• Tidak ada hasil yang ditemukan

ةَثيِبَخ ُ

D. Sahabat, Qarîn

setia,” ia berkata, “Maksudnya adalah, seolah-olah telah menjadi teman dekat.7

1. Analisis penafsiran

Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Jika seseorang melakukan keburukan terhadapmu, terlebih khusus lagi jika mereka adalah kerabat- kerabatmu, sahabat-sahabatmu, mereka berbuat buruk kepadamu, baik melalui lisan mereka maupun perbuatan mereka, maka balaslah mereka dengan kebaikan.

Jika mereka berbuat dzolim kepadamu, maka maafkanlah.

Jika mereka menjelek-jelekkanmu, di belakang maupun di hadapanmu, maka jangan engkau jelek-jelekkan mereka kembali, bahkan maafkanlah mereka, dan balas mereka dengan perkataan yang lembut. Jika mereka mengacuhkanmu, tidak mau berbicara denganmu , maka mulailah salam kepada mereka, sapalah mereka dengan baik.

Niscaya jika engkau telah melakukan itu semua, suayu saat nanti mereka akan berbalik menyukaimu, yang sebelumnya memusuhimu, berbalik menjadi teman setiamu.





















“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”Dan Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) Dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".

(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah Menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu.(QS. Az- Zukhruf [43]: 36-39).

Dalam penafsiran Ath-Thabari maksudnya adalah, siapa yang berpa;ing dari dzikir kepada Allah sehingga tidak takut terhadap siksa-Nya dan tidak takut terhadap hukuman-Nya,

 

  

“kami adakan baginya syetan, maka syetan

itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”

Maksudnya, Kami tetapkanbaginya syetan yang memperdayanya,

 

maka syetan itulah yang menjadi temanyang selalu

menyertainya.” Maksudnya dia juga menjadi teman dekat syetan, sehingga menjadi seperti syetan.8

8 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.52

Para ahli Takwil mengatakan sebagaimana yang kami katakan terkait takwil ini.

Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata: Said menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman-Nya, “Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan, “ ia berkata, Maksudnya adalah, jika dia berpaling dari dzikir kepada Allah, maka Kami adakan baginya syetan.





„Maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu

menyertainya.9

Dalam penafsiran Ath-Thabari pendapat yang tepat menurut kami dalam hal ini adalah maksud ayat ini para ahli takwil mengatakan sebagaimana yang kami katakan terkait takwil ini.10 Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Said menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang ayat

 

“Sehingga

apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di Hari Kiamat),”Dia dan syetan yang menjadi teman yang menyertainya, yaitu mereka berdua.

9 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.54

10 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.57

Firman-Nya,

  

”Dia berkata,

Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib. “ Maksudnya adalah, salah satu dari rekanan ini berkata kepada sahabatnya, “Aku sangat berharap antara aku dan kamu terpisah sejauh jarak antara dua Masyrik.”

Maksudnya jarak antara Masyrik dan Maghrib.11

Disebutkan bahwa ucapan ini disampaikan oleh salah satu dari keduanya kepada rekannya, saat masing-masing dari keduanya menyertai rekannya, hingga menjerumuskannya ke Neraka Jahannam.12

Ibnu Abdil A‟la menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma‟mar, dari Said Al-Jariri, dia berkata: Disampaikan kepadaku bahwa begitu orang kafir dibangkitkan dari kuburnya pada hari kiamat, syetan segera meraih tangannya dan tidak meninggalkannya lagi hingga Allah memasukkan mereka berdua ke neraka. Itu terjadi saat dia berkata,

   



“Aduhai, semoga

(jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib. “ Jadi, syetan adalah sejahat-jahat teman. Adapun orang beriman, yang ditugaskan padanya adalah malaikat yang senantiasa menyertainya hingga dia berkata, “Bisa jadi memberi

11 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.57

12 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.59

keputusan di antara manusia, atau kami kembali pada apa yang dikehendaki Allah. Firman-Nya:





















“(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam adzab itu. “ Maksudnya adalah, pada hari itu, hai orang-orang yang berpaling dari dzikir kepada Allah di dunia, ia tidak memberi manfaat bagimu.13

Kata Qarîn disebutkan pula dalam ayat lain (QS. An-Nisa [4]: 38)







































”Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (QS. An-Nisa [4]: 38)

Dalam penafsiran di atas juga menjelaskan “Barangsiapa yang mengambil syetan itu menjadi temannya, maka syetan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”

Abu Ja‟far berkata: Maksud firman Allah ini adalah “Barangsiapa menjadikan syetan sebagai teman dan sahabat baginya, dan melakukan pekerjaan karena taat kepadanya (syetan).” Dengan mengikuti perintah syetan, meninggalkan perintah Allah dalam membelanjakan harta untuk mendapat pujian dari manusia (bukan

13 Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami‟ Al-Bayan an Ta‟wil Ayi Al-

Qur‟an,hlm.59-60

karena taat pada perintah Allah), serta mengingkari keesaan- Nya.14

1. Analisis penafsiran

Dalam penafsiran ayat diatas yaitu, Barang siapa yang berpaling dari Allah, maka Allah hadirkan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar. karena setan itu adalah sejahat-jahatnya teman (yang menyertai manusia), karena orang yang berpaling dari kebenaran Allah hadirkan setan menjadi teman yang selalu menyertainya, maka tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu hanya akan menyesatkan dirinya dan menunjukkan kepadanya jalan ke neraka Jahim.

Dokumen terkait