BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulam diatas maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yang diharapan nantinya akan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Para orangtua hendaknya mengetahui apa yang dibutuhkan ole anaknya, misalnya seorang remaja membutuhkan seorang pendukung maka orangtua hendaknya mendukung mereka. Sekalipun begitu orangtua tetap
massa.
2. Pada sekolah atauguru perluh mengawasi sikap para anak didiknya dan perlunya bimbingan kepribadian disekolah.
3. Teman bergaul, seorang remaja harus memilih teman yang baik luar dalamnya maksudnya yang pergaulannya positif dan hatinya juga baik agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Belajar, ss 2011. Pola sosialisasi (Online) http://ssbelajar.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 12 April 2015
Belajar, ss 2015. Pengertian dan jenis-jenis tindakan social (Online) http://ssbelajar.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 12 April 2015
Detak, zaman 2011. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian (Online) http://detakzaman.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2014 Fergiyono, Nico 2013. Pengaruh sosialisasi keluarga terhadap gaya hidup
(Online) https://plus.google.com/+nicofergiyono/posts. diakses pada tanggal 12 November 2013
Haryanto 2010. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli (Online) http://belajarpsikologi.com/. Diakses pada tanggal 11 Maret 2010.
Idrus, Muhammad 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Muin, Idianto 2013. Sosiologi. Jakarta : Erlangga
Mustofa, Ijal 2013. Seks Bebas dan MasalahAborsi (online) http:// seks bebas dan masalah aborsi _ Ijal Mustofa Write Something.htm. diakses pada tanggal 22 mei 2013.
Nirwana, Ade Benih 2011. Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Edisi satu. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Narwoko, J. Dwi Dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
Omika, Hefri Asra 2015. Sosialisasi dan kepribadian (Online) https://infosos.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 April 2015
Risaucup 2011. Kasus dampak positif dan negatif sosialisasi media (Online) http://nikahistfakauna.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2011
Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Remaja.
Silalahi, Ulber 2012. Metodologi Penelitian Sosial, Edisi Ketiga. Bandung: PT.
Refika Utama.
67
Spongelory 2011. Pergaulan Bebas Kalangan Remaja, Waspadai ! (online) http://
ww. artikel remaja masa kini.htm. diakses pada tanggal 15 maret 2011.
Silalahi, Herbert 2013. Agen sosialisasi teman bermain (Online) https://plus.google.com/112825215966402050631/posts. diakses pada tanggal 22 Januari 2013
Syani, Abdul 1987. Sosiologi kelompok dan masalah sosial. Jakarta : Fajar Agung Tyastari, Firda 2011. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli (online) http:// ww.
Leadership Pengertian Remaja Menurut Para Ahli.htm. diakses pada tanggal 24 April 2011.
2. Apakah bapak setiap hari memberikan nasihat kepada siswanya ? 3. Pernakah siswa bapak melanggar aturan dalam sekolah ?
4. Ketika seorang siswa melanggar aturan-aturan dalam sekolah, hal-hal apa yang lakukan seorang guru?
5. Bagaimana cara bapak mengatasi agar siswa bapak terhindar dari pergaulan bebas?
6. Apakah bapak memberikan batasan terhadap siswanya dalam memilih teman bergaul ?
7. Bagaimana sosialisasi yang baik dan benar agar seorang siswa bisa menerima dan diterapkan dalam hidupnya bukan karena paksaan?
8. Seperti apa pengawasan bapak terhadap siswanya pada media massa yang bisa berakhir negatif jika disalahgunakan ?
2. Apakah anda setiap hari memberikan nasihat kepada anak anda ? 3. Pernakah anak anda melanggar aturan dalam keluarga ?
4. Ketika seorang anak melanggar aturan-aturan dalam keluarga, hal-hal apa yang lakukan orangtua?
5. Bagaimana cara anda mengatasi agar anak anda terhindar dari pergaulan bebas?
6. Apakah anda memberikan batasan terhadap anak dalam memilih teman bergaul ?
7. Bagaimana sosialisasi yang baik dan benar agar seorang anak bisa menerima dan diterapkan dalam hidupnya bukan karena paksaan?
8. Seperti apa pengawasan anda terhadap anak pada media massa yang bisa berakhir negatif jika disalahgunakan ?
pergaulan bebas?
2. Apakah orangtua memberikan batasan dalam memilih teman bergaul ? 3. Apakah orangtua mengizinkan untuk pacaran ?
4. Pernakah ade pernah melanggar aturan dalam keluarga ?
5. Ketika melanggar aturan-aturan dalam keluarga, sanksi apa yang diberikan oleh orangtua?
6. Pernakah ade pernah melanggar aturan dalam sekolah ?
7. Ketika melanggar aturan-aturan dalam sekolah, sanksi apa yang diberikan oleh guru?
8. Bagaimana cara menggunakan media massa yang benar dan tidak disalahgunakan ?
tanggal 27 Agustus 1992. Ayahanda bernama Musa dan Ibunda bernama Ramlah, memiliki satu orang saudara kandung adalah Asri.
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (2004), SMP Negeri 3 Lappariaja (2007), SMA Negeri 1 Bungoro (2010). Dan pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Muhamadiyah Makassar melalui jalur SPMB mengambil jurusan pendidikan sosiologi dan selesai pada tahun 2015 dengan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Penulis sangat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi baik yang bersifat ekstra. Organisasi ekstra yang pernah di ikutinya antara lain Pengurus Organisasi Daerah ( Periode 2012 ; Ketua Bidang Advokasi), KEPMI BONE ( Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia BONE ), IPMIBAR, DPC Lappariaja.
NURLINDAH 105370223511
Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sosialisasi terhadap remaja, implikasi yang timbulkan dari sosialisasi terhadap remaja dan sosialisasi terhadap remaja dalam upaya meminimalisiasi tindakan penyimpangan aborsi. Adapun subyek dalam penelitian ini yaitu 4 orang remaja, 3 orang tua para remaja, 2 orang Guru yang bertempat tinggal di Kota Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dekriptif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati selama melakukan penelitian ini, memberikan gambaran umum dan penjelasan dengan berdasarkan data-data dan informasi tentang. Dasar penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dimana penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap objek penelitan guna menjawab permasalahan dari peneliti. Sedangkan tipe penelitian adalah Purposive Sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tentang sosialisasi terhadap remaja dalam meminimalisasi tindakan penyimpangan aborsi di Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sosialisasi terhadap remaja yang baik dan benar dalam meminimalisasi tindakan penyimpangan aborsi dalam kehidupan remaja yaitu sosialisasi lingkungan keluarga, peran orangtua dalam pembentuan karakter anak menerapkan nilai dan norma yang baik dan benar
orangtua hanya memperbolehkan anak bergaul dengan orang yang dikenal asalusul keluarganya.
Dampak yang timbulkan dari sosialisasi terhadap remaja di Kota Makassar. Dampak positifnya remaja dapat mematuhi aturan dalam keluarga, sekolah dan memilih teman bergaul bergaul yang dikenal baik terakhir media massa dapat membantu siswa dalam berkomunikasi dengan temannya. Sedangkan dampak negatifnya remaja dimarahi sama orangtua kalau melanggar aturan dalam keluarga, dihukum ketika sering melakukan pelanggaran disekolah.
Kata Kunci :Sosialisasi Terhadap Remaja, Meminimalisasi Tindakan penyimpangan Aborsi
Latar Belakang
Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik dengan keluarga, teman sebaya, sekolah maupun media massa.
Unsur-unsur Sosialisasi merupakan cara belajar atau suatu proses akomodasi dan yang dipelajari adalah nilai-nilai, norma-norma, ide-ide atau gagasan, pola-pola tingkah laku dan adat istiadat serta keseluruhannya itu diwujudkan dalam kepribadiannya. Keseluruhannya itu merupakan segala aspek dari proses kehidupan manusia yang berhubungan erat dengan sosialisasi menyangkut keberhasilan ataupun kegagalan sosialisasi. Sosialisasi juga sebagai proses belajar individu dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan yang berpedoman pada norma-norma.
Norma merupakan kaidah, pokok, kadar atau patokan yang diterima secara utuh oleh masyarakat guna mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari, agar hidup ini terasa aman dan menyenangkan. Norma sendiri masih terbagi menjadi beberapa jenis seperti norma agama, norma kesusilaan, norma hukum dan adat
diliputi kekuatan-kekuatan gaib yang lebih tinggi. Norma bisa juga berupa larangan-larangan dengan sanksi keras, hukuman atau tindak pengasingan.
Kenyataannya, meskipun sudah ada norma yang mengatur kehidupan masyarakat, namun tetap saja ada perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma tersebut. Individu yang berperilaku tidak sesuai dengan norma yang berlaku dianggap sebagai pelanggaran terhadap norma. Pada umumnya, individu dalam interaksinya dengan individu atau kelompok lain dalam mencapai tujuan tertentu menyesuaikan dengan norma-norma yang berlaku. Sebaliknya, ada individu atau kelompok dalam mencapai tujuannya tidak dapat menyesuaikan norma yang berlaku disebut deviasi. Perilaku-perilaku yang melanggar norma-norma sosial itu disebut sebagai perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang merupakan hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna, serta ketidakmampuan seseorang menerapkan nilai dan norma sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang, sehingga menghasilkan perilaku yang menyimpang. Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan normanorma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan(deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri(conformity) terhadap kehendak masyarakat.
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku menyimpang. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja seperti:
kabur dari rumah, membawa senjata tajam, dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan
Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya dan bagamana cara orang tersebut hidup. Dalam hal ini seks bebas merupakan gaya hidup para remaja masa kini. Adegan ciuman, dan hubungan intim yang disediakan media seperti televisi film, radio, internet dan bacaan porno dikonsumi para anak muda lalu mereka praktekkan dalam hubungan berpacaran mereka. Jiwa anak mudah yang mudah berubah dan tanpa berpikir panjang mereka melakukan hubungan intim dan berakibat hamil diluar nikah, di Kota Makassar saat ini aborsi menjadi salah satu masalah yang sangat memperihatinkan, dilihat dari tingginya angka aborsi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian Ibu. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, dilain pihak, aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita ditelevisi dari masyarakat sendiri tentang terjadinya aborsi, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan. Kehidupan manusia dimulai saat setelah pembuahan terjadi. Jika dengan sadar dan dengan segala cara kita mengakhiri hidup manusia tak berdosa, berarti kita melakukan suatu perbuatan tidak bermoral dan asosial. Tidak semestinya kita membiarkan penghentian nyawa hidup siapapun atau hidup kita sebagai manusia menjadi tidak berharga lagi.
Media social yang menyajikan informasi yang luas, perilaku yang melebihi hubungan suami istri, Kondisi pergaulan dan keadaan tempat tinggal yang bebas mendukung untuk melakukan seks bebas dan dapat berakibat kehamilan yang tidak di inginkan dan berakhir pada tindakan aborsi adalah salah satu cara mengakhiri masalah mereka. Namun tidak semua aborsi merupakan
Kajian Pustaka
Sosialisasi adalah proses pembelajaran seseorang untuk mempelajari pola hidup sesuai nilai, norma dan kebiasaan yang ada dan dijalankannya dalam masyarakat atau kelompok dimana dia berada. Unsur-unsur sosialisasi adalah peranan pola hidup dalam masyarakat sesuai nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat.
Ritcher JR (1987 : 139) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan,keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat.
Stewart (1985:93) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan sikap nilaidan kebiasaan dalam kebudayaan. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang hak karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
Broom dan Selznic ( 1961 : 79 ) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
Dari segi masyarakat sosialisasi adalah cara untuk mentransmisikan kebudayaan dan cara bagaimana seseorang di sesuaikan kedalam cara kehidupan yang telah diorganisir dari segi individu, soisalisasi adalah pemenuhan potensi pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Sosialisasi memanusiakan, manusia dan mengembangkannya agar menjadi pribadi yang mempunyai kesadaran identitasi mampu mengatur dan mendisiplinkan prilakunya, serta memilikinya cita-cita, nilai-nilai dan ambisi.
Fungsi sosialisasi ialah proses belajar, bersikap, berperilaku, dan berkehendak mengenai aturan-aturan, norma-norma dan tata nilai di dalam kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi ini merupakan proses memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma-norma baru di dalam masyarakat. Keluarga merupakan fungsi sosialisasi paling utama bagi anggota keluarga terutama anak,
statusnya di masyarakat, keluargalah yang mengajarinya. Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar anak dapat memainkan peran dan statusnya dengan benar di dalam masyarakat.
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering kali didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Kartini Kartono (1995: 148) “masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa”. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual. Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Jensen dalam bukunya Sarlito. W Sarwono (1985:256) membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu :
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lai-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan, pncurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
c. Kenakalan social yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:
pelacuran, penyalagunaan obat. Di Indonesia mungkin dapat juga dimaksudkan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini.
Remaja bisa saja mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu aman untuk dilakukan. Namun bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu, ternyata lebih banyak membawa kerugian. Salah satu risikonya adalah kehamilan di luar nikah sungguh merupakan suatu permasalahan
aborsi kriminalitas.
Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja,yaitu:
1. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak menekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
5. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
6. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
7. sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan tata aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Secara sederhana kita memang dapat mengatakan, bahwa seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat (minimal disuatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau tindakan tersebut di luar
yang melanggar sejumlah aturan atau norma sosial yang berlaku. sedangkan penyimpangan jamak yaitu selain berprofesi sebagai pencuri atau perampok, mereka acapkali juga seorang alkoholik, gemar melacur dan suka menggunakan tindakan kekerasan.
Menurut Bruce J. Cohen dalam bukunya Idianto Muin( 2013:156), perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Menurut Paul B. Horton penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah, dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera mengganti mode pakaiannya. Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar.
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma- norma baik norma hukum maupun.
Teori sosialisasi
teorinya dengan Asosiasi Diferensial. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultur atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang.
Dalam teorinya Sutherland bahwa seseorang berperilaku menyimpang karena meniru hal-hal yang menyimpang dari teman sebaya. Dalam hal ini tidak adanya kemahiran atau kedewasaan dalam penguasaan suatu sikap sehingga memilih hal-hal negative Remaja khususnya yang belum mampu mempilter mana yang baik mana yang buruk karena masih labil, pikiran yang mudah berubah tanpa berpikir panjang akibatnya.
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula.
Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung kearah modernisasi akan membantah semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga menimbulakan penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.
Aborsi adalah menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik. Aborsi dapat dikatakan pengguguran kandungan yang disengaja dan saat menjadi masaah serius terhadap remaja. aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aborsi didefinisikan
Permasalahan aborsi sendiri tidak jauh dari bagaimana pola pergaulan dan lingkungan kehidupan seks bebaslah yang membuat permasalahan ini kehidupan jauh dari pengawasan orangtua juga pemicu dari seks bebas ini berasal. Tindakan yang melanggar norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Aborsi merupakan fenomena social yang perluh mendapatkan tanggapan dan perhatian serius karena hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehatan. Saat ini aborsi sudah menjadi alat ampuh untuk menggagalkan kehamilan yang tidak di inginkan pada remaja. hal ini terjadi pada remaja yang mengalami KTD dan akhirnya melakukan aborsi.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian sosial budaya dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu“teori”.
Adapun tipe penelitian, Purposive Sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan subjek atau orang-oarng terpilih harus sesuai dengan cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel tersebut.
Pembahasan
Proses sosialisasi diawali dari lingkungan keluarga, sekolah, teman bergaul dan media massa yang ada di sekitar kehidupan individu. Proses sosialisasi menjadikan seseorang tahu dan memahami bagaimana seseorang