• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. PENUTUP

6.2. Saran

VI. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Ahdiyah. Ifa dan K.I. Pratiwi. 2015. Pengaruh ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium) sebagai larvasida nyamuk Culex sp. Jurnal Sains dan Seni Pomits 4(2): 32-36.

Analisa, W., Fahrurrozi, dan Ginting, S. 2022. Keefektifan berbagai jenis insektisida nabati terhadap beberapa hama penting pada jagung manis yang ditanam secara konvensional. Jurnal Agrikultura 33 (3): 359-368

Angraini, Yenni. 2017. Uji Fitokimia Dan Toksisitas Dari Ekstrak Daun Bintaro Cerbera Odollam Gaerthn Terhadap Artemia salina Leach. Skripsi.

Departemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.

Arianti, R. 2012. Aktivitas Hepatoprotektor dan Toksisitas Akut Ekstrak Akar Alang-alang (Imperata cylindrica). Skripsi. Jurusan Biokimia FMIPA IPB.

Bogor.

Azmin, N., & Rahmawati, A. 2019. Skrining dan analisis fitokimia tumbuhan obat tradisional masyarakat kabupaten bima. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia 6(2): 259-268.

Bagariang, Willing., Enie Tauruslina., Umi Kulsum., Tri Murningtyas., Hadi Suyanto., Surono., Nanar A Cahyana., Dida Mahmuda. 2020. Efektifitas insektisida berbahan aktif klorantraniliprol terhadap larva Spodoptera frugiperda. Jurnal Proteksi Tanaman 4 (1): 29-37.

Chan, E. W. C., Wong, S. K., Chan, H. T., Baba, S., & Kezuka, M. 2016. Cerbera are coastal trees with promising anticancer properties but lethal toxicity: A short review. Journal of Chinese Pharmaceutical Sciences 25(3): 161-169.

Cokorda, J. Ketut, dan W. 1. G. A. S. 2016. Kajian fitokimia dan potensi ekstrak daun tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss). In Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Denpasar.

Denny, Hanifa Maher., Agung Sugihantono., Kartini Rustandi., Jelsi N. Marampa.

2016. Pedoman Penggunaan Pestisida Secara Aman dan Sehat di Tempat Kerja Sektor Pertanian (Bagi Petugas Kesehatan). Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Dewi, M. S., Subchan, W., & Prihatin, J. 2018. Effectiveness of bintaro seeds extract (Cerbera odollam Gaertn.) on armyworm (Spodoptera litura (Fabricius) mortality. BIOEDUKASI: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya 16(1): 31-38.

Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan. 2012. Program Pengembangan Produksi Jagung Nasional. Makalah National Maize Research and

Development Prioritization workshop tahun 2012. Malino Sulawesi Selatan.

FAO dan CABI Food and Agriculture Organization. CABI. 2019. Community Based Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda) Monitoring, Early Warning and Management. Training of Trainers Manual. First Edition.

Fatmawati. 2019. Bioaktivitas dan Konstituen Kimia Tanaman Obat Indonesia.

Grup Penerbitan CV Budi Utama. Yogjakarta.

Glio, M. Tosin. 2017. Membuat Pestisida Nabati Untuk Hidroponik, Akuaponik, Vertikultur, dan Sayuran Organik. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Haryanta, D. 2019. Response Of Riptortus Linearis Towards The Aplication Of Bintaro (Cerbera manghas) Leaf Extract. Erepository. Jakarta.

Hasan, R., Tedja, T., Riani, E., & Sugiarti, S. 2016. Pengaruh aktivasi fisika dan kimia arang aktif buah bintaro terhadap daya serap logam berat krom.

Biopropal Industri 7(1): 35-45.

Huesing, J.E, Prasanna B.M., McGrath D., Chinwada P., Jepson P., and Capinera, J.L. 2018. Integrated pest management of fall armyworm. In Africa: an Introduction. In: Prasanna, B. M., Huesing , J.E., Eddy, R., and Peschke, V.M., (eds). Fall Armyworm in Africa: A Guide For Integrated Pest Management. CIMMYT, USAID, Mexico. 1-9 pp.

Indriani. D. C, A. R. 2017. Prospek pemanfaatan metabolit sekunder tumbuhan sebagai pestisida nabati untuk pengendalian patogen pada tanaman karet.

Jurnal Warta Perkaretan 32(1): 15-28.

Islam, Md. Siddiqul & Zebunnesa Ahmed. 2018. A pharmacological and phytochemical review of cerbera odollam a plant with significant ethnomedicinal value. European Journal Of Pharmaceutical And Medical Research 4(12): 19-21.

Kementerian Pertanian. 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda) Hama Baru pada Tanaman Jagung di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Jakarta.

Lidah, D. A. N., Hedyotis, U., & Lamk, C. L. 2009. Alumnus Program Studi Kimia FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru Staf Pengajar Program Studi Kimia FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

3(2): 124–133.

Maharani, Yani., Vira Kusuma Dewi, Lindung Tri Puspasari dan Lilian Rizkie.

2019. Cases of fall army worm Spodoptera frugiperda J.E Smith (Lepidoptera: Noctuidae) attack on maize in Bandung, Garut, and Semedang District, West Java. Jurnal Cropsaver 2 (1): 38-46.

Menezes, R. G., Usman, M. S., Hussain, S. A., Madadin, M., Siddiqi, T. J., Fatima, H., Luis, S. A. 2018. Cerbera odollam toxicity: A review. Journal of

Forensic and Legal Medicine 58: 113-116.

Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. UB-Press. Malang.

Nonci, Nurnina., Septian Hary Kalqutny, Hishar Mirsam, Amran Muis, Muhammad Azrai, Muhammad Aqil. 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda) Hama Baru pada Tanaman Jagung Di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Nurpadilah, D. 2021. Petunjuk Praktis Pembuatan Pestisida Nabati. Mikro Media Teknologi. Bekasi.

Paul, Subiyakto dan Sri Mulyaningsih. 2018. Mudah Membuat Pestisida Ampuh.

PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Pranowo, D. 2010. Bintaro tanaman penghasil minyak nabati. Jurnal Tree 1(23): 91-101.

Prayuda, Eka Yoga. 2014. Efikasi Ekstrak Biji Bintaro (Cerbera Manghas) Sebagai Larvasida Pada Larva Aedes Aegypti L.Instar III/IV. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Puspitasari, L., Swastini, D.A., dan, C. L. A. Arisanti. 2013. Skrining fitokimia ekstrak etanol 95% kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Farmasi Udayana 2(3): 1-5.

Rahman, Saipur, Ahmad. Samharinto. Salamiah. 2020. Mortalitas ulat grayak (Spodoptera frugiperda) yang diaplikasi dengan berbagai pestisida nabati.

Jurnal Proteksi Tanaman Tropika Vol. 3 (3) : 238-243.

Rioba, Naomi B., and Philip C. Stevenson. 2020. Opportunities and Scope for Botanical Extract and Products for the Management of Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda) for Smallholders in Africa. Africa.

Salbiah, D. 2020. Uji beberapa konsentrasi ekstrak tepung daun bintaro (Cerbera manghas L.) terhadap hama penggerek tongkol jagung manis. Jurnal Dinamika Pertanian 23:12:58.

Setiawan, Supriyadi. 2014. uji efektivitas berbagai konsentrasi pestisida nabati bintaro (Cerbera manghas) terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura) pada tanaman kedelai. Planta Tropika Journal of Agro Science 2 (2): 100- 110.

Sumartini. 2016. Biopestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman aneka kacang dan umbi. Iptek Tanaman Pangan 11(2): 159-166.

Surahmaida, Umarudin. 2019. Aplikasi Miana, Kemangi, dan Kumis Kucing Sebagai Pestisida Nabati. Cetakan Pertama. Penerbit Graniti. Gresik.

Suriati. Rohimatun. 2011. Bintaro (Cerberra manghas) sebagai pestisida nabati.

Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Vol. 17 (1) : 1-6.

Suryanti, S D. 2021. Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Buah Bintaro (Cerbera odollam L.) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda J.E Smith).

Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Triharso. 2004. Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

Trisyono, Y. Andi., Suputa, Valentina Erline Febry Aryuwandari, Maman Hartaman dan Jumari. 2019. Occurrence of heavy infestation by the fall armyworm Spodoptera frugiperda, a new alien invasive pest, in corn in Lampung Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 23 (1): 156- 160.

Yaqin, Achmad Nurul. 2017. Efektivitas Ekstrak Rimpang Alang - Alang (Imperata cindrilica) dan Daun Kirinyu (Chromolaena odorata) dalam Mengendalikan Ulat Plutella xylostella. Skrips. Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan.

LAMPIRAN

LAMPIRAN KEGIATAN KHUSUS

Lampiran 1. Perhtiungan Mortalitas Larva 1. Perlakuan K0 (Kontrol)

M = 𝑛

𝑁∶ 𝑥 100%

Ket. M : Mortalitas

n : Jumlah larva yang mati N : Total larva uji

a). 6 jam setelah aplikasi M = 0

2 𝑥 100%

= 0

e). 30 jam setelah aplikasi M = 1

2 𝑥 100%

= 50 % b.) 12 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

f). 36 jam setelah aplikasi M = 1

2 𝑥 100%

= 50 % c). 18 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

g). 42 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % d). 24 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

2. Perlakuan K1 (25 ml/liter air) M = 𝑛

𝑁 𝑥 100%

a). 6 jam setelah aplikasi M = 0

2 𝑥 100%

= 0

e). 30 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % b.) 12 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

f). 36 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % c). 18 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

g). 42 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % d). 24 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

3. Perlakuan K2 (50 ml/liter air) M = 𝑛

𝑁 𝑥 100%

a). 6 jam setelah aplikasi M = 0

2 𝑥 100%

= 0

e). 30 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % b.) 12 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

f). 36 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % c). 18 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

g). 42 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % d). 24 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

4. Perlakuan K3 (75 ml/liter air)

M = 𝑛

𝑁 𝑥 100%

a). 6 jam setelah aplikasi M = 0

2 𝑥 100%

= 0

e). 30 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % b.) 12 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

f). 36 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % c). 18 jam setelah aplikasi

M = 0

2 𝑥 100%

= 0

g). 42 jam setelah aplikasi M = 2

2 𝑥 100%

= 100 % d). 24 jam setelah aplikasi

M = 1

2 𝑥 100%

= 50 %

Lampiran 2. Persiapan Ulat Grayak

Keterangan :

(a), (b), (c), (d). Pencarian larva ulat grayak

(f). Wadah sementara larva ulat grayak sebelum di kembangbiakkan (g). Pemindahan larva ke wadah yang lebih besar

(h). Pemberian pakan alami Lampiran 3. Aplikasi pestisida

a b c

d e f

g h

a b c

Keterangan :

(a). Pakan alami untuk pengujian (b). Larutan ekstrak etanol (c). Larutan Kontrol (Aquades) (d). Larutan K1 (25 ml/l air) (e). Larutan K2 (50 ml/l air) (f). Larutan K3 (75 ml/air)

(g). Larva ulat grayak yang telah dipuasakan selama 3 jam (h). K0 (Kontrol)

(i). K1 (25 ml/l air) (j). K2 (50 ml/l air) (k). K3 (75 ml/l air)

d e f

g h i

j k

Lampiran 4. Pengamatan 6 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air) (c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air) 12 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air)

(c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air)

a b c

d

a b c

d

18 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air) (c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air) 24 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air)

(c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air)

a b c

d

a b c

d

30 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air) (c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air) 36 JSA

Keterangan : (a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air)

(c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air)

a b c

d

a b c

d

42 JSA

Keterangan :

(a). K0 (Kontrol) (b). K1 (25 ml/l air)

(c). K2 (50 ml/l air) (d). K3 (75 ml/l air)

a b c

d

Lampiran 5. Tabel Pengamatan 6 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 0

K1 (25 ml/l air) 0

K2 (50 ml/l air) 0

K3 (75 ml/air) 0

12 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 0

K1 (25 ml/l air) 0

K2 (50 ml/l air) 0

K3 (75 ml/air) 0

18 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 0

K1 (25 ml/l air) 0

K2 (50 ml/l air) 0

K3 (75 ml/air) 0

24 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 0

K1 (25 ml/l air) 0

K2 (50 ml/l air) 0

K3 (75 ml/air) 1

30 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 1

K1 (25 ml/l air) 2

K2 (50 ml/l air) 2

K3 (75 ml/air) 2

36 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 1

K1 (25 ml/l air) 2

K2 (50 ml/l air) 2

K3 (75 ml/air) 2

42 JSA

Perlakuan Jumlah Larva Mati

K0 (Kontrol ) 2

K1 (25 ml/l air) 2

K2 (50 ml/l air) 2

K3 (75 ml/air) 2

.

LAMPIRAN KEGIATAN UMUM

Lampiran 6. Pengenalan Lingkungan Kerja

Keterangan :

Pengenalan Lingkungan BPTPH Kalimantan Selatan

Lampiran 7. Eksplorasi Trichoderma sp dan Perbanyakan Trichoderma sp

Keterangan :

(a). Eksplorasi Trichoderma sp.

(b). Perbanyakan Trichoderma sp.

Lampiran 8. Sosialisasi, Pembuatan PGPR, Identifikasi dan Aplikasi

a b

a b c

Keterangan:

(a). Sosialisasi

(b,c,d). Pembuatan PGPR (d). Identifikasi

(e). Aplikasi pada tanaman jagung

Lampiran 9. Sosialisasi dan Pembuatan Biosaka

Keterangan:

(a). Sosialisasi

(b). Peremasan (Proses membuat biosaka) (c). Penyaringan

(d). Biosaka

d e

a b c

d

Lampiran 10. Sosialisasi dan Pembuatan Trikokompos

Keterangan:

(a). Pembuatan Trikokompos

(b). Mengaduk Trikokompos untuk menjaga kelembapan (c). Penyiraman Trikokompos untuk menjaga kelembapan (d). Aplikasi Trikokompos

Lampiran 11. Pembuatan Pestisida Nabati

Keterangan :

Pemotongan akar pasak bumi

a b c

d

Lampiran 12. Pembuatan Media PDA

Keterangan:

(a). Perebusan Kentang (b). Penambahan Agar (c). Penambahan Anti Biotik

(d). Pemisahan Kentang dengan Air Rebusannya (e). Sterilisasi PDA

Lampiran 13. Penyuluhuan Kepada Petani

a b c

d e

a b c

d

Dokumen terkait