• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

13. Fitiriani, A.Ma P

Ampenan, 14-4-1986

G T Y

14. Humaidi, S.Pd.I L Langko TU

15. M. Taufik hidayat P Narmada Guru Olah raga

1. Mensosialisasikan model pembelajaran numbered head together kepada siswa

2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 1,2) 3. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru siklus I (lampiran 9,10) 4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa siklus I (lampiran 13,14) 5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa siklus I (lampiran 5,6)

6. Menyiapkan soal evaluasi siklus I (lampiran 17)

7. Membuat susunan kelompok yang beranggotakan 5-6 orang b. Pelaksaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran.

Terlebih dahulu, peneliti sebagai guru mensosialisasikan model pembelajaran numbered head together kepada siswa. Sebelum membahas materi, guru juga menanyakan terlebih dahulu kepada siswa tentang pemahaman dasar mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Pada kegiatan inti, pertemuan pertama guru membagi siswa dalam lima kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang anggota. Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibagikan terdapat masalah yang akan dipecahkan oleh siswa melalui penggunaan model pembelajaran numbered head together. Dimana peneliti juga membimbing siswa dalam mengerjakan

LKS tersebut. Pada siklus I materinya tentang penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan.

Dimana langkah-langkah model pembelajaran numbered head together terdiri dari 4 langkah yaitu:

1. Tahap penomoran

Pada tahap ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang anggota. Kemudian memberikan nomor pada masing-masing anggota kelompok.

2. Tahap mengajukan pertanyaan

Pada tahap ini, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.

3. Tahap berpikir bersama

Pada tahap ini, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggotanya mengetahui jawaban itu.

4. Tahap menjawab

Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas serta memberitahu siswa agar mengganti jawaban yang salah dengan jawaban yang benar sesuai dengan yang telah diarahkan guru. Kemudian guru menginformasikan materi yang akan dibahas pada materi selanjutnya, dan menghimbau kepada

siswa untuk mempersiapkan diri dengan berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing serta mengakhiri pelajaran dengan berdo‟a bersama.

c. Hasil Observasi Siklus I

Pengamatan difokuskan pada aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan oleh Guru bidang studi matematika sebagai observer yang membantu peneliti dalam mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa sekaligus mendokumentasikan kegiatan dalam proses pembelajaran. Dari pengamatan yang dilakukan pada siklus I ini proses pembelajaran masih terlihat belum maksimal karena belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktivitas siswa pada siklus ini masih berada pada katagori “Cukup Aktif”, pada lembar observasi tercatat bahwa masih banyak kegiatan yang belum terlaksana secara maksimal. Dari hasil observasi ini diperoleh gambaran tentang sikap dan perilaku siswa, dari pantauan yang terlihat siswa terlihat menjadi lebih fokus dan memiliki semangat belajar yang lebih meningkat. Raut wajah siswa terlihat mulai menikmati pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun kondisi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran diantaranya:

1) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang apersepsi, namun siswa masih belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga guru harus membantu siswa menjawab pertanyaan.

2) Ketika guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, siswa mulai ribut dan kelas tidak lagi kondusif, namun dapat tenang kembali setelah guru memberikan penjelasan tentang alasan pemilihan kelompok.

3) Ketika diberikan kesempatan untuk berdiskusi, sebagian siswa menanyakan jawaban dari beberapa pertanyaan kepada guru dan sebagian lagi mulai mengerjakan tugas secara individual sehingga proses diskusi tidak berjalan lancar.

4) Ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya siswa masih takut dan malu untuk bertanya walaupun masih belum mengerti sehingga tidak ada satupun siswa yang mengajukan pertanyaan.

5) Pada saat membuat kesimpulan hanya sebagian siswa yang mengikuti guru untuk menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.

6) Ketika diberikan penguatan dan pengulangan terhadap materi pelajaran yang telah diberikan, semua siswa mengerjakan tugas masing-masing tetapi masih ada siswa yang mengerjakan tugas tidak sesuai dengan petunjuk yang sudah ditentukan.

Adapun observasi aktivitas guru pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Guru masih kurang dalam pemberian motivasi dan apersepsi kepada siswa 2) Guru tidak membimbing siswa dalam kegiatan kelompok atau guru kurang

berkeliling mengarahkan siswa dalam kerja kelompok

3) Guru tidak menunjuk siswa menurut kelompok dalam menyelesaikan soal ke depan kelas dan guru lebih mendominasi pembelajaran

4) Guru tidak memberi peluang kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan atau memberi pertanyaan untuk mengetahui kemampuan siswa

5) Terdapat siswa yang ribut dan tidak konsentrasi dalam proses pembelajaran.

d. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dilaksanakan pada akhir siklus yaitu pertemuan ketiga, tepatnya pada tanggal 27 April 2016. Evaluasi diberikan dengan memberikan tes dalam bentuk essay atau uraian sebanyak sepuluh soal dengan alokasi waktu 2×40 menit. Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator kerja dimana ketuntasan belajarnya hanya 50% dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8

Ringkasan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan kelas V MI Al-Ittihadul

Islamiyah Siklus I

No Keterangan Siklus I

1 Jumlah siswa 26

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai terendah 40

4 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 13 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas secara

individu

13

6 Nilai rata-rata 67,30%

7 Persentase ketuntasan siswa secara kalsikal 50%

e. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pada siklus I masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II. Perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi mengerjakan lembar kegiatan siswa

2. Memberikan batasan waktu

3. Menghampiri satu persatu kelompok dan memberikan bimbingan dalam mengerjakan LKS.

4. Menyesuaikan banyak materi yang akan di sampaiakan dengan alokasi waktu 5. memberiakan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan apa yang belum

dimengerti dan atau memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah di bahas

6. memberikan peringatan yang tegas kepada siswa yang membuat keributan pada saat pembelajaran berlansung.

2. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu pada tanggal 2 Mei 2016 dan tanggal 3 Mei 2016 serta evaluasinya dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2016. Tiap pertemuan terdiri dari 2×45 menit. Materi yang dibahas pada siklus II adalah Perkalian dan Pembagian Pecahan.

Adapun tahap-tahap dalam siklus ini adalah:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Mensosialisasikan model pembelajaran numbered head together kepada siswa

2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II (lampiran 3,4) 3. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru siklus II (lampiran 11,12) 4. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa siklus II (lampiran 15,16) 5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa siklus II (lampiran 7,8)

6. Menyiapkan soal evaluasi siklus II (lampiran 18)

7. Membuat susunan kelompok yang beranggotakan 5-6 orang b. Pelaksaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran yang telah dibuat serta melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus I. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengulang kembali beberapa konsep penting yang telah dipelajari pada siklus I serta membahas soal yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa agar lebih mudah mempelajari dan memahami materi yang dipelajari. Serta tidak lupa mengingatkan siswa tentang model pembelajaran numbered head together kepada siswa. Sebelum

membahas materi, guru juga menanyakan terlebih dahulu kepada siswa tentang pemahaman yang berkaitan dengan perkalian dan penggurangan pecahan.

Pada kegiatan inti, pertemuan pertama guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk didiskusikan bersama teman kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa melalui penerapan model pembelajaran numbered head together. Dimana guru juga membimbing siswa dalam mengerjakan LKS tersebut.

Dimana langkah-langkah model pembelajaran numbered head together terdiri dari 4 langkah yaitu:

1. Tahap penomoran

Pada tahap ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang anggota. Kemudian memberikan nomor pada masing- masing anggota kelompok.

2. Tahap mengajukan pertanyaan

Pada tahap ini, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.

3. Tahap berpikir bersama

Pada tahap ini, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggotanya mengetahui jawaban itu.

4. Tahap menjawab

Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, penelitisebagai guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas serta memberitahu siswa agar mengganti jawaban yang salah dengan jawaban yang benar sesuai dengan yang telah diarahkan guru dan menutup proses pembelajaran dengan berdo‟a bersama.

c. Hasil Observasi Siklus II

Pada lembar observasi siklus II tercatataktivitas siswa berada pada kategori

“Aktif”. Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran jauh lebih meningkat.

Perhatian siswa secara penuh tertuju pada materi pelajaran. Semangat siswa lebih meningkat, semua siswa mengikuti pelajaran dengan penuh semangat, tidak ada yang malas atau kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Keberanian siswa mengemukakan pendapat juga semakin meningkat. Siswa sudah berani mengungkapkan pendapat, mengomentari suatu hal atau pun mengungkapkan ide- idenya. Keberanian lain yang juga semakin meningkat yaitu keberaniannya menjawab pertanyaan. Mereka berlomba-lomba untuk memperoleh pertanyaan dan menjawabnya. Peningkatan juga terlihat pada kemampuan siswa untuk tampil di depan kelas mewakili kelompoknya. Masing-masing siswa berusaha tampil dengan sebaik-baiknya.

Perubahan yang cukup signifikan juga terjadi pada guru sebagai fasilitator pembelajaran. Kualitas guru dalam mengajar lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Guru lebih tenang, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan dapat menguasai kelas, mengelola ruang, menggunakan pendekatan

pembelajaran dengan tepat. Hal yang lebih menggembirakan lagi guru terkesan lebih kreatif, lebih bergairah mengajar, membawa suasana kelas menjadi menjadi segar.

Dengan suasana kelas yang demikian, ternyata siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Hasil belajar siswa meningkat dan kualitas guru dalam mengajar juga meningkat. Sehingga tidak aneh lagi jika antara guru dan siswa terjalin hubungan yang dinamis, harmonis, dan menyenangkan.

Hasil dari observasi siswa siklus II sudah memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan, karena dimana pada siklus II kita lihat ada peningkatan dari siklus I.

Adapun beberapa kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus II, sehingga pembelajaran pada siklus II sudah optimal.

d. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dilaksanakan pada akhir siklus yaitu pertemuan ketiga, tepatnya pada tanggal 5 Mei 2016. Evaluasi diberikan dengan memberikan tes dalam bentuk essay atau uraian sebanyak sepuluh soal dengan alokasi waktu 2×40 menit.

Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus II sudah mencapai indikator kerja dimana ketuntasan belajarnya pada siklus II lebih meningkat dati siklus I dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9

Ringkasan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Pecahan kelas V MI Al-Ittihadul Islamiyah

Siklus II

No Keterangan Siklus II

1 Jumlah siswa 29

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai terendah 45

4 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 25 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas secara individu 4

6 Nilai rata-rata 78,62%

7 Persentase ketuntasan siswa secara kalsikal 86,20%

e. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti bersama observer kembali malakukan pengulasan terhadap pelaksanaan penelitian pada siklus II. Pelaksanaan pada siklus II berjalan dengan sangat baik. Perbaikan-perbaikan yang direncanakan pada hasil refleksi siklus I telah dilaksanakan oleh guru. Pada proses pembelajaran siklus II semangat belajar siswa lebih meningkat, semua sisa mengikuti pelajaran dengan penuh semangat. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar karena di dukung oleh kondisi yang ideal karena aktivitas belajar mengajar sudah berjalan secara normal.

Dari hasil evaluasi belajar dan lembar observasi pada siklus II menunjukkan bahwa indikator penelitian ini sudah terpenuhi dengan baik. Pada hasil evaluasi belajar ini nilai rata-rata siswa 78,62% dengan ketuntasan klasikal belajar siswa 86,20

%.Pada siklus II aktivitas belajar siswa berada pada kategori “Aktif” dan aktivitas guru pada kategori “ Baik”. Dari hasil evaluasi belajar dan hasil observasi ini menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan. dan dapat disimpulkan bahwa siswa

telah mencapai ketuntasan klasikal sehingga kegiatan penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dokumen terkait