EKONOMI MONETER
B. Ruang Lingkup
Ekonomi moneter berhubungan dengan uang dalam perekonomian negara. Uang memegang peranan penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jadi ekonomi moneter membantu mengatur keuangan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.
Ruang lingkup yang dibahas dalam ekonomi moneter (Nopirin, 2015), yaitu:
1. Peran dan Fungsi Uang dalam Perekonomian
Uang dikenal menjadi sebuah alat tukar yang dipergunakan dalam perdagangan atau jual beli. Namun, sebelum mengenal uang, masyarakat melakukan transaksi perdagangan dengan sistem barter atau bertukar barang dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang bersangkutan. Kini transaksi jual beli tak lagi
menggunakan sistem barter melainkan sudah menjadikan uang sebagai alat pembayarannya.
Semakin berkembangnya teknologi, kini yang disebut uang sudah tak lagi hanya berkisar pada uang kertas atau uang logam.
Bentuk uang kini bisa berupa apapun selama dalam satu kelompok masyarakat menyetujuinya dan bisa dipergunakan sebagai alat tukar.
Contohnya saja saat ini seperti mulai maraknya penggunaan uang digital sebagai salah satu cara bertransaksi dalam jual beli.
Secara umum, uang berfungsi sebagai alat tukar dalam pembayaran. Uang mulai banyak digunakan masyarakat karena uang memiliki empat fungsi: Pertama, Uang sebagai tukar-menukar. Uang menjadi alat tukar yang memberikan kemudahan dalam keberhasilan transaksi ekonomi. Keberadaan uang pun menjadi pengganti adanya sistem barter dan meniadakannya. Pasalnya, dalam sistem barter mensyaratkan adanya double coincidence. Dengan adanya uang yang diterima sebagai alat tukar, maka syarat double coincidence tersebut sudah tak lagi relevan.
Kedua, Uang sebagai ukuran atau standar dalam pembayaran yang tertunda. Fungsi uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda ini berkaitan dengan transaksi pinjaman. Uang menjadi salah satu cara menghitung jumlah pembayaran peminjaman tersebut. Karena, lebih masuk akan meminjamkan uang sebesar 1 juta selama 5 tahun daripada meminjamkan seekor kambing untuk 5 tahun.
Ketiga, Uang menjadi satuan nilai. Uang sebagai satuan pengukur nilai berfungsi untuk menentukan nilai dalam pertukaran barang dengan satuan uang tertentu. Uang dapat digunakan sebagai penentu nilai dalam berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan. Uang sebagai alat hitung juga memiliki peran memperlancar pertukaran barang.
Keempat, Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan.
Pada fungsi ini, uang bisa digunakan untuk mengalihkan daya beli
dari masa sekarang ke masa yang akan datang. Penggunaan uang dapat ditahan untuk mengurangi kemampuan daya beli di masa sekarang dan bisa digunakan untuk keperluan di masa mendatang.
Contohnya ketika kita menerima uang dari suatu pembayaran saat ini, kita dapat menyimpannya dan digunakan lagi untuk transaksi barang atau jasa di masa mendatang.
2. Sistem Moneter serta Pengaruhnya terhadap Jumlah Uang
Sistem moneter adalah sebuah sistem di mana terdapat peraturan dan undang-undang yang berkaitan erat dengan faktor pengendalian dan pengawasan uang yang beredar dalam suatu negara. Adanya sistem moneter ini dapat memberikan peran penting dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Fungsi dari sistem moneter ini antara lain adalah: (1) Menciptakan iklim yang lebih fleksibel dan cepat dalam setiap kegiatan ekonomi, termasuk dalam pembayaran atau transaksi lainnya, (2) Penentu arah kebijakan moneter yang akan berdampak pada stabilitas tingkat bunga, dan (3) Berperan dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, dalam penerapannya sistem moneter terdapat tiga unsur pokok yang harus terpenuhi, yaitu: Pertama, Standar uang.
Standar uang terbagi menjadi dua jenis, yaitu standar komoditas dan standar kredit. Standar komoditas ditentukan dengan emas. Sistem moneter berlaku jika memenuhi persyaratan terkait kekuatan emas seperti nilai uang ditentukan dengan banyaknya ketersediaan emas, pasar emas berlaku di dalam dan di luar negeri, serta nilai uang disesuaikan dengan nilai emas yang berlaku. Sedangkan standar kredit menerapkan sistem moneter yang tidak bergantung pada jenis logam tertentu, sehingga tidak bisa ditukar dengan jenis logam apapun.
Kedua, Jenis uang. Sistem moneter berdasar pada beberapa aturan terhadap jenis uang yang beredar di masyarakat. Jenis-jenis uang yang berlaku di Indonesia umumnya terdiri dari uang kartal dan
uang giral. Uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang umum jadi alat transaksi jual beli pada umumnya. Sedangkan uang giral merupakan alat pembayaran dalam bentuk surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh bank umum. Contoh uang giral ini ada cek, bilyet giro, telegrafic transfer, hingga deposito berjangka.
Ketiga, Lembaga penerbitan dan pengendalian uang. Lembaga penerbitan dan pengendalian uang adalah Lembaga yang berfungsi sebagai lembaga memiliki wewenang serta legalitas untuk mencetak dan mengedarkan uang, yaitu bank sentral dan bank komersial. Di mana bank sentral memiliki peran dan wewenang dalam mencetak uang kartal (uang kertas dan uang logam), sedangkan bank komersial memiliki legalitas dan wewenang dalam ruang lingkup pada uang giral (surat-surat berharga seperti cek, giro, sertifikat deposito).
3. Struktur dan Fungsi Bank Sentral
Bank sentral merupakan sebuah lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatur serta menentukan kebijakan moneter dalam suatu negara. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia.
Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral yang memiliki peran dalam menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah, mengatur sistem finansial negara secara menyeluruh, dan menjaga perkembangan serta keberlangsungan sistem perbankan di dalam negeri. Bank sentral memiliki fungsi untuk mengatur sistem perbankan dalam suatu negara untuk mendorong terciptanya kegiatan ekonomi yang lebih stabil. Bank sentral juga menentukan arah kebijakan yang bertujuan menjaga dan memelihara kestabilan mata uang dan tingkat inflasi yang mungkin terjadi.
Bank sentral memiliki tugas pokok yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan perbankan, yaitu: (1) Mengatur dan menjaga seluruh kegiatan terkait dalam tujuan menjaga kestabilan nilai mata uang, (2) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas barang dan jasa, juga meningkatkan pembangunan negara, (3) Memiliki wewenang dalam mencetak uang
baru, (5) Mengendalikan jumlah uang yang beredar, termasuk menarik uang yang sudah beredar untuk menjaga kestabilan ekonomi, dan (6) Mengendalikan serta mengatur seluruh kegiatan bank-bank yang ada di dalam negeri.
4. Pengaruh Jumlah Uang terhadap Kegiatan Ekonomi
Jumlah uang yang beredar adalah seluruh jumlah uang kartal dan uang giral yang ada di masyarakat yang kemudian digunakan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Namun hal ini tak terbatas pada uang kartal dan uang giral saja tapi juga uang kuasi. Jadi, dalam arti yang lebih luas bahwa jumlah uang beredar adalah total dari seluruh jumlah uang kartal, uang giral, dan uang kuasi yang ada di masyarakat. Jumlah uang yang beredar ini termasuk besar kecilnya uang yang digunakan untuk menjaga berlangsungnya kegiatan ekonomi di suatu negara.
Adapun pengaruh jumlah uang terhadap kegiatan ekonomi, antara lain: (1) Tingkat pertumbuhan ekonomi. Jumlah uang yang beredar berpengaruh pada tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi jumlah uang yang beredar bisa menjadi indikasi meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan berlaku juga sebaliknya. Jika jumlah uang yang beredar menurun berarti menunjukkan melambatnya perekonomian sebuah negara, (2) Tingkat suku bunga. Meningkatnya jumlah uang beredar dapat menyebabkan tingkat suku bunga menurun, yang nantinya dapat menarik banyak investasi dan pinjaman kredit untuk kegiatan ekonomi, (3) Daya beli masyarakat. Jumlah uang yang beredar juga berpengaruh pada daya beli masyarakat. Ini menjaga kemampuan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa, dan (4) Harga pasar.
Jumlah uang yang beredar berpengaruh pada inflasi dan deflasi.
Sehingga menjaga harga pasar tetap stabil diperlukan untuk menurunkan risiko adanya inflasi dan deflasi.
5. Pembayaran serta Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter internasional merupakan kerangka kerja institusional saat dilakukan pembayaran internasional, pergerakan modal, dan nilai tukar antar mata uang dilakukan. Sistem moneter juga berhubungan dengan serangkaian perjanjian, undang-undang, aturan, institusi, mekanisme, dan kebijakan yang kompleks terkait pergerakan modal, pembayaran internasional, nilai tukar mata uang.
Tingkat perkembangan ekonomi terdapat banyak faktor yang berpengaruh pada pencapaian tinggi rendahnya pertumbuhan suatu negara. Sistem moneter internasional dapat berjalan melalui lima tahap evolusi, yaitu: (1) Bimetalisme, (2) Standar emas klasik, (3) Interwar period, (4) Sistem Bretton woods, dan (5) Rezim nilai tukar fleksibel atau mengambang terkendali.
C. Konsepsi Islam