• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada : a. Siswa

Siswa hendaknya mampu memotivasi diri dalam belajar untuk meningkatkan menganalisi naskah drama.

b. Pendidik

1. Pendidik mampu menerapkan model pembelajaran problem posing dalam menganalisis isi naskah drama

61

2. Pendidk mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran sehingga minat dan hasil belajar siswa akan baik dan meningkat.

c. Calon peneliti

1. Mampu meneliti penerapan model pembelajaran problem posing di berbagai sub pembelajaran.

2. Kiranya mampu memodifikasi model pembelajaran problem posing dengan permainan anak-anak lainnya.

68 DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2014.Guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: sinar baru algensindo

Ambarwati, Wiwit. 2012. Implementasi Metode Problem Posing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.SKRIPSI.

Annisa, Rizki. 2018. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Drama melalui Metode Kontekstual Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 7 Makassar.

SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah

As’ari, A.R. 2005. Problem Posing Untuk Peningkatan Profesionalisme Guru Matematika. Jurnal Matematika: Tahun V, Nomor 1, April 2000.

B, Sandjaja dan Heriyanto, Albertus. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Pustaka Publisher.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Emzir. 2015. Metodologi penelitian pendidikan: kuantitatif dan kualitatif.

Jakarta:Rajawali Persada

Endraswara, Suardi. 2005. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Indraswari, Sely. 2015. Pengembangan Media Berbasis Adobe Flash CC Dengan Metode Problem Posing Learning Untuk Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film/Drama di Keas XI SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.SKRIPSI.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia di kkbi.kemdikbud.go.id/entri/religious. Diakses 7 desember 2018

Musaba, Zulkifli. 2012. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nasutian. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara

Ramli, Rahma. 2018. Pengaruh Model Mind Mapping dengan Permainan Pancasila Lima Dasar Terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMK Baznas Makassar. SKRIPSI. Univeraitas Muhammadiyah

Rusman.2014. Model-model pembelajaranmengembangkan profesionalisme guru.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.

Semarang: FMIPA UNNES.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Syamsuri, Andi Sukri. 2014. Bahasa Indonesia Mata kuliah dasar umum.

Makassar: Pustaka Lontara.

63

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2012. Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Waluyo, Herman J. 2003. Drama: Teori dan Pengajarannya. Yokyakarta:

Hanandita.

Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasarin Press.

LAMPIRAN

Rencana kegiatan pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 12MAKASSAR

Mata pelajaran : Bahasa indonesia

Materi pokok : Drama

Alokasi waktu : 6 x 45menit ( 3 JP) A. Kompetensi Inti

KI- 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

KI- 2 Memahami dan menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedur berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humainora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI- 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI- 4 Mengolah, menalarn dan menyajikan dalam rana konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi

Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran 3.18. mengidentifikasi alur cerita, babak

demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton

 Mendata alur, konfliks,

penokohan, dan hal yang menarik dalam drama yang dipentaskan.

4.18. mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca.

 .Memberi tangggapan serta memperbaiki hasil kerja dalam diskusi kelas.

3.19. Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca

 Mengidentifikasi isi dan

kebahasaan drama yang dibaca.

C. Tujuan pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik di harapkan dapat

1. Mampu mengetahui unsur-unsur dalam drama (alur, babak, konflik, dan penokohan)

2. Mampu mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama 3. Mampu merancang pementasan drama

4. Mampu memberikan tanggapan pada sebuah pementasan drama.

D. Materi pembelajaran Drama

 Alur dalam drama

 Babak dalam drama

 Konflik dalam drama

 Penokohan dalam drama

 Isi Dan kebahasaan drama

 Persiapan pementasan drama

 Pementasan drama E. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Konvensional

Metode : penugasan, tanya jawab, eksplorasi F. Media/alat, bahan pembelajaran

Media : naskah drama

G. Sumber belajar

 buku bahasa indonesia kelas XI

 Buku referensi yang relevan

 Internet

H. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan pertama

2 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi sebelumnya.

 Guru menyampaikantujuanpembelajaran

10 menit

Inti  Guru menyampaiakan sub materi pembelajaran

 Guru membahas materi yang akan di ajarkan tentang pengertian,drama dan unsur unsurnya.

 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait materi yang di pelajarai hari ini,

 Setelah semua peserta didik memahami materi yang telah disampaiakan, guru menugaskan

70 menit

mengidentifikasi drama yang telah dibaca.

 Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.

 Guru menejlaskan tata cara pengerjaan tugas kelompok sekaligus individu dan cara penilaiannya.

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

10 menit

Pertemuan kedua 2 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

5 menit

materi sebelumnya.

Inti  Peserta didik ditugaskan untuk menganalisis naskah drama “munafik“ yang telah di bagikan oleh guru lalu para ketua kelompok menukar naskah mereka ke kelompok yang lain..

80 menit

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pemebelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

5 menit

Pertemua ketiga 2 x 45 menit kegiatan

Deskripsi Alokasi waktu

pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tetntang materi sebelumnya.

5 menit

Inti  Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka

80 menit

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pemebelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

5 menit

I. Penilaian

1. Teknik penilaian

a. Kompetensi keagamaan dan sosial

 Teknik penilaian : observasi/pengamatan

 Bentuk : catatan hasil observasi b. Kompetensi pengetahuan

 Teknik penilaian : tes

 Bentuk penilaian : penugasan kelompok

 lembar kerja siswa c. Kompetensi keterampilan

 Teknik penilaian : penugasan

 Bentuk : tugas tertulis

Lampiran Materi

A. Pengertian drama

Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.

Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.

B. Jenis-Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain:

Tragedi: drama yang bercerita tentang kekecewaan.

1. Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.

2. Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.

3. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.

4. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.

5. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.

6. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.

7. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.

C. Unsur-Unsur Drama

Berikut unsur-unsur drama :

1. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama.

2. Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai babak terakhir.

3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.

4. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut.

Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.

5. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama yang berlangsung.

6. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.

D. Isi dan kebahasaan drama

1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak diulas.

Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis. Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam, menakutkan, dan lain sebagainya.

Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas. Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat…,

….sekali, sangat…..

2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif

Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.

3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal

a.) Konjungsi internal (intrakalimat), konjungsi yang menghubungkan dua argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.

Terdapat 4 (empat) kategori makna hubungan :

 Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi dan, atau, serta;

 Menyatakan waktu, yaitu sejak, setelah, sesudah, ketika, saat;

 Menyatakan perbandingan, yaitu tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga, bukan saja/hanya…, melainkan juga…;

 Menyatakan sebab-akibat, yaitu sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana, jikalau.

b.) Konjungsi eksternal (antarkalimat), konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa/deskripsi hal/benda dalam kalimat kompleks atau 2 kalimat simpleks.

Sama halnya dengan intrakalimat, konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna hubungan :

Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi lebih lanjut, di samping itu, selain itu;

Menyatakan waktu/temporal, yaitu pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian, berikutnya, selanjutnya, akhirnya ;

Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun, namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;

Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat, maka.

3. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)

Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.

4. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional

Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses.

Misalnya : makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan lainnya. Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal (kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu).

Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.

Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi, mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.

Rencana kegiatan pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 12MAKASSAR

Mata pelajaran : Bahasa indonesia

Materi pokok : Drama

Alokasi waktu : 6 x 45menit ( 3 JP) J. Kompetensi Inti

KI- 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

KI- 2 Memahami dan menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedur berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humainora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI- 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI- 4 Mengolah, menalarn dan menyajikan dalam rana konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

K. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi

Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran 3.18. mengidentifikasi alur cerita, babak

demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton

 Mendata alur, konfliks,

penokohan, dan hal yang menarik dalam drama yang dipentaskan.

4.18. mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca.

 .Memberi tangggapan serta memperbaiki hasil kerja dalam diskusi kelas.

3.19. Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca

 Mengidentifikasi isi dan

kebahasaan drama yang dibaca.

L. Tujuan pembelajaran

Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik di harapkan dapat

5. Mampu mengetahui unsur-unsur dalam drama (alur, babak, konflik, dan penokohan)

6. Mampu mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama 7. Mampu merancang pementasan drama

8. Mampu memberikan tanggapan pada sebuah pementasan drama.

M. Materi pembelajaran Drama

 Alur dalam drama

 Babak dalam drama

 Konflik dalam drama

 Penokohan dalam drama

 Isi Dan kebahasaan drama

 Persiapan pementasan drama

 Pementasan drama N. Metode pembelajaran

Model pembelajaran : Problem Posing

Metode : penugasan, tanya jawab, eksplorasi O. Media/alat, bahan pembelajaran

Media : naskah drama

P. Sumber belajar

 buku bahasa indonesia kelas XI

 Buku referensi yang relevan

 Internet

Q. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan pertama

2 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi sebelumnya.

 Guru menyampaikantujuanpembelajaran

10 menit

Inti  Guru menyampaiakan sub materi pembelajaran

 Guru membahas materi yang akan di ajarkan tentang pengertian,drama dan unsur unsurnya.

 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait materi yang di pelajarai hari ini,

 Setelah semua peserta didik memahami materi yang telah disampaiakan, guru menugaskan

70 menit

mengidentifikasi drama yang telah dibaca.

 Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok.

 Guru menejlaskan tata cara pengerjaan tugas kelompok sekaligus individu dan cara penilaiannya.

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

10 menit

Pertemuan kedua 2 × 𝟒𝟓 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang

5 menit

materi sebelumnya.

Inti  Peserta didik ditugaskan untuk menganalisis naskah drama “munafik” yang telah di bagikan oleh guru lalu para ketua kelompok menukar naskah mereka ke kelompok yang lain..

80 menit

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pemebelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

5 menit

Pertemua ketiga 2 x 45 menit kegiatan

Deskripsi Alokasi waktu

pendahuluan  Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Guru mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tetntang materi sebelumnya.

5 menit

Inti  Tiap kelompok/peserta didik menganalisis isi naskah drama kelompok/peserta didik lainnya.

Kemudian menyiapkan pertanyaan berdasarkan hasil analisis masing masing.

 Kemudian para kelompok yang memiliki naskah, berdiskusi untuk pertanyaan yang diberikan kepada mereka.

 Kemudian, kelompok yang menganalisis naskah drama kelompok lain memberikan point tiap unsur yang dianalisis

80 menit

Penutup  Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pemebelajaran.

 Guru menyampaikan pesan moral

 Guru menutup pembelajaran

5 menit

R. Penilaian

2. Teknik penilaian

d. Kompetensi keagamaan dan sosial

 Teknik penilaian : observasi/pengamatan

 Bentuk : catatan hasil observasi

e. Kompetensi pengetahuan

 Teknik penilaian : tes

 Bentuk penilaian : penugasan individu dan kelompok

 Instrumen penilaian:lembar kerja siswa f. Kompetensi keterampilan

 Teknik penilaian : penugasan

 Bentuk : tugas tertulis

Lampiran Materi

E. Pengertian drama

Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.

Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak.

F. Jenis-Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain:

Tragedi: drama yang bercerita tentang kekecewaan.

8. Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan.

9. Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.

10. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.

11. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.

12. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.

13. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan.

14. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.

G. Unsur-Unsur Drama

Berikut unsur-unsur drama :

7. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita drama.

8. Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak pertama sampai babak terakhir.

9. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut dengan figuran.

10. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak yang jahat.

11. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam kisah drama yang berlangsung.

12. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.

H. Isi dan kebahasaan drama

1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak diulas.

Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis. Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam, menakutkan, dan lain sebagainya.

Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas. Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat…,

….sekali, sangat…..

2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif

Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.

3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal

a.) Konjungsi internal (intrakalimat), konjungsi yang menghubungkan dua argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.

Terdapat 4 (empat) kategori makna hubungan :

 Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi dan, atau, serta;

 Menyatakan waktu, yaitu sejak, setelah, sesudah, ketika, saat;

Dokumen terkait