• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Rekomendasi

93

Daerah yang masih berlaku sehingga pengembangan pariwisata yang ada terus berjalan sesuai dengan perencanaan yang di jadwalkan.

94

difungsikan untuk memberikan pelayanan bagi para wisatawan selama tinggal atau berkunjung ke suatu daerah/objek wisata wisata.

8. Pembinaan dan pengawasan daya tarik objek wisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development), yang pada intinya mengarahkan pembangunan destinasi pariwisata yang tanggap terhadap minat wisatawan dan keterlibatan langsung dari masyarakat setempat dengan tetap menekankan upaya perlindungan dan pengelolaannya lingkungan hidup dan mengembangkan kearifan local (culture). Upaya pengembangan dan pengelolaan destinasi di Provinsi Sulawesi Tengah diarahkan agar dapat memenuhi aspek ekonomi, sosial dan estetika. sekaligus dapat menjaga keutuhan dan atau kelestarian ekologi, keanekaragaman hayati, budaya serta sistem kehidupan.

9. Pengembangan pemanfaatan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang telah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia sebagai Glamping Ground dengan menawarkan kemudahan untuk wisatawan yang ingin merasakan sensasi berkemah dengan cukup membayar biaya glamping yang sudah termasuk peralatan kemah dan segala kebutuhan seperti konsumsi, listrik, hingga kamar mandi khususnya pada destinasi danau tambing (Kabupaten Poso dan kabupaten Sigi).

10. Optimalisasi penyiapan Sumber Daya Manusia di bidang pariwisata melalui penyelenggaran Vokasi (SMK) bidang pariwisata yang ramah dan informatif kepada para wisatawan.

11. Dari banyaknya MICE yang ada di setiap daerah, hendaknya masing-masing event yang ikonik yang benar-benar dapat menjadi target kunjungan wisatawan Nasional dan Internasional dikemas secara baik. (Top Event Daerah) seperti Tour De Central Celebes (TDCC), Festival Pulo Dua (Banggai), Festival Danau Tektonik Poso, Festival Teluk Tomini, Festival Kepulauan Togean.

12. Penggabungan antara wisata alam, buatan, wisata kuliner dan wisata lain secara terstruktur termasuk wisata belanja sebab industry pariwisata

95

khususnya oleh-oleh dan kerajinan belum berkembang secara baik kecuali di Kota Palu.

13. Perlunya koordinasi yang optimal terutama tempat wisata yang berbatasan dengan wilayah lain (Banggai, Tojo Unauna, Poso, Parigi Moutong) dan antara Palu, Sigi, Donggala serta pelibatan perangkat daerah (OPD) didalam mendorong pariwisata sebagai sector unggulan daerah.

14. Adanya laman khusus pada web milik daerah yang di up to date dari sisi Tourist Information Center (TIC) terkait ketersedian amenitas, aksesibilitas dan kelender even yang dikelola oleh UPT tersendiri ditingkat Kabupaten/Kota.

96

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan Prasetya, J.T, 1997. Strategi Belajar Mengajar, CV. Pustaka Setia, Bandung

Amerta, S. (2019). Pengembangan Pariwisata Alternatif. Scopindo Media Pustaka, Surabaya

David, F.R. (2011). Strategic Management : Concept & Cases (13th ed). Upper Saddle River, Prentice Hall, New Jesey, The U.S.A

Hunger, J. D. and Wheelen, T.L. (2001). Essentials of Strategic Management, Prentice Hall, New Jersey, The U.S.A

Hanief, S., dan Pramana, D. (2018). Pengembangan Bisnis Pariwisata Dengan Media Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta

Ivancevich, J.M., Konopaske, R., and Matteson, M.T. (2009). Organizational Behavior and Management, Tenth Edition, McGraw Hill, Irwin, The U.S.A

Kartajaya, H (1996), Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, P., Kartajaya, H, dan Huan, H.D. (2017), Marketing for Competitiveness: Asia yang Mendunia pada Era Konsumen Digital. Mizan Media Utama, Bandung

Kotler, P., and Armstrong, G. (2001). Principles of Marketing. 9th edition. Upper Saddle River, Prentice Hall, New Jersey, The U.S.A

Lawrence, R.J. and William, F.G. (1988). Strategic Management and Business Policy.

3rd Edition, McGraw-Hill Inc, The U.S.A.

Luturlean, B. S., Sukmawadi, K. U., Mauling, L., dan Arifin, D. (2019). Strategi Bisnis Pariwisata. Humaniora, Bandung

Manullang, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. BPFE, Yogyakarta Sugono (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Wisnawa, M. B., Prayogi, P. A., dan Sutapa, I.K. (2019). Manajemen Pemasaran Pariwisata: Model Based Loyality Pengembangan Potensi Wisata di Kawasan Pedesaan. CV. Budi Utama: Yogyakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pariwisata menjadi topik yang menarik untuk dibahas dan dianalisis akhir-akhir ini. Hal ini karena sektor pariwisata memiliki berbagai keunggulan diantaranya adalah penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja, trickle down effect ke sektor ekonomi terkait, dan pemanfaatan sumber daya domestik yang mendukung kebijakan ekonomi inklusif. Penerimaan devisa dari sektor pariwisata merupakan bagian dari pendapatan korporasi maupun rumah tangga penyelenggara jasa. Peran sektor pariwisata semakin penting sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor pariwisata melalui pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar di berbagai pelosok wilayah di Indonesia.

Dalam beberapa dekade terakhir, Travel & Tourism dan ekosistem pendukungnya telah terbukti menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang signifikan, berkontribusi lebih dari 10% terhadap PDB global dan menyumbang 1 dari 10 pekerjaan di planet ini. Industri ini terus menjadi kekuatan yang baik, memberikan peluang unik bagi negara berkembang dan negara berkembang untuk meningkatkan rantai nilai.

Menurut The Travel and Tourism Competitiveness Report tahun 2019, pariwisata Indonesia menempati posisi ke-40 dari 136 negara tujuan wisata naik dua peringkat dari posisi tahun 2017. Data ini menunjukkan tren positif kunjungan wisatawan ke Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Kampanye pemasaran pariwisata Indonesia “Wonderful Indonesia” meraih penghargaan Most Popular Both Awards dan Most Outstanding Both Awards pada pameran pariwisata Beijing International Travel Expo (BITE) 2018 yang dilaksanakan di China National Convention Center. Selain itu, Indonesia juga meraih penghargaan di bidang inovasi wisata dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO).

2

Gambar 1.1

Peringkat Daya Saing Pariwisata Indonesia 2019

Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report, WEF, 2019.

Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dari sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan Sulawesi Tengah memiliki beberapa destinasi pariwisata yang eksotis yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten/kota, namun terdapat tiga destinasi Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan 3S (Size, Sustain, Spread) berdasarkan tingkat kunjungan, perkembangan pertahun selama 5 tahun terakhir (Rilis;Kementerian Pariwisata, 2019) yaitu Kabupaten Banggai dengan spot destinasi Pulo Dua, Air Terjun Salodik, Pantai Kilo Lima, kemudian Kabupaten Donggala dengan spot destinasi Pantai Tanjung Karang, Anjungan Gonenggati, Pusat Laut dan Kabupaten Tojo Unauna dengan spot destinasi Taman Nasional Kepulauan Togean, Pulau Kadidiri, Pulau Ketupat.

Namun demikian, pembangunan sektor pariwisata di Sulawesi Tengah dirasakan belum optimal karena masih banyak destinasi wisata yang masih minim pengunjung atau wisatawan. Selain itu, sarana dan prasarana serta aksesibilitas juga masih kurang. Tidak kalah pentingnya adalah aspek pemasaran, dimana salah satunya adalah promosi keunggulan pariwisata Sulawesi Tengah masih kurang gencar dan kurang efektif. Olehnya itu, dibutuhkan strategi pengembangan pariwisata Sulawesi Tengah agar dapat meningkatkan daya saing daerah secara keseluruhan.

3 1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana strategi pengembangan pariwisata Sulawesi Tengah untuk meningkatkan daya saing daerah?”. Secara rinci, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a) Bagaimana strategi pengembangan destinasi pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah?

b) Bagaimana strategi pengembangan kelembagaan pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah?

c) Bagaimana strategi pengembangan industri pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah?

d) Bagaimana strategi pemasaran pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian tentang Manajemen Strategi Pengembangan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah ini adalah untuk:

1. Mendapatkan gambaran tentang pembangunan sektor pariwisata di Sulawesi Tengah

2. Menganalisis potensi dan tantangan kawasan pariwisata prioritas di Provinsi Sulawesi Tengah.

3. Menganalisis kebijakan terkait dengan pembangunan pariwisata

4. Merumuskan strategi pengembangan pariwisata Sulawesi Tengah, yang terdiri dari strategi pengembangan: (a) destinasi, (b) kelembagaan, (c) industry, dan (d) pemasaran

5. Meningkatkan kesadaran semua stakeholders pariwisata baik pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat agar berperan aktif dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penerima manfaat dari kegiatan penelitian Manajemen Strategi Pengembangan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah ini adalah Pemerintah

4

Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Tengah, seperti Bappeda, Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya,

Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh investor, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat dalam mengembangkan destinasi pariwisata di wilayah kabupaten/kota masing-masing agar semakin berkualitas dan berdaya saing nasional maupun internasional.

1.5 Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengikuti tahapan kajian ilmiah secara scientific. Beberapa tahapan yang dilakukan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Persiapan dan Mobilisasi: Kebutuhan personil maupun peralatan- peralatan dan data pendukung dipersiapkan dengan baik dan disusun rencana kerja terinci sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.

b. Pengumpulan dan Pengolahan Data: Pengumpulan dan pengolahan data-data yang dibutuhkan melalui pengumpualn data sekunder dan data primer

c. Tahap Analisis: Teknis analisis data yang dipergunakan dalam kajian ini meliputi analisis terhadap data yang berupa angka-angka dan laporan yang berupa data dari BPS dan instansi terkait kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif.

Lingkup Objek dan Wilayah Penelitian

Objek penelitian adalah capaian pembangunan 13 (tigabelas) kabupaten/kota Tahun 2019 disektor pariwisata sebagai data sekunder, sementara data primer ditentukan dengan purposive sampling, sehingga fokus pada daerah tujuan wisata (DTW) sampel 3 (tiga) kabupaten dan 1 (satu) kota yaitu Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala dan Kota Palu.

5 Metode Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Studi dokumentasi, mengumpulkan data dan informasi berupa:

dokumen-dokumen yuridis berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota dan Provinsi, Kabupaten Dalam Angka (KDA) Kabupaten dan Kota Tahun 2019 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah/Bupati/Walikota dan lain- lain; hasil-hasil kajian; artikel-artikel ilmiah, serta dokumen-dokumen lain yang dianggap terkait dengan kegiatan ini, melalui internet, kliping koran/majalah atau meminta langsung terhadap sumbernya.

2. Studi Lapangan yaitu dengan mengunjungi langsung lokasi yang dijadikan wilayah kajian. Teknik studi lapangan dijelaskan berikut ini:

a. Teknik Wawancara kepada pihak-pihak yang terkait seperti Pemerintah daerah tingkat Kabupaten/Kota sebagai sampel penelitian.

b. Teknik Observasi yaitu melakukan kunjungan langsung ke lokasi dan destinasi yang disepakati yaitu spot destinasi di Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Donggala serta destinasi tertentu yang dianggap penting dan akan memberikan informasi yang dibutuhkan.

c. Teknik Kuesioner dengan memberikan daftar isian dan pertanyaan terbuka yang perlu diisi oleh pihak terkait untuk mendapatkan masukan maupun informasi yang dibutuhkan.

Teknik Pengumpulan data dalam kegiatan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Teknik Pengumpulan data Kelompok Lokasi data sekunder

Dalam kelompok ini pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder (data yang diperoleh dari BPS dan OPD terkait).

6

2. Teknik Pengumpulan data Kelompok lokasi data primer

Kelompok Data primer adalah Kabupaten yang telah ditentukan, yaitu Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala. Adapun responden pada lokasi terpilih berdasarkan teknik purposive sampling ditetapkan adalah dari instansi pemerintah (Dinas Pariwisata, Bappeda, BPBD), pelaku usaha (pengelola hotel, pengelola obyek wisata, kuliner/rumah makan, toko souvenir, kelompok sadar wisata/pokdarwis);

dan wisatawan (wisatawan mancanegara/asing, wisatawan nusantara/nasional maupun lokal, dan masyarakat).

7

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN KEBIJAKAN