MODEL PEMBELAJARAN KOPERASI TIPE MENCARI MITRA. MAKE A MATCH) DALAM MATEMATIKA DI KELAS III MI AL-AMIN PETANGERUK AMPENAN. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran Matematika Make a Kind of Match di Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan Tahun Pelajaran meskipun masih jauh dari sempurna. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Make a Match Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sasaran Tindakan
Model ini merupakan model pembelajaran yang disajikan dengan kartu yang berisi soal dan jawaban yang dipasangkan oleh siswa. Uraian di atas menunjukkan permasalahan yang terjadi, maka peneliti mengangkat judul “Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Make a Match pada mata pelajaran matematika di kelas III MI Al-Amin Pejeruk Tahun Ajaran Ampenan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model make a match pada mata pelajaran IPA mata pelajaran ciri-ciri makhluk hidup di kelas III SDN 1 Mujur Kec. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Minasari Safika Suci, Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Dan Kemampuan Penalaran Siswa Materi Pelajaran Kelas VII SMP Negeri 1 Pujut Lombok.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Make a Match Pada Mata Pelajaran IPA Mata Pelajaran Karakteristik Makhluk Hidup Kelas III SDN 1 Mujur Kec.
Kajian Pustaka
Hasil Belajar
Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar. Reigeluth mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkah laku yang dapat diamati yang menunjukkan kemampuan seseorang. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai nilai akhir yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah keadaan keluarga, kondisi sekolah dan lingkungan masyarakat.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Model pembelajaran kooperatif Membuat tipe jodoh (mencari pasangan). adalah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Model pembelajaran kooperatif memfasilitasi pembentukan kelompok dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat berdiskusi dan berbagi pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman, baik secara individu maupun kelompok.
Model pembelajaran Make a match merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang menyenangkan yang dapat digunakan di kelas.
Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan, sehingga kata matematika sudah tidak asing lagi. Matematika adalah ilmu yang mempelajari angka dan bentuk (bidang dan ruang) dengan penekanan yang lebih besar pada materi matematika.23 Banyak hal di sekitar kita yang berhubungan dengan matematika, misalnya jual beli, mencari nomor sepatu yang cocok, menukar uang, menghitung jarak, waktu , kecepatan dan banyak lagi. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, berkontribusi dalam pemecahan masalah sehari-hari dan mendukung perkembangan teknologi.
Dalam hal penjelasan, matematika adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka, geometri dan pengukuran dan pengolahan data.
Kerangka Pikir
Pembelajaran yang menyenangkan adalah lingkungan belajar di mana siswa memusatkan perhatian penuh pada pembelajaran, yang berarti bahwa komitmen waktunya tinggi. Pembelajaran di kelas akan berhasil jika terdapat model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa adalah dengan membuat model pembelajaran matematika (Mencari Pasangan) yang menyajikan pelajaran dengan permainan, karena menggunakan kartu sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Penerapan berbagai model pembelajaran akan dapat mengatasi kebosanan siswa saat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
- Sasaran Penelitian
- Rencana Tindakan
- Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
- Pelaksanaan Tindakan
- Cara Pengamatan
- Analisis Data dan Refleksi
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Amin Pejeruk, Ampenan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran make a match (menemukan kecocokan). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penyelidikan kegiatan pembelajaran berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan berlangsung bersama dalam suatu kelas 28 Arah dan tujuan penelitian tindakan kelas dilakukan demi kepentingan siswa untuk mencapai kepuasan secara memuaskan. . hasil belajar.
Pada tahap ini, peneliti dan guru melakukan diskusi untuk menilai kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang teridentifikasi selama siklus berlangsung. Dalam bidang pendidikan matematika, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, kemampuan matematika tertentu, faktor-faktor yang diyakini berkaitan atau mempengaruhi hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, efektivitas proses belajar mengajar, atau keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, artinya peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung dan mengamati. Hal-hal yang akan diamati dalam penelitian ini diatur dalam pedoman observasi.
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah tes. Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yaitu pilihan ganda. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar untuk mengukur pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. satu.
Rata-rata hasil belajar siswa dapat dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik statistik untuk menentukan skor rata-rata hasil tes dengan rumus: 39. 𝑥 : Banyaknya data N : Banyaknya data. 40 Wayan Nurkencana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Perusahaan Nasional, 1983), hlm.Klasifikasi kegiatan belajar siswa dari rumus di atas adalah sebagai berikut.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran make a match di kelas III MI Al-Amin Pejeruk Ampenan tahun ajaran 2015/2016. Dari hasil observasi yang diperoleh diperoleh data deskriptif yang memberikan gambaran tentang kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan tes objektif berupa soal pilihan ganda sebagai alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran.
Pada kegiatan awal, guru menciptakan suasana kondusif di dalam kelas dengan menumbuhkan pola pikir belajar siswa berupa pertanyaan “sudah siap?” guru di bagian atas suaranya. Guru menciptakan suasana kondusif di dalam kelas dengan menumbuhkan pola pikir belajar siswa dalam bentuk pertanyaan “sudah siap?” guru di bagian atas suaranya. Dari data pada tabel 3.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh skor total pada pertemuan 1 13,65, pada pertemuan 2 13,99, dengan rata-rata skor total 2,76 dengan kategori sedang aktif.
Pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai standar, maka guru mempelajari dan memperbaiki kesalahan agar tidak terulang pada siklus berikutnya. Peneliti telah menyiapkan perangkat ajar yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) jenis dan sudut materi, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, kartu tanya jawab dan lembar ulangan sebagai instrumen penilaian hasil belajar siswa sebelum proses pembelajaran di siklus II. B. Pada kegiatan awal, guru menciptakan suasana kondusif di dalam kelas dengan menumbuhkan pola pikir belajar siswa berupa pertanyaan “sudah siap?” oleh guru dengan lantang.
Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa sebesar 10,36 dari siklus I, dan ketuntasan klasikal sebesar 17,86% dari siklus I. Lebih khusus lagi uraian tentang hasil tes evaluasi II. siklusnya dapat dilihat pada tabel 3.8 dan gambar 3.2.
Pembahasan
Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah disusun dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama, guru dalam hal ini memperkenalkan model pembelajaran make a match peneliti kepada siswa. Pada akhir siklus 1 siswa diberikan tes evaluasi berupa tes pilihan ganda sebanyak 10 soal untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran setelah menerapkan model pembelajaran make a match.
Pada akhir Siklus 2, guru menyelesaikan tes evaluasi pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 soal untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya setelah menerapkan model pembelajaran make a match. Hal ini menunjukkan bahwa model match-learning dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas karena belajar itu menyenangkan atau belajar sambil bermain. Siswa dapat menggambar bentuk persegi berdasarkan sifat-sifatnya melalui model pembelajaran make a match.
Siswa dapat menggambar bentuk persegi panjang berdasarkan sifat-sifatnya melalui model pembelajaran make a match. Siswa dapat menggambar bangun datar segitiga berdasarkan sifat-sifatnya melalui model pembelajaran make a match. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang, sisi, dan sudutnya dengan menggunakan model pembelajaran make a match.
Siswa dapat menjelaskan sudut sebagai luas yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif make a match. Matching (mencari pasangan), percakapan. o Berikan salam pembuka dan tanyakan kabar dan kehadiran siswa. o Tingkatkan kesiapan mental siswa untuk belajar dengan cara bertanya kepada siswa dengan lantang “apakah anda sudah siap”.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Oleh karena itu, model pembelajaran make a match dapat menjadi solusi alternatif bagi guru dalam pembelajaran matematika yang sampai saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Topik Operasi Komputasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VIII Mts. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Make a Match dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Materi Kit Kelas VII SMPN 1 Pujut Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.
Menjelaskan pokok bahasan dan uraian pokok bahasan dalam ikhtisar. y Siswa dibagi menjadi empat kelompok, dua kelompok pemegang kartu soal dan dua kelompok pemegang kartu jawaban, sesuai dengan tahapan pembelajaran make match. o Setiap siswa mendapat satu kartu dan masing-masing mendapat satu kartu, berdasarkan tahapan pembelajaran menjodohkan. o Rusa. Segiempat dengan 4 sisi yang sama dan 4 sudut siku-siku adalah definisi dari bentuk datar. Menjelaskan pokok bahasan dan uraian pokok bahasan dalam ikhtisar. o Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok memegang kartu soal dan kelompok lainnya memegang kartu jawaban, sesuai dengan tahapan pembelajaran menjodohkan. o Setiap siswa dibagikan kartu dan masing-masing dibagikan satu kartu, sesuai dengan tahapan belajar suatu pertandingan. o Rusa.