• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN

C. Rencana Tindakan

4. Refleksi

Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.36 Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadapa hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian

33 Ibid., h. 76

34 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan, h. 79.

35Suharsimi Aritkunto, Suhardjo, dkk, Penelitian Tindakan h. 78

36 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan, h. 80

25

ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan terstasi.37. b. Siklus II

Hasil refleksi analisis data pada siklus I digunakan untuk merencanakan siklus II, dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I.

D. Jenis Instrument dan Cara Penggunaannya

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Adapun dalam penelitian ini, data diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu:

a. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah suatu tekhnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencacatan secara sistematis.38 Dalam pengertian psikologi, observasi atau pengamatan langsung meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan oleh peneliti dan dua orang pengamat dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan

37 Suharsimi Aritkunto, Suhardjo, dkk, Penelitian Tindakan h. 80

38 Suharsimi Aritkunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 45.

26

ingatan. Tekhnik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.39

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran, yaitu aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi diberikan kepada seorang observer sebelum proses pembelajaran berlansung. Kemudian observer mengisi lembar observasi tersebut pada saat proses pembelajaran berlansung.

b. Tes

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Tes hasil belajar meliputi hasil belajar produk, tes hasil belajar proses, dan tes hasil belajar psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan melaksanakan eksperimen.

Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes hasil belajar dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Untuk penskoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.40

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah kegiatan mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses

39Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta.2013), hal.

145.

40 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implemtasinya dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 114.

27

belajar mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal dengan masing-masing butir 1 skor. Tes dalam bentuk pilihan ganda diyakini mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret sampai bulan Mei kelas IV di MI NW Johar Pelita pada tahun pelajaran 2015/2016.

F. Cara Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung kolaborasi dengan teman sejawat menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Adapun yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana guru menyajikan pelajaran, dan bagaimana sikap siswa dalam belajar, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan sekenario yang dibuat.

G. Analisis Data dan Refleksi

a. Analisis data hasil belajar siswa

Data yang terkumul tidak akan bermakna tanpa dianalisi yakni diolah dan diinterprestasikan. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterprestasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang

28

jelas sesuai dengan tujuan penelitian.41 Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, dan menggolongkan data untuk menjawab dua permasalahan pokok, yaitu; a). Tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini, b). Seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut.

Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa, data tersebut dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ketercapaian ketuntasan belajar siswa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam proses belajar di katakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran yang diberikan apabila memperoleh nilai ≥ 65.

Untuk mencari nilai peneliti menggunakan rumus:

N =skor yang diperoleh

skor maksimal x 100 Keterangan:

N = Nilai

100 = Nilai tetap.42 2) Ketuntasan klasikal

Ketuntasan belajar klasikal dikatakan telah tercapai apabila target pencapaian ≥ 75% dari jumlah siswa dalam kelas bersangkutan yang telah memenuhi kriteri ketuntasan belajar individu. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

41 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan, h. 106

42Purwanto, Evaluasi Hasil, h. 207.

29

P =∑siswa yang tuntas belajar

∑ siswa x 100

Keterangan:

P = Ketuntasn klasikal

∑ siswa yang tuntas belajar / mendapatakan nilai ≥ 65.

∑ siswa = Jumlah siswa yang ikut tes.43

Table 2.1. Kriteria Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Skor Kognitif Kriteria

81 – 100 Sangat Baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup Baik

21- 40 Kurang Baik

0 – 20 Tidak Baik

Selain itu jika rata-rata hasil belajar siswa lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa pada tes sebelumnya dan minimal 75% siswanya mencapai nilai SKBM (minimal 75).

b. Refleksi

Refleksi dilakukan pada tahap akhir siklus. Pada tahap ini peneliti, guru, dan teman sejawat mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklus. Refleksi dilakukan dari data kualitatif

43Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru (Bandung: CV. Yrama Widya, 2009), h. 41.

30

sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.

Peneliti bersama guru kelas merefleksi kegiatan pembelajaran selam tindakan siklus II berdasarkan hasil pengamatan tentang aktivitas belajar IPA dengan penerapan metode eksperimen. Aktivitas belajar IPA selama prose pembelajaran pada siklus II dengan jumlah siswa 23 orang atau 81%

yang berada pada katagori sangat baikdibandingkan dengan siklus sebelumnya, hal ini sudah mencapai kriteria keberhasilan jadi peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnnya.

31 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Profil MI NW Johar Pelita

Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Johar Pelita Jatisela adalah salah satu Madrasah Ibtidaiyah swasta di desa Jatisela kecamatan Gunungsari. Madrasah ini bernaung di bawah Yayasan Nahdlatul Wathan yang didirikan pada tanggal 15 Juli 1985, dan luas 2000𝑚2 dengan piagam Nomor : Wr.85.140 Ts/I/88, dengan status diakui.

Tekait dengan status akreditasi MI NW Johar Pelita Jatisela ini sudah terakreditasi A berdasarkan Surat Keputusan Tertanggal 24 Desember 2013 Nomor: 112/BAP-SM/KP/XII/2013.

MI NW Johar pelita ini sudah 10 kali pergantian kepala sekolah dan saat ini sedang dipimpin oleh Bapak Mahsun, S.Ag. Semenjak MI NW Johar Pelita ini di bawah kepemimpinan Bapak Mahsun S.Ag, semua masalah perkembangan pendidikan mulai diperbaharui dan pelaksanaan proses belajar mengajar banyak mengalami kemajuan. Salah satunya mengenai pengaturan jadwal pelajaran yang menyangkut waktu pembelajaran dimana pada waktu sebelumnya para siswa menyelesaikan pelajaran di bawah pukul 12.00 wita menjadi sampai pukul 13.00 wita.44

44 Munawir kholid, Wawancara, Johar Pelita 19 Mei 2016.

30

32 2. Letak geografis MI NW Johar Pelita

Secara geografis, Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan Johar Pelita terletak di desa jatisela kecamatan gunungsari kabupaten Lombok Barat.

Madrasah ini berada di jalan raya jatisela. Dari letak geografis MI NW Johar Pelita memiliki letak yang cukup strategis karena jalan raya jatisela merupakan jalan penghubung antara kecamatan Batulayar, kota Mataram dan kecamatan Gunungsari.

Batasan-batasan Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Sebelah barat berbatasan dengan gedung MTs NW Johar Pelita b. Sebelah timur berbatasan dengan persawahan

c. Sebelah utara dengan jalan raya jatisela dan kampung Johar Pelita

d. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan persawahan desa sesela.45

3. Keadaan Guru di MI NW Johar Pelita

Guru atau tenaga pengajar yang ada di MI NW Johar Pelita adalah guru-guru umum dan guru-guru agama yang berstatus negeri dan swasta.

Lebih jelasnya keadaan guru atau tenaga pengajar yang ada di MI NW Johar Pelita dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

45 Observasi di MI NW Johar Pelita, Tanggal 20 Mei 2016

33

Tabel 3.1 Keadaan Guru MI NW Johar Pelita No Nama Guru L/P Ijazah Terakhir Jabatan 1 Mahsun, S.Ag L S1/ STIT Bima Kepala Sekolah 2 Haeniah, S.Pd.I P S1/ IAIN Mataram Guru PNS 3 A.Wahid M.Sidik, A. Ma L PGA Mataram Guru PNS 4 Abdullah Munzir, S.Pd L S1/UMM Guru Honor

5 Munawir Kholid S.Pd L S1/UMM Guru Honor

6 M.Saleh L D2/Gunung Sari Guru Honor

7 Sare’ah, S. Pd P S1/IAIN Mataram Guru Honor

8 Eni Haryani, S.Pd P S1/UMM Guru Honor

9 Erlina Muliasih, A.Ma. P S1/IAIN Mataram Guru Honor 10 Sumarni, S.Pd P S1/IAIN Mataram Guru Honor

11 Abdurrahman L SLTA Guru Honor

12 Ridwan Bakar, QH L Mahad Guru Honor

13 Zohriah, S.Pd.I P S1/ IAIN Mataram Guru Honor

14 Hudni, S. Pd L S1/IAIH Lotim Guru Honor

15 Munawar Aija, QH L D2/UNW Mataram Guru Honor

Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah guru Negeri di MI NW Johar Pelita sebanyak 3 orang, guru swasta sebanyak 12 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 5 orang dan guru perempuan sebanyak 7 orang. Dari klasifikasi guru yang mengajar di MI NW Johar Pelita dapat dikatakan cukup memadai dalam proses belajar mengajar karena rata-rata tenaga pengajar telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Dengan tersedianya tenaga pengajar yang memadai tersebut sangat memungkinkan sekali MI NW Johar Pelita akan meraih prestasi.

4. Keadaan siswa di MI NW Johar Pelita

Siswa MI NW Johar Pelita berasal dari dusun johar pelita dan beberapa dusun yang terdapat di desa jatisela seperti ireng daye, ireng lauq, montong pace, dan dari desa-desa lainnya seperti desa sesela. Semua siswa

34

datang ke sekolah tepat pada pukul 07.00 dan memulai aktivitas belajar pada pukul 07.30 wita. Proses belajar mengajar di hari senin-kamis dan hari sabtu dimulai pada pukul 07.30 wita sampai dengan pukul 12.30 wita sedangkan khusus pada hari jumat para siswa pulang pada pukul 11.00 wita.

Dalam kesehariannya, siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Wathan menempuh sekolah dengan berjalan kaki. Hanya ada beberapa siswa yang diantar jemput oleh anggota keluarga mereka dikarenakan jarak rumah dengan lokasi tempat siswa belajar cukup jauh. Setiap hari mereka belajar dengan tertib dan baik. Guru-guru selalu mengisi kelas untuk memberikan pelajaran sesuai dengan bidang studi masing-masing.

Adapun jumlah siswa tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Keadaan Siswa Pada Tahun Ajaran 2015/2016

No Wali Kelas Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Erlina muliasih S.Pd I 12 10 22

2 Sareah S.Pd II 8 7 15

3 Hainiah A.Ma III 8 11 19

4 A.Wahid M.Sidik A.Ma IV 15 8 23

5 Munawar aija QH, A.Ma V 16 5 21

6 Abdullah munzir S.Pd VI 11 10 21

Jumlah 73 48 121

35 5. Visi dan Misi MI NW Johar Pelita

a. Visi MI NW Johar Pelita

Berilmu dan berasal berdasarkan iman dan takwa b. Misi MI NW Johar Pelita

1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif 2) Memberikan motivasi peningkatan wawasan pengetahuan 3) Memotivasi pengalaman ajaran agama dan aktivitas keagamaan 4) Menumbuhkan nilai-nilai akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-

hari.

B. HASIL PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan energi panas dan energi bunyi dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV di MI NW Joahar Pelita Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian tindakan ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 3 kali pertemuan, yang di mulai Senin tanggal 2 Mei 2016 sampai dengan hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 setelah selesai satu siklus maka diadakan refleksi. Apabila siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Data-data yang diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi pada setiap siklus telah direncanakan. Data dari penelitian ini terdiri dari data kuantitatif yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar siswa dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi. Data kuantitatif yang diproleh dari hasil

36

evaluasi memberikan jawaban mengenai berhasil tidaknya proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA yang diukur dengan peningkatan hasil belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang akan memberikan gambaran tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

Adapun rincian pelaksanaan dan hasil yang diperoleh pada saat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut;

1. Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

Agar penelitian tindakan ini bisa berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang diharapkan, maka perlu dipersiapkan beberapa perencanaan. Adapun perencanaan yang persiapkan dalam siklus I sebagai berikut;

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu mempersiapkan sumber, alat dan bahan atau media pembelajaran yang akan dipergunakan. Pada tahap ini peneliti dan guru menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA yaitu dengan menerapkan metode eksperimen.

2) Lembar kegiatan siswa

Lembaran ini berisi percobaan yang akan dilaksanakan oleh siswa dengan menggunakan metode eksperimen serta langkah-langkah eksperimen.

37 3) Soal-soal evaluasi.

Bentuk soal pada evaluasi siklus pertama yaitu pilihan ganda dan essay.

4) Kunci jawaban.

5) Lembar kegiatan guru dan siswa.

Lembar kegiatan ini berisi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran tentang ketercapaian indikator.

b) Tahap pelaksanaan tindakan

Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanaan pada hari Senin tanggal 2 Mei 2016 dengan sub pokok pembahasan perpindahan panas dan menerapkan metode eksperimen yang diajarkan oleh guru mata pelajaran.

Kegiatan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.

Pada saat proses pembalajaran berlangsung, observer (peneliti) melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. Sebelum melaksanakan eksperimen guru menjelaskan materi terkait dengan perpindahan panas, pengertian energi panas, sumber energi panas, dan alternatif energi panas, setelah siswa mendapatkan materi tersebut kemudian guru menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan eksperimen.

Dalam proses pembelajaran guru sebagai penyaji materi, menyediakan kemudian membagikan alat dan bahan untuk melakukan percobaan seperti;

lilin, balok, korek api, kawat, mentega dan sendok, dan perlengkapan lainnya. Siswa dibentuk menjadi 4 kelompok dan masing-masnig kelompok berjumlah 5 sampai 6 orang. Kemudian guru bertugas sebagai pembimbing

38

dalam melakukan eksperimen. Siswa memulai melakukan eksperimen terkait dengan materi yang dipelajari dengan mengikuti petunjuk dari guru dan langkah-langkah eksperimen. Masing-masing kelompok mencatat hasil eksperimen kemudian mempersentasikan di depan kelas.

c) Pengamatan dan Observasi

Observasi tehadap aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan mengamati guru dan siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Semua aktivitas yang nampak kemudian dicatat dalam lembar observasi yang sudah disediakan.

Segala aktivitas yang nampak pada guru dan siswa ditandai dengan tanda rumput dalam lembar aktivitas sesuai dengan indikator yang muncul.

Tabel 3.3 persentase aktivitas guru dan siswa siklus I No Siklus I Aktivitas guru Aktivitas siswa

1 Skor 13 16

2 Persentase 76 % 66 %

3 Kategori Aktif Kurang

Adapun kekurangan yang muncul pada siklus I adalah siswa kurang antusias dalam kegiatan belajar mengajar, karena ketika proses belajar mengajar berlangsung ada siswa yang main-main, mengganggu kelompok lain, mengambil alat dan bahan kelompok lain, malu mengeluarkan pendapat dan sulit membuat kesimpulan.

39 d) Evaluasi hasil belajar siswa

Setelah melakukan proses belajar mengajar dan guru memberikan soal-soal evaluasi dengan pokok bahasan perpindahan panas. Bentuk soal evaluasi yang diberikan adalah soal pilihan ganda sebanyak 10 butir dan essay 5 butir untuk dikerjakan secara individu. Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar soal untuk dikerjakan, jawaban siswa kemudian diperiksa dengan maksimal skor 100 jika semua jawaban benar dan skor 0 jika siswa tidak menjawab sama sekali. Melalui analisis evaluasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 3.4 Data hasil evaluasi belajar siswa siklus I

No Uraian penilaian Ketercapaian Kategori

1 Nilai tertinggi 95 Tuntas

2 Nilai terendah 15 Tidak tuntas

3 Jumlah siswa seluruhnya 23 Aktif

4 Jumlah siswa yang hadir 23 Aktif

5 Siswa yang tuntas secara individu 10 Kurang 6 Siswa yang tidak tuntas secara individu 13 Belum tuntas

7 Ketuntasan klasikal 45 % Belum tuntas

8 Kkm 65 Tuntas

9 Persentase ketuntasan klasikal 45 % Tidak tuntas

10 Skor observsi aktivitas guru 76 % Aktif

40

11 Skor observasi aktivitas siswa 66 % Kurang Keterangan;

1. Nilai ketuntasan klasikal (persentase)

P =∑siswa yang tuntas belajar

∑ siswa x 100

P = 1023 x 100

= 45 %

Kategori: belum tuntas secara klasikal

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai standar minimal 75% dan penggolongan aktivitas belajar siswa dengan kategori belum aktif, ada 13 siswa yang tidak tuntas secara individu pada siklus I. Pada pertemuan siklus berikutnya akan dilakukan perbaikan pada proses belajar mengajar. Kerena hasil penelitian pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, maka peneliti merencanakan tindakan perbuatan pada siklus II.

e) Refleksi

Persentase ketuntasan belajar mengajar pada siklus I adalah 63%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan dilihat dari hasil evaluasi masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti akan melanjutkan ke siklus berikutnya agar persentase ketuntasan belajar siswa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun kekurangan yang ditemukan pada siklus I adalah

41

1. Guru kurang mengontrol siswa satu persatu, sehingga ada siswa yang mengganggu temannya.

2. Siswa tidak fokus terhadap penjelasan guru, masih banyak yang bermain dengan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru.

3. Siswa sulit membuat kesimpulan hasil belajar.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Proses belajar mengajar pada siklus II sama dengan proses belajar mengajar pada siklus I yaitu mempersiapkan segala perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran seperti RPP, lembar observasi siswa dan guru, lembar kerja siswa, soal evaluasi untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

b. Pelaksaan tindakan

Pada siklus II dilaksanakan dengan satu pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Senin tanggal 9 Mei 2016, proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan pokok pembahasan energi bunyi. Kegiatan belajar belajar mengajar pada siklus II ini tidak dilakukan secara kelompok akan tetapi secara individu. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan oleh guru. Setiap siswa disuruh ke depan kelas satu persatu untuk menemukan bahwa bunyi dapat merambat melalui penggaris atau benda padat. Setelah itu siswa mencatat apa yang didapatkan dalam proses eksperimen tersebut.

c. Pengamatan dan Observasi

42

Dari hasil observasi guru dan siswa, proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, suasana kelas semakin hidup karena interaksi guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa semakin aktif dan tidak ada siswa yang main-main maupun mengganggu teman-temannya sehingga siswa lebih kosentrasi untuk melakukan eksperimen. Perbaikan dilakukan berdasarkan pengalaman pembelajaran pada siklus I sehingga guru terkesan lebih siap menghadapi siswa, memberikan bimbingan kepada siswa secara individual.

Hasil observasi guru dan siswa dalam proses pembalajaran siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siklus pada siklus II

No Siklus II Aktivitas guru Aktivitas siswa

1 Skor 15 17

2 Persentase 94% 81 %

3 Kategori Aktif Aktif

d. Evaluasi

Setelah percobaan dilaksanakan guru memberikan tes evaluasi kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II, hasil belajar pada siklus II ini terjadi peningkatan pada aktivitas guru maupun siswa. Jumlah soal evaluasi dan sistem penilaian pada siklus II sama seperti siklus I. Melalui analisis evaluasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut;

43

Tabel 3.6 Data hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II No Uraian penilaian Ketercapaian Kategori

1 Nilai tertinggi 100 Tuntas

2 Nilai terendah 25 Tidak tuntas

3 Jumlah siswa seluruhnya 23 Aktif

4 Jumlah siswa yang hadir 23 Aktif

5 Siswa yang tuntas secara individu 17 Tuntas 6 Siswa yang tidak tuntas secara individu 6 Belum tuntas

7 Ketuntasan klasikal 74 Tuntas

8 Kkm 65 Tuntas

9 Persentase ketuntasan klasikal 74 % Aktif 10 Skor observsi aktivitas guru 94 % Aktif 11 Skor observasi aktivitas siswa 81 % Aktif

1. Nilai ketuntasan klasikal (persentase)

P =∑siswa yang tuntas belajar

∑ siswa x 100 P = 1723 x 100

= 74 %

44 e. Refleksi

Persentase ketuntasan belajar mengajar pada siklus II adalah 75%, ini menunjukkan bahwa ketuntasan dilihat dari hasil evaluasi sudah mencapai kriteria yang diharapkan, jadi tidak perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya.

C. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan energi bunyi dan energi panas melalui penerapan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil analisis data tiap-tiap siklus, maka diperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan pencapaian hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 63% dan siklus II nilai rata-ratanya 73% meningkat sebesar 10%. Persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 45% dan siklus II 74% dan mengalami peningkatan sebesar 29%.

Sedangkan skor aktivitas guru 13 pada siklus I dan 15 pada siklus II dengan persentase 76% pada siklus I dan 94% pada siklus II sedangkan skor aktivitas siswa 17 pada siklus I dan 20 pada siklus II dengan persentase 74%

pada siklus I dan 81% pada siklus II.

Peningkatan ini tidak terlepas dari usaha perbaikan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I.

Pada siklus I guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa,

Dokumen terkait