PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
Fokus Penelitian
Apa kegunaan konseling reality single parent dalam menangani kenakalan remaja di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro. Apa manfaat penerapan konseling realitas pada single parent dalam menangani kenakalan remaja di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro.
Tujuan Penelitian
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan konseling realitas yang dilakukan oleh single parent dalam menanggulangi kejahatan remaja di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro.
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Kenakalan remaja merupakan perilaku atau perbuatan yang dapat merugikan dan meresahkan baik diri sendiri maupun orang lain. 20Indah Puji Lestari, dkk, Model Pencegahan Kenakalan Remaja dengan Pendidikan Agama Islam, (Jawa Barat: Penerbit Adab, 2021), 16.
Sistematika Pembahasan
Namun pada penelitian yang dilakukan, peneliti tidak terlibat langsung dalam proses bimbingan yang dilakukan oleh orang tua. Mereka berperan sebagai konsultan dalam implementasi konseling kehidupan nyata bagi orang tua tunggal dalam menangani kenakalan remaja. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada peneliti merupakan fase untuk menggali permasalahan yang dihadapi oleh orang tua tunggal melalui bimbingan dan arahan.
Manfaat penerapan bimbingan orang tua tunggal dalam menangani kenakalan remaja terlihat dari perubahan positif yang ditunjukkan oleh konselor Ridho. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan konseling realitas yang dilakukan oleh single parent dalam konteks kenakalan remaja antara lain:. Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan single parent dalam menangani kenakalan remaja adalah faktor keluarga.
Oleh karena itu, faktor lain yang turut mempengaruhi keberhasilan bimbingan yang dilakukan oleh orang tua tunggal adalah: Orang tua tunggal yang berperan sebagai konselor melakukan perlakuan atau tindakan yang kemudian peneliti identifikasi sesuai dengan pendekatan konseling yang sebenarnya. Implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh single parent dengan pendekatan konseling realitas sesuai dengan teori, langkah, dan tahapan terapi realitas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan bimbingan dan pendampingan orang tua tunggal dalam penanganan kenakalan remaja, diantaranya adalah faktor pribadi. Bagaimana dampak konseling realitas yang dilakukan oleh single parent dalam menangani kenakalan remaja di Dusun Keronegoro Tengah Desa Keronegoro.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Kajian Teori
- Orang Tua Tunggal
 - Kenakalan Remaja
 - Konseling Realitas
 
Ada beberapa konsep dasar dalam konseling realitas yang diungkapkan oleh William Glasser, konsep-konsep tersebut antara lain sebagai berikut. Konseling realitas berasumsi bahwa gangguan perilaku bukanlah penyakit mental, melainkan perilaku individu yang tidak bertanggung jawab. Menurut konseling, realitas hukuman tidak efektif dalam menghadapi perilaku individu dan semakin memperkuat identitas kegagalan dalam dirinya.
Tujuan dari konseling realitas adalah untuk membantu individu atau konseli mengambil tanggung jawab atas perilaku atau perilakunya dan mengembangkan konsep identitas kesuksesan yang sesuai. Dalam konseling realitas, peran konselor adalah menciptakan kondisi yang mendukung klien untuk melakukan perubahan dalam dirinya. Fokus utama dalam teknik konseling realitas adalah kekuatan dan potensi yang terkait dengan perilaku sebagai upaya mencapai identitas kesuksesan.
Teori konseling realitas dapat digunakan dalam konseling individu dengan berbagai kelompok seperti anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Pendekatan konseling realitas menekankan masa kini, bukan masa lalu, karena perilaku individu di masa kini paling erat kaitannya dengan kendali konselor. Peneliti memilih lokasi penelitian di Dusun Kertonegoro Tengah Desa Kertonegoro berdasarkan pengamatan sebelumnya mengenai metode atau strategi yang digunakan orang tua tunggal dalam menangani kenakalan remaja, kemudian peneliti mengidentifikasi bimbingan yang diterapkan sebagai pendekatan konseling realitas.
Subyek Penelitian
Orang tua tunggal yang membesarkan remaja hanya berlatar belakang perceraian, baik perceraian karena perpisahan maupun duka karena kematian.
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi selanjutnya pada tanggal 27 November 2022 dengan mengunjungi kediaman subjek penelitian I dan II secara bergantian untuk memperoleh informasi singkat dari orang tua tunggal yang membesarkan remaja nakal dan juga keluarga yang tinggal bersama seperti kakek dan nenek. Pada tanggal 13 Desember 2022, peneliti melakukan wawancara terhadap Subjek Penelitian II dengan prosedur yang sama seperti yang dilakukan pada wawancara sebelumnya dengan Subjek Penelitian I. Pertanyaan yang diajukan peneliti kepada Subjek Penelitian II sama dengan wawancara dengan Subjek Penelitian I. jadi bahwa data yang diperoleh bukan berasal dari diskusi.studi.
Prosedur yang sama diterapkan oleh peneliti dalam wawancara yang dilakukan dengan subjek penelitian III pada tanggal 14 Desember. Wawancara terhadap subjek penelitian III, lebih spesifiknya, dilakukan terhadap orang tua tunggal hanya karena remaja sebagai pelaku kenakalan tidak tinggal di rumah, melainkan berada di pesantren. Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian I, II dan III kurang lebih sama dengan prosedur dan pertanyaan yang sama.
Peneliti juga berusaha memastikan subjek merasa nyaman selama proses wawancara agar wawancara dapat berjalan lancar.
Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah penyajian data, dimana pada saat menyajikan data, data disajikan secara sederhana dalam bentuk naratif. Penyajian data dimaksudkan untuk membantu peneliti memahami fokus masalah dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti hanya menarasikan data-data yang diperoleh dari orang tua tunggal dan juga dari remaja sebagai pelaku kenakalan, dengan menggunakan pendekatan konseling realita, sehingga peneliti dapat menjawab permasalahan yang diteliti.
Data yang diperoleh harus diuraikan dengan bahasa yang jelas untuk menghindari kesalahpahaman dan menyajikan uraian data yang dianggap perlu untuk mendukung pernyataan penelitian. 62 Kesimpulan yang peneliti peroleh dari hasil penelitian mengenai strategi single parent dalam menangani kenakalan remaja adalah beberapa tindakan bimbingan dan pendampingan yang dilakukan oleh single parent sesuai dengan teori konseling realita dan juga tahapan-tahapan yang mengakibatkan remaja menjadi pelakunya. kejahatan itu bisa berubah.
Keabsahan Data
Triangulasi adalah verifikasi data dari berbagai sumber dengan menggunakan sesuatu selain data yang berguna untuk keperluan perbandingan atau verifikasi.64 Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan observasi langsung di lapangan. . . Selain itu peneliti juga memperoleh data dari sumber yang berbeda namun menggunakan teknik yang sama.
Tahap-Tahap Penelitian
Dimana ketiga subjek tersebut adalah orang tua tunggal yang membesarkan anak remajanya menjadi anak nakal. Kenakalan Aisyah saat memasuki usia remaja mirip dengan pertengkaran dengan orang tua dan pacaran. Peneliti memperoleh data melalui wawancara dengan orang tua tunggal yang berperan sebagai konselor dalam proses bimbingan terhadap anaknya.
Pada tahap ini, orang tua tunggal yang bertindak sebagai konselor mendiskusikan temuan perilaku konselor. Manfaat pelaksanaan bimbingan bimbingan yang dilakukan oleh orang tua tunggal dengan pendekatan konseling realita dalam menangani kenakalan remaja berdasarkan pemaparan ketiga topik penelitian sangat membawa perubahan pada diri para pembimbing atau remaja sebagai pelaku kejahatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua tunggal atau konselor dan juga dengan guru pembimbing Roni, peneliti dapat mengetahui bahwa proses bimbingan dan konseling yang dilakukan orang tua tunggal terhadap kenakalan remaja cukup efektif.
Proses bimbingan yang diterapkan oleh orang tua tunggal dengan pendekatan yang baik memastikan klien merasa sangat diperhatikan terutama oleh orang tuanya. Permasalahan yang sering muncul pada masa pertumbuhan seorang anak dapat diatasi dengan bimbingan orang tua kepada anak. Keberhasilan konseling single parent dalam menangani kenakalan remaja juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor dalam diri klien, faktor keluarga, dan juga faktor lingkungan.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Lokasi Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Pembahasan Temuan
93Ridha Maulida dan Ansori Hasibuan, Padlet sebagai Solusi Orang Tua dalam Mengawasi Pembelajaran Daring Anak di Masa Pandemi Covid-19, 127. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap tiga subjek, dalam hal ini single parent yang berperan sebagai konselor. proses bimbingan dan pendampingan yang dilaksanakan untuk menangani kenakalan remaja, diperoleh data bahwa proses tersebut cukup efektif. Orang tua tunggal terlebih dahulu melakukan pendekatan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi remaja sehingga menimbulkan perilaku kriminal.
Kemudian single parent menggunakan tindakan atau perlakuan yang peneliti identifikasi sesuai dengan pendekatan konseling realitas dengan menggunakan sistem WDEP yaitu Want (keinginan), Doing (Melakukan), Evaluation (evaluasi) dan Planning (perencanaan). Orang tua tunggal juga tidak memberikan hukuman atas perubahan perilaku karena dirasa tidak efektif dan semakin mempertegas identitas kegagalan yang ditunjukkan. Faktor generasi muda atau konselor bimbingan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh orang tua tunggal, dimana padahal perubahan yang terjadi bukan karena inisiatif dan keinginan sendiri melainkan dari diri sendiri. perubahan yang terjadi hanya bersifat sementara dan nakal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata single parent berarti ayah atau ibu yang membesarkan seorang anak sendirian tanpa pasangan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dimana tahapan konseling realitas terdiri dari dua komponen utama yaitu hubungan konseling dan penerapan prosedur khusus yang mendorong perubahan. Konselor menggunakan prosedur atau tindakan sesuai dengan sistem WDEP yaitu Wanting, Doing, Evaluation, dan Planning. Manfaat penerapan bimbingan dengan pendekatan realitas pada tiga remaja atau klien menimbulkan perubahan positif.
Dapat dikatakan ketiga konselor mampu berkomitmen dan membuat rencana perubahan perilaku, meskipun perubahan tersebut dilakukan secara bertahap. Berdasarkan pengamatan peneliti, beberapa upaya dan rencana yang dilaksanakan oleh konselor telah menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih baik.
Saran-Saran
Maulida, Ridha dan Ansori Hasibuan.Padlet sebagai solusi orang tua memantau pembelajaran online anaknya di masa pandemi Covid-19 (2021). Efektivitas Konseling Kelompok Menggunakan Teknik Konseling Realitas Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Skripsi UIN Raden Intan Lampung. Meningkatkan Kemandirian Siswa Melalui Konseling Realitas Untuk Mengatasi Kurangnya Harga Diri Kelas VIII SMP Muhammadiyah 05 Medan.Tesis.UMSU.
Pengaruh Konseling Realitas Untuk Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa Pada Siswa Kelas VII SMPN SAKRA. Konseling realitas merupakan suatu bentuk hubungan tolong menolong secara langsung yang sistemnya berfokus pada perilaku individu saat ini. Menurut William Glasser, konseling realitas sendiri lebih menekankan pada pengembangan dan pembinaan kepribadian seseorang agar dapat bertanggung jawab atas perilakunya dan realitas yang ada di masa kini.
D (Do) = arah dan tindakan, konseling realitas menekankan pada perilaku individu saat ini, sehingga pertanyaan mengenai tindakan dianggap sangat penting.