dan pertumbuhan ekonomi

Perkembangan ekonomi suatu daerah tidak terlepas dari dinamika perkembangan ekonomi regional, nasional bahkan global.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 177

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam selama empat tahun terakhir diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Propinsi Sumatera Barat dan Nasional, yaitu Kabupaten Agam 6,26 persen, Sumatera Barat 6,19 persen dan Indonesia 6,2 persen. Kondisi yang berkembang baik secara global, nasional dan lokal membawa dampak bahwa capaian kinerja pembangunan walaupun sudah melampaui target, namun dampaknya dirasakan masih kurang. Sebagai contoh dari sisi ekonomi walaupun pendapatan perkapita selalu meningkat dan telah melampaui target namun dampaknya terhadap kesejahteraan belum optimal. Pengaruh inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Salah satunya dilihat dari indikator pengeluaran rumah tangga dimana pengeluaran rumah tangga masih di dominasi oleh pengeluaran untuk konsumsi (makanan). Dilihat dari aspek pemerataan pendapatan yang diukur dengan Indeks Gini, ternyata Indeks Gini Kabupaten Agam meningkat dari 0,277 pada tahun 2011 menjadi 0,314 pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 0,33.

Kondisi ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan diikuti juga dengan ketimpangan pendapatan. Meskipun demikian angka indeks ini masih di bawah angka Sumatera Barat.

Sektor pertanian yang berkontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB hanya tumbuh rata-rata sebesar 5,4 persen.

Sementara sektor ini menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu lebih dari 40 persen dari angkatan kerja. Disusul sektor perdagangan hotel dan restoran serta industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga yaitu 17,4 persen dan 15,34 persen. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi tersebut sulit berkembang pesat cenderung stabil terkecuali adanya kebijakan yang kuat untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat.

Secara umum permasalahan dalam pembangunan bidang ekonomi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

178 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

1. Urusan Pangan :

Permasalahan di bidang pangan dilihat dari empat aspek yaitu 1) aspek ketersediaan bahan pangan, 2) aspek konsumsi pangan yang memenuhi kaidah mutu, keragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan, 3) aspek penanggulangan masalah pangan (kelembagaan pangan), 4) aspek aksesibilitas pangan, distribusi dan stabilisasi harga. Lebih rinci diuraikan sebagai berikut :

 Pertumbuhan produksi bahan pangan utama yaitu beras cenderung melambat, sementara kebutuhan terus meningkat seiring pertambahan penduduk.

 Belum optimalnya sistem cadangan pangan daerah terutama untuk mengantisipasi kondisi darurat seperti bencana alam, sementara cadangan pangan hidup belum dikelola dengan baik.

 Cadangan pangan masyarakat berupa Lumbung Pangan Nagari saat ini baru 4 buah yaitu di Nagari Sitanang, Tiku Utara, Garagahan dan Batu Hampa, itupun belum dikelola dengan baik.

 Pola konsumsi masyarakat masih harus diperbaiki ( Skor PPH baru mencapai 80 ) karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap menu yang sehat, bergizi, aman dan berimbang sehingga sangat fanatik untuk mengkonsumsi beras.

Padahal dilihat dari sumber bahan pangan yang tersedia sangat beragam. Masih kurangnya teknologi pengolahan bahan pangan terutama yang berasal dari tepung-tepungan dan pendapatan masyarakat yang rendah mempengaruhi daya beli bahan makanan.

 Masih dijumpai bahan pangan yang secara kimia, fisik dan biologis tidak memenuhi standar mutu dan keamanan pangan, seperti cemaran mikrobiologis, penggunaan bahan-bahan pengawet, pewarna, pemanis dan sebagainya yang tidak memenuhi standar.

 Teknologi penyimpanan, pengepakan/pengemasan yang belum baik, menyebabkan bahan pangan mudah terkontaminasi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 179

Kurangnya sanitasi dan higienitas mulai dari tempat pengolahan/produsen sampai ke konsumen.

 Kurangnya tenaga pengawasan yang profesional terhadap pengendalian mutu, sanitasi dan higienis terutama pada produk pangan hewani dan perikanan. Kurangnya pengawasan terhadap makanan jajanan terutama di sekolah-sekolah (Pangan Jajanan Anak Sekolah)

 Masih lemahnya monitoring peredaran bahan pangan yang diperdagangkan. Kurangnya pelaporan dan pencatatan kasus- kasus akibat pangan terkontaminasi dan penyakit zoonosis.

 Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap keamanan dan mutu pangan dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan pangan yang baik.

 Faktor kemiskinan, menyebabkan ketidak mampuan untuk membeli bahan makanan yang baik dan faktor pengetahuan dan perilaku orang tua yang kurang peduli dengan kebutuhan gizi balita.

 Kurangnya tenaga penyuluh gizi terutama pada daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Kurangnya koordinasi program, cukup banyak program pemerintah daerah yang sesunguhnya sangat mendukung ketahanan pangan, namun belum dikoordinir dengan baik. Cendrung jalan sendiri-sendiri dan tidak didukung dengan sumber daya manusia berdedikasi tinggi.

 Masih kurangnya infrastruktur dan sarana transportasi.

Jaringan trasportasi sudah mencapai ke pasar-pasar Nagari, tetapi belum setiap hari sehingga mempengaruhi suplai bahan pangan segar seperti sayuran, ikan dan daging.

 Sarana dan prasarana pasca panen belum memadai sehingga mempengaruhi pola distribusi. Beberapa bahan pangan segar membutuhkan peralatan pengangkutan khusus seperti cool box, mobil box dan lain-lain.

 Pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah mempengaruhi tingkat harga di daerah produsen. Karena banyak

180 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

produk bahan pangan yang di ekspor ke luar daerah maka harga di daerah produsen sendiri menjadi mahal, hal ini mempengaruhi akses masyarakat terhadap bahan pangan tersebut.

 Pengelolaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) belum berjalan dengan baik karena terbatasnya sumber daya pengelola.

 Sistem informasi pasar belum bekerja optimal, sehingga sulit memantau kondisi atau kecukupan bahan pangan di suatu daerah.

 Keterbatasan Lembaga Pemasaran Daerah.

 Hambatan distribusi karena faktor alam.

2. Urusan Tenaga Kerja

 Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (dari tahun 2013 sampai tahun 2015 cenderung meningkat).

 Produktifitas dan daya saing tenaga kerja masih rendah.

 Masih terjadi ketimpangan relevansi pendidikan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha.

3. Urusan Penanaman Modal

 Masih rendahnya realisasi investasi.

 Permasalahan lahan yang sering menimbulkan konflik antara masyarakat dengan dunia usaha. Sulit membentuk kerja sama yang ideal dalam upaya penyediaan lahan untuk kegiatan investasi yang saling menguntungkan..

 Layanan infrastruktur masih perlu ditingkatkan terutama jaringan jalan, irigasi, penyediaan sarana air bersih, jaringan listrik dan lain-lain.

 Pemerintah Daerah belum mempunyai bentuk-bentuk insentif ataupun kemudahan yang dapat menarik minat investor.

4. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.

 Peranan kelembagaan ekonomi seperti koperasi, perbankan masih kurang untuk mendukung kegiatan-kegiatan ekonomi, ditambah lagi sebagian besar penduduk berusaha di bidang yang tidak mempunyai jaminan bagi permodalan dari bank ( not

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 181

bankable) serta skala usaha yang masih kecil-kecil sampai sedang.

 Bidang usaha yang dikembangkan oleh koperasi sebagian besar bersifat simpan pinjam konsumtif, sangat sedikit yang mengelola kegiatan ekonomi produktif.

 Penerapan dan penguasaan teknologi sangat terbatas menyebabkan biaya tinggi dalam proses produksi .

 Masih minimnya jumlah koperasi aktif (baru mencapai 61,33%).

 Daya saing produk UMKM masih rendah karena belum memenuhi standar kendali mutu, seperti keamanan dan higienitas ketika proses produksi, pengemasan, informasi gizi yang harus dicantumkan, expire date dan lain-lain. Hal ini menjadikan produk UMKM sulit bersaing memasuki pasar modern di banding produk-produk pabrikan lainnya terutama pada kelompok produk olahan bahan makanan, apalagi makin membanjirnya produk-produk siap saji sampai ke pasar tradisional.

 Promosi masih kurang karena keterbatasan modal. Pada usaha- usaha yang berkembang menjadi besar anggaran promosi merupakan pos pengeluaran terbesar, sementara kemampuan keuangan dan aspek regulasi membatasi kegiatan promosi oleh Pemerintah Daerah.

 Akses modal bagi UMKM masih terbatas.

 Ketersediaan infarstruktur pada kawasan-kawasan sentra produksi masih kurang sehingga sulit untuk meningkatkan produktifitas.

5. Urusan Kelautan dan Perikanan

 Budidaya perikanan air tawar.

 Produktifitas nelayan masih rendah.

 Masih rendahnya hasil perikanan tangkap

 Rendahnya konsumsi ikan masyarakat.

6. Urusan Pariwisata

 Belum optimalnya pengembangan destinasi dan atraksi wisata

182 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

 Belum optimalnya pengelolaan dan pelayanan pariwisata di destinasi wisata

 Belum optimalnya akses transportasi ke lokasi objek wisata

 Perilaku masyarakat dan pelaku usaha belum menggambarkan sadar wisata.

 Belum optimalnya pemasaran paket wisata.

 Terbatasnya ketersediaan prasarana zona/ruang kreatif untuk berekspresi, berpromosi dan berinteraksi.

 Terbatasnya kemampuan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata.

7. Urusan Pertanian

 Lapangan usaha pertanian yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan PDRB dan menyerap tenaga kerja yang besar pertumbuhannya lebih kecil dari sektor lainnya, bahkan cenderung melambat. Maka sebahagian besar penduduk berada pada tingkat pendapatan perkapita kecil sampai menengah.

 Rendahnya Nilai Tukar Petani yaitu masih dibawah 100.

 Harga bibit bermutu, pupuk dan pestisida terus meningkat dan tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.

 Dukungan infrastruktur di kawasan-kawasan sentra masih sangat kurang.

 Kepemilikan lahan oleh petani relatif kecil, sebagian besar rumah tangga petani memiliki lahan hanya seluas 0.3 ha (petani gurem)

 Luas lahan sawah terus berkurang , dari tahun 2012 ke tahun 2013 berkurang 1.494 ha.

 Penanganan pasca panen masih kurang sehingga menyebabkan kehilangan hasil atau menurunkan kualitas hasil produk

sehingga harga jual murah.

 Pemasaran hasil pertanian Kabupaten Agam relatif terbuka luas sampai ke propinsi tetangga, akan tetapi hasil dijual masih dalam bentuk bahan mentah, beresiko rusak/busuk, disisi lain sarana pengangkutan pun masih tradisional.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 183

 Di bidang peternakan permasalahannya adalah skala usaha yang masih kecil, lebih banyak bersifat usaha sampingan, rata-rata kepemilikan ternak hanya 1 - 3 ekor per keluarga. Sulit mendapatkan induk unggul, terbatasnya tenaga kesehatan hewan dan tenaga Inseminasi Buatan serta pengolahan hasil peternakan masih sangat terbatas.

 Di bidang perkebunan permasalahannya adalah pengalihan lahan kelapa ke kelapa sawit terus meningkat, pengguna bibit unggul masih kurang karena harga mahal, pengolahan pasca panen masih tradisonal dan kurangnya pemeliharaan tanaman terutama pada kebun-kebun rakyat.

 Tenaga penyuluh profesional semakin berkurang karena pensiun, pindah tugas ataupun masuk ke jabatan struktural, tidak ada rekrutmen khusus untuk tenaga penyuluh. Sementara pendidikan dan latihan teknis yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah sangat terbatas. Sarana prasarana masih kurang, terutama untuk mengupdate perkembangan informasi dan teknologi baru yang terus berkembang.

8. Urusan Kehutanan

 Masih banyaknya lahan kritis di K abupaten Agam, lebih 20.027,2 ha di tahun 2014.

 Penataan tapal batas hutan masih sangat kurang, sehingga masyarakat tidak mengetahui batas-batas kawasan yang dapat diolah dan yang dilarang. Yang sudah ada pancang baru 108 Ha di Kec. Tanjung Raya, Malalak, IV Koto, Palembayan dan Ampek Nagari.

 Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Batas Kawasan Hutan belum dipahami dan belum diterima masyarakat.

 Jumlah personil pengamanan hutan masih sangat minim dibanding luas hutan yang harus diamankan.

 Masih terjadinya Illegal Logging.

184 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

9. Urusan Perdagangan

 Kurangnya pengawasan terhadap barang-barang yang beredar dipasaran terutama terkait barang-barang sembilan kebutuhan pokok dan barang-barang input produksi seperti pupuk, BBM dan lain-lain.

 Masih kurangnya perlindungan konsumen karena terbatasnya kemampuan aparatur untuk melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan alat ukur, bahan-bahan kimia yang dilarang, barang yang kadaluarsa.

 Kondisi 39 pasar tradisional (pasar nagari/sarikat) di Kabupaten Agam dalam keadaan rusak dan rusak parah. Rehabilitasi dan pembangunan yang selama ini dilaksanakan bersifat parsial karena tergantung kepada sumber pembiayaan seperti DAK perdagangan , PNPM, DAK Pertanian/peternakan, DAK perikanan dan Kelautan serta swadaya masyarakat.

 Pengelolaan pasar belum berjalan baik, meskipun sudah ada Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang pengelolaan pasar.

 Belum optimalnya perlindungan konsumen.

10. Urusan Perindustrian

Pertumbuhan lapanngan usaha industri pengolahan masih lambat padahal lapangann usaha ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Hasil analisa input output lapangan usaha ini mempunyai indeks daya penyebaran dan derajad kepekaan yang besar terhadap sektor lain yaitu diatas satu, artinya denngan berkembangnya lapangan usaha industri khususnya yang berbasis agroindustri akan mendorong proses produksi bahan mentah dalam hal ini adalah hasil hasil pertanian, perkebunan dan peternakan, dan akan mendorong munculnya kegiatan ekonomi lain seperti pemasaran, promosi, transportasi dan lain-lain. Beberapa permasalahan yang ditemui dibidang perindustrian diantaranya yaitu:

 Belum berkembangnya produk industri kerajinan rakyat, dimana

Dalam dokumen 1.5 Maksud dan Tujuan (Halaman 174-181)