• Tidak ada hasil yang ditemukan

keefektifan model pembelajaran problem posingdalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "keefektifan model pembelajaran problem posingdalam"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana kemampuan menganalisis isi naskah drama pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran Problem Setting pada siswa kelas XI SMA Negeri 12 Makassar. Bagaimana kemampuan menganalisis isi naskah drama setelah menggunakan model pembelajaran problem position pada kelas eksperimen siswa kelas XI. kelas di SMA Negeri 12 Makassar. Apa perbedaan yang signifikan antara kemampuan menganalisis naskah drama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa kelas XI SMA Negeri 12 Makassar.

Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kemampuan menganalisis isi skenario drama sebelum dan sesudah pengenalan model pembelajaran problem setting pada kelas eksperimen siswa XI. kelas di SMA Negeri 12 Makassar. Bukti adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menganalisis skenario drama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa kelas XI SMA Negeri 12 Makassar.

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

  • Penelitian Relevan
  • Model Pembelajaran Problem Posing
  • Ciri-Ciri Model Pembelajaran Problem Posing
  • Kelebihan dan Kekurangan Problem Posing
  • Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing
  • Teori Sastra
  • Drama
  • Naskah Drama
  • Analisis Naskah Drama
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis Penelitian

Tentu saja pesan tersebut tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui naskah drama yang ditulisnya. Menurut Waluyo (2002: 2), naskah drama adalah suatu genre karya sastra yang sejajar dengan prosa dan puisi. Naskah drama merupakan imajinasi penulis tentang kehidupan manusia, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain, atau bahkan sekadar pengalaman khayal.

Permasalahan yang ditemui di sekolah khususnya SMA Negeri 12 Makassar adalah ketidakmampuan siswa menganalisis teks drama. Dalam upaya meringankan kekurangan tersebut di kalangan siswa, penulis mengembangkan model pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada siswa dalam menganalisis teks drama. Hal ini dapat didukung dengan adanya perubahan atau pergeseran pemahaman tentang cara siswa belajar menganalisis naskah drama.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Sugiyono menyatakan bahwa populasi adalah suatu bidang yang digeneralisasikan yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik, khususnya yang digunakan peneliti untuk mempelajari dan kemudian menarik kesimpulan. Dari pengertian populasi tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA yang berjumlah 192 siswa. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 6 SMA Negeri 12 Makassar sebagai kelas sampel yang berjumlah 71 siswa.

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang penerapan model pembelajaran problem position melalui kegiatan kelompok dengan menggunakan media naskah drama, langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem position melalui kegiatan kelompok dengan menggunakan media naskah drama, dan hambatan dalam pelaksanaannya. dari model pembelajaran problem hadap. model pembelajaran melalui kegiatan kelompok dengan menggunakan media naskah drama.

Teknik Analisis Data

  • Analisis statistik deskrptif
  • Analisis statistik inferensial

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, rerata skor kompetensi analisis isi skenario drama siswa kelas kontrol berada pada kategori sangat rendah. SMA Negeri 12 Makassar tidak menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah dengan menganalisis isi naskah drama bertema “kemunafikan” sehingga diperoleh rentang skor siswa untuk mengetahui kompetensi siswa dalam menganalisis naskah drama. Siswa berada pada tingkat hasil belajar tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah. Berdasarkan tabel 4.6 di atas, rata-rata skor kompetensi analisis isi skenario dramatik siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, rata-rata skor kompetensi analisis isi naskah drama siswa kelas kontrol termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata skor jawaban siswa mengenai pengaruh model pembelajaran problem pose dalam menganalisis isi naskah drama adalah 7,57, dimana persentase skor yang menjawab ya adalah 75,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa mengenai pengaruh Model Pembelajaran Problem Setting dalam menganalisis isi naskah drama mempunyai pengaruh yang cukup signifikan, karena memenuhi kriteria respon siswa yaitu ≥ 50%.

Sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran problem pose dengan menganalisis isi naskah drama, siswa diberi tugas membuat cerita pendek secara berkelompok dengan tema yang telah ditentukan. Kemampuan siswa menganalisis naskah drama sebelum menggunakan model pembelajaran pengenalan masalah dalam menganalisis isi naskah drama, siswa diminta memperhatikan drama pada buku cetakan yang telah dibagikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem statement dalam analisis isi teks drama memberikan pengaruh terhadap pembelajaran menganalisis isi naskah drama Kelas.

Artinya hipotesis penelitian ini yaitu “jika menggunakan model problem pose untuk menganalisis isi skenario drama ini dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 12 Makassar lebih tinggi”. Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran mengajukan masalah dalam menganalisis isi skenario drama. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ketuntasan kelas yang memperoleh model pembelajaran berbasis masalah pada analisis isi skenario drama yaitu 88,33 dan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan lakon pancasila lima dasar. , yaitu 59,9. .

.di SMA Negeri 12 Makassar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni di SMA Negeri 12 Makassar dan kelas terpilih). ) setelah mendapat perlakuan (treatment), dilakukan pengukuran kembali (posttest) untuk mengetahui hasil perlakuan menggunakan model pembelajaran problem pose dalam menganalisis isi naskah drama di kelas XI IPA 6. Dari hasil pretest diketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses penugasan dan mempunyai berbagai permasalahan dalam menganalisis isi naskah drama. Beberapa siswa juga terlihat tidak antusias dan tidak tertarik dalam belajar sehingga membuat siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada pertemuan berikutnya, pada saat dilakukan perlakuan dengan menggunakan model permasalahan pembelajaran yang diajukan dalam menganalisis isi naskah drama, terdapat beberapa perbedaan yang terjadi. di kelas pada tahap ini mengenai respon siswa terhadap pembelajaran, misalnya pada sikap dan aktivitas siswa sebelum pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran problem pose dalam menganalisis isi naskah drama dan melaksanakan model pembelajaran problem pose, siswa terlihat aktif dan antusias saat mengikuti pembelajaran, sehingga kelas yang awalnya tampak tidak bernyawa karena kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. mengambil pelajaran, sekarang terlihat tak bernyawa. menyenangkan karena siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran, karena pembelajaran dianggap sebagai permainan yang bernilai edukasi. Kemampuan siswa dalam menganalisis naskah drama dengan menggunakan metode konvensional. Saat menganalisis isi naskah drama, siswa diminta memperhatikan drama dalam buku cetakan yang telah dibagikan.

Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa kemampuan berbahasa siswa khususnya keterampilan menulis dan mendengarkan pada kategori menganalisis skenario drama masih kurang. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa model pembelajaran yang mengajukan masalah analisis isi naskah drama mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya drama. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata skor tahap post-test yang dipertimbangkan pada permasalahan penyusunan model pembelajaran analisis isi skenario drama memperoleh skor yang lebih tinggi yaitu 88,3 ​​dibandingkan dengan tahap pre-test, yang tidak menerima tes. penetapan masalah berkaitan dengan model pembelajaran analisis isi skenario drama yaitu 72. 6.

Selain itu, siswa lebih aktif saat proses pembelajaran ketika diterapkan model problem statement dalam menganalisis isi naskah drama, karena siswa sangat menikmati proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar siswa pada penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam menganalisis isi skenario drama ini dinilai berhasil terlihat dari hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan pengumpulan data dengan cara menggunakan angket (terlampir) yang menunjukkan bahwa minat siswa dalam belajar menggunakan model pembelajaran problem pose dalam Menganalisis isi skenario drama berdampak dan meningkatkan minat. Hal ini juga disebabkan karena naskah drama menarik perhatian siswa sehingga tercipta kerjasama yang baik dengan siswa lainnya.

Oleh karena itu, dengan model pembelajaran pemecahan masalah berbantuan naskah drama yang sangat digemari masyarakat, siswa dapat menikmati pembelajaran dengan model yang diterapkan dan menghasilkan hasil belajar yang cukup baik serta memberikan peningkatan dari pembelajaran sebelumnya yang tidak diatasi. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran pemecahan masalah analisis isi naskah drama efektif digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 12 Makassar. Inti  Siswa bertugas menganalisis naskah drama “Munafik” yang telah dibagikan oleh guru dan kemudian ketua kelompok menukarkan naskahnya dengan kelompok lain.

Inti  Siswa ditugaskan menganalisis naskah drama “Si Munafik” yang dibagikan guru, kemudian ketua kelompok menukarkan naskahnya dengan kelompok lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya terkait materi yang dipelajari hari ini. Dalam membagi jenis-jenis drama biasanya digunakan tiga prinsip dasar, yaitu: Dari penyajian cerita drama, dari sarananya, dan dari keberadaan naskah dramanya. Tableau: jenis drama yang mengutamakan gerak, pelakunya tidak berdialog, melainkan melakukan berbagai gerak.

Narator: Bryan membelikan minuman untuk teman-temannya, namun Bianca dan teman-temannya menumpahkan minuman mereka (keluar). Narator: Bianca dan sahabatnya menyerang Randy dan sahabatnya kecuali Cinta karena, eh, karena Cinta tidak pergi ke kantin. Narator: duh mundar – mandir mundar – mandir cabai deh kaki akyu, oke dan ketika Bianca dan sahabatnya membuat rencana, mereka akan melaksanakan rencana mereka sepulang sekolah.

Narator: Rendi dan temannya pulang ke rumah sehingga mereka memasak bersama di rumah. Narator : Setelah Rendi dan temannya pulang, misi Bianca dan temannya pun mulai berjalan. Bianca ke rumah Gigi dan Bunga, Izam ke rumah Rendi, Elisha ke rumah Cinta, dan Ramos ke rumah Bryan, dimulai dari rumah Gigi (Akhir). Izam : Jadi ini surat dari Bryan untukmu, dia menitipkan ini padaku saat kalian berangkat pulang dan aku juga mengetahui darinya bahwa ini adalah rumahmu.

Narator: Bunga, Cinta, Rendi, Gigi dan Bryan kini bermusuhan, sedangkan Bianca dan sahabatnya. Elisha : Aku juga minta maaf jika aku melakukan kesalahan pada kalian, jadi kalau tidak ada, tidak usah di manfaatkan. Narator : Pada akhirnya Bianca dan sahabatnya menjadi sahabat, Rendi dan sahabatnya, itu cerita musuh menjadi sahabat, maaf jika ada kata-kata yang kurang dimengerti.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga berdasarkan data tersebut dapat menjawab hipotesis yang diajukan yaitu dengen menerapkan metode pembelajaran problem posing dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap