• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai perkawinan di bawah tangan dan implikasi hukum bagi istri dan anak di Desa Nunggi Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Menurut peneliti ada beberapa saran yang harus peneliti sampaikan yaitu:

1. Bagi Pelaku perkawinan di bawah tangan harus lebih paham akan resiko yang timbul dan yang akan diterima dari praktik perkawinan tersebut dan masyarakat juga harus lebih peduli akan status perkawinan karena hal ini akan sangat berdampak pada keberlangsungan hidup kedepannya, khususnya bagi anak yang di hasilkan karena.

2. Bagi pihak KUA dan Pemerintah Desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi terhadap masyarakat tentang pentingnya pencatatan perkawinan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika 2006.

Anggito- Albi, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jawa Barat: CV Jejak, 2018.

Affinudin dan Benu Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Pustaka Setia, 2012.

Dahwadin dkk, Perceraian Dalam Sistem Hukum Di Indonesia, Jawa Tengah: Penerbit Mangku Bumi, 2018.

Dahlan M., Fikih Munakahat, Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Dimyati Johni, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya, Jakarta: Kencana, 2013.

Faizal Liky, Akibat Hukum Pencatatan Perkawinan, Asas, Vol. 8, Nomor. 2, Juni 2016.

Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas

& Studi Kasus, Jawa Barat: CV Jejak, 2017.

Ghazaly Rahman Abdul, Fiqh Munakahat, Jakarta: Prenamedia Group, 2003.

Ghazaly Rahman Abdul, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003.

Islami Irfan, Perkawinan Sirri dan Akibat Hukumnya, ADIL, Vol. 8, Nomor 1.

Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Khaleed Badriyah, Mekanisme Judicial Review, Yogyakarta: Medpress Digital, 2014.

Kuzari Achmad, Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, Jakarta : KENCANA, 2016.

Matnuh Harpani, Perkawinan Di Bawah Tangan dan Akibat Hukumnya Menurut Hukum Perkawinan Nasional, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Vol.6, No.11, Mei 2016.

Manan Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta:

KENCANA, 2006.

Mas’un Ali Endang, Pernikahan yang Tidak Dicatatkan Dan Problematikanya, Musawa, Vol. 12, Nomor 12, Juli 2013.

Muzadi Muchith Abdul, Nikah Sirri, Bandung: Kepustakaan Eja Insani, 2005.

Nawawi Hasyim A., “Perlindungan Hukum dan Akibat Hukum Anak Dari Perkawinan Tidak Dicatatkan”, Ahkam, Vol. 3, Nomor 1, Juli 2015.

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitiatif, Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2007.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1973.

Rochayat Sukma, Perlindungan Hukum Terhadap Wanita Dan Anak Yang Perkawinannya Tidak Tercatat Di Indonesia, Jurnal Hukum Khaira Ummah, Vol. 2, Nomor 1, Maret 2017.

Riyadi Agus, Bimbingan Konseling Perkawinan, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

Rofiq Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2003.

Sugiono, Metode Peneltian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2018.

Sulfinadia Hamda, Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat Studi Atas Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan Tentang Perkawinan, Yogyakarta: Deepublish, 2020.

Supranto J., Metode Penelitian Hukum Dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Susetya Wawan, Merajut Benang Cinta Perkawinan, Republika: 2008.

Sholeh Ni’am Asrorun, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan Dan Keluarga, Jakarta:

Graha Pramuda, 2008.

Tarjo, Metode Penelitian Sistem 3x Baca, Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2019.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Zubaidah Arini Dwi, “Pencatatan Perkawinan Sebagai Perlindungan Hukum Dalam Perspektif Maqashid Asy-Syari’ah”, Al-Ahwal, Vol. 12, Nomor 1, Tahun 2019.

DAFTAR WAWANCARA

A, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 08 Maret 2021.

CI, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 06 April 2021.

E, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 01 April 2021.

Erlina, Wawancara, Masyarakat 10 Maret 2021.

HN, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 06 April 2021.

Kurniawan Edi, S.Pd, Wawancara, Sekretaris Desa Nunggi 02 April 2021.

MY, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 16 Maret 2021.

Nurhayati, Wawancara, Masyarakat 11 Maret 2021.

SR, Wawancara, Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 22 Maret 2021.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1. Wawancara dengan Ibu Arini pelaku perkawinan di bawah tangan

Gambar 2. Wawancara dengan Ibu Ririn Safitri pelaku perkawinan di bawah tangan

Gambar 3. Wawancara dengan Ibu Nursah Hamzah pelaku perkawinan di bawah tangan

Gambar 4. Wawancara dengan Ibu Indah Cahyani

PEDOMAN WAWANCARA Wawancara Sekretaris Desa Nunggi

1. Bagaimana pandangan bapak terkait perkawinan di bawah tangan?

2. Menurut pandangan bapak apakah perkawinan di bawah tangan itu sah?

3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perkawinan di bawah tangan di Desa Nunggi?

4. Apakah masyarakat tahu dan paham akan pentingnya pencatatan perkawinan?

5. Apakah bapak mengetahui akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan bagi istri dan anak?

6. Apakah pihak Desa Nunggi permah bekerja sama dengan Pihak KUA untuk mensosialisasikan pentingnya pencatatan perkawinan?

Wawancara Masyarakat dan Tokoh Masyarakat Desa Nunggi

1. Bagaimana pandangan anda terkait perkawinan di bawah tangan?

2. Menurut pandangan anda apakah perkawinan di bawah tangan itu sah?

3. Apakah bapak mengetahui akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan bagi istri dan anak?

4. Apakah anda mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perkawinan di bawah tangan di Desa Nunggi?

5. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap pasangan yang melakukan perkawinan di bawah tangan?

Wawancara Pelaku Perkawinan di Bawah Tangan 1. Pada tahun berapa anda menikah?

2. Dimana anda melakukan perkawinan?

3. Sudah berapa lama anda menikah?

4. Apakah perkawinan anda tercatat?

5. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

6. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

8. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

HASIL WAWANCARA NAMA : EDI KURNIAWAN, S.Pd

JABATAN : SEKRETARIS DESA NUNGGI WAKTU : 02 APRIL 2021

1. Bagaimana pandangan bapak terkait perkawinan di bawah tangan?

Perkawinan di bawah tangan adalah perkawinan yang sah di mata agama, sama dengan perkawinan pada umumnya. Hanya saja perkawinan di bawah tangan ini perkawinan yang tidak memenuhi standar dan syarat yang telah di tetapkan undang-undang.

2. Menurut pandangan bapak apakah perkawinan di bawah tangan itu sah?

Perkawinan tersebut sah secara agama

3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perkawinan di bawah tangan di Desa Nunggi?

Perkawinan di bawah tanagan di Desa Nunggi terjadi karena faktor pergaulan, anak-anak zaman sekarang sudah kelewatan. Mau tidak mau yah harus di nikahkan.

4. Apakah masyarakat tahu dan paham akan pentingnya pencatatan perkawinan?

Ada sebagian yang tahu dan paham tapi tetap mau melakukan perkawinan di bawah tangan karena tuntutan keadaan.

5. Apakah bapak mengetahui akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan bagi istri dan anak?

Pasangan yang menikah di bawah tangan saya lihat masih banyak yang belum memiliki kartu keluarga

6. Apakah pihak Desa Nunggi permah bekerja sama dengan Pihak KUA untuk mensosialisasikan pentingnya pencatatan perkawinan?

Untuk sosialisasi dan bekerja sama dengan pihak KUA belum pernah.

NAMA : ARINI

PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA

WAKTU : 08 MARET 2021

1. Pada usia berapa anda menikah?

Saya menikah umur 27 tahun 2. Pada tahun berapa anda menikah?

Tahun 2015

3. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di kalimantan

4. Sudah berapa lama anda menikah?

Hanya 1 tahun, setelah itu dia menikah lagi 5. Apakah perkawinan anda tercatat?

Tidak tercatat

6. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Karena pada saat itu saya dan bapak Afdin sedang merantau di Kalimantan, kami berfikir untuk menikah secara agama saja karena untuk mengurus persyaratan cukup susah, kalua pihak ladang sudah memberikan cuti baru kami Kembali ke kampung

untuk mengurus secara hukum. Belum sempat mengurus untuk nikah secara hukum dia sudah pergi lagi dengan perempuan lain.

7. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

8. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Orang-orang sekitar menganggap biasa saja

9. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

saya kesulitan untuk membuat KTP, anak saya pun tidak tertera dalam kartu keluarga dan tidak memiliki akta kelahiran sehingga menyulitkan dia untuk mendaftar sekolah. Saya juga kesulitan menuntut bapak Afdin untuk memenuhi nafkah terhadap anaknya.

NAMA : YAYAN MELIASARI PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA

WAKTU : 16 MARET 2021

1. Pada tahun berapa anda menikah?

Pada tahun 2017

2. Pada usia berapa anda menikah?

16 tahun

3. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di Desa Nunggi

4. Sudah berapa lama anda menikah?

Sudah hampir 4 tahun

5. Apakah perkawinan anda tercatat?

Belum tercatat

6. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Karena pada saat itu saya hamil dan masih di bawah umur, saya dan suami pun masih sekolah sehingga kelurga memilih untuk di nikahkan secara agama saja.

7. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

8. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Pada awalnya masyarakat sekitar mencemooh kami, karena kami menikah pada saat masih duduk di bangku sekolah.

9. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

Sampai saat ini kai belum memiliki kartu kelurga, status di KTP pun masih belum menikah. Anak saya pun belum memiliki akta kelahiran.

NAMA : RIRIN SAFITRI

PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA

WAKTU : 22 MARET 2021

1. Pada tahun berapa anda menikah?

Januari 2021

2. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di Desa Nunggi

3. Sudah berapa lama anda menikah?

3 bulan

4. Apakah perkawinan anda tercatat?

Tidak tercatat

5. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Saya menikah di bawah tangan karena tidak mendapat restu dari orang tua dan pada saat itu saya dalam keadaan hamil.

6. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Masyarakat sekitar biasa saja

8. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

Saya belum memiliki kartu keluarga, dan anak saya pun sampai saat ini belum memiliki akta kelahiran

NAMA : ENDRAWATI

PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA WAKTU : 01 APRIL 2021

1. Pada tahun berapa anda menikah?

Saya menikah pada tahun 1994 2. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di Ciledug, Kota Tangerang 3. Sudah berapa lama anda menikah?

Kami menikah hanya 8 tahun, setelah itu bercerai 4. Apakah perkawinan anda tercatat?

Tidak tercatat

5. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Saya menikah di bawah tangan karena pada saat itu bapak Abdul Haris sedang dalam Pendidikan militer dan masih dalam ikatan dinas sehingga masih belum diizinkan untuk menikah dan tidak memungkinkan kami untuk melakukan pengajuan nikah dinas di batalyon 711 Palu.

6. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Pada saat itu masyarakat biasa saja, tidak banyak menanggapi dan membicarakan tentang saya

8. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

Pada saat itu saya tidak mendapatkan hak saya sebagai seorang istri prajurit TNI, saya tidak memiliki kartu keluarga, dan yang paling parahnya adalah ketika anak saya tidak mendaptkan tunjangan anak dan tidak memiliki akta kelahiran.

NAMA : NURSAH HAMZAH PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA WAKTU : 06 APRIL 2021

1. Pada tahun berapa anda menikah?

Pada tahun 2000

2. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di Makassar

3. Sudah berapa lama anda menikah?

Hampir 10 tahun, setelah itu kami bercerai 4. Apakah perkawinan anda tercatat?

Tidak tercatat

5. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Karena pada ssat itu bapak Andi Syafrudin telah memiliki istri sah dan beliau pun masih berstatus sebagai anggota aktif TNI-AD sehingga tidak memungkinkan kami untuk melakukan pengajuan pernikahan di batalyon dan mencatatkan perkawinan kami di KUA.

6. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Masyarakat pada saat itu biasa saja, karena kami melangsungkan pernikahan secara agama di Makassar jadi tidak banyak orang yang tahu

8. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

Pada saat itu saya tidak mendapatkan hak saya sebagai seorang istri anggota TNI, kami tidak memiliki kartu keluarga dan kedua anak saya tidak mendapat tunjangan anak dan tidak memiliki akta kelahiran sehingga pada saat mereka ingin mendaftar sekolah di Makassar lumayan kesulitan karena tidak ada surat-surat yang lengkap sebagai persyaratannya.

NAMA : INDAH CAHYANI PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA

WAKTU : 06 APRIL

1. Pada tahun berapa anda menikah?

Tahun 2017

2. Dimana anda melakukan perkawinan?

Di Desa Nunggi

3. Sudah berapa lama anda menikah?

Kami menikah hanya 2 tahun, setelah itu bercerai 4. Apakah perkawinan anda tercatat?

Tidak tercatat

5. Apa alasan anda melakukan perkawinan di bawah tangan?

Pada saat itu saya hamil, dan bapak Lutfi masih memiliki istri sah dan belum bercerai baik secara agama maupun secara hukum, sehingga tidak memungkinkan kami untuk mecatatkan pernikahan kami di KUA.

6. Apakah anda tahu bahwa perkawinan yang anda lakukan adalah perkawinan yang tidak sah secara hukum dan tidak di akui oleh negara?

Ya, saya tahu

7. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar anda terkait perkawinan yang anda lakukan?

Respon masyarakat sekitar saat itu lumayan sinis terhadap saya dan kelurga, apalagi pilihan saya untuk menikah dengan laki-laki yang sudah memiliki istri

8. Apa dampak yang anda dan anak anda rasakan dari perkawinan di bawah tangan?

Saya tidak memiliki kartu keluarga, dan anak saya tidak memiliki akta kelahiran sehingga sulit untuk mendaftar sekolah. Selain itu saya juga tidak dapat menuntut bapak Lutfi untuk memberi nafkah anak yang selama 4 tahun tidak pernah diberikan.

NAMA : ERLINA

PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA WAKTU : 10 Maret 2021

1. Bagaimana pandangan anda terkait perkawinan di bawah tangan?

Perkawinan di bawah tangan tetap dianggap sah karena berdasarkan syarat-syarat agama yang sudah terpenuhi, yang membedakannya perkawinan di bawah tanagn tidak mendapatkan buku nikah

2. Menurut pandangan anda apakah perkawinan di bawah tangan itu sah?

Sah saja

3. Apakah bapak mengetahui akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan bagi istri dan anak?

Setau saya mereka tidak memiliki buku nikah dan tidak memiliki kartu keluarga, dan anak mereka tidak memiliki akta kelahiran 4. Apakah anda mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi

terjadinya perkawinan di bawah tangan di Desa Nunggi?

Pergaulan anak zaman sekarang yang terlalu bebas

5. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap pasangan yang melakukan perkawinan di bawah tangan?

Saya menganggap biasa saja, yang penting mereka menikah sesuai dengan syariat agama.

NAMA : NURHAYATI

PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA WAKTU : 11 Maret 2021

1. Bagaimana pandangan anda terkait perkawinan di bawah tangan?

Perkawinan di bawah tangan dan perkawinan yang tercatat tidak ada bedanya, karena sama-sama mengikuti rukun dan syarat yang telah di perintahkan agama. Orang yang memilih tidak mencatatkan perkawinan mungkin saja karena kurang lengkapnya persyaratan untuk menikah di KUA. Akan tetapi tetap sah sekalipun tidak memiliki buku nikah.

2. Menurut pandangan anda apakah perkawinan di bawah tangan itu sah?

Sah saja

3. Apakah anda mengetahui akibat hukum dari perkawinan di bawah tangan bagi istri dan anak?

Mereka tidak memiliki buku nikah dan anak yang lahir dari perkawinan di bawah tangan tidak memiliki akta kelahiran.

4. Apakah anda mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya perkawinan di bawah tangan di Desa Nunggi?

Dokumen terkait