• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan

Dalam dokumen 1.5 Maksud dan Tujuan (Halaman 74-100)

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Urusan Pemerintahan Wajib

2.3.1.1 Urusan Pemerintahan Wajib Yang Berkaitan

A. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 65

penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa lingkungan hidup, menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

Data mengenai pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa indikator pendidikan sebagai berikut :

1) Angka Partisipasi Sekolah (APrS)

Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APrS merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APrS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Angka partisipasi sekolah Kabupaten Agam dari Tahun 2010 sampai dengan 2015 menunjukan kecenderungan peningkatan, ini berarti semakin kecil persentase penduduk yang tidak bersekolah.

Selengkapnya data APrS disajikan sebagai berikut : Tabel 2.29

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APrS)Tahun 2010 – 2015 No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI

1.1 Jumlah murid usia 7-

12 tahun 58.269 56.859 57.635 56.855 55.684 55.545

1.2

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

60.767 59.174 59.400 58.004 56.810 55.930

1.3 APrS SD/MI 95,98 96,09 97,03 98,02 98,02 99,31

66 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2 SMP/MTS

2.1 Jumlah murid usia 13-

15 tahun 25.794 25.654 26.130 27.006 27.159 25.939

2.2

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

27.052 26.220 26.631 27.224 27.609 27.459

2.3 APrS SMP/MTS 95,35 97,84 98,12 99,20 98,37 94,46 3 SLTA/MA

3.1 Jumlah murid usia 16-

18 tahun 13.870 14.149 14.822 16.293 16.989 17.787

3.2

Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

18.979 19.356 19.832 20.445 20.706 21.104

3.3 APS SLTA/MA 73,08 73,10 74,74 79,69 82,05 84,28 Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2015 masih ada 1,98 persen penduduk Kabupaten Agam berusia 7-12 yang tidak bersekolah, sedangkan penduduk usia 13-15 yang tidak bersekolah sebesar 0,8 persen dan penduduk usia 16-18 yang tidak bersekolah sebesar 20,31 persen.

2) Rasio Ketersediaan Gedung Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Pembangunan pendidikan ditinjau dari ketersedian sekolah terlihat bahwa pada tingkat Sekolah Dasar/MI, dari jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun pada Tahun 2016 sebanyak 57.857 orang, dilayani oleh sekolah sebanyak 446 unit, hal ini menunjukan rata-rata satu SD menampung 130 murid. Rasio murid per kelas diketahui dari perbandingan jumlah kelas dengan jumlah murid yaitu jumlah kelas sebanyak 3.120 sedang jumlah murid sebanyak 58.530 orang berarti satu kelas menampung rata-rata 18,75 murid. Sesuai Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan, idealnya 1 kelas maksimal untuk 32 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tingkat SD tidak diperlukan lagi penambahan sarana pendidikan. Namun demikian ditinjau dari distribusi murid yang tidak merata dikarenakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 67

pengaruh kondisi geografis Kabupaten Agam yang sangat bervariasi maka penambahan sarana pendidikan masih diperlukan khususnya untuk daerah daerah terpencil.

Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama pada Tahun 2016 dari jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 28.238 orang dengan jumlah sekolah 119 unit, hal ini menunjukan satu sekolah menampung 237 siswa. Rasio murid per kelas pada jenjang SLTP sederajad ini adalah sebesar 25,74 orang. Kondisi ini sangat ideal dimana berdasarkan SPM Tingkat SMP jumlah rasio murid per kelas maksimal adalah 36 siswa.

Lebih jelasnya perkembangan rasio ketersedian sekolah dengan penduduk usia sekolah dan rasio murid dengan ketersedian jumlah kelas per jenjang pendidikan tahun 2012-2016 tergambar pada tabel berikut:

Tabel 2.30

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012-2016

No Jenjang Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016 1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 454 454 454 457 446 1.2. jumlah penduduk kelompok

usia 7-12 tahun

54.333 58.004 52.935 55.930 57.857

1.3. Rasio 119,68 127,76 116,60 122,39 129,72

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 119 120 120 118 119 2.2. jumlah penduduk kelompok

usia 13-15 tahun

21.421 27.224 22.462 27.459 28.238

2.3. Rasio 180,01 226,87 187,18 232,70 237,29 3 SLTA

3.1 Jumlah gedung sekolah 65 67 68 69 69

3.2 jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

14.344 20,445 15,152 21.104 26.555

3.3 Rasio 220,68 305,15 222,82 305,85 384,85

Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2016

68 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

Tabel 2.31

Rasio Murid Terhadap Jumlah Kelas per Jenjang Pendidikan Tahun 2012-2016

No Jenjang

Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 SD/MI/sederajad

1.1. Kelas/Rombel 3,180 3,132 3.005 3.026 3.120

1.2. Jumlah Murid 62,418 61,410 60.129 59.103 58.530

1.3. Rasio 19,63 19,61 20,01 19.53 18,75

2

SMP/MTs/Sedera jad

2.1. Kelas/Rombel 990 1,099 1.106 960 1.052

2.2. Jumlah Murid 25.805 26.571 27.025 26.716 27.086

2.3. Rasio 26,07 24,18 24,43 27,83 25,74

3

SLTA/MA/Sedera jad

3.1 Kelas/Rombel 670 700 771 762 779

3.2 Jumlah Murid 17,035 17,748 17.996 18.271 19.647

3.3 Rasio 25,43 25,35 23,34 23,98 25,22 Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata rata jumlah murid per kelas telah sesuai dengan standart pelayanan minimal yakni maksimal 32 siswa per kelas untuk jenjang pendidikan dasar dan 36 siswa perkelas untuk jenjang pendidikan menengah.

3) Rasio Guru/Murid

Disamping faktor ketersediaan sarana gedung sekolah, faktor lain yang sangat menentukan dalam pembangunan bidang pendidikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 69

adalah ketersediaan guru untuk masing-masing jenjang pendidikan.

Rasio guru dengan murid untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Pada Tahun 2016 rasionya 13.34.

Sementara itu rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2016 rasionya mencapai 9,98 dan untuk jenjang pendidikan SLTA/MA/SMK rasionya 10,17. Secara keseluruhan kebutuhan guru dibandingkan dengan jumlah murid masih ideal namun demikian kebutuhan guru untuk bidang tertentu dirasakan masih kurang seperti guru bidang IPA, Bahasa Ingris, dan matematika.

Untuk lebih mengetahui rasio guru dan murid untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.32

Rasio Jumlah Murid terhadap Jumlah Guru per Jenjang Pendidikan Tahun 2012-2016

No Jenjang Pendidikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru 4,690 4,173 4.447 4.409 4.388

1.2. Jumlah Murid 62,418 61,410 60.129 59.103 58.530

1.3. Rasio 13,31 14,72 13,52 13,41 13.34

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru 3.084 2,988 2.943 2.803 2.714

2.2. Jumlah Murid 25.805 26.571 27.025 26.716 27.086

2.3. Rasio 8,37 8,89 9,18 9,53 9,98

3 SLTA/MA

3.1 Jumlah Guru 2,283 2,270 2.318 2.166 1.932

70 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 3.2 Jumlah Murid 17,035 17,748 17.996 18.271 19.647

3.3 Rasio 7,46 7,82 7,77 8,44 10,17

4) Sumber : Profil pendidikan Kabupaten Agam Tahun 2016 5) Fasilitas Pendidikan

Sedangkan ditinjau dari kondisi fasilitas bangunan prasarana pendidikan pada tahun 2015 juga telah memadai, artinya lebih dari 90 persen bangunan sekolah untuk semua jenjang di Kabupaten Agam dalam kondisi bangunan baik.

Tabel 2.33

Kondisi Fasilitas pendidikan Tahun 2010-2016

INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sekolah SD/MI kondisi

bangunan baik (%) 65,29 65,80 66,40 67,65 70,92 95,55 Sekolah SMP/MTs kondisi

bangunan baik (%) 65,29 65,80 66,40 67,65 81,74 93,48 Sekolah SMA/SMK/MA

kondisi bangunan baik (%) 82,32 85,86 89,39 90,35 97,45 98,17 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Tahun 2016

6) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia 4-6 tahun telah dikembangkan melalui jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak, Taman bermain dan tempat penitipan anak. Pada tahun 2015 jumlah sekolah PAUD adalah sebanyak 468 buah, terdiri dari 3 unit lembaga PAUD Negeri dan 465 unit Swasta, dengan kriteria akreditasi A sebanyak 3 unit, akreditasi B sebanyak 42 unit dan akreditasi C sebanyak 35 buah, sedangkan sisanya sebanyak 388 unit belum terakreditasi.

Dilihat dari sisi jumlah tenaga pendidik PAUD, Pada tahun 2015, guru PAUD berjumlah 1.327 orang terdiri dari PNS sebanyak 197 dan non PNS sebanyak 1.130 orang, sehingga rasio guru PAUD pada saat ini adalah 1: 10, namun demikian apabila dibanding dengan jumlah anak usia PAUD yang seharusnya mendapatkan pendidikan PAUD maka rasio pendidik PAUD masih sangat belum memadai yakni dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 71

perbandingan rasio 1 pendidik PAUD berbanding 42 anak usia PAUD.

Rasio ketersediaan Gedung PAUD dan pendidik PAUD selengkapnya sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.34

Rasio Ketersediaan gedung PAUD dan Pendidik PAUD

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah sekolah PAUD 403 419 436 464 459 468

Jumlah anak usia

PAUD 68.295 64.787 57.714 49.921 51.966 56.118 Jumlah pendidik

PAUD 820 845 1.194 1.222 1.378 1.327

Jumlah siswa PAUD 8.936 6.343 10.064 12.726 12.145 13.304 Rasio ketersediaan

sekolah dibanding anak usia PAUD

0,59 0,65 0,76 0,93 0,88 0,83

Rasio tenaga pendidik PAUD dibanding siswa PAUD

9,18 13,32 11,86 9,58 11,35

10

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2015

7) Angka Putus Sekolah (APS)

Angka putus sekolah merupakan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. APS dapat digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada masing-masing kelompok umur (7-12, 13- 15 dan 16-18 tahun). Perkembangan angka putus sekolah Kabupaten Agam pada masing masing jenjang pendidikan dalam kurun waktu 2010 - 2016 dapat disajikan sbb :

Tabel 2.35

Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010 – 2016

No. Jenjang

Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 SD/MI 0,17 0,12 0,10 0,11 0,08 0,06 0, 05 2 SMP/MTs 1,21 0,11 0,11 0,09 0,08 0,06 0, 05 3 SMA/SMK 1,04 0,63 0,63 0,57 0,28 0,09 0,08

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2015

72 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

Dari jumlah siswa SD/MI tahun 2016 sebanyak 58. 530 orang, 29 orang diantaranya putus sekolah atau sebesar 0,05 persen. Angka ini dibandingkan Angka putus sekolah SD/MI pada tahun 2014 terdapat penurunan sebesar 0,02 persen. Pada tingkat SLTP jumlah siswa tahun 2016 sebesar 27.086 orang dan sebanyak 13 orang putus sekolah atau sebesar 0,05 persen. Dibandingkan tahun 2014 terdapat penurunan sekitar 0,02 persen.

Angka Putus Sekolah tingkat SLTA pada tahun 2016 juga mengalami penurunan yang sangat significant dibandingkan tahun 2014. Dimana jumlah siswa SMA/SMK/MA pada tahun 2016 sebanyak 19.647 orang yang putus sekolah sebanyak 15 orang atau 0,08 persen, sedangkan pada tahun 2014 dari siswa sebesar 17.996 orang sebanyak 50 orang mengalami putus sekolah atau sekitar 0,28 persen.

8) Angka Kelulusan

Angka kelulusan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, tapi untuk jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTsN mengalami penurunan. Persentase siswa SMA/SMK yang lulus pada tahun 2015 sebesar 100 persen meningkat dibandingkan dengan persentase kelulusan pada tahun 2014 yaitu 99,59 persen. Sedangkan Persentase siswa SD/MI yang lulus pada tahun 2016 sebesar 100 persen menurun dibanding capaian kelulusan pada tahun 2014 sebesar 100 persen dan persentase siswa SMP/MTs yang lulus pada tahun 2016 sebesar 99,98 menurun dibanding kelulusan pada tahun 2014 sebesar 99,95 persen.

Tabel 2.36

Angka Kelulusan Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2016 No. Jenjang

Pendidian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 SD/MI 99,07 99,90 99,89 99,97 100 99,99 100 2 SMP/MTs 92,07 99,59 99,55 99,06 99,95 99,85 99,98 3 SMA/SMK 86,05 95,30 99,13 99,82 99,59 100 100

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2016

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 73 9) Angka Melanjutkan Sekolah

Dari sebanyak 9.173 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SD/MI, maka sebanyak 9.529 orang atau sekitar 103,88 persen melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMP/MTs. Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs melebihi 100 persen karena banyaknya anak lulusan SD/MI pada tahun sebelumnya yang baru melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP/MTs pada tahun berikutnya dan banyaknya lulusan SD/MI dari luar daerah yang melanjutkan sekolah di SMP/MTs di Kabupaten Agam sehingga terjadi peningkatan angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs. Selanjutnya dari sebanyak 8.221 orang siswa yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMP/MTs, maka sebanyak 7.025 orang atau 85,45 persen melanjutkan ke jenjang pendidikan setingkat SMA/SMK/MA.

Tabel 2.37

Angka Melanjutkan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2010-2015

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka melanjutkan

dari SD/MI ke

SMP/MTs 99,97 102,57 102,83 102,96 106,66 103,88 Angka melanjutkan

dari SMP/MTs ke

SMA/MA 80,03 86,20 87,60 87,74 84,33 85,45

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2015

10) Guru Yang Memiliki Kualifikasi S.1/D.IV

Dari segi kualitas guru menurut kualifikasi standar pendidikan pada kurun waktu 2010 – 2015 telah mengalami peningkatan yang cukup baik, hingga tahun 2015 sebanyak 80,33 persen guru telah memiliki pendidikan S1/DIV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.38

Kualitas Guru menurut Kualifikasi Standar Pendidikan Tahun 2010-2015

INDIKATOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/DIV 62,40 63,25 64,92 70,84 79,84 80,33 Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2015

74 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

B. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajad kesehatan yang lebih baik.

1) Rasio Pos Pelayanan Terpadu per Satuan Balita

Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan ujung tombak pelayanan dan pemeriksaan kesehatan khususnya bagi ibu dan bayi yang dikelola oleh kader posyandu yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri. Di Posyandu tersedia layanan pemeriksaan kehamilan, penimbangan bayi, imunisasi, pemberian makanan tambahan dan juga penyuluhan kesehatan. Sesuai standart kondisi ideal, rasio posyandu per balita adalah 1 posyandu berbanding 100 balita. Berdasakan hal tersebut rasio posyandu di Kabupaten Agam masih memadai sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.39

Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2010-2015

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Posyandu 828 833 842 847 847 850

2 Jumlah Balita 47.904 45.650 46.159 46.697 40.125 42.826 3 Rasio posyandu/

1000 balita 17,28 18,25 18,24 18,14 21,10 19,8

Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Agam

2) Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu per satuan Penduduk

Ditinjau dari kwantitas prasarana layanan kesehatan, rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Agam sudah mencukupi, yakni 1 Puskesmas berbanding 20.734 jiwa penduduk, sedangkan standar nasional 1 Puskesmas idealnya melayani sebanyak 25.000 jiwa penduduk.

Sedangkan rasio prasarana Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk juga sudah mencukup, yakni 1 Puskesmas Pembantu melayani sebanyak 3.974 jiwa, sedangkan standar nasional 1 unit Puskesmas Pembantu idealnya melayani 5.000 jiwa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 75 Tabel 2.40

Rasio Puskesmas dan Pustu Per satuan Penduduk Tahun 2010-2016

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Puskesmas 22 22 22 22 23 23 23

2 Jumlah Pustu 120 120 120 120 120 123 123

3 Jumlah Penduduk 455.484 459.155 463.719 467.564 470.240 476.881 480.722 4 Rasio Puskesmas

per 1000 penduduk 0,048 0,048 0,047 0,047 0,049 0,0482 0,0478 5 Rasio Pustu per

1000 penduduk 0,260 0,260 0,260 0,256 0,2552 0,258 0,256

Sumber : Data Dinas Kesehatan Kabupaten Agam

3) Rasio Dokter per Satuan Penduduk.

Perkembangan jumlah dokter selama 5 tahun terakhir cenderung menurun, pada tahun 2010 jumlah dokter di Kabupaten Agam sebanyak 66 orang, pada tahun 2011 menjadi 59 orang, kemudian tahun 2012 berkurang menjadi 47 orang. Pada tahun 2013 jumlah dokter meningkat lagi menjadi 60 orang, dan pada akhir 2015 jumlah dokter di Kabupaten Agam hanya berjumlah 54 orang. Kekurangan tersebut disebabkan banyaknya dokter yang melanjutkan pendidikan spesialisasi dan mengambil program S2. Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan, idealnya 1 (satu) orang dokter melayani 2.500 jiwa penduduk. Berdasarkan kondisi tersebut maka dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 480.722 jiwa seharusnya memiliki dokter sebanyak 192 orang. Tabel berikut menunjukkan data jumlah dokter tahun 2010-2016 di Kabupaten Agam.

Tabel 2.41

Jumlah Dokter Puskesmas per Satuan Penduduk Tahun 2010-2016

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Dokter

Spesialis 4 4 7 19 15 13 17

2. Dokter

Umum 62 55 40 41 50 41 55

Jumlah 66 59 47 60 65 54 72

Jumlah Penduduk 455.484 459.155 463.719 467.564 470.240 476.881 480.722

Rasio/100.000

penduduk 14,49 12,85 10,14 12,83 13,82 11,32 14,97

Catatan : *) data sementara

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam , Tahun 2015

76 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

4) Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk

Perkembangan jumlah tenaga medis selama 5 tahun terakhir cenderung menurun, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.42

Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk Tahun 2010-2015

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015*) 1. Tenaga

paramedis 580 637 568 585 572 533

Jumlah

Penduduk 455.484 459.155 463.719 467.564 470.240 476.881 Rasio/100.000

Penduduk 127,33 138,73 122,49 125,12 121,64 111,76

Catatan : *) data sementara

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2015

5) Angka Kematian Ibu (AKI), Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dan Cakupan pertolongan persalinan yang ditangani tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun 5 tahun terakhir (2010-2015) cenderung menurun yakni dari 150 pada tahun 2010 menjadi 65,9 pada tahun 2015. Hal ini merupakan dampak dari upaya intensif untuk menurunkan angka kematian ibu, antara lain peningkatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, kunjungan ibu hamil K1 – K4 dan pelayanan ibu nifas. Perkembangan Angka kematian ibu dan faktor faktor yang mempengaruhinya dari kurun waktu 2010 sampai dengan 2016 sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.43

Angka Kematian Ibu Melahirkan Tahun 2010 – 2016

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Angka kematian

ibu per 100.000

kelahiran hidup 150 125 98,4 74,8

169,

9 65,9 93,4 Cakupan Kelahiran

yang ditolong nakes ( % )

72,5 78,4 81,1 82,5 89,3 83,1 72,7 Kunjungan Ibu

Hamil K-4 (%) 66,9 75,7 76,6 83,1 93,9 83,4 68,27

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 77 Pelayanan Ibu

Nifas ( % ) 64,7 73,5 78,6 77,5 83,2 84,2 70, 5 Cakupan

Komplikasi Kebidanan yang ditangani (%)

92,6

6 93 100 99,5 93,9 65,7 61,2

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2015

Dari tabel diatas terlihat bahwa meskipun dalam kurun waktu tahun 2010 - 2016, angka kematian ibu cenderung menurun namun pada tahun 2014 angka kematian ibu naik signifikan yakni mencapai 169,9 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi faktor menurunnya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2014 tersebut jika dibandingkan tahun 2013.

6) Cakupan Jorong Universal Child Immunization (UCI)

Cakupan jorong dengan Universal Child Immunization (UCI) pada tahun 2015 mengalami kenaikan yang cukup significant jika dibandingkan capaian pada tahun 2010. Pada tahun 2016 cakupan jorong UCI mencapai 76 persen meningkat dari tahun 2010 sebesar 55,6 persen. Selengkapnya perkembangan Cakupan jorong Universal Child Immunization (UCI) sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 2.44

Jorong UCI Tahun 2010-2016

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Jorong 467 467 467 467 467 462 468

Jorong UCI 259 373 415 339 369 353 299

Persentase 55,6 80 89 72,6 79,1 76,4 66,9

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2016

7) Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

Terkait dengan penanganan dan perawatan balita yang menderita gizi buruk, hingga saat ini dapat ditangani dengan baik. Hal ini terlihat dari cakupan penanganan dan perawatan balita penderita gizi buruk selama 5 tahun dimana semua balita yang menderita gizi buruk telah mendapat perawatan yang intensif (100 persen Balita Gizi Buruk

78 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

mendapat perawatan setiap tahunnya).

8) Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC/BTA Jumlah penemuan kasus TBC/BTA dalam kurun waktu 2010 sampai dengan 2016 cenderung menurun, namun angka sukses pengobatan pada tahun 2013 juga terjadi penurunan dibandingkan angka sukses pengobatan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 angka sukses pengobatan sebesar 89.2 persen, menurun pada tahun 2013 menjadi 87.5 persen. Angka sukses pengobatan ini masih dibawah target MDG’S sebesar 88 persen. Selengkapnya cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC/BTA (+) pada tahun 2010 sampai dengan 2016 sebagaimana tersaji dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.45

Cakupan Penemuan dan pengobatan penderita TBC/BTA Tahun 2010 – 2016

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Proporsi penemuan

TBC/BTA 64,3 59,1 52,7 45,1 56,8 54,3 54,4

Angka sukses

pengobatan (success

rate) (%) 86,4 87,4 89,2 87,5 87,23 86,6 85

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2016.

9) Cakupan Penanganan dan Penderita Penyakit DBD

Jumlah penemuan penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam kurun waktu 2010-2015 cenderung meningkat, bahkan pada tahun 2015 mencapai 280 kasus. Namun demikian CFR penanganan kasus demam berdarah di Kabupaten Agam sudah cukup bagus, hal ini tercermin dari angka CFR pada 2010–2015 yang mencapai angka 0 persen. Artinya semua penderita penyakit DBD dapat ditangani 100 persen setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun 2013 CFR naik menjadi 0,8 persen artinya dari 225 kasus yang ditemukan, terdapat 1 orang penderita meninggal dunia.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 79 Tabel 2.46

Penemuan dan Penanganan Penderita DBD Tahun 2011 – 2016

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah

Kasus 36 58 95 225 161 280 438

CFR ( % ) 0 0 0 0,8 0 0 0

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2015

10) Pelayanan Kesehatan Rujukan

Pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Agam diselenggarakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung. RSUD Lubuk Basung adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dengan klasifikasi tipe C. Capaian kinerja RSUD dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2015 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.47

Indikator Kinerja Rumah Sakit Indikator

Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

BOR (%) 36,73 40,47 42,93 44,99 34 47,9

ALOS (hari) 3 3,1 2,9 3 3 3,4

TOI (hari) 5,6 4,5 4,1 3,9 6 5,38

GDR (%) 24 23 22 22,3 17 15,9

NDR (%) 6 12 11 5,97 4 5,9

BTO (kali) 41,3 47,9 51,1 51 38 40,5

Catatan : *) data sementara Sumber : RSUD Lubuk Basung

Bed Occupancy Rate (BOR) adalah indikator tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur, sedangkan Turn Over Interval (TOI) adalah rata rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati/diisi lagi oleh pasien baru. Kedua indikator ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD. Dari tahun 2010 sampai dengan 2015 nilai BOR semakin meningkat yakni dari 36,73 persen pada tahun 2010 meningkat menjadi 47,9 persen pada 2015, hal tersebut selaras dengan semakin rendahnya nilai TOI yang berarti semakin kecilnya waktu tempat tidur kosong/tidak terisi pasien. Namun demikian capaian tersebut belum mencapai angka standart nasional yakni nilai ideal BOR

80 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021

adalah antara 60 – 80 persen, sedangkan standart TOI adalah antara kisaran 1-3 hari.

Kemudian dari segi kecukupan sarana prasarana dapat ditunjukkan dari indikator Bed Turn Over (BTO) yang menunjukkan frekwensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (1 tahun), standart nasional BTO adalah 40-50 kali pemakaian dalam 1 tahun. Pada tahun 2015 BTO RSUD Lubuk Basung mencapai 40,5, ini artinya RSUD telah memiliki sarana dan prasarana RSUD yang ideal mengoptimalkan pelayanan.

Dari segi mutu pelayanan RSUD dapat diukur dari indikator Average Length of Stay (ALOS) yakni rata2 lama pasien dirawat, Net Death Rate (NDR) atau angka kematian pasien setelah 48 jam dirawat untuk tiap 1000 pasien keluar dan Gross Death Rate (GDR) yakni angka kematian umum untuk 1000 pasien keluar dari RSUD. Pada tahun 2015 angka ALOS RSUD Lubuk Basung adalah sebesar 3,4, NDR sebesar 5,9 dan GDR sebesar 15,9. Angka capaian ketiga indikator mutu tersebut cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun sebagaimana tercantum dalam tabel diatas namun hal tersebut masih dibawah batas maksimal standar nasional yang diperbolehkan atau dengan kata lain mutu pelayanan RSUD sudah cukup baik. Standar nasional ALOS adalah antara 6-9 hari sedangkan standart NDR yang masih dapat ditoleransi maksimal adalah kurang dari 25 pasien meninggal per 1000 pasien keluar dan standar nasional GDR adalah maksimal 45 orang per 1000 pasien keluar. Hal ini menunjukan bahwa dari segi mutu pelayanan RSUD Lubuk Basung sudah cukup baik.

11) Cakupan Kunjungan Bayi

Jumlah kunjungan bayi minimal 8 kali selama tahun 2015 adalah 85,3 persen dari jumlah bayi di tahun 2015 yang berjumlah sebanyak 9.271 bayi. Cakupan ini mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun 2014 sebesar 92,9 persen. Namun demikian kondisi ini telah berada diatas target capaian SPM sebesar 80 persen pada 2016.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Agam 2016-2021 81 Tabel 2.48

Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2010 – 2016

Tahun Kunjungan Bayi ( % )

2010 62,9

2011 53,1

2012 69,1

2013 82,7

2014 92,9

2015 85,3

2016 74,7

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Taun 2016

12) Cakupan Puskesmas per Kecamatan dan Puskesmas Pembantu per Nagari

Baik cakupan Puskesmas per Kecamatan maupun Puskesmas Pembantu per Nagari telah melebihi 100 persen, dengan arti bahwa Puskesmas telah ada di setiap Kecamatan dan Puskesmas Pembantu telah ada disetiap Nagari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.49

Rasio Puskesmas dan Pustu Per satuan penduduk Tahun 2010-2016

13)

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah Puskesmas 22 22 22 22 23

23 23

2 Jumlah

Pustu 120 120 120 120 120

123 123

3 Jumlah

Kecamatan 16 16 16 16 16 16 16

4 Jumlah

Nagari 82 82 82 82 82 82 82

5

Cakupan puskesmas per

Kecamatan (%)

137,5 137,5 137,5 137,5 143,75 143,75 143,75

6

Cakupan Pustu per Nagari (%)

146,34 146,34 146,34 146,34 146,34 150,00 150,00 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Tahun 2016

C. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang C. 1. Pekerjaan Umum

1) Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Pada tahun 2015 total panjang jalan yang ada di Kabupaten Agam

Dalam dokumen 1.5 Maksud dan Tujuan (Halaman 74-100)