BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Retensi
1. Pengertian retensi
Kemampuan retensi merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk menyimpan materi yang dipelajari dan mengungkapkannya kembali pada saat dibutuhkan42. Daya ingat atau retensi yang kuat membuat apa yang diketahui siswa akan tersimpan dalam memori jangka panjang. Siswa yang memiliki retensi yang lemah dapat berpengaruh buruk terhadap hasil belajarnya. Guru sering menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan pada setiap awal pembelajaran, namun kadang guru merasa kecewa karena tidak ada atau sedikit siswa yang mampu menjawab dengan benar sesuai dengan keinginan guru tersebut. Agar tingkat retensi siswa terhadap materi fisika tetap tinggi maka
42 Maharani, S. D. (2016). Perbandingan Potensi Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Cooperative Script Dalam Memberdayakan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik
Rendah. Wacana Didaktika, 4(2), 171-182.
diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa aktif selama proses belajar mengajar atau berpusat pada siswa43.
Retensi berarti mengingat pengetahuan, proses, dan keterampilan yang dipelajari sebelumnya dalam waktu. Keberadaan lembaga akademik berbasis luas adalah bagian dari keyakinan bahwa siswa mengingat apa yang mereka pelajari. Ini adalah kemampuan memori kerja seseorang karena beberapa siswa tidak dapat menyimpan pengetahuan atau mengingat untuk waktu yang lama (memori jangka pendek) dan yang lain memiliki kapasitas untuk menyimpan pengetahuan yang telah disimpan untuk beberapa waktu atau untuk waktu yang lama (jangka panjang) Penyimpanan.44
Retensi merupakan istilah yang menunjukkan kualitas atau kekuatan ingatan seseorang. Ingatan terdiri atas tiga komponen utama, yaitu sensory register, short term memory, dan long term memory. Sensory register adalah ingatan dalam proses waktu yang sangat singkat terhadap hal-hal yang telah diterima oleh panca indera. Informasi yang diterima tanpa perhatian aktif memungkinkan hilangnya memori dan menjadikan lupa. Ingatan jangka pendek sendiri ialah sistem penyimpanan yang dapat menahan 5 – 7 item informasi
43 Susanti, E. D., Indrawati, I., & Yushardi, Y. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction Disertai Metode Demonstrasi terhadap Hasil Belajar dan Retensi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Fisika SMA (Studi Pada Kelas X MIA SMAN Arjasa Jember). Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(3), 255-260.
44Adejoh, M. J., Iji, C. O., & Ochu, A. N. O. (2017). Effect Of Guided Inquiry Instructional Method On Secondary School Students’retention In Biology In Plateau State, Nigeria. ATBU Journal of Science, Technology and Education, 5(2), 131-138.
dalam waktu yang pendek45. Retensi belajar perlu diberdayakan agar sejumlah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang telah dipelajari siswa di kelas dapat terus disimpan, terutama untuk digunakan kembali pada konteks lainnya di waktu mendatang. Demikian pula peningkatan retensi belajar akan mengarah pada peningkatan hasil belajar kognitif siswa46. Ada dua teori kognitif yang secara langsung diterapkan pada pembelajaran kooperatif, teori perkembangan dan teori elaborasi dan teori perkembangan mengasumsikan bahwa interaksi di antara siswa di sekitar tugas yang sesuai meningkatkan retensi siswa. Teori elaborasi mengemukakan bahwa salah satu sarana pembelajaran yang paling efektif adalah dengan menjelaskan materi kepada orang lain. Kegiatan pembelajaran kooperatif meningkatkan pemikiran elaboratif dan lebih sering memberi dan menerima penjelasan, yang berpotensi meningkatkan kedalaman pemahaman, kualitas penalaran, dan akurasi retensi jangka panjang47.
Retensi yang kuat akan membuat apa yang mereka ketahui akan tersimpan dalam memori dan akan memudahkan sel otak untuk berkoneksi satu sama lain. Agar tingkat retensi siswa tetap tinggi, maka diperlukan suatu usaha yang mana mampu membantu siswa agar aktif selama kegiatan belajar
45 Ngadiyono, Y. (2009). Pengaruh Strategi Pengulangan Terhadap Kemampuan Retensi Belajar Pneumatik Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin UNY. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 18(1), 129-149.
46 Maharani, S. D. (2016). Perbandingan Potensi Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Cooperative Script Dalam Memberdayakan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik
Rendah. Wacana Didaktika, 4(2), 171-182.
47 Joshi, P. The Impact Of Cooperative Learning Method On Achievement And Retention Of History Students.
mengajar berlangsung48. Proses belajar mengajar kemungkinan besar dapat meningkatkan prestasi dalam mata pelajaran tersebut, untuk meningkatkan retensi maksimum pengetahuan atau keterampilan lama setelah mereka diperoleh baik di dalam kelas maupun di luar kelas menggunakana model pembelajaran kooperatif49.
C.Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar kelompok yang diselenggarakan dengan prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada pertukaran informasi antara kelompok-kelompok belajar. Setiap peserta didik bertanggung jawab untuk belajar sendiri dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari anggota lain. Upaya pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kegiatan proses belajar melalui kerja kelompok dan juga meningkatkan kegiatan sosial50.
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
48 Astuti, T. A., Nurhayati, N., Ristanto, R. H., & Rusdi, R. (2019). Pembelajaran Berbasis Masalah Biologi Pada Aspek Kognitif: Sebuah Meta-Analisis. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 4(2), 67-74.
49Samuel, I. R. (2018). Effects of jigsaw IV, group investigation and reversed jigsaw cooperative instructional strategies on basic science students’ achievement and retention. International Journal of Innovative Education Research, 6(2), 54-62.
50Setiawan, A., & Ismaniati, C. (2019, June). The Effectiveness of Cooperative Learning Approach type Student Teams-Achivement Division and Numbered Head Together in Social Skill at Elementary School Students. In 3rd International Conference on Current Issues in Education (ICCIE 2018). Atlantis Press.
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran yang berorientasi pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif, sedangkan gurunya adalah sebagai fasilitator untuk mengarahkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk menekankan siswa pada interaksi sosial, dengan tujuan agar siswa dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan pembelajaran secara bersamaan51.
Karakteristik dasar dari model pembelajaran kooperatif harus bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri dalam mempelajari materi, mereka harus merasa bahwa mereka memiliki pandangan yang sama pada sesuatu pembelajaran, mereka harus membagi tugas dan tanggung jawab mereka sendiri di antara anggota kelompok, siswa diberikan evaluasi atau penghargaan yang mempengaruhi penilaian kelompok siswa52.
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan strategi pembelajaran kerja sama yang mana pembelajaran kelompok kecil, dengan tingkat kemampuan berbeda untuk bekerja bersama-sama menyelesaikan tujuan pembelajaran53. Pada model
51Andri, Y., & Yeni, L. F. (n.d.). Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa. 1–9.
52Maonde, F., Bey, A., Salam, M., Suhar, L., Anggo, M., & Tiya, K. (2015). The Discrepancy of Students‟ Mathematic Achievement through Cooperative Learning Model, and the ability in mastering Languages and Science. International Journal of Education and Research, 3(1), 141-158.
53Ramadhan, F., Mahanal, S., & Zubaidah, S. (2016). Potensi Remap STAD ( Reading Concept Mapping Student Teams Achievement Division ) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pentingnya Berpikir Kritis dalam Potensi Remap STAD. 13(1), 203–208.
pembelajaran ini setiap anggota kelompok yang menekankan pada aktivitas peserta didik, belajar dengan cara membentuk kelompok dengan anggota 4 (empat) orang secara heterogen, digunakan dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar54. STAD merupakan variasi model pembelajaran kooperatif yang membagi kelompok dengan memperhatikan kemampuan, dan jenis kelamin55. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, yang anggotanya heterogen dan menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pembelajaran56.
Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran, setelah guru memberikan pemahaman belajar yang maksimal, baik secara individu maupun kelompok57. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membuat belajar siswa aktif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), yang merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik
54Handayani, S., Purwaningsih, Y., & Murtini, W. (2017, October). The Application of STAD Cooperative Learning Using Picture as the Media to Improve Students' Learning Outcomes and Motivation in Learning Social Science. In International Conference on Teacher Training and Education 2017 (ICTTE 2017). Atlantis Press.
56 Sapitri, S., & Hartono, H. (2015). Keefektifan cooperative learning STAD dan GI ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(2), 273-283.
untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams Achievement Divisions (STAD) dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya dalam menyelesaikan tugas. Tipe pembelajaran ini juga dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa58.
b. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh model pembelajaran yang lain adalah:
1. Semua siswa lebih siap atau sudah menyiapkan terlebih dahulu pembelajaran yang akan di bahas pada setiap pertemuan dan melatih siswa untuk bekerja sama untuk saling membantu dalam memahami materi59.
2. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
3. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
59Al Ayubi, S. (2017). Improving Students Learning Outcomes by Using Cooperative Learning with Student Teams Achievement Divisions (STAD) type. JURNAL AXIOMA: Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 2(1), 14-24
4. Aktif berperan dalam menyampaikan materi untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok60.
5. Pemberian penghargaan, team dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu.
Penghargaan ini juga berlaku bagi siapa saja yang bisa memenangkan kuis yang biasanya diberikan oleh guru61.
6. Dapat menunjukkan hasil dari pemahaman belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dan mampu menetapkan konsep yang digunakan62.
7. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena mereka sudah terbiasa untuk belajar kooperatif dalam arti bekerja secara kelompok untuk memecahkan setiap persoalan.
8. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat menciptakan rasa percaya diri pada diri siswa, suasana rukun, saling berbagi dan bertanggung jawab63.
60Uno, H. B., Panjaitan, K., & Lamatenggo, N. (2019, December). Improving Students‟
Learning interest and Outcome through STAD Cooperative Learning Model at SDN 8 Elementary School Kwandang of North Gorontalo Regency. In International Conference on Education Technology (ICoET 2019). Atlantis Press.
61Muhlisin, A., Penelitian, P., Pascasarjana, P., & Semarang, U. N. (2012).
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) TEMA POLUSI UDARA. 1(2).
62Maonde, F., Bey, A., Salam, M., Suhar, L., Anggo, M., & Tiya, K. (2015). The Discrepancy of Students‟ Mathematic Achievement through Cooperative Learning Model, and the ability in mastering Languages and Science. International Journal of Education and Research, 3(1), 141-158
c. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams Achievement Divisions (STAD) antara lain :
1. Siswa yang tidak memiliki kemampuan akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
2. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
3. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan strategi ini.
4. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
5. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
6. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD).
63 Marsih, M. (2013). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Soal Cerita Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Kalam Cendekia Pgsd Kebumen, 1(4).
7. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama64. d. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu metode koperatif paling sederhana dalam belajar, dan merupakan model terbaik bagi guru untuk tahap awal dalam menggunakan kooperatif. model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terdiri dari 5 tahapan sintak, yaitu:
1. Presentasi kelas, Dengan kegiatan ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama kegiatan presentasi kelas berlangsung.
2. Belajar dalam kelompok, siswa dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, fungsi utama tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih fokus untuk mempersiapkan anggota mereka untuk mengerjakan kuis dengan baik.
3. Tes individu, setelah pembelajaran selesai, lanjutkan dengan tes individual (ulangan). Diantara siswa tidak diperbolehkan untuk kerja sama, setiap siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi.
64Ariani, T., & Agustini, D. (2018). Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT): Dampak terhadap Hasil Belajar Fisika. SPEJ (Science and Physic Education Journal), 1(2), 65-77.
4. Skor perkembangan individu, skor didapat dari hasil tes direkam oleh guru untuk perbandingan dengan hasil pencapaian sebelumnya.
5. Tim memberikan penghargaan, pemberian hadiah didasarkan pada skor rata-rata tim, sehingga mereka bisa memotivasi mereka. Penggunaan sistem penilaian dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah untuk menekankan kemajuan daripada persentase jawaban yang benar65.
D. Konsep Meta Analisis 1. Pengertian Meta Analisis
Meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka angka dengan metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya. Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasilhasil penelitian yang sejenis66. Meta analisis bersifat kuantitatif karena perhitungannya menggunakan angka-angka dan
65 Rachmawati, L. A., Supriyanto, T., & Doyin, M. (2019). The Effectiveness of Learning to
Write Poetry with The Student Team Achievement Division (STAD) Model. Journal of Primary Education, 248-253.
66 Chandra, E. (2011). Efektivitas Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi (Meta Analisis Terhadap Penelitian Eksperimen dalam Pembelajaran Biologi). Holistik, 12(1).
statistik yang bertujuan untuk mengolah informasi dari banyak sumber data67. Meta analisis secara sederhana dapat diartikan sebagai analisis atas analisis.
Sebagai penelitian, meta analisis merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang sejenis68.
Pada meta analisis ini dilakukan studi terhadap artikel-artikel penelitian yang mebahas tentang pemebelajaran biologi sepuluh tahun terakhir yang telah dipublikasi pada jurnal nasional ber-ISSN. Artikel-artikel yang digunakan semua artikel yang mebahas tentang media pembelajaran di Indonesia, dengan pencarian daring melalui SINTA dan Google Schoolar. Kemudian dilakukan klasifikasi berdasarkan jenis metode penelitian yang digunakan, jenis media, tingkat Pendidikan, dan materi yang digunakan sebagai konten dalam media yang diteliti69.
2. Kelebihan Meta Analisis
a. Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.
b. Termasuk pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel, sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.
67 Kurniawti, A., Festiyed, F., & Asrizal, A. (2019). Meta-Analisis Efektifitas Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta
Didik. Pillar Of Physics Education, 12(4).
68 Sawitri, Y., & Azis, H. (2020). Meta Analisis: Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 6(1).
69 Surata, I. K., Sudiana, I. M., & Sudirgayasa, I. G. (2020). Meta-Analisis Media Pembelajaran Pada Pembelajaran Biologi. Journal Of Education Technology, 4(1), 23-28.
c. Meta analisis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.
d. Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasilhasil yang tidak signifikan, sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
e. Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari studi yang bermacam-macam.
f. Pada penelitian bidang bisnis, Meta analisis membuat organizational behaviour yang baik.
2. Kekurangan Meta Analisis
a. Banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki sampel – sampel yang bias serta datadata yang tidak perlu (sampah).
b. Meta analisis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja, sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.
c. Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
d. Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
e. Bisa saja terjadi metodological error70.
70 Chandra, E. (2011). Efektivitas Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Biologi (Meta Analisis Terhadap Penelitian Eksperimen dalam Pembelajaran Biologi). Holistik, 12(1).
E.Kerangka berpikir
Gambar 2.1 kerangka berpikir meta analisis
Penelitian model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) telah banyak dilakukan
Belum diketahui efektivitas model Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap berpikir kritis dan retensi siswa dalam konteks yang lebih luas
STUDI META-ANALISIS
Penelusuran atrikel/jurnal melalui: Google Cendikia mengenali Student Teams Achievement Divisions (STAD), berpikir kritis dan retensi
Standar Deviasi+ Rata-rata + Ukuran Sampel
Effect size besaran pengaruh
Interpretasi
Informasi tentang efektivitas pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap berpikir kritis dan retensi dalam konteks yang lebih luas
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dengan teknik meta-analisis. Meta analisis adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mereview, dan menganalisis data hasil penelitian yang dilakukan dari beberapa artikel terdahulu71. Metode penelitian meta analisis yaitu, review sistematik, deskriptif dengan menganalisis data hasil penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan, berkaitan dengan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), berpikir kritis, dan retensi siswa72.
B.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh publikasi hasil penelitian terkait pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap keterampilan berpikir kritis berupa jurnal, skripsi dan hasil penelitian ilmiah pada semua jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi).
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini terdiri jurnal dan artikel hasil penelitian
71 Asror, A. H. (2016, February). META-ANALISIS: PBL. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 508-513).
72 Astuti, T. A., Nurhayati, N., Ristanto, R. H., & Rusdi, R. (2019). Pembelajaran Berbasis Masalah Biologi Pada Aspek Kognitif: Sebuah Meta-Analisis. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 4(2), 67-74.
yang berkaitan dengan judul penelitian “pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap kemampuan berpikir kritis dan retensi siswa pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan Universitas sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan.
C.Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian berupa 10 publikasi ilmiah yang ditelusuri menggunakan google cendekia berupa artikel, jurnal, skripsi, tentang model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap berpikir kritis dan retensi siswa dari tahun 2010 sampai 2020, menggunakan penelitian Quasi Eksperimen dengan memiliki data nilai rata-rata dan nilai Standar Deviasi.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian meta analisis, semua publikasi ilmiah yang ditelusuri menggunakan google cendekia berupa artikel, jurnal, skripsi, tentang model pembelajaran kooperatif dengan variabel terikat yang tidak ditentukan serta publikasi tahun di bawah 2010 dan tidak memiliki nilai rata- rata dan Standar Deviasi.
D. Teknik pengumpulan data
Pemgumpulan data pada penelitian ini dilakukan sesuaikan dengan langkah- langkah meta analisis. Langkah-langkah meta analisis meliputi:
1. Merumuskan tujuan: Tahap pertama yakni mendefinisikan pertanyaan ulasan, membuat hipotesis, dan mengembangkan judul ulasan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Pengumpulan data penelitian: Pengumpulan data dilakukan dengan pada penelitian meta analisis, menggunakan 10 publikasi ilmiah yang ditelusuri menggunakan google cendekia berupa artikel, jurnal, skripsi, tentang model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap berpikir kritis dan retensi siswa yang sesuai dengan pembahasan. Data-data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut:
Nama peneliti, judul pada penelitian, dan tahun publikasi, karakteristik sampel yang digunakan, variabel penelitian, materi yang digunakan 3. Pengkodean artikel (coding), proses pengkodean dilakukan untuk
mengetahui sampel yang akan digunakan dalam menganalisis artikel, sehingga mudah membedakan artikel yang termasuk dalam kriterian inklusi dan eksklusi.
4. Menentukan effect size: Variabel-variabel yang digunakan pada pemberian kode untuk mencari informasi besar pengaruh (effect size) pada meta analisis kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap berpikir kritis dan retensi siswa
5. Menganalisis data penelitian: Artikel-artikel yang masuk ke dalam kriteria insklusi, selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase dari setiap data yang didapatkan. Menghitung ukuran effect size menggunakan rumus Glass Delta. model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan sesudah menggunakan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk menentukan besarnya peningkatan. kemudian penskoran untuk menentukan besarnya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap keterampilan berpikir kritis dan retensi. Tahap selanjutnya interpretasi, yaitu pengelompokan data hasil effect size berdasarkan jenjang penelitian dan mata pelajaran sesuai dengan variabel terikat.
E.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara analisis statistik deskriptif. Statistic deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk membandingkan, pengaruh variabel terikat dan variabel bebas dalam menentukan rata-rata sampel penelitian. Penghitungan effect size menggunakan rumus Glass dengan rumus sebagai berikut73.
73 Asror, A. H. (2016, February). Meta-Analisis: PBL. In Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 508-513).