• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan hasil belajar siswa - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peningkatan hasil belajar siswa - etheses UIN Mataram"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemudian KKM kelas IV tahun pelajaran 2015/2016 dinaikkan menjadi ≥ 65,4 Hal ini juga berarti semakin besar kemungkinan persentase siswa tidak mencapai KKM. Rendahnya pemahaman siswa dalam memahami materi dengan baik dan benar disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan guru di kelas masih bersifat klasikal yaitu guru berdiri di depan kelas sedangkan siswa duduk rapi di tempatnya masing-masing. Jika kondisi seperti itu dibiarkan akan berdampak negatif terhadap pemahaman siswa dalam menjawab soal dengan baik dan benar di kelas IV MI NW Johar Pelita.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Nw Johar Pelita Tahun Pelajaran”.

Sasaran Tindakan

Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap paling tepat untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat. Keuntungan menggunakan metode eksperimen ini adalah siswa lebih aktif dalam melakukan dan memecahkan sendiri, dapat melakukan langkah-langkah berpikir ilmiah, pemahaman siswa menjadi luas.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV MI Nw Johar Pelita Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat teoritis
  • Manfaat praktis

Bagi sekolah sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan dan masukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA. Bagi peneliti, sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian serta menambah wawasan peneliti dalam hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Telaah Pustaka

Judul: Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI NW Sukamulia Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Kelas V MI NW Sukamulia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran IPA melalui metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI NW Sukamulia.

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI NW Sukamulia tahun pelajaran 2014/2015.

Kajian Pustaka

  • Hasil belajar
  • Metode Eksperimen
  • Mata Pelajaran IPA

Dalam konteks ini, hasil belajar adalah perolehan proses belajar siswa sesuai dengan tujuan belajar (goals tercapai). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus diperhatikan sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran.

Dalam eksperimen, apabila alatan tidak mencukupi, tidak semua pelajar boleh melakukannya.

Kerangka Pikir

Faktor guru, kurang variatif dalam penggunaan metode karena kurangnya peralatan, dan terlalu sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Sedangkan faktor peserta didik, kurang memadainya eksperimen KD yang membutuhkan penalaran dan pembuktian konsep/teori disebabkan kurangnya peralatan eksperimen di sekolah. Bukti dan pengalaman nyata dalam pembelajaran kurang efektif jika dilakukan dengan pendekatan eksplanasi, seperti yang dilakukan guru selama ini.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencapai pengalaman belajar yang nyata bagi siswa adalah metode eksperimen. Karena metode eksperimen sebagai metode pengembangan pengetahuan akan dapat merangsang sikap ilmiah siswa melalui percobaan diri yang sederhana, dan membuktikan kebenaran kata-kata yang diketahuinya tetapi tidak dipahami artinya. Oleh karena itu, metode eksperimen merupakan salah satu metode yang cocok dilakukan di MI/SD dalam bentuk eksperimen sederhana.

Penggunaan metode eksperimen diharapkan mampu mendorong, bukan hanya menerima, rasionalitas siswa dalam berpikir dan bertindak.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Rencana Tindakan
    • Tahap Perencanaan Tindakan
    • Tahap Pelaksanaan Tindakan
    • Tahapan Evaluasi
    • Refleksi
  • Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
    • Observasi dan Pengamatan
    • Tes
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Cara Pengamatan
  • Analisis Data dan Refleksi
    • Analisi Data
    • Refleksi

30 Suharsimi Aritkunto, Suhardjo dkk, Penelitian Tindakan di Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. Tahapan ini berupa penyusunan rencana tindakan yang menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana tindakan akan dilaksanakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan langkah-langkah yang telah disiapkan.34 Tahap ini sebenarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti (guru, jika bertindak sebagai peneliti) mengamati dan mencatat segala sesuatu yang perlu dan terjadi selama pelaksanaan tindakan. 4) Refleksi.

Refleksi dalam PTK meliputi analisis, sintesa dan evaluasi hasil observasi terhadap langkah-langkah yang dilaksanakan. Hasil refleksi analisis data pada siklus I digunakan untuk perencanaan siklus II. siklus, dengan memperbaiki kekurangan pada siklus pertama. Observasi dilakukan dengan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa.

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk, tes hasil belajar proses dan tes hasil belajar psikomotorik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah kegiatan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses.

Pengamatan dilakukan selama proses belajar mengajar bekerja sama dengan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Selain itu, apabila rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa pada tes sebelumnya dan minimal 75% siswa mencapai nilai SKBM (minimal 75).

Gambar 2.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 31
Gambar 2.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 31

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

  • Profil MI NW Johar Pelita
  • Letak Geografis MI NW Johar Pelita
  • Keadaan Guru MI NW Johar Pelita
  • Keadaan Siswa MI NW Johar Pelita
  • Visi dan Misi MI NW Johar Pelita

Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Johar Pelita terletak di Desa Jatisela Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat. Guru atau tenaga pengajar di MI NW Johar Pelita adalah guru negeri dan guru agama yang berstatus negeri maupun swasta. Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang guru negeri, 12 orang guru swasta, dimana 5 orang laki-laki dan 7 orang guru perempuan di MI NW Johar Pelita.

Dari klasifikasi guru yang mengajar di MI VP Johar Pelita dapat dikatakan cukup memadai dalam proses belajar mengajar karena rata-rata tenaga pengajar menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Dengan tersedianya tenaga pengajar yang memadai, sangat memungkinkan MI NW Johar Pelita untuk berprestasi. MI VW Siswa Johar Pelita berasal dari desa Johar Pelita dan beberapa desa di desa Jatisela seperti ireng dayê, ireng lauq, montong pace dan dari desa lain seperti desa sesele.

Tabel 3.1 Keadaan Guru MI NW Johar Pelita  No   Nama Guru  L/P  Ijazah Terakhir  Jabatan   1  Mahsun, S.Ag  L   S1/ STIT Bima  Kepala Sekolah  2  Haeniah, S.Pd.I  P  S1/ IAIN Mataram  Guru PNS  3  A.Wahid M.Sidik, A
Tabel 3.1 Keadaan Guru MI NW Johar Pelita No Nama Guru L/P Ijazah Terakhir Jabatan 1 Mahsun, S.Ag L S1/ STIT Bima Kepala Sekolah 2 Haeniah, S.Pd.I P S1/ IAIN Mataram Guru PNS 3 A.Wahid M.Sidik, A

Hasil Penelitian

Proses pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016 dengan sub topik pembahasan perpindahan kalor dan penerapan metode eksperimen yang diajarkan oleh guru mata pelajaran.Kekurangan yang muncul pada Siklus I adalah siswa kurang antusias dalam kegiatan belajar mengajar karena pada saat proses belajar mengajar berlangsung terdapat siswa yang bermain-main, mengganggu kelompok lain, mengambil alat dan bahan dari kelompok lain, malu untuk mengemukakan pendapat dan sulit menarik kesimpulan. Dari tabel di atas terlihat persentase ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai standar minimal 75% dan klasifikasi aktivitas belajar siswa pada kategori tidak aktif terdapat 13 siswa yang tidak tuntas secara individual pada siklus I. Pada pertemuan siklus selanjutnya akan dilakukan perbaikan proses belajar mengajar.

Karena hasil penelitian pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, maka peneliti merencanakan tindakan pada siklus II. e) Refleksi. Porsi keutuhan proses belajar mengajar pada siklus I adalah 63%, artinya keutuhan yang terlihat dari hasil evaluasi belum mencapai hasil yang diharapkan. Proses belajar mengajar di II. siklus sama dengan proses belajar mengajar pada siklus I yaitu penyiapan semua perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran, seperti RPP, lembar observasi siswa dan guru, lembar kerja siswa, soal evaluasi untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran.

Pada siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Senin tanggal 9 Mei 2016 dimana proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan topik pembahasan energi bunyi. Kegiatan belajar mengajar pada siklus II tidak dilakukan secara berkelompok, melainkan secara individu. Perbaikan dilakukan berdasarkan pengalaman belajar pada Siklus I sehingga guru tampak lebih siap menghadapi siswa dan memberikan bimbingan kepada siswa secara individu.

Setelah percobaan selesai, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II, hasil belajar pada siklus II meningkatkan keaktifan guru dan siswa. Persentase ketuntasan belajar mengajar pada siklus II adalah 75% yang menunjukkan bahwa ketuntasan dari hasil evaluasi sudah mencapai kriteria yang diharapkan, sehingga tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.

Tabel 3.3 persentase aktivitas guru dan siswa siklus I  No   Siklus I  Aktivitas guru  Aktivitas siswa
Tabel 3.3 persentase aktivitas guru dan siswa siklus I No Siklus I Aktivitas guru Aktivitas siswa

Pembahasan

Proses pembelajaran pada siklus II siswa tampak lebih antusias saat pembelajaran karena guru telah menyiapkan rencana, alat dan bahan terlebih dahulu yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Peningkatan atau peningkatan aktivitas guru pada siklus II memberikan dampak yang baik terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan metode eksperimen memiliki beberapa keunggulan salah satunya adalah siswa lebih aktif berpikir dan bertindak dimana siswa lebih aktif belajar mandiri dengan bimbingan guru.

Hal ini harus sudah terlihat karena metode eksperimen ini membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Metode eksperimen adalah kegiatan guru atau siswa untuk mencoba sesuatu dan mengamati proses dan hasil percobaan, yang penggunaannya akan berjalan seiring dengan logika induktif (membuat kesimpulan berdasarkan sejumlah buku, fakta atau data). Keuntungan menggunakan metode eksperimen ini adalah siswa lebih aktif dalam melakukan dan memecahkan sendiri, dapat melakukan langkah-langkah dalam berpikir ilmiah, pemahaman siswa menjadi luas, hasil belajar juga akan meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA IV. mata kuliah perpindahan kalor di MI NW Johar Pelita tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar dan aktivitas dari I. menjadi II. Pada tahap pertama nilai rata-rata siswa sebesar 63%, dan pada tahap kedua sebesar 73% yang berarti terjadi peningkatan sebesar 10%.

Sedangkan penilaian guru terhadap aktivitas adalah 13 pada siklus I dan 15 pada siklus II. siklus dengan persentase 76% pada siklus I dan 94% pada siklus II. siklus, nilai aktivitas siswa adalah 17 pada siklus I dan 20 pada siklus II. Selain itu, penilaian hasil belajar harus objektif, sehingga nilai yang diberikan benar-benar mencerminkan kemampuan siswa yang bersangkutan.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

SARAN

Ya, energi panas dapat dipindahkan, misalnya panas matahari dapat mengeringkan pakaian, dan air yang dipanaskan melalui kompor.

Gambar

Gambar 2.1  : Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..........................
Tabel 1.2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar. 27 Standar Kompetensi   Kompetensi Dasar
Gambar 2.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 31
Table 2.1. Kriteria Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitan ini metode pegajaran menggunakan metode pengajaran mind mapping yang mana dalam metode ini sudah diterapkan pada lokasi penelitian di MIN Sanggeng tetapi belum begitu