• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran-Saran

1. Bagi orang tua dan keluarga

Diharapkan apabila menemukan permasalahan terhadap anak terutama remaja dapat saling bekerja sama antara orang tua dan anggota keluarga lainnya agar kenakalan atau perilaku negatif dari remaja dapat diatasi dengan baik, remaja tidak sampai lari kepada hal-hal negatif lain karena mendapatkan penguatan dari orang tua dan keluarganya.

2. Bagi konseli remaja

Diharapkan konseli remaja bisa terus melaksanakan rencana- rencana perubahannya dengan baik dan konsisten agar perilaku positif terus dilaksanakan serta bergaul dengan hal-hal baik, dan lingkungan yang baik agar keberhasilan identitas dapat terbentuk.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menciptakan karya tulisan dengan berbagai kemajuan dari sebelumnya sehingga dapat melengkapi kekurangan-kekurangan hasil penelitian ini.

97

DAFTAR PUSTAKA

Abidarda, Yulizar, dkk. 2019.PEER COUNSELING: Pendekatan Alternatif dalam Menangani Masalah Remaja. Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Adikara, Dewi. 2020. Tips Mengoptimalkan Kemampuan Belajar Anak. Jakarta Selatan: Rumah Media.

Afriani, Dini. 2022. Pendidikan Seks bagi Remaja. Pontianak: Penerbit NEM.

Afsari, Yuri. 2017. Penerapan Layanan Konseling Individual dengan Terapi Realitas untuk Meningkatkan Kestabilan Emosi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 01 Meda. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Agustinofa, Danu Eka. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Capulis.

Ali, Mohammad Ali, dkk. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Al Qur’án Kemenag.

Ambarita, Jenri. 2021. Pendidikan Karakter Kolaboratif. Palembang: Penerbit Inteligi.

Anggito, Albi Anggito, dkk. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:

Jejak.

Ayu Harisdiane, Ade, dkk. 2020. Treatment Resiliensi Berbasis Formulasi Gambar Penanganan kepada Remaja dengan Orang Tua Bercerai.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.2016.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V. Jakarta Balai Pustaka.

Basri, Hasan. 2016. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya.

Bandung: Alfabeta.

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.terj. E.

Koswara. Bandung: PT Refika Aditama.

Dahlan, Syarifuddin, dkk. 2019. Teori dan Teknik Konseling. Yogyakarta:

GRAHA ILMU.

Desmita. 2017. Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Harahap, Nursapia. 2020. Penelitian Kualitatif. Medan: Wal ashri Publishing.

Jamaluddin, dkk. 2016. Buku Ajar Hukum Perkawinan.Lhokseumawe: Unimal Press.

Jannah, Siti Raudatul, dkk. 2018. Perjuangan. Jawa Barat: CV Jejak.

Jones, Richard Nelson. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi edisi keempat. terj. Helly Prajitno Soetjipto, Sri Mulyantini Soetjipto.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasmanto, dkk. 2022. Dinamika Kejahatan dan Pencegahannya: Potret Beberapa Kasus Kejahatan di Provinsi Riau. Riau: Ahli Media Book.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:

Nusa Indah.

Laela, Faizah Noer. 2017. Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja. Surabaya:

UIN Sunan Ampel Press.

Layliyah, Zahrotul. Perjuangan Hidup Single Parent. Sosiologi Islam. IAIN Sunan Ampel Surabaya. Vol. 3, No. 1 (2013).

Lesmana, Gusman. 2020. Teori dan Pendekatan Konseling.Medan: UMSU Press.

Lestari, Indah Puji, dkk.2021. Model Pencegahan Kenakalan Remaja dengan Pendidikan Agama Islam.Jawa Barat: Penerbit Adab.

Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Maimun, dkk. 2018. Perceraian dalam Bingkai Relasi Suami Istri. Pamekasan:

Duta Media Publishing.

Maulida, Ridha dan Ansori Hasibuan.Padlet sebagai Solusi Orang Tua dalam Mengawasi Pembelajaran Anak secara Daring selama Pandemi Covid-19 (2021).

Maurice, Balcon. 1996. Menjadi Orang Tua yang Baik.Jakarta: Bumi Aksara.

Narullita, Nina Narullita. 2020. Terapi Realitas dalam Membentuk Aktualisasi Diri Gepeng di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras BRSBKL.Skripsi.UIN Kalijaga Yogyakarta.

Persada, Ella Dita. 2018. Efektivitas Konseling Kelompok dengan Teknik Konseling Realitas untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.Skripsi.UIN Raden Intan Lampung.

Potabunga, Yodi Fitradi. Pendekatan Realitas dan Soution Focused Brief Therapy dalam Bimbingan Konseling Islam. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Vol 9, No 1 (2020)

Putri, Ade Ayu Harisdiane, dkk. 2020. Treatment Resiliensi Berbasis Formulasi Gambar Penanganan kepada Remaja dengan Orang Tua Bercerai. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Sahputri, Nurlela.2020. Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Konseling Realitas untuk Mengatasi Rasa Kurang Percaya Diri Kelas VIII SMP Muhammadiyah 05 Medan.Skripsi.UMSU.

Salahuddin, Anas. 2016. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia. Samsu. 2017. Metode Penelitian: Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,

Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research dan Development. Jambi:

PUSAKA Jambi.

Sudirman. 2018. Pisah demi Sakinah: Kajian Kasus Mediasi Perceraian di Pengadilan Agama. Jember: Pustaka Radja.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhariyanto. 2020. Statistik Kriminal 2020. Badan Pusat Statistik.

Sulaiman, Umar Sulaiman. 2020. Perilaku Menyimpang Remaja dalam Perspektif Sosiologi. Gowa: Alauddin University Press.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC.

Suriani, Irma. 2018. Pengaruh Konseling Realitas untuk Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa pada Siswa Kelas VII SMPN SAKRA.

Skripsi.Universitas Hamzanwadi.

Suyahman. 2021. Perkembangan Peserta Didik. Klaten: Penerbit Lakeisha.

Tanzeh, Ahmad. 2018. Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip dan Operasionalnya. Tulungagung: Akademia Pustaka.

Tim Penyusun Tafsir Al-Qur’an Tematik. 2018. Tafsir Al-Qur’an Tematik:Membangun Keluarga Harmonis.Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an.

Ulfiah. 2020. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana.

Wahyuni, Sri. 2021. Psikologi Remaja: Penanggulangan Kenakalan Remaja.

Banggai: Pustaka Star’s Lub.

Wawancara orang tua Ibu Sinin, diwawancara peneliti pada 22 Desember 2022 Wawancara remaja Aisyah, diwawancara peneliti pada 15 Desember 2022 Wawancara remaja Roni, diwawancara peneliti pada 19 Desember 2022 Wawancara subjek Ibu Erna, diwawancara peneliti pada 11 Desember 2022 Wawancara subjek Ibu Nur, diwawancara peneliti pada 13 Desember 2022 Wawancara subjek Ibu Sinin, diwawancara peneliti pada 14 Desember 2022 Willis, S. Sofyan. 2012. Remaja dan Maslahnya: Mengupas Berbagai Bentuk

Kenakalan Remaja, Narkoba, Freesex, dan Pemecahannya. Bandung:

Alfabet.

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Irma Rahmawati

NIM : D20183051

Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 08 Februari 1999

Fakultas : Dakwah

Jurusan/Prodi : Bimbingan dan Konseling Islam

Universitas :Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan.

Apabila dikemudian hari terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka saya bersedia untuk diproses sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.

Jember, 18 Februari 2023 Saya yang Menyatakan

Irma Rahmawati NIM. D20183051

Strategi Orang Tua Tunggal dalam Menangani

Kenakalan Remaja dengan Pendekatan Konseling Realitas (Studi Kasus di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro)

Konseling Realitas

Pengertian konseling realitas

Teknik konseling realitas

Konseling realitas merupakansuatu bentuk hubungan pertolongan langsung yang sistemnya berfokus pada tingkah laku individu saat ini.

(William Glasser) Beberapa teknik dalam konseling realitas

diantaranya:

a. Terlibat dengan permainan peran dengan konseli b. Menggunakan

humor

c. Mengkonfronta sikan konseli dan menolak alasan apapun dari konseli d. Membantu

konseli merumuskan rencana

a. Informan - Orang tua

tunggal di Dusun Kertonegoro Tengah - Remaja Dusun Kertonegoro Tengah - Tetangga

sekitar - Kepala Desa

Kertonegoro b. Hasil observasi dan wawancara c. Dokumentasi d. Kepustakaan

a. Jenis Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif menggunakan studi kasus (case study) di Dusun

Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro b. Teknik

Pengumpulan Data:

- Observasi - Wawancara - Dokumentasi

1. Bagaimana penerapan konseling realitas oleh orang tua tunggal dalam menangani kenakalan remaja di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro?

2. Bagaimana dampak konseling realitas oleh orang tua tunggal dalam menangani kenakalan remaja di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Keronegoro?

3. Apa faktor yang

mempengaruhi

dan model f. Memasang

batasan-batasan dalam terapi konseling g. Menggunkan

terapi kejutan verbal

h. Melibatkan diri dengan konseli

tunggal dalam menangani kenakalan remaja?

2. Orang tua tunggal

Pengertian orang tua tunggal

Penyebab terjadinya orang tua tunggal

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata orang tua tunggal memiliki arti seorang ayah atau ibu yang membesarkan anak seorang diri tanpa pasangan.

Beberapa faktor terjadinya orang tua tunggal:

a. Orang tua tunggal yang disebabkan oleh perceraian b. Orang tua

tunggal yang

Kenakalan Remaja

Pengertian

Kenakalan Remaja

Macam-macam kenakalan remaja

Kenakalan remaja merupakan

perilaku atau suatu tindakan yang dapat merusak dan menggangu baik terhadap diri spendiri maupun orang lain.

Beberapa

kenakalan remaja diantaranya:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain b. Kenakalan yang

menimbulkan korban berupa materi

c. Kenakalan sosial

d. Kenakalan yang melawan status

PANDUAN KONSELING REALITAS

Konsep utama dari teori realitas adalah individu merupakan makhluk rasional yang mampu menilai tingkah lakunya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap kehidupannya. Menurut William Glasser konseling realitas sendiri lebih menekankan kepada pengembangan dan pembinaan kepribadian seseorang agar mampu bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya serta realitas yang ada pada masa sekarang. Dalam praktiknya konseling realitas cenderung menggunakan metode pertanyaan dibandingkan menggunakan pendekatan yang lain.

Wubbolding mengembangkan system kerja WDEP dengan kerangka pertanyaan yang diajukan secara luwes serta tidak dianggap hanya sebagai langkah sederhana.

System WDEP tersebut sebagai berikut :

1. W (Want) = ingin (menjelajahi keinginan, kebutuhan dan persepsi)

“Apa yang anda inginkan?” merupakan pertanyaan utama yang ditanyakan konselor. Teknik ini digunakan untuk menguraikan keinginan dari konseli sehingga mengarah kepada penanganan atau tindakan yang tepat.

2. D (Doing) = petunjuk arah dan tindakan, konseling realitas menekankan pada perilaku individu saat ini sehingga pertanyaan mengenai tindakan dirasa sangat penting. “Adakah upaya yang sudah anda lakukan?” “Apakah tindakan itu membuat anda merasa lebih baik?”. Teknik ini digunakan untuk menyadarkan konseli apakah tindakan yang telah dilakukannya dapat memenuhi keinginannya atau sebaliknya.

3. E (Evaluation) = evaluasi diri. Langkah ini dilakukan agar konseli mampu menilai perilakunya sendiri. “Apakah perilaku yang anda tunjukkan memberi kesempatan yang layak untuk mendapatkan apa yang anda inginkan saat ini?”. Proses evaluasi diri dianggap sangat penting karena dengan mengevaluasi diri diharapkan konseli mampu merunah mindset, berfikir rasional dan menerima kondisi yang ada saat ini.

4. P (Planning) = perencanaan dan komitmen

Teknik ini dilakukan agar konseli mampu membuat rencana serta berkomitmen untuk melaksanakan rencana yang dibuatnya dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Perencanaan yang dibuat harus sederhana, terukur, dapat dicapai, dan terkendalikan oleh konseli agar rencana tersebut efektif yang lebih dikenal dengan system SAMI2C3.

No Tahap Konseling Spesifikasi Konseling Kegiatan Konseling 1 Tahap Pertama

(pendahuluan)

Perkenalan dan membangun hubungan antara konselor dan konseli

- Konselor

mengidentifikasi identitas konseli

- Penjelasan aturan pelaksanaan konseling - Menjelaskan tujuan

diadakannya konseling 2 Tahap kedua

(peralihan)

Eksplorasi masalah yang dihadai atau dialami konseli

- Menstimulasi konseli untuk dapat terbuka terhadap

permasalahannya

- Mempersilahkan konseli untuk mengemukakan permasalahan yang sedang dihadapi

3 Tahap ketiga (kegiatan)

Melaksanakan kerangka kerja Want

- Mengidentifikasi apa keinginan dari konseli

- Mengidentifikasi konflik antara keinginan dan kenyataan yang ada Melaksanakan kerangka kerja

Doing

- Mengidentifikasi

perilaku sukses dan perilaku gagal serta menjelaskan hubungan antara keduanya

- Menstimulasi untuk

mengontrol dan

menangani masalah yang dihadapi

Melaksanakan kerangka kerja Evaluation

- Mengidentifiksi perilaku baru

- Mengevaluasi strategi intuk mencapai perilaku tersebut

Melaksanakan kerangka kerja Planning

- Membuat rencana untuk mencapai perilaku yang diinginkan

- Mengevaluasi rencana yang telah dibuat

4 Tahap keempat (pengakhiran)

Terminasi - Melakukan diskusi

capaian perilaku

- Memberi penguatan kepada konseli untuk lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya - Mengakhiri sesi

konseling

5 Follow up - Hasil dari tindakan

PEDOMAN PENELITIAN A. Pedoman Observasi

No Pernyataan Ya Tidak

1 Kenakalan remaja merupakan gangguan tingkah laku bukan penyakit mental

2 Menekankan perubahan sikap mengikuti perubahan tingkah laku  3 Menilai tingkah laku individu berdasarkan masa sekarang dan tidak

memberatkan pada masa lalu

4 Mendampingi individu dalam menilai perilaku diri sendiri  5 Membangun hubungan baik dalam pemecahan masalah oleh individu 

6 Menekankan aspek kesadaran individu 

7 Tidak memberikan hukuman saat individu melakukan kesalahan 

8 Menekankan rasa tanggung jawab 

No Indikator Kegiatan Konseling Ya Tidak

1 Tahap Pertama (pendahuluan)

- Konselor mengidentifikasi identitas konseli

 - Penjelasan aturan pelaksanaan

konseling

 - Menjelaskan tujuan diadakannya

konseling

 2 Tahap Kedua (peralihan) - Menstimulasi konseli untuk dapat

terbuka terhadap permasalahannya - Mempersilahkan konseli untuk

mengemukakan permasalahan yang sedang dihadapi

3 Tahap Ketiga

(melaksanakan kerangka kerja WDEP)

W (Want)

- Mengidentifikasi apa keinginan dari konseli

- Mengidentifikasi konflik antara keinginan dan kenyataan yang ada

D (Doing)

- Mengidentifikasi perilaku sukses dan perilaku gagal serta menjelaskan hubungan antara keduanya

- Menstimulasi untuk mengontrol dan menangani masalah yang dihadapi

E (Evaluation) 

- Mengidentifiksi perilaku baru

- Mengevaluasi strategi intuk mencapai perilaku tersebut

P (Planning)

- Membuat rencana untuk mencapai perilaku yang diinginkan

- Mengevaluasi rencana yang telah dibuat

4 Tahap Keempat (pengakhiran)

- Melakukan diskusi capaian perilaku - Memberi penguatan kepada konseli

untuk lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya

- Mengakhiri sesi konseling

5 Follow up Hasil dari tindakan 

B. Pedoman Wawancara

1. Pertanyaan untuk subjek penelitian (berperan sebagai konselor) a. Bagaimana proses dalam melaksanakan bimbingan pengarahan ? b. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari bimbingan yang

dilakukan ?

c. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi?

d. Apa bentuk kenakalan yang anda ketahui ?

e. Apa penyebab remaja tersebut melakukan kenakalan ?

f. Apa saja tantangan yang anda hadapi dalam melakukan bimbingan ? g. Apa dampak yang terlihat setelah dilakukannya bimbingan ?

h. Apa tujuan utama dari proses bimbingan yang telah dilakukan ? 2. Pertanyaan untuk remaja (konseli)

a. Apa yang anda inginkan ?

b. Bagaimana upaya yang telah anda lakukan untuk mewujudkan keinginan anda?

c. Apa yang konselor tanyakan setiap melakukan bimbingan ?

d. Bagaimana jawaban anda ketika konselor menanyakan hal tersebut ?

e. Apa yang konselor lakukan agar membuat anda berubah ? f. Apa saja perubahan yang telah anda rasakan setelah melakukan

bimbingan ?

g. Apa rencana anda untuk mewujudkan perilaku efektif ?

DOKUMENTASI

Permohonan izin penelitian kepada Ibu Kepala Desa Kertonegoro

Wawancara dengan remaja Aisyah

Wawancara dengan remaja Roni

Wawancara dengan Subjek Ibu Erna

Wawancara dengan Subjek Ibu Nur

Wawancara dengan subjek Ibu Sinin

Dokumen terkait