• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitin selanjutnya disarankan untuk melakukan isolasi senyawa kimia herba seledri (Apium graveolens L.) sesuai dengan pelarut yang mengandung senyawa dengan kadar paling besar.

71

DAFTAR PUSTAKA

Achmad SA. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karnunika; 1986.

Agoes A. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika; 2012.

Ajiboye BO, Ibukun EO, Edobor G, Ojo AO and Onikanni SA. Qualitative and Quantitative Analysis of Phytochemicals In Senecio Biafrae Leaf. International Journal Of Inventio in Pharmaceutical Sciences. 2013;1(5):428-432.

Al-Asmari AK, Athar MT and Kadasah SG. An Updated Phytopharmacological Review on Medicinal Plant of Arab Region: Apium graveolens Linn.

Pharmacognosy Review. 2017;11(12):13-18.

Arifin H, Fahrefi M dan Dharma S. Pengaruh Fraksi Air Herba Saledri (Apium graveolens L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Mendit Putih Jantan Hiperkolesterol. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas; 2013 Arzi A, Hemmati AA, Kampour NS, Nazari Z and Baniahmad B. Anti- Inflammatory Effects of Celery Seed Hydroalcohilic Ekstract on Carrageenan- Induced Pau Edema in Rats. Research Journal of Pharmaceutical, Biological, Chemical Sciences. 2014;5(6):24-29.

Cartika H. Modul Cetak Bahan Ajar Farmasi Kimia Farmasi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan; 2016

Chang CC, Yang MH, Wen HM and Chern JC. Estimation of Tota Flavonoid Content in Propois by Two Complementary Colorimetric Methods. Journal of Food and Drug Analysis. 2002;10(3):178-182

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Jilid VI.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 1995

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan;

2000

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia edisi I.

Jakarta: Departemen kesehatan RI; 2008

72

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Departemen kesehatan RI; 2010

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Suplemen III Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2013

Deviandra R, Safitri F dan Handaja D. Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Kadar Asam Urat pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus novergicus) Hiperurisemia.Saintika Medika. 2013;9(2):75-81

Din ZU, Shad AA, Bakht J, Ullah I and Jan S. Invitro Antimicrobial, Antioxidant Activity and Phytochemical Screening of Apium graveolens. Pakistan Journal of Pharmaceutical Sciences. 2015; 28(5):1699-1704

Djamal R. Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi. Padang: Universitas Baiturrahman; 2010.

Eissa AMF, Hassanen NHM and Hafez SAM . Antioxidant and Antimicrobial Activity of Celery (Apium Graveolens L) and Coriander (Corianda Sativum) Herb and Seed Essential Oil. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. 2015;4(3):284-296.

Fazal SS and Singla RF. Review on The Pharmacognostical & Pharmacological.

Indo Global Journal of Pharmaceutical Sciences.2012;2(1):36-42

Firdiyani F, Agustini TW dan Ma'ruf WF. Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksida Alami Apirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbeda. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 2015;18(1):28-37

Hanani E . Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC; 2015

Harborne JB. Metode Fitokimia Penuntun cara modren Menganalisis Tumbuhan diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Imam Soediro. Bandung: ITB;

1996

Harborne JB. Metode Fitokimia edisi 2. terjemahan Kapdmawinata dan Isoediro.

Bandung: Penerbit ITB; 1987

Hidayat S dan Rodame MN. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo (Penebar Swadaya Grup); 2015

Ibrahim, HK. Antibacterial and Antioxidant activity of Seed Methanolic Extract of Apium graveolens in Vitro. World Journal of Pharmaceutical Research.2016;5(6):1914-1923.

73

Iswatini D, Ramdhani TH and Darusman LK. In Vitro Inhibition of Celery (Apium graveolens L.) Ekstrak on The Activity of Xantine Oxidase and Determination of Its Active Compound. Indonesian Journal of Chemistry. 2012;

12(3):247-254

Juheini. Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L) Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus Putih yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Makara Sains. 2002;6(2):65-69.

Kementerian Kesehatan RI. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia Volume 1.

Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer; 2011

Kementerian Kesehatan RI. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia Volume 1.

Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer; 2016

Ko FN, Huang TF and Teng CM. Vasodilatory action mechanism of apigenin isolated from Apium graveolens in rat thoratic aorta Biochim Biophys Acta. 1991;

1115 (1):69-74

Latief A. Obat Tradisinal. Jakarta: EGC; 2012

Lehninger A. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga; 1994

Mahataranti N, Astuti IY dan Astriningdhiani B. Formulasi Shampo Antiketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L) dan Aktivitasnya Terhadap Jamur Pityrosporum ovale. Pharmacy. 2012;9(2):128-138

Markham KR. Cara mengidentifikasi flavonoid. Bandung: Penerbit ITB; 1988 Mencherini T, Cau A, Bianco G, Loggia RD and Aquino RP. An Extract of Apium graveolens var, dulce leaves: structure of the major constituent, apiin, and its anti- inflammatory properties. Journal of pharmacy and pharmacology. 2007;59(6):

891-897

Prasetyo dan Inoriah E. Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat Obatan. Bengkulu:

Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB; 2013

Rivai H, Handayani D dan Meliyana. Karakterisasi Ekstrak Spon Laut Axinella Carteri Dendy Secara Fisika, Kimia Dan Fisikokimia. Jurnal Farmasi Higea.

2010;2(1):1-12

74

Rivai H. Studi Analisis Bahan Alam yang Mengandung Senyawa Fenolat Untuk Pengembangan Data Monografi Tumbuhan Obat Indonesia. Disertasi. Padang:

Universitas Andalas; 2012.

Robinson T. 1991. Kandugan Organik Tumbuhan Obat Tinggi, Dierjemahkan oleh Kokasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB; 1991

Saifudin A, Rahayu V, Teruna HY. Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta:

Graha Ilmu; 2011

Sorour MA., Hassanen NHM and Ahmed MHM. Natural Antioxidant Change in Fresh and Dried Celery (Apium graveolens). American Journal of Energy Engineering. 2015;3(2-1):12-16.

Sudarmadji B, Bambang H dan Suhardi. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.

Yogyakarta: Liberty; 1997

Svehla G. Vogel: Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro.

Jakarta: Kalman Media Pustaka; 1990.

Sudjadi dan Rohman A. Analisis obat dan makanan. Yogyakarta: Yayasan Farmasi Indonesia; 2004

Tiwari P, Bimlesh K, Mandeep K, Grupreet K and Herleen K. Phytochemical Screening and Ekstraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia.

2011:1(1);98-106.

75 Lampiran 1. Skema Kerja

- Maserasi dengan pelarut heksana, aseton dan metanol - Disaring dengan kertas saring - Maserasi dilakukan 3 kali

pengulangan - Infus dengan air

- Disaring dengan kain flanel

Uji makroskopik dilakukan dengan melihat literature secara

umum untuk tanaman Seledri

Herba seledri (Apium graveolens L.) segar

- Disortasi basah - Dicuci

- Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan

- Sortasi kering - Dihaluskan dengan

menggunakan blender

Serbuk simplisa herba seledri (Apium graveolens L.)

Ekstraksi

Infusa herba Seledri (Apium graveolens L.)

Maserat heksana, aseton dan metanol herba seledri (Apium graveolens L.)

Penguapan dengan Rotary Vakum Evaporator hingga

volume 500 mL

Ekstrak cair heksana, aseton dan metanol herba seledri (Apium graveolens

L.) Karakterisasi simplisia

- Susut pengeringan - Kadar abu total

- Kadar abu tidak larut asam - Kadar sari larut etanol - Kadar sari larut air

76 Lampiran 1. (lanjutan)

Ekstrak cair heksana, aseton, metanol dan infusa herba seledri (Apium

graveolens L.)

Analisis kualitatif ekstrak

- Dilakukan pengujiaan kualitatif metabolit primer yaitu karbohidrat, protein dan lemak - Dilakukan pengujian kualitatif metabolit

sekunder saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid/terpenoid, fenol dan glikosida

- Diamati hasil yang positif dan negatif

Analisis Kuatitatif Ekstrak

Persentase kadar total golongan senyawa

- Hasil yang positif pada uji kualitatif dilakukan penetapan golongan senyawa - Tanin, fenol, flavonoid dengan menggunakan spektrofotmeter UV-VIS - Alkaloid dan saponin dengan metode

gravimetri

77 Lampiran 2. Karakterisasi Simplisia Tabel 1. Hasil susut pengeringan

Sampel Kering

Pengulangan Susut pengeringan (%)

Susut pengeringan rata-rata (%)

1 12,4 %

12,25 %

2 12,15 %

3 12,21%

Tabel 2. Hasil kadar abu total

Sampel Kering

Pengulangan Kadar abu total (%)

Kadar abu total rata-rata (%)

1 12,14 %

12,20 %

2 12,18 %

3 12,29 %

Tabel 3. Uji kadar abu tidak larut asam

Sampel Kering

Pengulangan Kadar abu tidak larut asam (%)

Kadar abu tidak larut asam (%)

1 0,912 %

0,72 %

2 0,672 %

3 0,577 %

Tabel 4. Uji kadar sari larut air

Sampel Kering

Pengulangan Kadar sari larut air (%)

Kadar sari larut air (%)

1 29,68 %

29,49 %

2 29,98 %

3 28,82 %

78 Lampiran 2. (lanjutan)

Tabel 5. Uji kadar sari larut etanol

Sampel Kering

Pengulangan Kadar sari larut etanol (%)

Kadar sari larut etanol rata-rata

(%)

1 6,29 %

6,08 %

2 6,03 %

3 5,92 %

79 Lampiran 3. Analisis Kualitatif

Tabel 6. Hasil uji kualitatif ekstrak heksana, aseton, metanol dan air herba seledri (Apium graveolens L. )

Parameter

Kimia Pengujian

Pengamatan

Heksana Metanol Aseton Air Karbohidrat

Uji Molish - _ _ +

Uji Fehling - - _ _

Protein dan

Asam amino Uji Biuret _ _ _ +

Minyak dan

Asam Lemak Kertas Saring _ _ _ _

Saponin Uji Busa - + + +

Tanin

FeCl3 1% - + + +

Uji Timbal asetat - + + +

Fenol FeCl3 5% - + + +

Alkaloid

Uji Dragendorf + + + +

Uji Mayer _ + + +

Uji Wagner + _ _ _

Flavonoid

Uji Zn _ + + +

Uji Mg _ + + +

Steroid dan Terpenoid

Uji Salkowiski

(Terpenoid) + _ _ _

Uji Steroid + _ _ _

Glikosida Uji Keller Kiliani _ + + +

80 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 2. Uji Molish xcKeterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

Cincin Ungu

81 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 3. Uji Fehling Keterangan:

(a) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

82 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 4. Uji Biuret Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

83 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 5. Uji minyak dan lemak dengan kertas saring Keterangan:

(a) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Minyak zaitun

(e) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

e

84 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 6. Uji minyak dan lemak dengan asam sulfat 25%

Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

85 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 7. Uji saponin Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

Busa ( 5,7 cm) Busa

(2 cm)

Busa (2,3cm)

a b

c d

86 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 8. Uji tanin dengan besi (III) klorida Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

87 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 9. Uji tanin dengan timbal (II) asetat Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

88 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 10. Uji fenol Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

89 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 11. Uji flavonoid ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.)

Gambar 12. Uji flavonoid ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.)

90 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 13. Uji flavonoid ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L)

Gambar 14. Uji flavonoid ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L)

91 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 15. Uji Dragendorff Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

Endapan Jingga a

b

c

d

92 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 16. Uji Wagner

Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

Endapan coklat

a b

c

d

93 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 17. Uji Mayer Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

94 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 18. Uji terpenoid

Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

b

c d

a

95 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 19. Uji steroid Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

b

c d

a

96 Lampiran 3. (lanjutan)

Gambar 20. Uji glikosida Keterangan:

(a) Ekstrak heksana herba seledri (Apium graveolens L.) (b) Ekstrak aseton herba seledri (Apium graveolens L.) (c) Ekstrak metanol herba seledri (Apium graveolens L.) (d) Ekstrak air herba seledri (Apium graveolens L.)

a b

c d

97 Lampiran 4. Penetapan kadar alkaloid total

Tabel 7. Hasil penetapan kadar alkaloid total ekstrak heksana, aseton, metanol dan air herba seledri (Apium graveolens L.)

Jenis ekstrak

Berat cawan

Persentase kadar alkaloid

(%)

Persentase kadar rata rata alkaloid

total (%) Cawan

kosong (g)

Cawan + sampel setelan dikeringkan (g) Ekstrak

heksana

50,4254 50,5427 0,335

0,346

45,0857 45,1568 0,355

45,0852 45,1549 0,348

Ekstrak aseton

45,0858 45,1093 0,117

0,122

50,4252 50,4493 0,120

29,0780 29,1042 0,131

Ekstrak metanol

36,0598 36,0822 0,112

0,116

45,0844 45,1077 0,116

50,4253 50,4468 0,122

Ekstrak air

36,0623 36,0729 0,053

0,050

29,0780 29,0876 0,048

50,4260 50,4360 0,050

98 Lampiran 5. Penetapan kadar saponin total

Tabel 8. Hasil penetapan kadar saponin total ekstrak heksana, aseton, metanol dan air herba seledri (Apium graveolens L.)

Jenis Ekstrak

Berat cawan

% Kadar saponin total

(%)

% Kadar rata rata saponin total Cawan (%)

kosong (g)

Cawan + sampel setelan dikeringkan

(g)

Ekstrak aseton

50,4255 50,5166 0,182

0,174

29,0780 29,1649 0,176

45,0858 45,1684 0,165

Ekstrak metanol

29,0779 29,1388 0,121

0,133

50,4252 50,4936 0,136

36,0587 36,1302 0,143

Ekstrak air

36,0549 36,1682 0,226

0,215

50,4253 50,5278 0,205

29,0778 29,1856 0,215

99 Lampiran 6. Penetapan kadar fenolat total

Gambar 21. Spekrum ultraviolet-visibel asam galat-Folin Ciocalteau pada konsentrasi 100 ppm

Tabel 9. Data absorban asam galat-Folin Ciocalteau dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 766 nm

Konsentrasi

(µg/mL) Absorban

50 0,287

75 0,400

100 0,532

125 0,660

150 0,770

100 Lampiran 6. (lanjutan)

Gambar 22. Kurva kalibrasi asam galat-Folin Ciocalteau pada panjang gelombang 766 nm

Persamaan regresi : y = 0,0048x- 0,0478 r = 0,9997

y = 0,0048x + 0,0478 r = 0,9997

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0 50 100 150 200

Absorban

Konsentrasi (µg/mL)

101 Lampiran 6. (lanjutan)

Tabel 10. Hasil penetapan kadar fenolat total ekstrak aseton, metanol dan air herba seledri (Apium gravolens L.)

Jenis ekstrak Absorban Kadar terlarut (µg/mL)

Persentase kadar terlarut

(%)

Persentase kadar terlarut

rata rata (%)

Ekstrak aseton

0,524 992,08 0,992

0,992

0,524 992,08 0,992

0,524 992,08 0,992

Ekstrak metanol

0,436 808,75 0,808

0,809

0,437 810,83 0,810

0,437 810,83 0,810

Ekstrak air

0,331 590 0,590

0,588

0,330 587,91 0,587

0,330 587,91 0,587

102 Lampiran 7. Penetapan kadar flavonoid total

Gambar 23. Spektrum ultraviolet-visibel kuersetin-aluminium klorida pada konsentrasi 60 µg/mL

Tabel 11. Data absorban kuersetin-alumunium klorida dengan berbagai konsentrasi pada panjang gelombang 435 nm

Konsentrasi (µg/mL) Absorban

30 0,344

40 0,452

50 0,556

60 0,687

70 0,763

103 Lampiran 7. (lanjutan)

Gambar 24. Kurva kalibrasi kuersetin-aluminium klorida pada panjang gelombang 435 nm

Persamaan Regresi : y = 0.0107x + 0,0239 r= 0,9976

y = 0,0107x + 0,0239 r = 0,9976

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0 20 40 60 80

Absorban

Konsentrasi (µg/mL)

104 Lampiran 7. (lanjutan)

Tabel 12. Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak aseton, metanol dan air herba seledri (Apium gravolens L.)

Jenis

ekstrak Absorban Kadar terlarut (µg/mL)

Persentase kadar terlarut

(% b/b)

Persentase kadar terlarut rata rata (%b/b)

Ekstrak aseton

0,432 190,70 0,190

0,190

0,430 189,76 0,189

0,431 190,23 0,190

Ekstrak metanol

0,783 354,71 0,354

0,354

0,782 354,25 0,354

0,781 353,78 0,353

Ekstrak air

0,274 116,86 0,116

0,115

0,271 115,46 0,115

0,269 114,53 0,114

105 Lampiran 8. Penetapan kadar tanin total

Tabel 13. Data absorban pembanding katekin pada panjang gelombang 279 nm dan 300 nm

Jenis ekstrak Data Absorban

Panjang gelombang 279 nm Panjang gelombang 300 nm

Katekin

0,514 0,000

0,514 0,000

0,514 0,000

Blangko

0,000 0,000

0,000 0,000

0,000 0,000

Tabel 14. Data kadar tanin total pada ekstrak aseton dan metanol herba seledri (Apium graveolen L.)

Jenis ekstrak Data absorban Persentase kadar tanin total (%)

Persentase kadar rata-rata tanin total (%)

Ekstrak aseton

0,587 0,114

0,114

0,587 0,114

0,587 0,114

Ekstrak metanol

0,728 0,141

0,141

0,728 0,141

0,728 0,141

106

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Data Hasil Penelitian

1. Perhitungan susut pengeringan serbuk simplisia herba seledri (Apium

Dokumen terkait