BAB II KAJIAN SURAH YUSUF DAN KONFLIK KELUARGA
B. Kajian Surah Yusuf
4. Ringkasan Kisah dalam Surah Yusuf
Berikut adalah ringkasan kisah Yusuf as yang terdapat dalam QS.
Yusuf. Penulis membagi ringkasan kisahnya dengan menjadikan lima tema:
a. Mimpi Yusuf as
Yusuf AS adalah anak Nabi Ya’qub as bin Ishaq anak Ibrahim AS.
Dia adalah anak yang sangat disayang oleh ayahnya karena paling baik
21 Hamsa dkk, Kajian Kesusatraan Modern Kisah Yusuf as, (IAIN Pare-Pare Nusantara Press: Pare-Pare, 2019), h. 34
22 Hamsa dkk, Kajian Kesusatraan Modern Kisah Yusuf as, h. 35
ahlaknya, bagus rupanya terlebih setelah ibunya meninggal. Dari situlah saudara-saudara Yusuf merasa dengki terhadapnya. Saudara- susadara Yusuf selain Bunyamin merasa kurang senang kepadanya sebab ayahnya mereka pandang kurang adil terhadap anak-anaknya (sangat mengasihi Yusuf) melebihi dari mereka.
b. Kedengkian Saudara Yusuf
Akibat kedengkian saudara-saudara Yusuf, mereka bermusyawarah untuk menyingkirkan Yusuf dari ayahnya. Pada akhirnya tanpa disangka, ia dibuang ke dalam sumur oleh saudara- saudaranya. Kemudian Yusuf dipungut oleh seorang musafir dan dijual kepada penguasa Mesir dengan harga yang murah.
c. Yusuf hidup di kerajaan Mesir
Seiring berjalannya waktu, Yusuf diangkat menjadi penyangga kerajaan Mesir bisa dikatakan sebagai menteri karena raja telah melihat kepandaian dan perilaku yang baik terhadap Yusuf. Karena ketampanannya, Yusuf difitnah berzina oleh isttri sang raja, hingga diputuskan untuk Yusuf dimasukkan ke dalam penjara.
Selama di dalam penjara Yusuf pernah menakwilkan mimpi seseoang dan takwil mimpinya terbukti. Hal serupa juga terjadi pada raja pembesar Mesir, yaitu raja tersebut bermimpi melihat tujuh sapi kurus memakan tujuh sapi gemuk, tujuh bulir gandum hijau, dan tujuh bulir gandum kering. Dalam keadaan seperti itu, raja telah mencari orang untuk menakwilkan mimpi tersebut namun raja tidak puas dengan jawaban yang sudah disampaikan kepadanya. Hal ini kemudian berhasil mengingatkan seorang pelayan yang sebelumnya pernah dipenjara mengusulkan kepada raja agar meminta Yusuf untuk menakwilkan mimpinya.
31 Lalu Yusuf menjelaskan bahwa tujuh tahun mulai saat itu, musim berlangsung biasa. Dalam keadaan biasa itu harus melakukan penyimpanan, yaitu berhemat dan menimbun persediaan makanan.
Tujuh tahun berikutnya akan terjadi masa paceklik, namun persediaan makanan cukup kaena penghematan sebelumnya itu. Dan tujuh tahun berikutnya lagi datanglah masa-masa subur kembali, hasil akan berlimpah ruah.
Raja terkesan dengan penjelasan Yusuf. Lalu ia memintanya keluar dari penjara, tapi ia tidak mau menerima keputusan itu sebelum namanya dibersihkan dari isu antara ia dengan istri raja.23 Setelah itu istri raja mengakui kesalahannya. Selanjutnya setelah menyampaikan takwil mimpi raja dan bebas dari penjara. Yusuf menjadi salah satu penyangga kerajaan Mesir bisa dikatakan pula sebagai menteri. Dia mengemban tugas-tugas kenegaraan dengan sebaik-baiknya, memimpin penanaman, sehingga mendatangkan banyak kebaikan dan berkah.24
d. Yusuf AS bertemu dengan saudara-sadaranya
Musim paceklik tiba. Saudara-saudara Yusuf datang dari Palestina untuk meminta bantuan makanan kepada raja Mesir. Disitulah kejadian bertemunya Yusuf dengan saudara-saudaranya. Para saudara Yusuf datang kepadanya untuk mengambil jatah makanan. Namun pada saat bertemu, Yusuf nampak mengenali siapa saja rombongan dari Palestina yang meminta bantuan untuk diberi jatah makanan, mereka adalah asaudara-saudara Yusuf yang dahulu telah membuangnya ke dalam sumur. Sebaliknya, saudara-saudara Yusuf sama sekali tidak mengenal
23 Salman harun, Mutiara Al-Qur`an Menerapkan Nilai-Nilai Kitab Suci Dalam Kehidupan Sehari-hari, Qaf: jakarta, 2016 , cet I, h.225
24 Muhammad Ali Ashabuni, Qabas Min Nûr Al-Qur`an Al-Karîm, terj. Kathur Suhardi h.181
wajah Yusuf, karena waktu berlalu begitu lama hingga mengubah sosok Yusuf menjadi dewasa bukan lagi sosok anak-anak lagi seperti dulu. Ketika mereka meminta jatah gandum, mereka juga menyebutkan jika tempat mereka tinggal sedang mengalami keterbatasan makanan dan mempunyai adik bungsu yang tidak dibawa karena menemani ayahnya yang sudah tua.
Selanjutnya, setelah mereka datang dan melobi untuk meminta jatah makanan dengan menukarkan barang-barang yang dibawa mereka sebbagai alat tukar, diberikanlah jatah simpanan makanan oleh Yusuf untuk mereka. Di samping itu, Yusuf mempunyai kebijakan untuk mereka, karena Yusuf terlihat sangat ingin bertemu kembali dengan ayahnya. Ia meminta kepada mereka untuk membawa Bunyamin ke hadapan Yusuf dengan ancaman jika mereka tidak membawanya, maka Yusuf tidak akan lagi memberikan bantuan kepada mereka dengan beralasan bahwa Yusuf khawatir jika yang mereka ucapkan adalah bohong.25
Ancaman yang disampaikan Yusuf telah didengar oleh mereka.
Sesampainya mereka tiba di rumah, ketika membuka kantong bahan makanan, mereka melihat bahwa barang yang harusnya mereka tukarkan untuk mendapatkan bahan pangan tersebut masih utuh.
Ternyata Yusuf dengan suka rela memberikan bahan pangan kepada mereka. Mereka juga menceritakan kebaikan-kebaikan penguasa kerajaan yang sampai saat itu tidak mereka ketahui bahwa ia adalah Yusuf. Disampaikan pula kepada Nabi Ya’qub as bahwa penguasa kerajaan Mesir meminta untuk membawa Bunyamin ke hadapan penguasa raja untuk membuktikan bahwa kondisi keluarga yang mereka sampaikan itu benar. Seketika Nabi Ya’qub as terkejut akan
25 Amr Khaled, “Yusuf Misteri Baju Yang Robek”, Navila: Yogyakarta, 2009, h. 174
33 permintaan tersebut, karena ia khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan untuk kedua kalinya. Nabi Ya’qub as tidak mau kehilangan anaknya kedua kalinya, ia tidak mau Bunyamin diperlakukan sama seperti Yusuf yang dulu. Karena sesungguhnya Nabi Ya’qub as sangat dekat dan sayang kepada putranya, Bunyamin. Pasalnya, dari sosok Bunyamin itulah Ya'’ub dapat mencium aroma Yusuf sehingga dapat menjadi pelipur lara di dalam hatinya atas hilangnya sosok Yusuf yang sangat dicintainya.26
Namun, saudara-saudara Yusuf mencoba meyakinkan ayahnya untuk percaya akan pesan yang disampaikan oleh penguasa raja itu dan berjanji akan menjaga Bunyamin. Kepasrahan Nabi Ya’qub as sudah ia serahkan kepada Allah Swt, ia sudah menyerahkan penuh atas penjagaan-Nya kepada Bunyamin. Karena akhirnya, ia memutuskan untuk mengijinkan Bunyamin untuk pergi bersama saudara-saudaranya untuk menemui penguasa Mesir (Yusuf) ketika hendak menukarkan jatah makanan.27
e. Yusuf AS bertemu ayahnya
Hingga akhirnya pada suatu hari, saudara-saudara Yusuf pergi bersama Bunyamin menghadap Yusuf untuk meminta bantuan kembali. Yusuf menyambut dan menjamunya dengan baik, lalu memerintahkan bawahannnya untuk memenuhi kantung-kantung bahan pangan mereka. Ketika Yusuf menjamu mereka, ia mengambil kesempatan untuk menjamu Bunyamin dan mengajak ke dalam kamarnya sambil mengatakan bahwa ia adalah Yusuf kakak kandung Bunyamin. Mereka berdua bertemu dan saling melepas rindu tanpa diketahui oleh saudara-saudara lainnya dan akhirnya merencanakan
26 Saefulloh MS, Kisah Para Nabi terj. Qashash al-Anbiya, Qisthi Press: Jakarta, 2015, h.332
27 Amr Khaled, “Yusuf Misteri Baju Yang Robek”, h 179
sebuah taktik yaitu ia meletakkan piala (tempat minum raja) milik raja ke dalam karung Bunyamin. Setelah mereka bersiap-siap untuk melakukan perjalanan, salah seorang utusan datang menyusul dengan mennyeru berkata bahwa salah satu dari mereka adalah pencuri, utusan itu mengatakan bahwa raja telah kehilangan.
Beberapa saat kemudian mereka tiba kembali ke istana untuk diperiksa. Ternyata ditemukan piala tersebut di dalam kantung bahan pangan milik Bunyamin. Seketika itu, saudara-saudara Yusuf terkejut dan memohon-mohon untuk membebaskan Bunyamin, karena mereka akan juga kebingungan bagaimana menyampaikan kejadian ini kepada ayahnya. Sedangkan, mereka sudah berjanji untuk menjaga Bunyamini dan membawa pulang dengan selamat. Namun hal itu tidak berhasil, keputusan raja mengatakan bahwa barangsiapa yang mencuri, ia akan ditahan di kerjaan.28
Maka tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali mereka pulang tanpa membawa Bunyamin. Sesampainya di rumah, mereka menceritakan bahwa Bunyamin ditahan karena mencuri piala raja.
Semakin sedih perasaan Nabi Ya’qub as mendengar kabar terebut.
Dengan penuh tawakkal Nabi Ya’qub as pasrah kepada Allah Swt atas apa yang sudah terjadi. Tak tahan melihat kesedihan ayahnya, mereka merasa iba karena ayahnya mengalami duka yang mendalam. Lalu mereka memutuskan untuk kembali pergi ke kerajaan Mesir dan mengiba-iba memohon untuk membebaskan Bunyamin kepada Yusuf.
Sesampainya disana, Yusuf tidak kuat menahan kesedihan tentang apa yang sedang dialami oleh ayahnya, maka saat itu juga Yusuf membuat pengakuan bahwa ia adalah Yusuf bin nabi Ya’qub as anak Rahiil yang pernah mereka buang sewaktu masih kecil.
28 Amr Khaled, “Yusuf Misteri Baju Yang Robek”, h 190
35 Setelah mendengar pengakuan Yusuf, mereka mengenali sosok yang sedang mereka hadapi dan mengakui kebaikan dan kelebihan- kelebihannya serta mengakui semua kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan pada saat dahulu dan meminta maaf kepada Yusuf. Berkat akhlak yang baik dan budi pekerti mulia yang dimiliki Yusuf, dengan keikhlasan hatinya, Yusuf memaafkan kesalahan saudara-saudaranya.
Lalu Yusuf menyuruh saudara-saudaranya untuk membawa baju gamisnya agar diberikan kepada ayahnya. Maka, kembalilah mereka ke negeri Kan’an untuk menyampaikan berita gembira kepada ayahnya.
Ketika sampai, mereka langsung memberikan kabar gembira mengenai Yusuf dan Bunyamin dan ketika Nabi Ya’qub as mencium baju Yusuf, saat itu juga Nabi Ya’qub as merasa bahagia dan bersyukur seraya berkata kepada anak-anaknya untuk melupakan kejadian yang sudah lalu dan memohonkan ampun kepada Allah Swt atas dosa-dosa yang telah diperbuat oleh saudara-saudara Yusuf.
Saudara-saudara Yusuf juga menyampaikan pesan dan permintaan Yusuf kepada ayahnya supaya semua keluarga Nabi Ya’qub as berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di istananya. Setiba di istana, Yusuf dan ayahnya saling berangkulan melepaskan rasa rindu yang mendalam hingga bercucuran air mata suka dan bahagia, semuanya bersujud sebagai tanda syukur serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannya ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya seraya mengatakan kepada ayahnya bahwa inilah tabir mimpi yang dahulu itu dan mengangkat kedua tangannya seraya berdoa kepada Allah Swt.29
29 Mariah Ulfa, “Nilai-nilai Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Kisah Yusuf as Alaihis Salam”.skripsi univ. Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2017, h. 64
Setelah pembahasan silsilah keluarga Nabi Ya’qub as, kajian surah Yusuf dan ringkasan kisah dalam surah Yusuf disampaikan. Selanjutnya, penulis akan menyampaikan tentang gambaran secara umum watak dalam tokoh anggota keluarga Nabi Ya’qub as. Penulis hanya menyampaikan 3 penokohan, yaitu Yusuf AS, Nabi Ya’qub as, dan sausara-saudaranya. Karena ketiganya adalah tokoh utama/sentral yang kemunculannya dimulai dari awal hingga akhir kisah, berikut penokohannya:
a. Tokoh Yusuf as
Dalam kisah ini Yusuf AS menduduki sebagai tokoh utama/sentral, karena semua kejadian yang dikisahkan berhubungan dengan Yusuf.
Sebagai tokoh sentral, dialah yang banyak berinteraksi dengan tokoh lainnya. Dalam kisahnya nampak sekali bahwa ia adalah tokoh protagonis (tokoh hero) karena ia menggambarkan sikap yang baik dengan segala sifat keutamaan yang terpuji.
b. Tokoh Nabi Ya’qub as
Dalam kisah ini, Nabi Ya’qub as merupakan tokoh yang wataknya ditampilkan dalam cerita dengan berbagai macam coraknya yang dimiliki bermacam-macam sifat dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya dalam cerita yang pada awalnya berperan sebagai tokoh protagonis.
c. Tokoh saudara Yusuf
tokoh yang wataknya ditampilkan dalam cerita dengan berbagai macam coraknya yang dimiliki bermacam-macam sifat dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya dalam cerita yang pada awalnya berperan sebagai tokoh antagonis, tokoh yang berperan sebagai orang-orang jahat, pendendam, dan iri hati.
d. Tokoh Bunyamin
37 Bunyamin adalah tokoh tambahan sekaligus tokoh yang kehadirannya pasif dalam kisah ini, tapi pada dasarnya tokoh ini memilki sifat protagonis sama persis dengan sifat yang dimiliki oleh Yusuf AS., namun kemunculannya dalam cerita cukup penting. Ia berperan menjadi perantara berlanjutnya cerita. Siasat penahanan dirinya memungkinkan terjadi perjumpaan dan berkumpulnya kembali keluarga Nabi Ya’qub as secara utuh tanpa adanya peran yang dibawakn oleh Bunyamin. Dari tokoh Bunyamin diperoleh pelajaran, bahwa ketaatan seorang anak kepada orang tua atau adik kepada saudara yang lebih tua merupakan suatu keniscayaan.30
Selanjutnya, penulis akan mengantarkan pembaca pada pembahasan selanjutnya yaitu tentang bentuk keluarga campuran (blended family) dan konflik keluarga .
C. Keluarga dan macam bentuknya