PENDAHULUAN
D. Fasilitas Umum di Lokasi Objek Wisata
5. Strategi Penyediaan Dan Pembangunan Aksesibilitas Destinasi Pariwisata Penyediaan dan pembangunan aksesibilitas destinasi pariwisata meliputi
4.1.5 Strategi Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Kelangsungan hidup Pariwisata sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik tidak mungkin pariwisata berkembang dengan baik karena dalam industri pariwisata lingkungan itulah sebenarnya dijual sehingga mutu lingkungan harus dipelihara. Di dalam pengembangan pariwisata asas pengelolaan lingkungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan bukanlah hal yang abstrak, melainkan benar- benar konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek.
Sebagaimana diketahui pariwisata adalah untuk mendapatkan rekreasi bukan hanya dalam bentuk senang-senang tapi lebih untuk menciptakan kembali kekuatan secara fisik dan spiritual. Rekreasi dilakukan diluar tugas pekerjaan untuk mendapatkan hiburan.
Hiburan inilah yang merupakan faktor utama dalam penciptaan kembali diri seseorang.
Setiap wisatawan tentu memiliki harapan untuk mencapa tujuan tersebut yaitu menciptakan kondisi psikologis tertentu yang berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan.
Ekowisata merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan sekaligus menjadikan wisatawan mencintai lingkungan. Secara konseptul ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didifinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) serta meningkatkan kesejahtraan masyarakat setempat. Melihat potensinya, maka Visi Ekowisata adalah
68
untuk menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya), melibatkan dan
menguntungkan masyarakat setempat.
Penetapan Visi Ekowisata di atas didasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu:
• Ekowisata tergantung kualitas SDA, peninggalan sejarah dan budaya
• Kekayaan keaneka-ragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi pangsa pasar ekowisata, sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk ekowisata.
Pengembangan ekowisata juga memberikan peluang yang sangat besar untuk mempromosikan pelestarian keaneka-ragaman hayati yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.
• Pelibatan masyarakat.
Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat setempat, oleh karena itu pelibatan masyarakat menjadi mutlak mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan.
• Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata memberikan nilai tambah kepada pengunjung dan masyarakat setempat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman. Nilai tambah ini mempengaruhi perubahan perilaku dari pengunjung, masyarakat dan pengembang pariwisata agar sadar dan lebih menghargai alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya.
• Pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional. Kenyataan memperlihatkan kecenderungan meningkatnya permintaan terhadap produk ekowisata baik ditingkat internasional maupun nasional. Hal ini disebabkan meningkatnya promosi yang mendorong orang untuk berperilaku positif terhadap alam dan berkeinginan untuk mengunjungi kawasan-kawasan yang masih alami agar dapat meningkatkan kesadaran, penghargaan dan kepeduliannya terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya setempat.
• Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,
69
pemerintah dan masyarakat setempat melalui kegiatan-kegiatan yang non- ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Kepedulian terhadap lingkungan dalam pembangunan pariwisata di Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut:
• Mengelola usaha pariwisata secara sehat
• Mengelola jumlah pengunjung, sarana dan fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan
• Meningkatkan kesadaran dan apresiasi para pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya
• Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat
• Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif
• Memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan wisata
• Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah lingkungan
• Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat
• Pengembangan harus mengikuti kaidah-kaidah ekologis dan atas dasar musyawarah dan pemufakatan masyarakat setempat
• Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan
• Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata
• Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk meningkatkan kesejahtraan penduduk setempat
• Meningkatkan ketrampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata
70
• Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak pengembangan ekowisata
• Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan kawasan tersebut kepada masyarakat setempat.
• Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang terlibat (multi-stakeholders) dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata 4.1.6 Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata dituntut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pariwisata. Langkah- langkah yang ditempuh antara lain: (a) Pemerintah diharapkan secara kontinyu menciptakan masyarakat yang sadar wisata sehingga mereka akan dapat memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona; (b) Membentuk dan mengaktifkan Pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Tengah; (c) Mengembangkan pariwisata dengan pendekatan community driven planning.
Selain itu masyarakat diberikan pemahaman untuk mengembangkan pariwisata yang ramah lingkunga. Dimana masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Selain itu, memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui pelaksanaan sistem pemintakatan (zonasi).
Masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah diharapkan bersifat peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. Dengan demikian maka secara operasional, upaya-upaya konsevasi yang dapat dilakukan pada lingkungan pariwisata antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian pencemaran air
Hendaknya dapat dipantau terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari fasilitas-fasilitas obyek wisata seperti MCK, rumah makan, penginapan, perkantoran dan sebagainya. Hal ini perlu diwaspadai karena pengelolaan yang
71
kurang baik dapat berdampak terhadap bau, sarang penyakit, estétika dan pada gilirannya dapat menurunkan junlah pengunjung pada obyek wisata itu sendiri.
Pengelolaan air limbah secara comunal (terintegrasi) merupakan salah satu alternatif positif yang direkomendasikan agar limbah cair dapat di kelola di satu tempat, tidak menyebar dan memudahkan pengelolaannya. Selain dari pada itu pemantauan limbah cair dari lingkungan sekitar kawasan juga harus diwaspadai dengan harapan agar lingkungan wisata tidak menjadi tempat pembuangan limbah cair dari kawasan atau daerah sekitarnya.
2. Pengendalian Pencemaran Udara
Titik lokasi yang perlu mendapat perhatian adalah tempat parkir kendaraan bermotor wisatawan dan sumber lain yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Hal lain yang masih berhubungan erat dengan pencemaran udara adalah kebisingan dan debu di sepanjang rute menuju kawasan wisata.
Semakin baik jalan dari dan menuju tempat wisata tersebut akan mengurangi dampak kebisingan dan timbulnya debu yang beterbangan, karena jalan yang sempit tidak beraspal mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan disuatu titik dan debupun akan banyak berterbangan. Oleh karena itu sebagai barier sekaligus penyerap polutan perlu diupayakan penanaman pohon/tumbuhan di kanan kiri jalan menuju lokasi maupun di sekitar tempat parkir kendaraan bermotor.