i
HITUNG PECAHAN di MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh HUSNI IM’ANI NIM: 15.1.12.9.247
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM
MATARAM
2016
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NHT
(NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MATERI POKOK OPERASI HITUNG PECAHAN DI MI AL-ITTIHADUL ISLAMIYAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Skripsi
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Islam
Oleh HUSNI IM’ANI NIM: 15.1.12.9.247
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM
MATARAM
2016
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln. Pendidikan No. 35 Mataram Telp. (0370) 621298-625337(Fax. 625337) Jl. Gajah Mada Jempong Baru - Mataram
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Husni Im‟ani, NIM. 15.1.12.9.247 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V materi Pokok Operasi Hitung Pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal
2016.
Di bawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. M. Sobry, M.Pd Lalu Sucipto, M.Pd
NIP. 197710092006041002 NIP. 19810622200912100
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING Hal: Munaqasyah
Mataram, 2016
Kepada
Yth. Rektor IAIN Mataram di-
Mataram Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Husni Im‟ani, NIM.15.1.12.9.247 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V materi Pokok Operasi Hitung Pecahan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016” telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. M. Sobry, M. Pd Lalu Sucipto, M.Pd
NIP. 197710092006041002 NIP. 198106222009121004
vi
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V materi Pokok Operasi Hitung Pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016” diajukan oleh Husni Im‟ani, NIM.
15.1.12.9.247 jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan IAIN Mataram sudah diperiksa dan siap diujikan pada hari kamis, 14 juli, 2016
Dewan Munaqasyah 1. Ketua Sidang /
Pembimbing I
:Dr. M. Sobry, M. Pd
NIP. 197710092006041002 ( ) 2. Sekretaris Sidang/
Pembimbing II
:Lalu Sucipto, M.Pd
NIP: 198106222009121004 ( ) 3. Penguji I :Drs. Nurdin, M.Pd
NIP: 1951123119850310080 ( ) 4. Penguji II :Samsul Irpan, M. Pd.
NIP: 198007082009121002 ( )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd.
NIP. 196412311991032006
vii MOTTO
“Memang sulit menjadi penyabar tetapi dengan belajar
bersabar adalah cara gampang untuk menjadi pemenang”
viii
Persembahan
Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk
1. kedua orang tuaku tersayang (Irsan dan Hafizah) yang selama ini telah berjuang dan bekerja keras tanpa kenal lelah untuk diriku, terimakasih banyak selama ini engaku telah bersabar menghadapiku, engakau selalu memberikan semangat, nasehat, ridho serta doa yang kau panjatkan untukku. Itu semua yang menjadi penguat dalam menjalani hidup ini, sehingga aku bisa menyelesaikan study sampai sekarang.
2. Kakakku tersayang (Yuni Irfiana, Sayardi) yang selalu memberikan motivas untukku yang tak henti-hentinya berdoa untuk kesuksesan kami terima kasih banyak
3. Adik-adikku tersayang (Aya Sofia Amini, Nuri Ahli Taqwa, Ahmad Suhaelan Rosyidi) terimaka kasih banyak kalian selalu menjadi penyemangat untukku
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil „alamin, segala puji serta syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemelihara alam, yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Peningkatan hasil belajar Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016” hingga selesai.
Sholawat serta Salam tak lupa kita layangkan kepada keharibaan alam yakni Nabi besar kita Muhammad SAW. yang telah membawa kita segenap ummatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang. Skripsi in disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tidak lepas dari keterbatasan, namu berkat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga kepada penulis, terutama kepada:
1. Bapak Dr. M. Sobry, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Lalu Sucipto, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peneliti.
2. Ibu Dra. Rabiatul Adawiyah, M.A selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataran.
x
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataran.
4. Bapak Dr. Mutawalli M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataran.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Mataram yang telah banyak memberikan bimbingan selama melakukan studi di IAIN Mataram.
6. Kepala madrasah beserta semua Ibu/Bapak guru MI Al-Ittihadul Islamiyah yang telah banyak membantu dalam membimbing dan memberikan informasi terkait hal-hal yang peneliti butuhkan dalam melakukan penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan jurusan PGMI angkatan 2012.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan atau kesalahan.Oleh karena itu dengan senang hati penulis mengharapakan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar menjadi lebih baik lagi.
segala amal dan jerih payah mereka dicatat sebagai amal ibadah dan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari-Nya. Amin ya Robbal alamin.
Penulis
xi ABSTRAK
Husni Im’ani 15.1.12.9.247. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan di MI Al- Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016 SI PGMI FITK IAIN Mataram”
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Numbered Head Togetherpada mata pelajaran Matematika Kelas V materi pokok operasi hitung pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 33 siswa di MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dilaksanakan dari tanggal 25 april s/d 5 mei 2016. Untuk siklus pertama dan tanggal 25-27 April 2016. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Numbered Head Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Adapun data yang akan dianalisis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan soal essay untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan diakhir setiap siklus.
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 67,30 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 50% dan pada siklus II sebesar 78,62dengan persentase ketuntasan klasikal 86,20%, dengan demikian terdapat peningkatan persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 36,20% dari siklus I dan II pada siswa kelas V MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan demikian penggunaan model pembelajaranNumbered Head Togetherdapat meningkatakn hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Kelas V MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci :Numbered Head Together, Hasil Belajar, Matematika
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
ABSTRAK ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Sasaran Tindakan ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Hasil Penelitian ... 4
1. Manfaat Teoretik ... 4
xiii
2. Manfaat Praktis ... 4
F. Telaah Pustaka ... 4
G. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar ... 7
a. Pengertian Hasil Belajar ... 7
b. Klasifikasi Hasil Belajar ... 9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar .... 12
2. Model Pembelajaran Numbered Head Together ... 14
a. Pengertian Numbered Head Together ... 14
b. Langkah-langkah Numbered Head Together ... 14
3. Mata Pelajaran Matematika di SD/MI ... 16
a. Konsep Dasar Mata Pelajaran Matematika di SD/MI b. Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SD/MI ... 17
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika di SD/MI 4. pecahan dan Operasinya ... 19
a. Pengertian Pecahan ... 19
b. Operasi Pecahan ... 19
H. Kerangka Pikir ... 24
BAB II METODE PENELITIAN A. Setting penelitian ... 26
B. Sasaran Penelitian ... 26
C. Rencana Tindakan ... 27
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya ... 31
E. Pelaksanaan Tindakan ... 33
F. Cara Pengamatan ... 33
G. Analisis Data dan Refleksi ... 33
H. Indikator Penelitian ... 37
xiv
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Letak Geografis MI Al-Ittihadul Islamiyah Ampenan .. 38
2. Data Peserta Didik ... 38
3. Data Pendidik ... 39
B. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 41
a. Perencanaan Siklus I ... 41
b. Pelaksanaan Siklus I ... 42
c. Hasil Observasi Siklus I ... 44
d. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 46
e. Hasil Refleksi Siklus I ... 46
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 47
a.. Perencanaan Siklus II ... 47
b. Pelaksanaan Siklus II ... 48
c. Hasil Observasi Siklus II ... 49
d. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 51
e. Hasil Refleksi Siklus II ... 51
C. Pembahasan ... 52
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas V Semester 2 Tahun
Pelajaran 2015/2016 ... 2
Tabel 2 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian ... 7
Tabel 3 : SK dan KD Mata Pelajaran Matematika di SD/MI Kelas V ... 18
Tabel 4 : Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa ... 36
Tabel 5 : Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Guru ... 37
Tabel 6 : Data Siswa yang ada di Mi Al-Ittihadul Islamiyah ... 39
Tabel 7 : Data Guru yang ada di Mi Al-Ittihadul Islamiyah ... 40
Tabel 8 : Ringkasan Hasil Belajar Siswa Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kelas V Mi Al-Ittihadul Islamiyah Siklus I . 46 Tabel 9 : Ringkasan Hasil Belajar Siswa Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas V Mi Al-Ittihadul Islamiyah Siklus II .... 51
Tabel 10 : Data Peningkatan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ke Siklus II ... 53
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.1 Upaya peningkatan mutu pendidikan haruslah dilakukan dengan menggerakkan seluruh komponen yang menjadi subsistem dalam suatu sistem mutu pendidikan.
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan awal di Indonesia, mempunyai tujuan memberikan kemampuan baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya.Selain itu, di sekolah dasar juga banyak diperkenalkan degan benda-benda konkrit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang terancang dalam suatu mata pelajaran pendidikan matematika.Matematika sekolah adalah suatu kegiatan manusia yang mencerminkan hasil karya matematikawan yakni mencari tahu mengapa dan bagaimana suatu teknik atau trik tertentu dapat bekerja, menemukan teknik baru, membenarkan pernyataan, dan lain sebagainya. Pembelajaran matematika juga
1Trianto, Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: Kencana, 2010), h. 1.
1
harus mencerminkan bagaimana pengguna matematika menyelidiki situasi bermasalah, menentukan variabel, memutuskan cara untuk mengukur dan menghubungkan variabel-variabel, melakukan perhitugan, membuat prediksi, dan memverifikasi kemanjuran dari prediksi tersebut.2
Hasil wawancara singkat dengan guru bidang studi matematika kelas V mengatakan bahwa ternyata masih ada beberapa siswa yang belum mampu menyelesaikan operasi yang terkait dengan materi pokok operasi hitung pecahan masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian matematika kelas V pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Nilai ulangan harian matematika kelas V semester 2 tahun pelajaran 2015/2016
Kelas semester Jumlah nilai Rata-rata
V II 1068 44,5
Dalam mengajarkan matematika guru memang menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa yang kurang minat, bosan, mengantuk serta kurang dalam memahami materi yang diajarkan guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut, hendaknya guru mampu memilih model pembelajaran yang efektif serta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam belajar matematika, khususnya materi operasi hitung
2Sutarto dan Syarifuddin, Desain Pembelajaran Matematika (Mataram: Samudra biru, 2013), h. 33.
pecahan. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas adalah penggunaan model pembelajaran kooferatif tipe NHT (Number Head Together). Model ini merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka dalam isi pelajaran.3
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang menarik dan penting untuk dilakukan penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat judul,
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Number Head Together) pada Mata Pelajaran Matematika kelas V Materi Pokok Operasi Hitung pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah Tahun Pelajaran 2014/2015”
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al-Itihadul Islamiyah yang berjumlah 33 orang, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 17 perempuan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Peningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran matematika kelas V materi pokok operasi hitung pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah tahun pelajaran 2015/2016?
3Ibid., h. 136.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswamelalui penggunaan model pembelajaran NHT (Number Head Together) pada mata pelajaran matematika kelas V materi pokok operasi hitung pecahan di MI Al-Ittihadul Islamiyah tahun pelajaran 2015/2016.
E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoretik
Manfaat Penelitian Teoretik adalah secara teoretik penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai refrensi untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa adalahsiswa dapat belajar atas kemauan dan kemampuan diri sediri dengan model pembelajaran Numbered Head Together.
b. Manfaat bagi guru adalah untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna nyaman bagi peserta didiknya .
c. Manfaat bagi sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri, dan diharapkan pihak sekolah terinspirasi untuk menggunakan model pembelajaran ini.
F. Telaah Pustaka
Dari judul penulisan yang penulis angkat, ada beberapa penulisan secara langsung maupun tidak langsung dijadikan sebagai penunjang penyusunan proposal ini diantaranya:
1. Husnul Hatimah, yang berjudul “penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 pringgarata tahun pelajaran 2011/2012”. Skripsi. Jurusan pendidikan IPSEkonomi. Fakultas Tarbiyah, IAIN MATARAM, 2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pada siklus 1 dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 84%
dengan rata-rata 67,5 dari 80 siswa.Dengan demikian siklus 1 proses pembelajaran sudah belajar dengan cukup efektif, untuk proses pembelajaran siswa dengan kategori cukup dan untuk guru kategori cukup.
Sedangkan pada siklus 2 dengan tigkat ketuntasan klasikal 87,5 % dengan rata-rata 70,41 dengan kategori baik dan proses pembelajaran pada siswa memperoleh dengan kategori aktif dan untuk guru dengan kategori baik.4 Persamaan penelitian yang dilakukan Husnul Hatimah dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan variabel yang sama yakni model pembelajaran NHT sebagai variabel bebasnya dan hasil belajar sebagai variabel terikatnya serta metode penelitian ang digunakan yakni
4Husnul Hatimah, “penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 1 pringgarata”, (Skripsi, Mataram: FITK, 2012).
PTK. Sedangkan perbedaannya yakni terletak pada mata pelajaran serta jenjang pendidikan yang diteliti serta adanya penambahan variabel terikat yakni tentang aktivitas belajar siswa.
2. Penelitian Elvira Rohmawati berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together) Terhadap Hasil belajar Matematika Siswa Kelas VSD Negeri Keceme 1 Kecamatan Sleman.
Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental dengan desain penelitian Nonequivalet control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN Keceme 1 sebanyak 60 siswa yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen dengan masing-masing kelas sebanyak 30 siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar matematika kelas ekserimen dan kelas kontrol.Uji validitas dihitung menggunakan korelasi biresial, dari 25 soal diperoleh 20 soal valid dan 5 soal gugur. Uji reliabilitas instrumen dihitung menggunakan rumus K-R 20 dengan hasil r11 sebesar 0,790. Uji normalitas dihitung menggunakan rumus chi kuadrat dengan hasil kelas eksperimen sebesar 9,964 dan kelas kontrol sebesar 9,486. Uji homogenitas dihitung menggunakan uji barlet dengan hasil x2hitung sebesar 0,690. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji beda(t-test). Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN Keceme 1.5Adapun persamaan penelitian Elvira Rahmawati dengan peneliti yakni sama-sama menggunakan model pembelajaran NHT dan hasil belajar sebagai variabel terikatnya.Sedangkan perbedaannya terletak pada Metode penelitian yang digunakan yakni skripsi ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen sedangkan peneliti menggunakan PTK.
Tabel 2
Persamaan dan Perbedaan Penelitian
No Judul Persamaan Perbedaan
1 PePenerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN I Pringgarata tahun pelajaran 2011/2012
Model pembelajaran NHT sebagai variabel bebas
Hasil belajar sebagai salah satu variabel terikat
Metode
penelitian PTK
Terletak pada mata pelajaran
Jenjang
pendidikan yang diteliti
Adanya penambahan variabel terikat tentang aktivitas belajar siswa 2 P Pengaruh model
pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Keceme I kecamatan Sleman
Model pembelajaran NHT sebagi variabel bebas
Hasil belajar sebagi variabel terikat
Metode penelitian yang digunakan yakni skripsi ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen
sedangkan peneliti menggunakan PTK.
5Elvira Rohmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap asil Belajar Siswa Matematika Siswa Keceme 1 Kecamatan Sleman”, (Skripsi, UNY: FIP, 2012)
G. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.6 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.7 Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.8 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perwujudan dari bentuk perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik akibat belajar yang berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam prespektif Islam tidak di jelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses belajar (belajar), proses kerja sistem memori akal dan proses dikuasainya pengetahuan dan ketrampilan manusia. Namun Islam menekankan dalam signifikasi fungsi kognitif (akal) dan fungsi sensori (indera-indera) sebagai alat-alat penting untuk belajar sangat jelas.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:
6Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, (Surakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 54.
7Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 22.
8 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), h. 5.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.9
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa ragam alat fisio-psikis dalam proses belajar yang terungkap dalam beberapa firman Allah SWT adalah Indera penglihat (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual, Indera pendengar (telinga) yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan, ranah kognitif.
Sedemikian pentingnya arti belajar, terutama dalam menuntut ilmu.Di dalam Al-Quran dan Al-Hadist banyak dijelaskan mengenai hal tersebut.
Salah satu surat yang berkaitan tentang belajar adalah dalam surat Al-„Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:
َقَلَخ يِذَلّا َكِبَر ِنْساِب ْأَزْقا (
)1 ٍقَلَع ْنِه َناَسْنِإْلّا َقَلَخ (
)2 ُمَزْكَأْلّا َكُبَرَو ْأَزْقا (
)3 ِنَلَقْلّاِب َنَلَع يِذَلّا
( )4 ْنَلْعَي ْنَلّ اَه َناَسْنِإْلّا َنَلَع (
)5
10
9QS. an-Nahl (16) : 78.
10QS. Al- „Alaq : 1-5
Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan untuk kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar yakni dengan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya membaca tulisan melainkan membaca segala yang tersirat didalam ciptaan Allah SWT.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
secara garis besar klasifikasi hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah, yaitu:
a) Ranah kognitif
1) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitiftingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya.
2) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:
a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan.
b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran
c) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
3) Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret tau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
4) Tipe hasil belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan susunannya.
5) Tipe hasil belajar: Sintesis
Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh.
6) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mugkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll.
b) Ranah Afektif
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar sampai tingkat yang kompleks.
Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll
Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap gejala atau stimulusi yang datang dari luar.
Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
Karakteristik nilai atau internalisai nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c) Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dll.
Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketetapan.11
11Ibid., h. 23-31.
Berdasarkan klasifikasi diatas, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang meliputi aspek kognitif, aspek apektif dan aspek psikomotorik bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Adapun ranah yang digunakan pada penelitian ini, yakni penelitian ini mengedepankan dua ranah yakni ranah kognitif dan afektif, sedangkan ranah psikomotor tidak nampak pada penelitian ini.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Secara rinci, uraian mengenai faktor internal dan faktor eksternal adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor ini meliputi a) faktor jasmaniah berupa faktor kesehatan, dan cacat tubuh; b) Faktor Psikologis,
meliputi intelegensi (kecerdasan), perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; c) Faktor kelelahan, berupa kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).12
2) Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, lingkungan tempat tinggal siswa, sarana dan prasarana sekolah, dan lain sebagainya. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.
Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.13
Caroll berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni a) bakat pelajar; b) waktu yang tersedia untuk belajar; c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran; d) kualitas pengajaran;
dan e) kemampuan individu.14
12 Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 36.
13 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 139
14 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), h. 40
Adapun penjelasan dari uraian para ahli adalah hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang berkenaan dengan kemampuan individu, meliputi minat, bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, sikap, kecerdasan, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri, yang meliputi kualitas pengajaran, lingkungan, keluarga, dan masyarakat.
2. Model Pembelajaran Numbered Head Together a. Pengertian Numbered Head Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993), merupakan suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan banyak siswa dalam memperoleh materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.15
Numbered Head Together yaitu aktivitas yang mendorong siswa untuk berfikir dalam suatu tim dan berani tampil mandiri.16 Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berikir bersama adalah merupakan jenis
15Sutarto, Desain Pembelajaran…., h. 136.
16Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif (Bandug: Rosda, 2012), h. 216.
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.17
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Model Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) mempunyai empat langkah dalam pelaksanaanya sebagai berikut.
1). Penomoran
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa.Setiap anggota kelompok memiliki kemampuan akademik serta jenis kelamin yang heterogen (satu berkemampuan tinggi, dua sedang, dan satu atau dua rendah), jika memungkinkan maka anggota kelompok juga berasal dari ras, suku, budaya, agama yang berbeda.
2). Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3). Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
4). Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
17Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresi f(Jakarta: Kencana, 2010), h. 82.
seluruh kelas. Dalam memanggil suatu nomor 1 sampai x (x adalah banyaknya siswa dalam kelompok).18
Adapun keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran Numbered Head Together ini adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan Model Pembelajaran Numbered Head Together a). Setiap siswa menjadi siap semua
b). Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh c). Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai 2. Kelemahan Model Pembelajaran Numbered Head Together
a). Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru b). Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru19
3. Mata Pelajaran Matematika SD/MI a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan, sehingga kata matematika sudah tidak asing lagi didengar.
Matematika berasal dari kata mathema, dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai
“sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos yang diartikan sebagai
“suka belajar”. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bilangan dan bangun (datar dan ruang) lebih menekankan pada materi
18Ibid., h. 137-138.
19Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka Setia), h. 90.
matematikanya.20 Banyak hal disekitar kita yang berhubungan dengan matematika, misalnya urusan jual beli, mencari nomor sepatu yang cocok, menukar uang, menghitung jarak, waktu, kecepatan, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu ilmu matematika sangat penting untuk dipelajari. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam perkembangan teknologi.21
Beberapa definisi atau pengertian tentang matematika akan disajikan di bawah ini.
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.22
Adapun penjelasannya, matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang membahas tentang bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data.
Matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Belajar matematika
20 Syahrir, Metodologi Pembelajaran Matematika (Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010),
h. 84.
21 Ahmad Susanto, Teori Belajar, h. 185
22 Irzani, Matematika 1”Untuk Calon Guru SD/MI”, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2010), h. 5
memiliki manfaat besar dalam kehidupan, contohnya dapat menghitung nominal uang, jumlah barang, dan lain sebagainya.
b. Tujuan Dasar Mata Pelajaran Matematika di SD/MI
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
b). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d). Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
c. Ruang lingkup Dasar Mata Pelajaran Matematika di SD/MI
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data.23
Tabel 3
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika di SD/MI Kelas V
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan
berbagai bentuk pecahan
5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan
5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
4. Pecahan dan Operasinya a. Pengertian Pecahan
Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan (part to whole).Bentuk pecahan 𝑎𝑏 menjelaskan bahwa bagian-bagian yang ekuivalen dari b. Bilangan a disebut pembilang dan b disebut penyebut dengan b ≠ 0.24Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang disebut dengan
23Kemendiknas, Permen No 22 Tahun 2006 tentang Stantar Isi ( Jakarta: Kemendiknas, Tahun 2006), h. 417.
24Anton Noornia, Metode Pembelajaran Matematika 2 (Jakarta: Azka press, 2008), h. 10.
pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut.25
b. Operasi Pecahan
1) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan senilai, dan penjumlahan bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan senilai lebih ditekankan terutama dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam proses penjumlahan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak dijumlahkan.
Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.
Dua pecahan yang memiliki penyebut sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan pembilang pecahan-pecahan itu.
0
,
denganp
p b a p b p a
2) Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama
25Heruman, Model Pembelajaran Matematika di SD (Bandung: Rosda, 2007), h. 43.
Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahansenilai, dan pengurangan bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan senilai lebih ditekankan terutama dalam pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
Dua pecahan yang memiliki penyebut sama dapat dilakukan dengan
mengurangkan pembilang pecahan-pecahan itu.
0
,
denganp
p b a p b p a
3) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Tidak Sama
Pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama adalah dengan cara menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut tanpa melalui proses atau media peraga. Siswa dipaksa untuk menerima penjelasan guru, tanpa membuktikan atau membangun sendiri dalam pikirannya.
Dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dapat diubah menjadi pecahan-pecahan yang penyebutnya sama. Hal ini dikerjakan dengan tidak mengubah nilainya artinya setiap pecahan yang diberikan, dijadikan pecahan yang memiliki persekutuan-persekutuan terkecil dari pecahan itu atau disebut dengan Persekutuan Kelipatan Terkecil (KPK) dari penyebut-penyebut pecahan
yang bersangkutan. Selanjutnya dapat dikerjakan seperti kasus dengan penyebut pecahan yang sama , dengan pq0
pq bp aq q b p a
4) Pengurangan Pecahan Berpenyebut Tidak Sama
Selama ini, pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam hal pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, tidak jauh berbeda dengan pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, yaitu dengan cara menyamakan penyebut kedua pecahan tersebut tampa melalui proses atau media peraga. Siswa dipaksa untuk menerima penjelasan guru, tanpa membuktikan atau membangun sendiri dalam pikirannya.
Dua pecahan yang penyebutnya tidak sama dapat diubah menjadi pecahan-pecahan yang penyebutnya sama. Hal ini dikerjakan dengan tidak mengubah nilainya artinya setiap pecahan yang diberikan, dijadikan pecahan yang memiliki persekutuan-persekutuan terkecil dari pecahan itu atau disebut dengan Persekutuan Kelipatan Terkecil (KPK) dari penyebut-penyebut pecahan yang bersangkutan. Selanjutnya dapat dikerjakan seperti kasus dengan penyebut pecahan yang sama. , denganpq0
pq bp aq q b p a
5) Penjumlahan Pecahan Campuran
Selama ini, pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam penjumlahan pecahan campuran adalah dengan cara mengubah pecahan campuran ke dalam pecahan murni. Kenyataannya, pecahan campuran
tersebut tidak harus diubah ke dalam pecahan murni, karena selanjutnya akan membuat penyelesaian menjadi lebih rumit. Adapun kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari penjumlahan pecahan campuran ini adalah konsep pecahan campuran, pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, dan penjumlahan pecahan campuran
6) Pengurangan Pecahan Campuran
Sama halnya pada penjumlahan pecahan campuran, selama ini pembelajaran yang sering dilakukan guru dalam pengurangan pecahan campuran adalah dengan cara mengubah pecahan campuran ke dalam pecahan murni. Kenyataannya, pecahan campuran tersebut tidak harus diubah kedalam pecahan murni, karena akan membuat penyelesaian selanjutnya menjadi lebih rumit. Adapun kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari pengurangan pecahan campuran ini adalah konsep pecahan campuran dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.
7) Perkalian Pecahan
Perkalian pecahan terdiri atas tiga kategori, yaitu perkalian pecahan dengan bilangan bulat, bilangan bulat dengan pecahan, dan pecahan dengan pecahan.
Pemahaman Konsep
-Perkalian pecahan dengan bilangan bulat
Kegiatan pemahaman konsep dapat dilakukan dengan memberikan contoh soal dengan jawaban yang benar dan salah sebagai berikut.
Benar atau salahkah pernyataan dibawah ini?
a. 1
2 2 2 1 2 1 2
21
b. 4
2 4 1 4 1 4
31
-Perkalian bilangan bulat dengan pecahan
Perkalian dua buah pecahan, sama dengan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan hasil kali pembilang-pembilang semula dan penyebutnya merupakan hasil kali penyebut-penyebut semula. , denganp0
p ab p a b
-Perkalian pecahan dengan pecahan
Perkalian dua buah pecahan, sama dengan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan hasil kali pembilang-pembilang semula dan penyebutnya
merupakan hasil kali penyebut-penyebut semula.
0 ,
0 , 0
,
dengan p q dan pq
pq ab q b p a
8) Pembagian Pecahan
Pembagian pecahan terdiri dari pembagian bilangan bulat dengan pecahan dan pembagian pecahan dengan pecahan.
Hasil bagi dua pecahan adalah suatu pecahan yang pembilangnya dibentuk oleh hasil bagi pembilang-pembilang semula dan penyebutnya dibentuk oleh hasil bagi penyebut-penyebut semula.
Kebalikan pecahan b
a adalah b a/
1 , jika penyebut dan pembilangnya
dikalikan dengan b, maka pecahan itu berubah menjadi b
a . Jadi, kebalikan suatu pecahan diperoleh jika pembilang dan penyebutnya dipertukarkan tempatnya. Selanjutnya berlaku pula bahwa membagi dengan suatu pecahan berarti mengalikan dengan kebalikannya. Dapat dinyatakan dengan rumus :
0 ,
: dengan bc bc
ad c d b a d c b a
26
H. Kerangka Pikir
Proses belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, demikian pula dengan proses belajar matematika. Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas V pada tahun sebelumnya yaitu rendahnya rata-rata nilai matematika dan siswa masih malu bertanya tentang materi yang belum di mengerti. Agar prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik maka harus diupayakan seluruh faktor yang dapat mendukung proses belajar siswa.
Penggunaan model pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar sangat penting sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satunya adalah penggunaan penerapan model pembelajaran NHT dalam mengoptimalkan pemahaman konsep matematika merupakan kondisi yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
26Ibid., h. 55-82.
Dalam model pembelajaran ini, akan memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya.Pada model ini aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, konsultan dan menejer yang mengkoordinir proses pembelajaran. Suasana belajar dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan siswa mengkonstruksi sendiri ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya. Hal ini bisa memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.
BAB II
METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah MI Al-Ittihadul Islamiah, yaitu kelas V yang jumlah siswanya 33 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 17 perempuan. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan dapat bekerja sama dengan guru Matematika di MI Al- Ittihadul Islamiyah sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data, peluang waktu yang luas, dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan potensi peneliti.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian merupakan suatu objek penelitian tindakan kelas yang merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang diam dan tanpa gerak.27
Adapun sasaran penelitian tindakan ini adalah :
a. Faktor siswa, yaitu peningkatan hasil akhir belajar siswa kelas V dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran Matematika melalui model pembelajaran NHT.
b. Guru, di sini peran pendidik sebagai pembimbing dan pendorong bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempengaruhi tingkat belajar siswa, mengalami peningkatan dan berpengaruh pada minat dan prestasi belajar siswa.
27Suharsimi Arikunto,dkk,Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta:Bumi Aksara, 2009) , h. 24.
28
c. Materi yang disajikan harus sesuai dengan materi rencana semesteran, tahunan dan harus mengikuti rencana KTSP sehingga dapat dituntaskan dan siswa dapat menguasai materinya.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.28 PTK juga menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi pecahan di kelas. Data tersebut dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahap yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau observasi, (3) evaluasi, dan (refleksi). Adapun bentuk spiral kerja tindakan dari siklus ke siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas29
1. Siklus I
a. Tahap
28Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 45
29 Suharsimi Arikunto,dkk,Penelitian Tindakan….. , h. 16.
Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran NHT dan menyiapkan nomer untuk dibagikan kepada siswa 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa
4) Membuat evaluasi yakni berupa tes tertulis untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
1). Memberikan informasi tentang rencana pembelajaran pada siswa
2). Memberikan pemahaman terhadap model pembelajaran yang akan diterapkan
3). Mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan model NHT 4). Mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa
5). Melakukan evaluasi pada akhir siklus c. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini peneliti dan guru memberikan tes evaluasi berupa tes tulis kepada siswa pada setiap akhir siklus dengan tes essay sebanyak sepuluh soal. Tes ini dikerjakan secara individual untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah belajar konsep operasi hitung pecahan dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah observasi dan evaluasi dilaksanakan dan dijadikan sebagai acuan. Pada tahap ini guru dan siswa mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada siklus awal. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.
2. Siklus II
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dan menyiapkan nomer untuk dibagikan kepada siswa 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.
3) Menyiapkan lembar kerja siswa
4) Membuat evaluasi yakni berupa tes tertulis untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
1). Memberikan informasi tentang rencana pembelajaran pada siswa
2). Memberikan pemahaman terhadap model pembelajaran yang akan diterapkan
3). Mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan model NHT 4). Mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa
5). Melakukan evaluasi pada akhir siklus c. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini peneliti dan guru memberikan tes evaluasi berupa tes tulis kepada siswa pada setiap akhir siklus dengan tes essay sebanyak sepuluh soal. Tes ini dikerjakan secara individual untuk mengetahui pemahaman siswa setelah belajar konsep operasi hitung pecahan dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah observasi dan evaluasi dilaksanakan dan dijadikan sebagai acuan. Pada tahap ini guru dan siswa mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada siklus awal. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun dalam penelitian ini, data diambil dengan menggunakan 2 instrumen penelitian yaitu:
1. Lembar Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran, yaitu aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi akan diberikan kepada seorang observer sebelum proses belajar berlangsung. Kemudian observer mengisi lembar observasi tersebut pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
a). Lembar Observasi Aktivitas Guru
Adapun aktivitas guru yang akan menjadi acuan dalam lembar observasi ada 5 Indikator/Deskriptor diantaranya:
1) Pemberian motivasi dan apersepsi kepada siswa 2) Pengaturan kegiatan kelompok
3) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok
4) Pemberian umpan balik terhadap hasil diskusi siswa dan melaksanakan penguatan
5) Mengakhiri dan menutup pelajaran
b). Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Adapun aktivitas siswa yang akan menjadi acuan dalam lembar observasi adalah:
1) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran 2) Interaksi siswa dengan guru
3) Interaksi siswa dengan siswa
4) Kerjasama siswa dalam kelompok dengan model pembelajaran NHT 5) Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok dengan model pembelajaran
NHT
6) Aktivitas siswa dalam pembelajaran
7) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar 2. Tes Evaluasi
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk kemampuan maksimalnya.30Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes formatif berbentu essay atau uraian. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang
30Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Puastaka Belajar, 2011), h. 63-64.
relatif panjang.31 Tes dalam bentuk essay diyakini mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam berfikir kritis. Tes ini diasumsikan sudah valid, karena diadopsi dari beberapa buku pelajaran Matematika yang dipergunakan oleh guru bidang studi.
Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok operasi hitung pecahan. Jenis tes yang digunakan adalah post tes yaitu yaitu tes yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan.
E. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan April 2016 hingga selesai di kelas V MI Al-Ittihadul Islamiyah.
F. Cara Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlansung, pengamatan dilakukan dengan lembar observasi oleh observer yang telah disiapkan. Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan pelajaran melalui model Numbered Head Together, bagaimana sikap siswa, begitu juga proses pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.
G. Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis Data
a. Data Tes Hasil Belajar Siswa
31Ibid., h. 70.
Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa, data tersebut dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ketercapaian ketuntasn belajar siswa dengan kriteria sebagai berikut:
a) Ketuntasan individu, yaitu setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran yang diberikan jika siswa mampu memperoleh nilai ≥ 75.32
b) Ketuntasan klasikal
Ketuntasan belajar klasikal dikatakan telah tercapai apabila target pencapaian ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas bersangkutan yang telah memenuhi kriteri ketuntasan belajar individu. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
∑ siswa yang tuntas belajar
p = x100%
∑ siswa
Keterangan:
p = Ketuntasn klasikal
∑ siswa yang tuntas belajar / mendapatakan nilai ≥ 75.
∑ siswa Jumlah siswa yang ikut tes.33
32Ibid., h. 192.
33 Zainal Aqib dkk Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. (Bandung: CV. Yrama Widya, 2009), h. 41.
c) Untuk menghitung rata-rata kelas dipergunakan persamaan:
M = Nx Keterangan :
M = Mean (rata-rata)
∑x = Jumlah nilai total yang diperoleh dari nilai setiapsiswa N = Jumlah individu.34
b. Data Aktivitas siswa
Menentuka rata-rata skor aktivitas belajar siswa denga menggunakan rumus:
∑X
NA = x100%
N Keterangan :
∑X= Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N= Jumlah keseluruhan skor maksimal NA = Nilai akhir35
Data tentang aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Indikator tentang aktivitas belajar siswa yang diamati adalah sebanyak 7 indikator dan setiap indikator memiliki 3 deskriptor. Adapun cara penskoran sebagai berikut:
a) Skor 1 diberikan jika X ≤ 25 % (1-8 siswa);
34Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 302.
35Ibid., h. 331.
b) Skor 2 diberikan jika 25 % ˂ X ≤ 50 % (9-17 siswa);
c) Skor 3 diberikan jika 50 % < X ≤ 75 % (18-26 siswa);
d) Skor 4 diberikan jika X > 75 % (27-33 siswa)
Keterangan: X = jumlah siswa dalam kelas yang aktif melakukan kegiatan menurut deskriptor.
Untuk menentukan kriteria aktivitas belajar siswa Berdasarkan skor standar, kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa dijabarkan pada table berikut ini:
Tabel 4
Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa36
Tingkat Keberhasilan Kategori
N> 80% Sangat aktif
60-79% Aktif
40-59% Cukup aktif
20-39% Kurang aktif
< 20% Sangat Kurang Aktif
c. Data Aktivitas Guru
Untuk menentuka rata-rata skor aktivitas guru denga menggunakan rumus:
∑X
NA = x100 N
Keterangan :
∑X= Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N= Jumlah keseluruhan skor maksimal NA = Nilai akhir37
36Zainal Aqib Dkk, Penelitian Tindakan kelas, ( Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 41.
37Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam….., (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 331
Data tentang aktivitas guru dianalisis secara deskriptif kualitatif. Indikator tentang aktivitas guru yang diamati adalah sebanyak 5 indikator dan setiap indikator memiliki 3 deskriptor. Adapun cara penilaian sebagai berikut:
a) Nilai 1 diberikan jika deskriptor Nampak;
b) Nilai 0 diberikan jika deskriptor tidak Nampak.
Selanjutnya untuk menentukan kriteria aktivitas guru dijabarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Guru38
2. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi.39Refleksi dilakukan pada tahap akhir siklus. Pada tahap ini peneliti, guru, dan teman sejawat mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklus. Refleksi dilakukan dari data kualitatif sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.
H. Indikator Penelitian
38Zainal , Penelitian Tindakan…., h. 41.
39Kunandar, Langkah Mudah Penelitian…., h. 75.
Tingkat Keberhasilan Kategori
N> 80% Sangat Baik
60-79% Baik
40-59% Cukup
20-39% Kurang
< 20% Sangat Kurang
Adapun yang menjadi indikator dalam penelitian ini dikatakan berhasil adalah, apabila:
1. Aktivitas siswa minimal berkategori aktif dan aktivitas guru minimal berkategori baik;
2. Tercapai hasil belajar siswa dengan ketentuan, minimal 85% siswa yang memperoleh nilai ≥ 75.