• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang ke-Islaman Tahun Akademik 2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang ke-Islaman Tahun Akademik 2012)."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh : Ines Sukmawati

NIM. 109011000127

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang ke-Islaman

Tahun Akademik 2012).

Sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunnah.Selain al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber tasyri’ dan pedoman hidup umat manusia, ijtihad para ulama juga merupakan sumber pokok yang ketiga. Hasil karya pemikiran dan ijtihad para ulama dan ilmuwan muslim tersebut, kemudian diabadikan kedalam tulisan berbentuk buku atau kitab yang disebut buku-buku turats atau lebih populer dengan sebutan kitab kuning. Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam harus mampu menguasai kajian ilmu-ilmu keislaman yang sumber kajian utamanya berasal dari kitab-kitab turats atau kitab kuning, selain itu kitab kuning juga menjadi referensi utama dalam penulisan tugas akhir mahasiswa khususnya skripsi dalam bidang keIslaman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu gejala atau kejadian. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penggunaaan kitab kuning sebagai referensi dalam penulisan skripsi mahasiswa Juruan Pendidikan Agama Islam bidang keislaman tahun akademik 2012.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, berupa skripsi PAI bid. keislaman tahun 2012, wawancara 10 mahasiswa Jurusan PAI, 2 Dosen bid. studi keislaman dan ketua Jurusan PAI.

(6)

ii

batas. Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW tercinta beserta keluarga, sahabat, dan pengikut sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami selama penulisan skripsi berjudul Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang Ke-Islaman Tahun Akademik 2012)

.

Namun berkat kerja keras, doa dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Marhamah Shaleh, Lc. M.A, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Abdul Ghofur M.A, Pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dalam membagi waktu, tenaga dan pikiran beliau dalam upaya memberikan bimbingan, petunjuk, serta mengarahkan penulis dalam proses mengerjakan skrpsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Prof. Ahmad Syafi’ie Noor, Dosen Penasehat Akademik yang dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi, serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

(7)

iii

tulus, ikhlas, sabar dalam mendidik penulis dari kecil hingga seperti sekarang ini. Selalu menghadirkan untaian do’a untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam menuntut ilmu.

9. Adik-adikku tersayang, (Nurlatifah dan Rizka Fitriandini) yang selalu

mendo’akan kakaknya agar menjadi sarjana. Kakakku (Ahmad Mursyidi) yang selalu menemani, mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. Skripsi dan gelar sarjana ini penulis persembahkan untuk kalian. 10.Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2009, kelas PAI-D dan PAI-Sejarah. Terimakasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan dan motivasi. Tiada hal yang terindah kecuali mengenang masa kita berjuang bersama di kampus tercinta.

11.Sahabat-sahabatku, Siti Marpuah, Ervina Selly Rusliani, Yayan Husnayani, Siti Sofiatun Miskad, dan M. Azhar. Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang kalian berikan.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis yang telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazakumullah Ahsanal

Jazaa” semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis ini, semoga dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis sendiri. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Jakarta, 28 April 2014

(8)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI ………. iv

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR LAMPIRAN………. vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan. ... 6

D. Perumusan Masalah. ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Karya Ilmiah... 7

1. PengertianKarya ilmiah ... 8

2. Macam-macamKarya Ilmiah ... 9

3. Kriteria Karya Ilmiah ... 11

4. Etika Penulisan Karya Ilmiah ... 14

5. Penyusunan dan Penulisan Karya Ilmiah ... 15

6. Penggunaan Literatur Dalam Sebuah Karya Ilmiah... 17

B. Skripsi ... 18

C. Kitab Kuning ... 21

1. Pengertian Kitab Kuning...21

2. Metode Pembelajaran Kitab Kuning...22

3. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning...24

(9)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian... 41

C. Variabel Penelitian ... 42

D. TeknikPengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian... 44

F. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Penggunaan Kitab Kuning sebagai Referensi dalam Penulisan Skripsi Mahasiswa PAI Bidang Keislaman Tahun Akademik 2012... 49

B. Penggunaan Literatur dalam Penulisan Skripsi... 53

C. KaryaIlmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 54

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(10)

vi

Tabel4.1Daftar Skripsi Mahasiswa PAI bidang Keislaman tahun 2012 ... 51

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas Lampiran 3 Surat Keterangan Observasi

Lampiran 4 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Mahasiswa PAI

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Prof. Dr. Abuddin Nata Lampiran 7 Pedoman Wawancara dengan Kajur PAI

Lampiran 8 Pedoman Wawancara dengan Muhbib Abdul Wahab Lampiran 9 Lembar Observasi Mahasiswa

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Dua sumber pokok itulah yang menjadi pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Al-Qur’an sebagai kalam Ilahi yang merupakan sumber utama dan as-Sunnah menjadi sumber utama yang kedua berupa perkataan, perbuatan, maupun

taqrir Nabi Muhammad SAW.

Secara garis besar, sumber tasyri’ Islam terbagi dua bagian, yaitu tasyri’ yang bersumber dari Allah dan tasyri’ yang bersumber dari manusia. Tasyri’ yang pertama merupakan peraturan yang ditetapkan Allah berupa ayat-ayat al-Qur`an dan al-Sunnah. Sedangkan tasyri’ yang kedua merupakan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh para mujtahid tabi’in atau para pengikut tabi’in dan seterusnya, dengan cara meng-istinbath dari tasyri ilahi.1

Rasulullah Saw bersabda :

“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya, jika

berpegang pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku (Hadis).”

Selain al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber tasyri’ dan pedoman hidup umat manusia, ijtihad para ulama juga merupakan sumber pokok yang ketiga,

1

Drs. Supiani, dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. 4, h. 267

2

Muhammad bin Abdul Rauf Al Munawi, Faidhul Qodir Syarah Al Jami As Shoghir,

(12)

yaitu untuk menjelaskan lebih detail pengetahuan maupun hukum yang ada di dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW.

“Ulama ushul menulis bahwa ijtihad adalah mempergunakan segala kesanggupan untuk mengeluarkan hukum syara’ dari Kitabullah dan hadis Rasulullah SAW”.3

Ijtihad juga merupakan kemampuan para ulama atau cendikiawan muslim dalam memperoleh pengetahuan tentang ajaran maupun hukum-hukum Islam, dari ijtihad para ulama menghasilkan istinbat hukum. “Istinbat yaitu mengeluarkan makna-makna dari nash-nash yang terkandung dengan menumpahkan pikiran dan kemampuan (potensi) naluriah.”4. Istinbath hukum merupakan cara yang dilakukan atau dikeluarkan oleh pakar hukum untuk mengungkapkan suatu dalil hukum guna menjawab persoalan-persoalan yang terjadi.

Hasil pemikiran dan ijtihad para ulama atau cendikiawan muslim tersebut, kemudian diabadikan kedalam tulisan berbentuk buku atau kitab yang disebut kitab klasik atau lebih populer dengan sebutan kitab kuning. Para santri dan pelajar yang ingin mendalami ilmu agama, tentu perlu merujuk kepada literatur yang mengupas ilmu-ilmu agama, karena kitab kuning merupakan sumber utama kajian ilmu agama. Kitab kuning adalah “kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ajaran Islam, ditulis dalam bahasa Arab atau melayu yang pada mulanya atau sampai saat ini dipelajari di pesantren-pesantren”.5

“Pengertian yang beredar di kalangan pemerhati masalah pesantren adalah bahwa kitab kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama masa lampau yang ditulis dengan format khas pra modern, sebelum abad ke-17an M. Dalam rumusan yang lebih rinci definisi kitab kuning adalah kitiab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama “asing” tetapi secara turun temurun menjadi refrence yang di pedomani oleh para ulama Indonesia sebagai karya

3

Totok Jumantoro, M.A., Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Amzah. 2009), h.113 4

Ibidh., h. 142 5

(13)

tulis yang independen dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama asing.”6

Karena kitab kuning merupakan kajian utama ilmu agama Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia mengambil beberapa kebijakan untuk melestarikan dan mewariskan kitab kuning, salah satunya dengan mengadakan musabaqoh baca kitab, sebagai wadah untuk mempertahankan warisan kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai rujukan utama dalam menjawab tantangan zaman.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Dr. H. Rohadi Abdul Fatah, MA. memaparkan, penyelenggaraan Musabaqah Baca Kitab bagi Kepala KUA ini bernuansa pada peningkatan kualitas akademik bagi para kepala KUA dalam memahami ilmu-ilmu klasik dalam ajaran Islam, yang tentunya merupakan sumber utama nilai-nilai Islam, yang harus dipegang teguh dan diterapkan sebagai nilai-nilai utama dalam kehidupan sosial maupun individual. Menurut Drs HZ Muttaqin, Kelapa Seksi Pembinaan Administrasi Kepenghuluan pada Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama, MBK dilaksanakan untuk mendorong dan meningkatkan kecintaan para kepala KUA pada kitab rujukan berbahasa Arab; meningkatkan kemampuan kepala KUA dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dari sumber kitab-kitab berbahasa Arab; dan meningkatkan wawasan keilmuan Islam bagi kepala KUA.7

Di perguruan tinggi Agama Islam, khususnya pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pembelajaran kitab kuning menjadi salah satu mata kuliah yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, kitab kuning merupakan ilmu dasar untuk mempelajari ilmu keagamaan seperti Tafsir, Hadis, Fiqih, Ushul Fiqh, Tauhid dan lain-lain.

6 Sa’id Aqiel Siradj, dkk.,

Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayat, 1999), h. 222

7

Kementrian Agama RI, Akan Diselenggarakan Musabaqah Kitab Kuning Antar Kepala KUA, Kamis 12 September 2013 pukul 21.00 WIB

(14)

Karena Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan melahirkan Guru Agama Islam yang memiliki kewenangan untuk mengajar Pendidikan Agama Islam di SLTP umum, SLTA dan SMK. Mereka juga memiliki kewenangan untuk mengajarkan salah satu dari empat mata pelajaran keagamaan di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, yaitu Tafsir-Hadis, Fiqih, dan Ushul Fiqih, Ilmu Kalam, dan Sejarah Peradaban Islam (SPI). Lulusan atau

outcome dari Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Jakarta diharapkan

memiliki kecakapan sebagai Sarjana Muslim Profesional yang mampu menjadi guru Pendidikan Agama Islam yang profesional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.8

Maka dari itu mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam harus mampu menguasai empat mata pelajaran tersebut maupun kajian ilmu-ilmu agama lainnya, yang sumber kajian utamanya berasal dari buku-buku turats atau kitab kuning, selain itu kitab kuning juga menjadi referensi utama dalam penulisan tugas akhir mahasiswa atau skripsi khususnya dalam bidang keislaman .

Untuk pembuatan karya ilmiah maupun skripsi membutuhkan referensi-referensi dari data yang relevan, berupa buku, majalah, koran, jurnal dan internet. Semakin banyak referensi dari berbagai sumber, semakin baik pula isi karya ilmiah atau skripsi tersebut. Karena referensi dalam sebuah karya ilmiah sangat penting, yaitu untuk membuktikan keabsahan dari pernyataan-pernyataan didalam karya ilmiah dan supaya dapat di akui kebenaranya, serta jauh dari plagiat.

Namun nampaknya bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam, kitab kuning kurang diminati mahasiswa PAI untuk dijadikan sebuah referensi karya ilmiahnya, hal ini dapat dilihat dari kurangnya referensi kitab kuning di dalam pembuatan skripsi dan makalah. Jarang sekali mahasiswa mencantumkan referensi-referensi kitab kuning khususnya dalam karya ilmiah berupa skripsi dan makalah pada mata kuliah keagamaan seperti tafsir, hadis, ilmu kalam, fiqih, dan ilmu keagamaan lainnya.

Hanya sedikit mahasiswa yang menggunakan referensi kitab kuning pada umumnya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap kitab-kitab kuning. Padahal untuk pembelajaran Agama Islam lebih banyak referensi yang akurat yang berasal dari kitab-kitab kuning. Bagi

8

(15)

mahasiswa yang latar belakang pendidikannya berasal dari pondok pesantren akan mudah untuk memahaminya, sedangkan mahasiswa yang latar belakang pendidikannya dari SMA atau SMK akan mengalami kesulitan, mereka biasanya menggunakan terjemahan kitab-kitab kuning dengan yang berbahasa Indonesia. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat, dan keseriusan mahasiswa untuk bisa memahami dan menggunakan kitab-kitab kuning dalam pembuatan skripsi maupun karya ilmiah lainnya.

Selain pemahaman mahasiswa yang kurang dalam menguasai kitab kuning, banyaknya referensi-referensi buku modern maupun terjemah yang membuat mahasiswa lebih memilih referensi yang praktis, padahal mengambil referensi dari sumber utama yang berasal dari kitab kitab kuning lebih lengkap dibandingkan buku-buku sekunder maupun terjemah. Serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat kitab kuning kurang diminati para mahasiswa dalam penggunaan referensi untuk pembuatan karya ilmiah ataupun hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas perkuliahan.

Dari hasil latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengkaji penelitian tentang karya ilmiah mahasiswa PAI dan penggunaan kitab kuning dalam penulisan referensi skripsi, oleh karena itu penulis membuat penelitian ini dengan judul “Karya Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam

Penulisan Skripsi Bidang Ke-Islaman Tahun Akademik 2012 )”

B. Identifikasi Masalah

1. Banyaknya mahasiswa jurusan PAI yang cenderung menggunakan referensi buku-buku terjemah.

2. Banyaknya mahasiswa jurusan PAI yang kurang memiliki kemampuan dalam memahami kitab kuning.

3. Civitas akademika kurang memberikan perhatian dan bimbingan terhadap penggunaan referensi kitab kuning.

(16)

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini fokus, maka penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Karya ilmiah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berupa tugas akhir mahasiswa yaitu skripsi.

2. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bidang ke-Islaman tahun akademik 2012.

D. Perumusan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini terarah, maka rumusan pada penelitian ini adalah: bagaimana penggunaan kitab kuning dalam penulisan skripsi bidang ke-Islaman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan kitab kuning dalam penulisan skripsi bidang keislaman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi civitas akademika, dapat memberikan tambahan khazanah pemikiran baru yang berkaitan dengan karya ilmiah mahasiswa PAI yang berupa skripsi dan penggunaan literatur kitab kuning.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa PAI dalam meningkatkan kemampuan mereka dibidang buku-buku turats (kitab kuning) dan penggunaannya dalam penulisan karya ilmiah. 3. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap buku-buku turats (kitab kuning). 4. Untuk memperoleh wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam

(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Karya Ilmiah

Menulis atau menyusun sebuah karya ilmiah bagi beberapa orang mungkin pekerjaan yang menyulitkan, karena tidak hanya sekedar menulis seperti tulisan biasa. Hal ini karena dalam penulisan sebuah karya ilmiah harus ada batasan-batasan dan aturan-aturan yang harus diikuti dan diperhatikan oleh penulis, selain itu juga dalam penulisan sebuah karya ilmiah ada pula tuntutan dan tujuan yang harus di penuhi oleh penulis. Didalam penulisan sebuah karya ilmiah harus pula mengikuti pedoman-pedoman dan aturan yang telah berlaku secara konvensional atau kelompok tertentu, tidak mengikuti pedoman atau aturan-aturan yang dibuat pada diri sendiri. Menurut Gillet (2003) tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk menyampaikan gagasan penulis dengan caranya sendiri.1

Penulisan karya ilmiah yang wajib diadakan di perguruan tinggi adalah skripsi, penulisan skripsi sudah tidak asing bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan pendidikan S1. Skripsi merupakan hasil dari penelitian, pemikiran, pendapat, dan gagasan seorang penulis yang bertujuan untuk melatih mahasiswa berpikir secara sistematis, logis dan ilmiah. Skripsi sebagai tugas akhir kuliah yang menjadi syarat kelulusan seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar S1 (Strata-1).

1

(18)

1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Secara bahasa karya ilmiah berasal dari kata karya, dan ilmiah. Di dalam Kamus Ilmiah Populer kata karya berarti“hasil akal-budi; kreasi; ciptaan; kerja,2 sedangkan kata Ilmiahberarti keilmuan; ilmu pengetahuan; sains. 3

Sedangkan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) kata Karya berarti “ pekerjaan, hasil perbuatan, hasil karangan 4, sedangkan kata ilmiah berarti “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan.5

Di dalam buku pedoman penulisan skripsi Karya tulis ilmiah adalah tiga kata yang terdiri dari karya “pekerjaan, perbuatan, ciptaan”. Tulis artinya ”bertulis ada huruf yang dibuat dengan pena /pensil/cat” sedangkan ilmiah berarti “secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan”.

Dengan demikan maka definisi Karya Tulis Ilmiah adalah pekerjaan atau ciptaan bertuliskan dengan alat tulis yang memenuhi syarat atau kaidah ilmu

pengetahuan. 6

Karya tulis ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri. Sebuah karya tulis fiksi, atau sering disebut karya sastra, merupakan ekspresi diri penulisnya yang dihasilkan dari imajinasi penulis. Hasil karya penulis merupakan hasil rekaanya sendiri berdasarkan realitas di sekelilingnya. Oleh karena itu, hasil karyanya disebut karangan dan penciptanya disebut pengarang. Sebaliknya sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penulis karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan penulis.7

“Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di perguruan tinggi. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karya ilmiah ditulis sesuai dengan

2

Pius A Partanto, dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer¸ (Surabaya: Arkola, 1994), hal. 311

3

Ibid hal. 243 4

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. 1, hal. 393

5

Ibid, hal.324 6

Tim penulis Fakultas Syariah & Hukum, Pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah & Hukum. ( Jakarta : Fakultas Syariah dan hukum. 2007), hal.1

7

(19)

tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.”8

Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, penulis menyimpulkan bahwa karya ilmiah adalah hasil karya tulis seseorang yang berupa rangkaian fakta hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala dan pendapat yang disusun dan ditulis secara sistematis sesuai dengan tata cara ilmiah menjadi sebuah karangan yang utuh

2. Macam-macam Karya Tulis Ilmiah

Ada beberapa macam-macam bentuk karya tulis ilmiah yang sudah banyak dikenal maupun dibuat oleh para penulis ilmiah diantaranya yaitu :

a. Makalah / paper

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang digunakan untuk keperluan seminar, diskusi, simposium dan yang semacamnya.

b. Laporan tugas kuliah

Laporan tugas kuliah adalah karya tulis ilmiah yang ditulis sebagai bagian atau syarat mengikuti mata ujian tertentu yang ditugaskan oleh dosen pengasuh mata kuliah.

c. Proposal

Proposal adalah karya tulis ilmiah yang dibuat untuk mengusulkan suatu rencana penulisan atau kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan kriteria tertentu.

d. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penilitian adalah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan terhadap suatu kegiatan atau peristiwa

e. Skripisi

Skripsi adalah karya tulsi ilmiah yang dibuat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana (Strata 1 ).9 “Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis oleh

8

(20)

mahasiswa S1 untuk melengkapi persyaratan pendidikan akademinya. Skripsi ini yang harus dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian, berisikan hasil peneltian.”10

f. Tesis (S2)

Tesis biasanya diperuntukkan bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari skripsi. dalam menyusun tesis dituntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan. Aspek kajian pustaka juga berbeda dengan skripsi, aspek kajian pustaka tidak hanya mengemukakan keterkaitan saja, tetapi menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan dengan penelitian lain yang sejenis. Penulis tesis bukan seorang yang hanya pandai mengkomplikasikan dan mengkaitkan tetapi dibutuhkan kemampuan menganalisis yang jeli dan cerdas.

g. Disertasi (S3)

Disertasi berupaya untuk mengidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas, artinya dalam disertasi dituntut untuk lebih banyak mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil penelitian lain. Jadi penelitian lain tidak hanya tidak hanya sebagai bahan pendukung dan mengemukakan perbedaan serta persamaan dengan penelitian yang dilakukan, tetapi lebih dari itu. Orisinalitas gagasan dirinya begitu diharapkan, kemampuan logika, menganalisis serta mengemukakan alasanya menjadi hal yang penting dilakukan.

h. Karya ilmiah dipublikasikan

Karya ilmiah dipublikasikan berupa informasi ilmiah yang diterbitkan, disebarluaskan kepada masyarakat. Karya ilmiah jenis ini biasanya berasal dari penelitian misalnya skripsi, thesis atau disertasi. Dibeberapa lembaga atau perguruan tinggi ada beberapa jurnal yang diterbitkan dan merupakan ringkasan dari hasil penelitian. Ini menjadi target perguruan tinggi, sebab tulisan ilmiah dari hasil penelitian punya bobot nilai tinggi dalam usaha mendapatkan akreditasi jurnal dari Direktur Jendral Pendidikan Tinggi

9

Tim penulis Fakultas Syariah & Hukum, op.cit., hal. 2 10

(21)

(Dirjen Dikti). Sementara itu dosen-dosennya membutuhkan jurnal ini untuk kenaikan kepangkatan akademiknya.

i. Karya ilmiah didokumentasikan

Hasil penelitian dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi disimpan dalam perpustakaan. Tulisan ini masuk dalam karya ilmiah yang didokumentasikan . tulisan tersebut sengaja tidak disebarluaskan kepada masyarakat, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan civitas akademika.11

Macam-macam karya ilmiah tersebut merupakan hasil penelitian yang sering dilakukan oleh para mahasiswa, dosen, dan ilmuwan yang meneliti masalah tertentu. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin pesat dan untuk tujuan tertentu seperti syarat sebuah kelulusan dalam skripsi, tesis dan disertasi.

3. Kriteria Karya Tulis Ilmiah

Didalam kriteria atau persyaratan suatu karya ilmiah telah ada kesepakatan diantara para ilmuan bahwa ada standar tertentu yang harus dipegang sebagai kriteria-kriteria dari sebuah karya tulis ilmiah. Kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah karya tulis ilmiah menurut brotowidjojo, sebagai berikut :

a. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.

b. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah yaitu seperti pencantuman rujukan dan kutipan yang jelas.

c. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.

d. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. e. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan

pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.

11

(22)

f. Karya ilmiah ditulis secara tulus, hal ini berarti karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanifulasi fakta dan tidak boleh bersifat emotif.

g. Karya ilmiah bersifat ekspositoris, pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut.12

Selain kriteria-kriteria yang telah disebutkan, menurut Lexy J. Moleong ada beberapa kriteria dalam penulisan karya tulis ilmiah. Diantaranya sebagai berikut :

a. Kriteria Konseptual

Ilmuwan mula-mula berpandangan bahwa kriteria ilmiah itu terdiri dari : fakta, teori, dan postulat. Fakta = diuji dan hasilnya secara absolut benar dan tidak akan berubah. Teori = harus secara langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu fakta ilmiah. Postulat = harus secara langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu teori ilmiah, yang berarti bahwa secara tidak langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu fakta ilmiah. Dari segi kriteria konseptual, suatu karya ilmiah hanya memenuhi persyaratan apabila mempersoalkan postulat, asumsi, teori, dan prinsip dalam tulisannya.

b. Kriteria Prosedural

Para ilmuwan telah menyusun format untuk makalah ilmiah secara berurutan, makalah ilmiah terdiri dari :

1) Judul 2) Abstrak 3) Pendahuluan 4) Materi dan metode 5) Temuan/hasil

6) Diskusi/pembahasan 7) Kepustakaan yang dikutip

12

(23)

Jadi dari segi prosedur penulisan karya ilmiah maka baik urutan maupun formatnya sudahlah tertentu. Jika seseorang menulis karya ilmiah lain dari pada hal itu berarti menyimpang dari tradisi dan kesepakatan para ilmuwan tentang format dan struktur penulisan yang dalam hal ini dinamakan kriteria prosedural.

c. Kriteria Teknikal

Gaya penulisan karya tulis ilmiah seperti skripsi sama yaitu: singkat, akurat, dan tidak menggunakan bahasa berbunga-bunga, harus mudah dipahami dan isinya memperbolehkan pembaca untuk dapat memproduksi apa yang ditulis. Kriteria secara teknikal dapatlah disusun sendiri oleh suatu tim penilai. Kriteria teknikal itu dapat berupa; gaya penulisan, jumlah halaman setiap komponen format, saran penulisan karya ilmiah yang baik, dan kriteria teknikal sesuai ketentuan dan aturan yang diberlakukan.

d. Materi dan Metode

Materi dan metode ini harus diuraikan secara rinci agar para pembaca lainnya dapat mengadakan pengulangan penelitian. Metode ini pada dasarnya menjawab pertanyaan; dimana, kapan, dan bagaimana studi itu dilakukan. Rumusnya harus berhati-hati, sesingkat dan serinci mungkin.

e. Hasil/Temuan

Data secara singkat dikemukakan pada bagian ini. Gambar dan tabel dikemukakan disini untuk lebih memperjelas uraian. Jangan memasukkan data kasar (raw data). Hasil ini harus sangat jelas, singkat namun “manis”. Bagian ini secara jelas menyatakan temuan penelitian yang diperoleh dan tidak boleh mengintrepretasi data.

f. Pembahasan/Diskusi

Komponen pokok pada bagian ini adalah :

(24)

2) Tunjukan bahwa hasil dan interpretasi itu ada kesepakatan atau bertentangan dengan hasil atau temuan penelitian lainnya yang telah dipublikasikan

3) Bahas implikasi hasil penelitian dan kemukakan seluruh kemungkinan aplikasi praktisnya

4) Nyatakan kesimpulan sejelas mungkin. Kemungkinan hasil kesimpulan tentang hipotesis atau tujuan penelitian dan kemukakan juga makna yang lebih luas tentang kesimpulan itu.

5) Identifikasikan langkah-langkah berikutnya perlu ditempuh untuk penelitian di masa datang

g. Kepustakaan

Buat daftar kepustakaan berurutan secara alphabets, dan hanya yang dikutip dalam karya ilmiah ini yang dikemukakan. Format yang lazim digunakan dalam penulisan karya ilmiah agar diindahkan.13

Kriteria atau syarat-syarat tertentu dalam penulisan sebuah karya ilmiah merupakan hasil kesepakatan para ilmuwan atau lembaga tertentu yang menjadi acuan bagi seseorang yang akan menulis karya ilmiah, dan menjadi hal yang penting untuk kebenaran sebuah penulisan maupun penilitian. Apabila karya ilmiah tersebut telah memenuhi persyaratan atau kriteria-kriteria tersebut maka seorang penulis akan diberikan penghargaan berupa sebuah kelulusan atau gelar dan penghargaan-penghargaan tertentu.

4. Etika Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah adalah salah satu ukuran keterampilan akademisi yang berkemampuan untuk menghadirkan keterampilan yang akademisi yang berkemampuan untuk menghadirkan temuan-temuan yang telah ada sebelumnya dalam berbagai sumber ditambah dengan analisis indidvidu kedalam suatu tulisan yang sistematis, logis, dan objektif. Namun, sering terjadi, seorang penulis tidak begitu berhati-hati dalam melakukan pencatatan atau referensi dan pendokumentasian terhadap sumber-sumber yang dikutipnya. Dalam beberapa kasus adakalanya tidak sengaja melakukan penjiplakan atau penyontekan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan dan

13

(25)

ketidaktelitian dalam mengambil referensi. Yang dimaksud dengan penjiplakan menurut Webster‟s World Unversity gradictionary adalah mengambil atau menjadikan (ide-ide atau kata-kata orang lain) menjadi milik sendiri, menggunakan (sesuatu yang sudah jadi) tanpa menyebutkan sumbernya; melakukan pencurian literal menghadirkan idea atau produk baru dan asli yang diambil dari sumber sebelumnya yang telah ada.14

Etika penulisan ilmiah merupakan hal yang sangat penting agar hasil penelitian tersebut bisa dikatakan valid dan benar, serta terhindar dari penjiplakan. Karena merupakan kesalahan yang fatal apabila penulis tidak mencantumkan referensi atau sumber buku yang dikutip. Ada sanksi tertentu jika sebuah penelitian tidak berdasarkan kode etik yang berlaku, penelitian tersebut bisa dianggap palsu dan penulisnya tidak menerima kelulusan dari ujian penelitian tersebut.

5. Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Ada beberapa penyusunan dan penulisan dalam sebuah karya tulis ilmiah yang harus diperhatikan sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan atau pedoman yang berlaku dan disepakati secara konvensional. Dalam kegiatan penulisan karya ilmiah, perencanaan susunan tulisan merupakan hal penting yang dapat membantu penulis untuk menyusun karya tulis secara berurutan dan teratur. Menurut Ezra M. Choesin didalam beberapa bukunya yaitu: 15

a. Menurut Ezra M. Choesin dalam bukunya yang berjudul “ mengenali Unsur -Unsur Tulisan” menjelaskan bahwa ada dua unsur yang membangun sebuah tulisan, yakni controlling idea dan supporing idea, Unsur pertama adalah pernyataan umum yang berfungsi membatasi gagasan atau informasi apa saja yang disertakan dalam tulisan yang akan disusunnya. Sementara itu,

supporing idea adalah gagasan atau informasi yang lebih spesifik tentang

keseluruhan subjek penulisan yang akan diungkapkan pada controlling idea. Kedua unsur ini saling terkait dan membentuk jalinan tertentu sehingga sebuah tulisan menjadi jelas dan terarah.

14

Tim penulis Fakultas Syariah & Hukum, op. cit., hal. 3 15

(26)

b. Didalam buku Ezra M. Choesin yang berjudul “Menyusun struktur Argumen” bahwa pentingya memahami struktur argumen dan cara penyusunannya dalam proses penulisan ilmiah. Selain itu juga Choesin mengungkapkan bahwa setiap argumen pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca karyanya Selain itu ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian sebuah argumen atau pesan tersebut yaitu logos, ethos, dan pathos.. Logos bersangkutan dengan struktur internal pesan atau argumen yang disampaikan. Ethos merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kredebilitas penulis. Sementara pathos mengacu pada dampak tulisan pada pembaca dan aspek emosional yang ditimbulkan sebuah argumen.

c. Menurut Yunita T. Winarto dalam bukunya “menyusun referensi” bahwa referensi sangat penting dalam kegiatan penulisan ilmiah. Winarto mengungkapkan bahwa melalui referensi kredebilitas penulis dipertaruhkan, keluasan wawasan pengetahuan seorang penulis tercermin dari kekayaan referensi yang menjadi acuannya.

Adapun penyusunan dalam penulisan karya tulis ilmiah menurut Frans Asisi adalah sebagai berikut;16

a. Menyusun alur wacana. Wacana merupakan suatu bahasa yang paling besar dan paling lengkap. Ada dua unsur penting yang dapat mempertahankan keutuhan dan kekompakan wacana yaitu koherensi dan kohensi. Koherensi adalah keserasian hubungan antar unsure yang tmembnetuk wacana, sementara itu koherensi adalah pautan antar gagasan yang menysusun sebuah wacana. Jadi koherensi lebih bersifat semantik atau maknawi, sedangkan kohesi lebih bersifat gramatikal

b. Menyusun paragraf karya ilmiah. Terdapat tiga syarat utama penyusunan paragraf yang baik, yaitu. Pertama adanya satu gagasan pokok yang mendasarinya. Kedua adanya pertalian erat antara satu kalimat dan kalimat lain dalam paragraf tersebut. Ketiga, ada ketentuan dalam pengaturan gagasan-gagasan penunjang yang berfungsi mendukung gagasan pokok.

16

(27)

c. Penulisan kalimat dalam karya ilmiah. Menurut struktur gramatikalnya kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal, kalimat majmeuk, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk bersusun. Sementara itu berdasarkan bentuk retorikanya kalimat dapat dibedakan atas kalimat melepas, kalimat berklimaks dan kalimat berimbang

d. Memilih kata. Dalam hal ini terdapat dua bagian yang pertama adalah “Pilihlah kata dan citra kita” maksudnaya adalah bahwa pentingnya kesadaran untuk bersikap hati-hati dalam menggunakan kata karena kata-kata kita yang kita gunakan atau kita pilih mencerminkan diri penulis. Yang Kedua “Mencermati Penggunaan Kata” yaitu jika kerangka yang berupa kalimat dan paragraf sudah terbentuk, penulis perlu sekali lagi mencermati pilihan kata yang digunakan untuk memastikan ketepatan pemakainya.

6. Penggunaan Literatur dalam Sebuah Karya Ilmiah

Literatur, baik teknis maupun non teknis memainkan peranan penting dalam sebuah karya ilmiah. Dalam penggunaanya dibagi dalam dua macam yaitu :

a. Literatur Teknis: Laporan tentang kajian penelitian, dan karya tulis

profesional atau disipliner dalam bentuk makalah teoretik atau filosofis. Kesemuanya dapat dipakai sebagai bahan latar belakang yang merupakan pembanding bagi data-data yang lainnya.

b. Literatur Nonteknis: Biografi, buku harian, dokumen, naskah, catatan,

catalog, dan materi lainnya yang dapat digunakan sebagai data utama atau sebagai pendukung wawancara dan pengamatan lapangan dalam sebuah penelitian.17 Literatur jenis ini dapat dipakai sebagai data primer, terutama dalam penelitian sejarah atau biografi. Pada sebagian besar penelitian, literatur ini merupakan sumber data penting yang melengkapi pewawancara dan pengamatan.18

17

Anselm Strauss dan Julliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Terj dari Basics Of Qualitative Research oleh: M. Shodiq dan Imam Muttaqien, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 39

18

(28)

Jika dilihat dari derajat sumbernya, artinya asal diperolehnya data, dibagi menjadi data primer dan sekunder.19

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli (langsung dari informan), yang memiliki informasi atau data tersebut. Data primer merupakan sumber utama yang menentukan sebuah penelitian karena dari data itulah informasi maupun data-data yang diteliti didapatkan. Dalam skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, mahasiswa yang ingin meneliti tentang kajian keislaman atau kepustakaan data primer bisa didapatkan dari buku-buku sumber seperti, kitab kuning, tokoh yang diteliti, buku-buku karangan seorang tokoh yang sedang diteliti dan lain-lain. Sedangkan untuk penelitian lapangan penulis bisa mendapatkan data primer melalui wawancara, angket, dokumentasi maupun data-data yang menjadi sumber data dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok pembahasan pada penelitian penulis yaitu sumber data primer berupa kitab kuning yang menjadi sumber primer atau sumber utama skripsi atau penelitian bidang kajian keislaman.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut. Data sekunder merupakan data tambahan untuk mendukung kebenaran dari sebuah penelitian. Data sekunder dalam sebuah penelitian berupa, buku-buku atau literatur yang berkaitan atau membahas suatu penelitian yang sama atau yang berkaitan. Penelitian yang telah dilakukan oleh orang sebelumnya sebagai pembanding atau penguat data yang sudah ada.

B. Skripsi

Dalam kamus ilmiah populer skripsi adalah “karya tulis (baik ilmiah; hasil observasi ataupun hasil komplikasi pustaka), sebagai syarat untuk meraih titel

19

(29)

kesarjanaan strata-1 (satu)”.20 Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar strata 1 (SI) di perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk melatih mahasiswa merumuskan atau menuangkan hasil telaahnya atau pengamatan secara sistematis, logis dan objektif.

Skripsi adalah karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa program Strata Satu (S1) sebagai salah satu syarat penyelesaian studi. Maksud penulisan skripsi adalah melatih mahasiswa berpikir sistematis dan logis serta menuangkan ide-ide atau gagasan dengan metode ilmiah dalam bentuk tulisan. Skripsi merupakan hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah, seperti: objektif, empiris, logis, analitis, komprehensif, verifikatif, dan sistematis.21

Dalam menyusun sebuah skripsi ada beberapa ketentuan umum penulisan skripsi sebagai berikut :

a. Skripsi merupakan salah satu komponen kurikulum program Strata 1 (S1) dengan bobot enam SKS, yang disusun berdasarkan hasil penelitian pustaka atau penelitian lapangan

b. Naskah skripsi di tulis dalam bahasa Indonesia, Arab atau Inggris.

c. Isi skripsi paling sedikit 50 sampai 100 halaman untuk yang berbahasa Indonesia dan 40 sampai 100 halaman untuk yang berbahasa asing.

d. Dalam menyusun skripsi, mahasiswa dibimbing sekurang-kurangnya oleh seseorang yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi keilmuanya dan sesuai pula dengan peraturan yang berlaku

e. Skripsi yang telah selesai disusun mendapatkan persetujuan atau pengesahan dari dosen pembimbing, akan di seminarkan dalam sebuah tim panitia untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan apakah skripsi tersebut sudah layak diujikan atau belum

f. Jika skripsi telah memperoleh persetujuan dari sebuah tim dan layak untuk dilakukan ujian maka akan di adakan sidang munaqosah untuk menentukan apakah dapat diterima tanpa syarat, diterima dengan catatan atau perbaikan

20

Pius A Partanto, op.cit., hal. 715 21

(30)

atau masih harus dievaluasi ulang melalui ujian munaqosah terbatas atau ditolak sama sekali.22

“Skripsi mempunyai peran yang sangat penting sebagai instrumen kendali mutu bagi calon alumni setiap program studi/jurusan dan fakultas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bobot skripsi 6 sks dengan kriteria kelulusan memperoleh nilai rata-rata minimal 70 (B).”23 Adapun persyaratan penulisan skripsi sebagai berikut :

a. Lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dan atau Statistika Pendidikan dengan nilai minimal 70.

b. Lulus seminar proposal skripsi dengan nilai minimal 70.

c. Proposal skripsi telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing seminar. d. Telah menyelesaikan minimal 120 sks dibuktikan dengan kartu hasil studi

mahasiswa.24

Dalam aspek kajian pustaka, skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama, dalam tinjauan pustaka peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa dijadikan acuan dalam penelitian. Untuk sumber data dalam penulisan skripsi biasanya menggunakan data primer berupa wawancara langsung atau menyebarkan angket dan data sekunder dengan mengutip pendapat orang lain dari buku dan sumber data tak langsung lainnya.25

Skripsi biasanya dibuat oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan gelar S1. Dalam penulisan skripsi terdapat kriteria atau ketentuan-ketentuan tertentu dari suatu lembaga atau perguruan tinggi dengan ketentuan yang berbeda pada setiap lembaga. Setelah penelitian atau skripsi tersebut selesai, disusun secara sistematis dengan format tertentu, kemudian diujikan dalam sidang skripsi yang diuji oleh beberapa dosen yang biasanya berjumlah dua dosen penguji. Untuk menjelaskan dan mempertanggung jawabkan hasil penelitiannya.

22

Tim penulis Fakultas Syariah & Hukum, Op.cit., hal. 5 23

Pedoman Penulisan Skripsi FITK, op.cit., hal 6 24

Ibid. 25

(31)

C. Kitab Kuning

1. Pengertian Kitab Kuning

Kitab turats atau yang lebih populer disebut kitab kuning adalah “ kitab bertulis Arab tanpa harakat, dijadikan sumber pengajaran di pondok pesantren.”26

Secara harfiyah, kitab kuning berarti kitab yang berwarna kuning. “Kitab adalah kata yang diserap dari bahasa Arab, yang berarti „buku‟ dalam bahasa Indonesia”.27

Di dalam buku Anotasi Kitab Kuning, pengertian kitab kuning adalah “kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ajaran Islam, ditulis dalam bahasa Arab atau melayu yang pada mulanya atau sampai saat ini dipelajari di pesantren-pesantren”.28

Istilah “ kitab kuning” pada mulanya diperkenalkan oleh kalangan luar pesantren sekitar dua dasawarsa yang silam dengan nada merendahkan. Dalam pandangan mereka, kitab kuning dianggap sebagai kitab yang berkadar keilmuwan rendah, ketinggalan zaman, dan menjadi salah satu penyebab terjadinya stagnasi berpikir umat. Sebutan ini pada mulanya sangat menyakitkan memang, tetapi kemudian nama “Kitab Kuning” diterima secara meluas sebagai salah satu istilah teknis dalam studi kepesantrenan.

Dikalangan pesantren sendiri, di samping istilah Kitab Kuning, beredar juga istilah “Kitab Klasik” ( al-kutub al-qadimah ), untuk menyebut jenis kitab yang sama. Bahkan, karena tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal), Kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan pesantren sebagai “Kitab Gundul” dan karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari kemunculanya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki Kitab Kuning ini dengan “Kitab Kuno”.

Pengertian yang umum beredar dikalangan pemerhati masalah pesantren adalah bahwa Kitab Kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab,atau berhuruf Arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama masa lampau ( as-salaf ) yang ditulis dengan format khas pra – modern, Progresif, 1997), edisi II, h. 1187

28

(32)

secara turun temurun menjadi reference yang dipedomani oleh para ulama Indonesia, b) ditulis oleh ulama Indonesia sebagai karya tulis yang “independen,” dan c) ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama “asing.” 29

Kitab kuning merupakan kitab karya ulama-ulama masa lampau maupun ulama-ulama kontemporer yang berbahasa Arab dan berisi tentang ilmu-ilmu ajaran Islam maupun penjelasan lebih rinci dari al-Qur`an dan Hadis. Namun belakangan ini Kitab kuning biasanya lebih banyak digunakan di kalangan pesantren-pesantren, sekolah-sekolah Islam serta universitas-universitas Islam yang dijadikan sebuah referensi khususnya dalam penjelasan tentang ilmu-ilmu kajian keislaman seperti fiqih, ulumul hadis, tafsir, tauhid, dan ilmu-ilmu agama lainya, karena kitab kuning biasanya berpedoman langsung kepada al-Qur`an dan hadis.

2. Metode Pembelajaran Kitab Kuning

Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk menyampaikan ajaran yang diberikan. Dalam konteks kitab kuning di pesantren, ajaran itu adalah apa yang termaktub dalam kitab kuning. Melalui metode tertentu, suatu pemahaman atas teks-teks pelajaran dapat dicapai. Selama kurun waktu panjang, pesantren telah memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode: weton, atau bandongan, sorogan dan hafalan.30

Berikut ini beberapa metode dalam pembelajaran kitab kuning :

a. Metode weton adalah “metode kuliah di mana para santri/peserta didik mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kiai yang menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika perlu. Istilah weton berasal dari kata waktu (Jawa) yang berarti waktu; karena pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan salat fardu (lima waktu).”31

(33)

b. Metode sorogan ialah suatu metode di mana santri/anak didik menghadap guru atau kiai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. “Kiai membacakan dan menerjemahkan kalimat demi kalimat;kemudian menerangkan maksudnya. Santri menyimak bacaan kiai dan mengulanginya sampai memahaminya, kemudian kiai mengesahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh kiai kepadanya.”32 “Dalam metode sorogan, yang berlaku adalah sebaliknya: murid membaca dan guru mendengarkan sambil memberi catatan, komentar, atau bimbingan, bila diperlukan.”33

c. Metode hafalan, merupakan implikasi dari pola pemikiran ahl al-hadist dan dampak dari asumsi dasar tentang konsep ilmu sebagai apa yang diketahui dan tetap. Ada sebuah argumen yang diajukan untuk mempertahankan metode ini, yakni “orang-orang yang hafal adalah argumen atas mereka yang tidak hafal”. Ungkapan ini benar adanya manakala sistem keilmuwan lebih mengutamakan argumen naqli, transmisi, dan periwayatan. “Kutipan” yang tepat atas sumber ilmu menjadikannya lebih dipercaya daripada mereka-reka. Akan tetapi, ketika konsep keilmuwan lebih menekankan rasionalitas seperti yang menjadi dasar sistem pendidikan modern, maka metode hafalan kurang dianggap penting.34

Dalam hal ini metode hafalan bisa diterapkan untuk menghafal berbagai kaidah-kaidah dalam ilmu nahwu yang telah ditetapkan misalnya ciri-ciri

isim, pi‟il dan sebagainya.

d. Metode diskusi, metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada dalam kitab kuning. Dalam hal ini kiai atau guru bertindak sebagai “moderator”. “Metode ini bertujuan agar murid atau santri aktif dalam belajar.35“Suatu diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila dilakukan dengan persiapan beserta bahan-bahannya yang cukup jelas, dengan pembicaraan yang berlangsung secara

(34)

rasional, tidak didasarkan atas luapan emosi, dan lebih mementingkan pada kesimpulan rasional”.36

3. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning

Kitab kuning mempunyai ciri khas tulisannya tidak dilengkapi dengan syakal, untuk bisa mahir membaca dan memahami kitab kuning perlu mengetahui ilmu alat yaitu nahwu dan sharaf, karena itulah yang menjadi sebab utama kitab kuning sulit untuk dibaca dan dipahami.

“Merupakan suatu keharusan bagi setiap insan yang hendak mengetahui dan mengerti akan asal-usul bacaan serta kandungan al-Qur`an, Hadist naupun berbagai kitab, untuk memenuhi syarat-syaratnya. Diantaranya: Harus paham dan mengerti serta menguasai ilmu shorof, nahwu, i‟lal, bahasa Arab, balaghoh maupun mantiq, dan lain sebagainya yang semuanya merupakan gramatika (kitab-kitab alat).”37 Karena antara ilmu nahwu, shorof dan bahasa Arab sangat berkaitan dan semuanya mempunyai manfaat dan peranan masing-masing agar mudah paham dan mengerti untuk membaca dan menterjemahkan kitab kuning tersebut, dan jika seseorang mampu mempelajari ilmu-ilmu alat, maka kesulitan dalam membaca dan memahami kitab kuning akan terasa mudah.

4. Manfaat Mempelajari Kitab Kuning

Dalam mempelajari kitab kuning yang ditulis oleh para mujtahid atau ulama-ulama terdahulu yang isinya mengenai ajatran-ajaran Islam yang sangat relavan untuk dijadikan referensi bagi umat Islam ini, tentu banyak sekali manfaat yang dapat di ambil dari belajar membaca kitab kuning.

Di antaranya adalah sebagai berikut: Manfaat kitab kuning adalah untuk memahami kedua sumber utama yaitu al-Qur`an dan Hadist Nabi yang tidak terjerumus dalam kesalahan dan kekeliruan yang dibuatnya sendiri. Sebab kandungan kitab kuning merupakan penjelasan yang siap pakai (instan) dan rumusan ketentuan hukum yang bersumber dari al-Qur`an dan Hadist Nabi yang dipersiapkan oleh para mujtahid di segala bidang untuk memfasilitasi proses pemahaman ke agamaaan yang mendalam sehingga mampu

36

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. I hal. 75 37

(35)

merumuskan penjelasan yang segar. Tetapi tidak historis mengenai ajaran Islam, al-Qur‟an dan Hadist Nabi.38

Dengan membaca dan mempelajari kitab kuning, dapat memberikan pengetahuan tentang ilmu-ilmu keislaman secara menyeluruh, menjadi referensi utama dalam ilmu-ilmu keagamaan dan menjawab persoalan hukum yang ada saat ini. Pemikiran para ulama terdahulu maupun ulama kontemporer yang tertuang dalam kitab kuning merupakan khazanah keilmuwan Islam yang harus diwariskan kepada generasi-generasi muslim dengan belajar dan memperdalam kitab kuning.

D. Kurikulum Ke-Islaman Jurusan Pendidikan Agama Islam

Jurusan Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan untuk menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam berkualitas yang mampu berperan dalam pengembangan ilmu pendidikan agama Islam dan sarjana Muslim yang mampu menjadi tenaga pengajar agama Islam yang profesional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.39 Untuk itu di Jurusan PAI terdapat 3 kategori mata kuliah yang mendukung mahasiswa agar menjadi outcome yang berkompeten dibidangnya. Tiga kategori mata kuliah tersebut yaitu :

1. Mata kuliah dasar, seperti Ulumul Qur‟an, Ushul Fiqh, Bahasa Arab1, Bahasa Inggris dan Metodologi Penelitian.

2. Mata kuliah utama, seperti Tafsir Tarbawiy, Hadis Tarbawiy, Ilmu Pendidikan Islam, Evaluasi Pendidikan, Filsafat Pendidikan dan lain-lain 3. Mata kuliah pendukung, seperti Psikologi Agama, Perbandingan Mazhab,

Bimbingan Konseling, Praktikum Ibadah dan Qira‟at.

Visi dari Jurusan Pendidikan Agama Islam adalah menjadi program studi terkemuka dalam bidang pendidikan penelitian dan pengembangan pendidikan pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam. Sedangkan Misi dari Jurusan PAI adalah : 1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan akademik yang professional di

bidang pendidikan agama Islam.

38Sa‟id Aqiel

, dkk., op. cit,. hal 236 39

(36)

2. Mengembangkan keilmuan bidang pendidikan agama Islam melalui kegiatan penelitian.

3. Menyebarluaskan hasil kajian keilmuan bidang pendidikan agama Islam melalui program in service training dan program pelatihan yang relevan. 40

Dari 3 kategori mata kuliah tersebut terdiri dari 2 bidang studi, yaitu bidang studi keislaman dan umum. Pada bidang studi keislaman merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan kajian ilmu-ilmu agama Islam seperti tafsir dan hadis, sedangkan mata kuliah bidang umum seperti evaluasi pendidikan, kesehatan mental dan lain-lain.

Dalam bidang studi keislaman terdapat beberapa mata kuliah yang harus diikuti mahasiswa dan menjadi salah satu syarat penentu kelulusan diantaranya sebagai berikut :

1. Tafsir

Mata kuliah tafsir merupakan mata kuliah bidang keislaman yang menjelaskan tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur‟an secara arti maupun makna. karena kajian tafsir sangat luas maka mata kuliah ini terbagi menjadi beberapa mata kuliah diantaranya, Ulumul Qur‟an I dan II, Tafsir I, Tafsir Tarbawi II. Mata kuliah ini wajib diikuti mahasiswa pada semester II,III, IV, dan Peminatan Tafsir pada semester VII. Ada beberapa mata kuliah yang merupakan bagian dari mata kuliah tafsir, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Ulumul Qur‟an I

Ulumul Qur‟an adalah mata kuliah dasar yang mempelajari kaidah -kaidah tafsiran ayat-ayat al-Qur‟an. Pada mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Agama Islam. Mata kuliah ini merupakan dasar dan syarat untuk mengikuti mata kuliah kajian tafsir yang berikutnya seperti Ulumul Qur‟an II dan Tafsir I.

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh jurusan/program studi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Mata kuliah ini akan memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa tentang Ulum al-Qur‟an secara umum seperti Ulum al-Qur‟an

40

(37)

dan sejarah perkembangannya, al-Qur‟an dan wahyu, sejarah turunnya al-Qur‟an, sejarah pemeliharaan al-Qur‟an, Asbab al-Nuzul, Makky dan Madany, Qashash al-Qur‟an, Muhkam dan Mutasyabih, Qira‟at al-Quran, Tafsir, Ta‟wil dan Tarjamah, Manhaj Tafsir, Menelusuri ayat-ayat al-Qur‟an. Standar kompetensi Ulumul Qur‟an I untuk mengetahui kaidah -kaidah Ulum Al-Qur‟an dengan benar secara teoritis maupun praktis yang mencakup berbagai pokok pembahasan yang berkaitan dengan ulum al-Qur‟an. Kemudian menerapkannya dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an.41

Kemampuan Mahasiswa yang diharapkan setelah belajar Ulumul Qur‟an I adalah :

1) Menjelaskan Ulum al-Qur‟an dan sejarah perkembangannya. 2) Menjelaskan al-Qur‟an dan wahyu.

3) Menjelaskan ilmu sejarah turunnya al-Qur‟an. 4) Menjelaskan ilmu sejarah pemeliharaan al-Qur‟an. 5) Menjelaskan ilmu Asbab al-Nuzul.

6) Menjelaskan ilmu Makky dan Madany. 7) Menjelaskan ilmu Qashash al-Qur‟an.

8) Menjelaskan ilmu Muhkam dan Mutasyabih. 9) Menjelaskan ilmu Qira‟at al-Quran.

10) Menjelaskan Tafsir, Ta‟wil dan Tarjamah. 11) Menjelaskan ilmu Manhaj Tafsir

12) Menelusuri ayat-ayat al-Qur‟an.

13) Menerapkan kaidah-kaidah ulum al-Qur‟an di atas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an

14) Trampil dalam menerapkan kaidah-kaidah ulum al-Qur‟an di atas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an.

Dalam mata kuliah ini dianjurkan untuk menggunakan buku-buku sumber yang menjadi literatur utama dalam membahas materi yang terdapat dalam mata kuliah Ulumul Qur‟an I :

1) Subhi al-Shalih, Mabâhits Fî U‟lûm al-Qur‟ân, Dâr al-Ilmi Li al-Malayin,

41

(38)

Bairut, 1998 Cet 17

2) Manna Khalil al-Qaththân, Mabâhits Fî Ulûm al-Qur‟an, Manshûrât al -Ashr al-Hadîts, Riyadh, 1998

3) Muhammad Badruddin Al-Zarkasyi, al-Burhân Fî Ulûm al-Qur‟an, Dâr Ihya al-Kutub al-Arabiyah, 1957

4) Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthi, al-Itqân Fî Ulûm al-Qur‟an, Mesir : Mushthafa al-Bâbi al-Halani, 1973

5) Muhammad Abdu al-Lâzim, Manâhil al-Irfân Fî Ulûm al-Qur‟an, Dâr Ihya al-Kutub al-Arabiyah, t.th.

6) Ali Ismail al-Sayyid Handawi, Jâmi‟ al-Bayân Fî Ma‟rifati rasmi al -Qur‟an, Riyadh: Dâr al-Furqân, 1410 H.

7) Zahir Bin „Awadh al-Alma‟i , Manahij al-Jadal Fi al-Qur‟an, 1400 H 8) Ahmad Ibrahim Mahna, Tabwib Ay al-Qur‟an al-Karim MinNahiyah

al-Maudhuiyah, Cairo: Daar al-Sya‟b ,t.t.

9) Ibrahim Madkur, Mu‟jam Alfadh al-Qur‟an al-Karim, Cairo: Majma al-Lughah al-Arabiyah al-Idariyah al-Ammah Lil Mu‟jamatWa Ihya al -Turats, 1988

10) Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfadh al-Qur‟an al-Karim, Cairo: Daar al-Hadits, 1986

11) Abdul Fatah al-Qadhi, Tarikh al-Mushhaf al-Syarif, Cairo: Maktabah Wa Mathba‟ah al-Masyhad al-Husaini, 196542

Di dalam mata kuliah ini buku sumber yang menjadi rujukan sebagian besar berasal dari buku-buku turats atau buku-buku berbahasa Arab. Untuk itu mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Ulumul Qur‟an diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan.

b. Ulumul Qur‟an II

Ulumul Qur‟an II adalah mata kuliah yang mempelajari kaidah-kaidah tafsiran ayat-ayat al-Qur‟an lanjutan dari Ulumul Qur‟an I. Pada mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester III Jurusan Pendidikan Agama

42

(39)

Islam. Mata kuliah ini merupakan syarat untuk mengikuti mata kuliah kajian tafsir yang berikutnya seperti Tafsir I.

Mata kuliah ini akan memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa tentang Ulum al-Qur‟an secara umum seperti I‟jaz al-Qur‟an, Nasakh al -Qur‟an, amtsal al-Qur‟an, aqsam al-Qur‟an, Metode dan corak tafsir, al -Jadal dalam al-Qur‟an, Israiliyat, munasabah al-qur‟an, Rasm Usmani, Gharib al-qur‟an, Kaidah-kaidah tafsir, Thabaqat syarat-syarat dank ode etik para mufassir. Mata kuliah ini akan membekali kemampuan kognitif mahasiswa dalam memahami masalah-masalah yang terkait dengan ulum al-Qur‟an sehingga dapat memahami kandungan al-Qur‟an. Pada aspek afektif, mata kuliah ini akan menanamkan kecintaan dan penghayatan terhadap kaidah-kaidah ulum al-Qur‟an atau sekurang-kurangnya memunculkan sikap empati terhadap jalan pikiran ulama dalam memahami kandungan al-Qur‟an.. Pada aspek psikomotorik, mahasiswa dapat menerapkan kaidah-kaidah ulum al-Qur‟an dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an.43

Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan kaidah-kaidah Ulum al-Qur‟an secara komprehensif tentang I‟jaz al-Qur‟an, Nasakh al-Qur‟an, amtsal al-Qur‟an, aqsam al -Qur‟an, Metode dan corak tafsir, al-Jadal dalam al-Qur‟an, Israiliyat, munasabah al-qur‟an, Rasm Usmani, Gharib al-Qur‟an, Kaidah-kaidah tafsir, Thabaqat, syarat-syarat dan kode etik para mufassir. Buku sumber pada mata kuliah ini yang menjadi referensi-referensi rujukan sebagai berikut:

1) Subhi al-Shalih, Mabâhits Fî U‟lûm al-Qur‟ân, Dâr al-Ilmi Li al-Malayin, Bairut, 1998 Cet 17

2) Manna Khalil al-Qaththân, Mabâhits Fî Ulûm al-Qur‟an, Manshûrât al -Ashr al-Hadîts, Riyadh, 1998

3) Muhammad Badruddin Al-Zarkasyi, al-Burhân Fî Ulûm al-Qur‟an, Dâr Ihya al-Kutub al-Arabiyah, 1957

4) Jalaluddin Abdurrahman al-Suyuthi, al-Itqân Fî Ulûm al-Qur‟an, Mesir : Mushthafa al-Bâbi al-Halani, 1973

5) Muhammad Abdu al-Lâzim , Manâhil al-Irfân Fî Ulûm al-Qur‟an, Dâr Ihya al-Kutub al-Arabiyah, t.th.

43

(40)

6) Ali Ismail al-Sayyid Handawi, Jâmi‟ al-Bayân Fî Ma‟rifati rasmi al -Qur‟an, Riyadh: Dâr al-Furqân, 1410 H.

7) Zahir Bin „Awadh al-Alma‟i , Manahij al-Jadal Fi al-Qur‟an, 1400 H 8) al-Syekh Kholid Abdu al-Rahman al-„Ak, Ushul al-Tafsir Wa

Qawaiduhu, Damaskus: Dar al-Nafais, 198644 c. Tafrsir I

Tafsir I adalah mata kuliah yang mempelajari tafsiran ayat-ayat al-Qur‟an. Pada mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan Agama Islam. Mata kuliah ini merupakan syarat untuk mengikuti mata kuliah kajian tafsir yang berikutnya seperti Tafsir Tarbawi.”Dalam mata kuliah ini dibahas ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah-masalah iman, Islam, manusia, dan alam, antara lain mengenai Surah al-Fatihah, Allah, Rasul, malaikat, iblis/syaitan, akhirat, manusia, keluarga, masyarakat, ibadah, amr ma‟ruf nahy munkar, alam, ilmu pengetahuan, dan hubungan antar agama.”45

Pada mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan menerjemahkan dan menjelaskan maksud ayat-ayat, berkenaan dengan masalah-masalah iman, Islam, manusia, dan alam. Selain itu juga setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan :

1) Menyebutkan arti kosakata-kosakata kunci 2) Menerjemahkan ayat

3) Menjelaskan maksud ayat

4) Menerangkan pokok-pokok isi dalam ayat

5) Membahas keterpaduan pokok-pokok isi ayat dengan ayat-ayat lain, hadis-hadis, dan pendapat para ilmuwan.

6) Meyakini isi dan nilai-nilai yang terkandung dalam ayat untuk dilaksanakan dalam kehidupan.

7) Menghafal ayat-ayat yang dipelajari

44Silabus Mata Kuliah Ulumul Qur‟an II

Jurusan PAI FITK 2008 45

(41)

Buku sumber pada mata kuliah ini yang menjadi referensi-referensi

Pada mata kuliah ini setelah mempelajari kaidah-kaidah ilmu tafsir, mahasiswa diharuskan memiliki kemampuan tentang menafsirkan ayat-ayat al Qur‟an yang telah disebutkan, buku sumber yang menjadi rujukan sebagian besar berasal dari buku-buku turats atau buku-buku berbahasa Arab. Untuk itu mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Tafsir diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan.

d. Tafsir (II) Tarbawi

Tafsir tarbawi adalah mata kuliah yang mempelajari tafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan pendidikan. Pada mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester IV Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diharuskan memahami beberapa ayat yang dipahami berisi beberapa Prinsip pendidikan dan menerjemahkan serta menjelaskan maksud ayat-ayat berkenaan dengan prinsip-prinsip pendidikan. “ Dalam mata kuliah ini dibahas ayat-ayat yang dipahami berkenaan dengan Kedudukan Belajar-Mengajar, Tujuan Pendidikan, Subyek Pendidikan, Obyek Pendidikan, Metode Pendidikan, Segi-segi Pendidikan, Materi Pendidikan, dan Pendidikan Anak dalam Islam, dan digali (discovery) prinsip-prinsip pendidikan di dalamnya.”47

Dalam mata kuliah ini buku-buku referensi yang menjadi rujukan yaitu Tafsir al-Maraghi, Tafsir Ibnu Kasir, Tafsir al-Mishbah. Dan Fi Zilal al-Qur‟an.48

46

Silabus Mata Kuliah Tafsir I Jurusan PAI FITK 2008 47

Silabus Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Jurusan PAI FITK 2008 48

(42)

e. Tafsir III

Tafsir III adalah mata kuliah yang mempelajari tafsiran ayat-ayat al-Qur‟an yang diikuti mahasiswa pada peminatan tafsir. Pada mata kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Dalam mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan menerjemahkan dan enjelaskan maksud ayat-ayat berkenaan dengan prinsip-prinsip akhlak (moral), serta memahami beberapa ayat yang dipahami berisi beberapaprinsip akhlak (moral). “Dalam mata kuliah ini dibahas ayat-ayat yang dipahami mengandung nilai-nilai akhlak (moral), meliputi pelaksanaan kewajiban, teguh pendirian, berbuat baik, hemat, larangan putus asa, sabar, kerja keras, adil, jujur, kerja keras, musyawarah (demokrasi), patuh pada pimpinan, larangan mencuri/korupsi, larangan berzina/homo.” “Buku rujukan pada mata kuliah ini dinantaranya yaitu :

Tafsir al-Maraghi , Tafsir Ibnu Kasir, Tafsir al-Mishbah. Dan Fi Zilal

al-Qur‟an” 49

2. Hadis

Mata kuliah hadis merupakan mata kuliah bidang keislaman yang menjelaskan tentang hadis-hadis yang berkenaan dengan pendidikan maupun bidang lain sebagai sumber kedua dalam kajian ilmu-ilmu agama. Pada mata kuliah hadist terbagi kepada Hadis, Hadis Tarbawi dan Ulumul Hadis.

a. Hadis I

Pada mata kuliah hadis diwajibkan pada mahasiswa semester II. Pada mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memahami pengetahuan dasar tentang Hadis dan Ulumul Hadis. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dengan baik pentingnya „Ulumul Hadits, khususnya dalam hubungannya dengan kedudukan hadits (Sunnah), fungsi Hadits, kesejarahan Hadits dan „Ulumul Hadits, berbagai istilah yang telah diciptakan oleh ulama, cabang-cabang „Ulumul Hadits, kitab-kitab yang menghimpun hadits dan „Ulumul Hadits, latar belakang penelitian sanad dan matan, tata cara penelitian Hadits pada sumbernya, kualitas Hadits dan kehujjahannya, dan

49

Gambar

Tabel4.1Daftar Skripsi Mahasiswa PAI bidang Keislaman tahun 2012 ........ 51
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Tabel 4.1 Daftar Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Bid. Keislaman

Referensi

Dokumen terkait