• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH

C. Sarana dan Prasarana

C. Sarana dan Prasarana

41

3. Fasilitas Umum

Fasilitas umum juga tersedia di kelurahan ini yang ditujukan untuk membantu pemenuhan kebutuhan sekunder masyarakat. Fasilitas umum tersebut antara lain kebutuhan air bersih, jaringan listrik dan telepon, saluran pipa gas, lapangan olahraga, tempat peribadatan, balai pengobatan umum, dan taman lingkungan.

4. Peribadatan

Berdasarkan data sebelumnya, penduduk Kelurahan Tanjung Sari memiliki beragam kepercayaan kecuali Konghucu. Dikarenakan penduduk didominasi oleh penduduk beragama Islam sehingga banyak tersedia masjid dan mushollah. Selain itu, terdapat juga gereja yang diperuntukkan bagi penduduk beragama Kristen dan Katholik. Namun, untuk Hindu dan Buddha belum tersedia tempat peribadatannya. Berikut data tempat peribadatan di Kelurahan Tanjung Sari.

Tabel 9. Rumah Ibadat

No. Jenis Tempat Peribadatan Jumlah (Unit)

1. Masjid 11

2. Gereja 11

3. Mushollah 4

Sumber: (Kelurahan Tanjung Sari, 2022)

5. Kesehatan

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga disediakan sarana maupun prasarana kesehatan, baik yang dikelola oleh Pemerintah maupun pihak swasta. Berikut data sarana dan prasarana kesehatan di Kelurahan Tanjung Sari.

Tabel 10. Sarana Kesehatan No. Lingkungan Rumah

Sakit

Puskesmas

Pembantu Klinik Praktek Dokter

Pengobatan Alternatif

BKIA Posyandu

1. Lingkungan I - - - 2 1 1

2. Lingkungan II - - - 1 - -

3. Lingkungan III - - - 1 - 1

4. Lingkungan IV - - 2 5 1 1

5. Lingkungan V - 1 1 2 - 1

6. Lingkungan VI - - 2 4 1 1

7. Lingkungan VII - - 2 3 - 1

8. Lingkungan VIII 1 - 2 3 - 1

9. Lingkungan IX - - 2 3 1 1

10. Lingkungan X - - 1 4 1 1

11. Lingkungan XI - - - 1

12. Lingkungan XII - - - 3 1 1

13. Lingkungan XII - - - 3 - -

14. Lingkungan XIV - - 1 5 1 1

Total 1 1 13 39 7 12

Sumber: (Kelurahan Tanjung Sari, 2022)

6. Pendidikan

Kelurahan Tanjung Sari menyediakan fasilitas yang tergolong lengkap.

Fasilitas pendidikan yang disediakan antara lain PAUD/TK, SD, SLTP/SMP, SLTA/SMA, bahkan juga terdapat Universitas. Berikut data fasilitas pendidikan di Kelurahan Tanjung Sari.

43

Tabel 11. Fasilitas Pendidikan

No. Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah (Unit)

1. PAUD/TK 8

2. SD 7

3. SLTP/SMP 4

4. SLTA/SMA 4

5. Universitas 2

Total 25

Sumber: (Kelurahan Tanjung Sari, 2022)

7. Keamanan dan Ketertiban

Kelurahan Tanjung Sari juga memiliki sistem keamanan lingkungan sebagaimana wilayah lainnya. Kelurahan ini memiliki poskamling yang tersebar ke seluruh lingkungan. Sehingga, terdapat 14 poskamling yang tersedia di Kelurahan Tanjung Sari.

44

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perkembangan Kawasan Perumahan di Kelurahan Tanjung Sari

Penggunaan lahan menjadi salah satu indikator penting untuk penentuan lokasi yang sesuai sebagai kawasan perumahan. Proses identifikasi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sebaran lokasi yang mendukung terciptanya kawasan perumahan yang aman, damai, nyaman dan berkelanjutan. Pemerintah Kota Medan sendiri sudah memiliki rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang ditujukan untuk menata tatanan ruang kota agar semakin baik dan rapi.

Sehubungan dengan hal itu, terdapat rencana pola ruang yang telah selesai dirancang dan dikeluarkan oleh BAPPEDA Kota Medan. Berikut rencana pola ruang sebagai dasar dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dari BAPPEDA untuk Kelurahan Tanjung Sari.

Tabel 12. Rencana Pola Ruang

No. Rencana Pola Ruang Luas (ha) Persentase

1. Badan Jalan 22,27 5%

2. Taman Kota 15,36 4%

3. Kawasan Perumahan 321,02 73%

4. Taman Kelurahan 0,19 0%

5. Pemakaman 0,78 0%

6. Kawasan Perdagangan dan Jasa 66,18 15%

7. Rimba Kota 12,98 3%

Total 438,78 100%

45 Gambar 5. Peta Rencana Pola Ruang

Dari penjabaran di atas, perencanaan penggunaan lahan didominasi oleh lahan kawasan perumahan sedangkan lahan yang paling kecil atau sedikit diperuntukkan sebagai taman kelurahan.

Berdasarkan hasil interpretasi citra google earth pada tahun 2002 dan tahun 2023 menunjukkan perkembangan kawasan perumahan yang terus meningkat dalam kurun waktu tersebut. Penggunaan lahan yang diidentifikasi dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni bangunan (mencakup badan jalan, perumahan, perkantoran, dll), lahan terbuka, dan vegetasi (pepohonan). Berikut detail hasil dituangkan dalam table dan gambar.

Tabel 13. Penggunaan Lahan Tahun 2002 & 2023 Klasifikasi tahun 2002 Klasifikasi tahun 2023 Penggunaan

Lahan Luas (ha) Penggunaan

Lahan Luas (ha)

Bangunan 104,19 Bangunan 162,15

Lahan Terbuka 308,11 Lahan Terbuka 205,78

Vegetasi 26,47 Vegetasi 70,84

Total 438,77 Total 438,77

Gambar 6. Perbandingan Penggunaan Lahan Tahun 2002 & 2023

47

Gambar 7. Kurva Perbandingan Penggunaan Lahan Tahun 2002 & 2023

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa kelurahan Tanjung Sari mengalami kenaikan pada penggunaan lahan sebagai bangunan sebesar 57,96 ha dan vegetasi sebesar 44,37 ha. Namun, terjadi pula penurunan pada penggunaan lahan sebagai lahan terbuka sebesar 102,33 ha.

Selain itu, berdasarkan interpretasi citra antar dua citra google earth, yakni citra tahun 2002 dan 2023 diketahui bahwa pada awal-awal masa maraknya pembangunan perumahan di area ini, dari 18 sampel perumahan yang dipilih hanya terdapat 6 perumahan yang telah dibangun pada tahun 2002.

Perumahan-perumahan yang dimaksud adalah Perumahan Taman Setia Budi Indah I Medan, Perumahan Setia Budi Garden, Perumahan Insan Citra Griya, Perumahan Taman Perkasa Indah, Villa Nirwana Garden, dan Villa Malina Indah. Berikut detail data yang dituangkan ke dalam gambar.

48 Gambar 8. Perbandingan Penggunaan Lahan Tahun 2002 & 2023

49

Berikut hasil analisis antara kondisi eksisting terhadap RTRW Kota Medan.

Tabel 14. Penyesuaian Kondisi Eksisting Terhadap Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang Luas

(ha)

Klasifikasi 2023

Luas

(ha) Status Luas

(ha)

Badan Jalan 22.27 Bangunan 162.15 Sesuai 8.24

Badan Jalan 22.27 Lahan Terbuka 205.78 Tidak Sesuai 8.90

Badan Jalan 22.27 Vegetasi 70.84 Sesuai 5.12

Taman Kota 15.36 Bangunan 162.15 Tidak Sesuai 0.40 Taman Kota 15.36 Lahan Terbuka 205.78 Sesuai 7.89

Taman Kota 15.36 Vegetasi 70.84 Sesuai 7.07

Kawasan Perumahan 321.02 Bangunan 162.15 Sesuai 125.55 Kawasan Perumahan 321.02 Lahan Terbuka 205.78 Sesuai 152.43 Kawasan Perumahan 321.02 Vegetasi 70.84 Sesuai 43.02 Taman Kelurahan 0.19 Bangunan 162.15 Tidak Sesuai 0.12 Taman Kelurahan 0.19 Lahan Terbuka 205.78 Sesuai 0.07

Pemakaman 0.78 Bangunan 162.15 Tidak Sesuai 0.02

Pemakaman 0.78 Lahan Terbuka 205.78 Tidak Sesuai 0.10

Pemakaman 0.78 Vegetasi 70.84 Tidak Sesuai 0.66

Kawasan Perdagangan dan Jasa

66.18 Bangunan 162.15 Sesuai 25.68

Kawasan Perdagangan dan Jasa

66.18 Lahan Terbuka 205.78 Tidak Sesuai 31.74 Kawasan Perdagangan

dan Jasa

66.18 Vegetasi 70.84 Sesuai 8.76

Rimba Kota 12.98 Bangunan 162.15 Tidak Sesuai 2.12 Rimba Kota 12.98 Lahan Terbuka 205.78 Sesuai 4.62

Rimba Kota 12.98 Vegetasi 70.84 Sesuai 6.19

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa hasil interpretasi kawasan perumahan diisi oleh tiga jenis penggunaan lahan, yaitu bangunan, lahan terbuka, dan vegetasi. Kawasan yang mendapatkan status sesuai sebesar 394,65 ha atau sama dengan 90% dari total keseluruhan wilayah. Berikut adalah hasil validasi lapangan dan gambar petanya.

Tabel 15. Validasi Lapangan Rencana

Pola Ruang

Klasifikasi

2023 Status Bukti

Kawasan Perumahan

Bangunan Sesuai 1. 3°33'52.73" LU, 98°38'15.50" BT

2. 3°33'58.25" LU, 98°38'9.23" BT

Kawasan Perumahan

Lahan Terbuka Sesuai 1. 3°33'52.52" LU, 98°37'58.52" BT

2. 3°33'52.849" LU, 98°38'0.267" BT

3. 3°33'53" LU, 98°37'59.58" BT

51

Kawasan Perumahan

Vegetasi Sesuai 1. 3°33'57.77" LU, 98°38'7.52" BT

2. 3°33'58.60" LU, 98°38'8.68" BT

Pemakaman Lahan Terbuka

& Vegetasi

Tidak Sesuai 1. 3°33'50.46" LU, 98°37'49.38" BT

(Hasil Observasi Peneliti, 2023)

Gambar 9. Peta Kesesuaian Kondisi Eksisting Terhadap RTRW Kota Medan

53

2. Faktor Pendukung Eksistensi Kawasan Perumahan

Dalam penelitian ini, informan penelitian juga berperan sebagai responden yang nantinya akan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuesioner saat proses wawancara berlangsung. Sehingga, responden dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri atas 1 orang perwakilan Kelurahan dan 2 orang perwakilan developer perumahan. Berikut data responden penelitian.

Tabel 16. Data Responden No. Nama Responden Jenis

Kelamin Umur Alamat/Asal Instansi Pekerjaan/Jabatan 1. Henny Elvandari Perempuan 40 thn Kelurahan Tanjung Sari Sekretaris Lurah 2. Dewi S.R Perempuan 40 thn PT. Ira Widya Utama Staff Marketing 3. Abdul Mustafa Laki-laki 25 thn PT. Ira Widya Utama Staff Keamanan

Penelitian ini erat kaitannya dengan penggunaan lahan yang dikelola oleh masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Tanjung Sari. Hal ini tentunya berdampak pada tahap analisis spasial pemetaan pula. Tanggapan atau respon dari para informan turut mempengaruhi kesesuaian penggunaan lahan. Sehingga, terdapat lima parameter yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara analisis spasial terhadap tanggapan dari responden (informan penelitian) mengenai parameter-parameter tersebut yang sekaligus digunakan sebagai validasi data.

Dari kelima kriteria yang disediakan untuk dipilih menurut prioritas atau taraf kepentingannya dalam memilih hunian atau rumah ditemukan hasil sebagai berikut.

Gambar 10. Penilaian Responden I

Berdasarkan penilaian dari saudari Henny, lokasi dan aksesibilitas memiliki peranan yang setara pentingnya dalam menentukan hunian atau rumah ideal. Lokasi dan Aksesibilitas mendapatkan nilai 0,399.

Gambar 11. Penilaian Responden II

Berdasarkan penilaian dari saudari Dewi, 4 dari 5 kriteria memiliki peranan penting dalam menentukan hunian atau rumah ideal di mana keempat kriteria mendapatkan nilai 0,243. Ini didasarkan oleh pengalaman dalam melayani para pembeli rumah di komplek perumahan TASBI I Medan.

55

Gambar 12. Penilaian Responden III

Berdasarkan penilaian dari saudara Abdul, respon serupa dengan saudari Dewi yang menyatakan 4 dari 5 kriteria memiliki kepentingan yang sama dalam pemilihan rumah yang diperoleh dari pengalaman dalam melayani para pembeli rumah di komplek perumahan TASBI I Medan dengan nilai serupa yakni 0,243.

Gambar 13. Hasil Akhir Penilaian

Berdasarkan hasil penggabungan pilihan responden terhadap kriteria yang ditawarkan, ditemukan hasil bahwa lokasi dan aksesibilitas menjadi kriteria terbaik yang diperhatikan sebelum memilih rumah atau hunian ideal. Lokasi dan Aksesibilitas mendapatkan nilai 0,319 dengan nilai In Consistency (IC) 0,03 yang artinya penilaian ini valid karena IC dibawah 0,1.

B. Pembahasan Penelitian

1. Kesesuaian Kawasan Perumahan terhadap RTRW Kota Medan

Kelurahan Tanjung Sari merupakan salah satu daerah di Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Terdapat beragam jenis penggunaan lahan yang mana didominasi oleh area hunian atau permukiman. Perwujudan wilayah permukiman dengan ditemukannya banyak perumahan yang tersebar di seluruh area kelurahan ini. Ditinjau berdasarkan rencana pola ruang dari BAPPEDA Kota Medan, diketahui bahwa kawasan perumahan menduduki posisi teratas dalam penggunaan lahannya.

Hasil interpretasi citra terkait penggunaan lahan pada tahun 2002 dan tahun 2023 dikelompokkan menjadi tiga jenis penggunaan lahan, yakni bangunan, lahan terbuka, dan vegetasi. Jenis penggunaan lahan bangunan mencakup badan jalan, kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan aktivitas, taman kota, dan lainnya; lahan terbuka mencakup kenampakan lahan kosong atau lahan yang belum dipergunakan oleh individu atau kelompok;

sedangkan vegetasi mencakup pepohonan.

Perbandingan penggunaan lahan antara tahun 2002 dan tahun 2023 menunjukkan luas bangunan sebesar 104,19 ha, lahan terbuka sebesar 308,11 ha, dan vegetasi sebesar 26,47 ha pada tahun 2002. Sedangkan, pada tahun 2023 luas bangunan mencapai 162,15 ha, lahan terbuka mencapai 205,78 ha, dan vegetasi mencapai 70,84 ha. Berdasarkan hal tersebut, diketahui terjadi kenaikan pada luas bangunan dan vegetasi yang berdampak pada penurunan luas lahan

57

terbuka. Luas lahan terbangun (bangunan) meningkat sebesar 57,96 ha, lalu vegetasi turut meningkat sebesar 44,37 ha, sementara lahan terbuka menurun sebesar 102,33 ha.

Perbandingan antara kondisi eksisting Kelurahan Tanjung Sari pada tahun 2023 terhadap Rencana Pola Ruang pada RTRW Kota Medan menunjukkan hasil yang cukup beragam. Namun, secara keseluruhan wilayah Kelurahan Tanjung Sari mendapatkan hasil kesesuaian mencapai 90% atau 394,65 ha.

Sehingga, berdasarkan ketetapan Neraca Penatagunaan Tanah (NPGT) yang dikutip oleh (Saputra & Santosa, 2020) maka penggunaan lahan di Kelurahan Tanjung Sari termasuk ke dalam kelas sesuai terhadap Rencana Pola Ruang.

Fokus pengamatan diarahkan pada kawasan perumahan yang mencakup luas 321,02 ha dan areal pemakaman mencakup luas 0,78 ha. Berdasarkan hasil interpretasi citra, kawasan perumahan maupun pemakaman terdiri bangunan, lahan terbuka dan vegetasi. Kawasan pemakaman berada di dalam area kawasan perumahan yang dapat diartikan pemakaman tersebut merupakan salah satu fasilitas yang disediakan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan perumahan tersebut.

Hasil penyesuaian interpretasi dan validasi lapangan menunjukkan bahwa kawasan perumahan benar-benar memiliki bangunan (lahan terbangun), lahan terbuka (lahan kosong), dan vegetasi (pepohonan). Sehingga, untuk penyesuaian hasil interpretasi terhadap rencana pola ruang mendapatkan hasil sesuai.

Sementara itu, lahan yang diperuntukkan sebagai pemakaman tidak memiliki bangunan yang berupa perkuburan, melainkan area tersebut masih berupa lahan

terbuka atau lahan kosong yang dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat untuk berkebun atau bercocok tanam, kemudian terdapat bangunan yang merupakan gubug untuk istirahat. Selain itu, vegetasi yang berkembang adalah tumbuhan atau pepohonan yang disediakan sebagai rimba kota. Sehingga, untuk penyesuaian hasil interpretasi terhadap rencana pola ruang mendapatkan hasil tidak sesuai.

Sehingga, hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara kondisi eksisting kawasan perumahan di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang terhadap Rencana Pola Ruang sebagai landasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan menunjukkan adanya kesesuaian yang baik. Serta, seluruh penggunaan lahan eksisting menunjukkan hasil kesesuain mencapai 90%

dari total keseluruhan luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari.

2. Faktor Pendukung Eksistensi Kawasan Perumahan

Berdasarkan pendapat Ahmadi dalam (Leo, 2020) yang mengatakan adanya keterkaitan antara penentuan lokasi perumahan dengan perkembangan daerah suburban secara fisik, yang sejalan dengan pendapat Yunus, Hooimeijer dan Oskamp di mana masyarakat menengah ke atas memiliki kecenderungan memilih hunian di areal suburban dengan tujuan memperoleh kenyamanan bertempat tinggal. Hal ini sesuai dengan kondisi di Kelurahan Tanjung Sari yang tergolong sebagai daerah pinggiran kota (suburban) karena jika ditinjau berdasarkan jarak, maka jarak menuju ibukota kabupaten/kota hanya mencapai 7 km saja. Selain itu, penggunaan lahan yang didominasi sebagai kawasan

59

perumahan yang ditinjau dari penggunaan lahan maupun rencana pola ruang yang diarahkan Pemerintah juga semakin menunjukkan bahwa Kelurahan Tanjung Sari ditetapkan sebagai daerah suburban.

Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh responden terkait kriteria yang paling mempengaruhi seseorang dalam menentukan keberadaan hunian atau rumah yang ideal. Seluruh responden setuju akan lokasi dan aksesibilitas menjadi hal penting dan krusial untuk dipertimbangkan, lalu diikuti fasilitas yang tersedia, harga dari perumahan, dan desain yang ditawarkan kepada konsumen. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Lusht dalam (Gonta et al., 2020) di mana pemilihan rumah lebih menaruh perhatian pada lokasi atau posisinya karena perihal ini sangat berkaitan dengan lingkungan dan aksesibilitasnya. Jika lokasi tersebut semakin jauh dari pusat kota maka harganya akan rendah, begitu pula sebaliknya. Kondisi perumahan ini yang dekat dengan pusat kota tentunya memiliki harga jual yang tinggi namun keuntungannya lokasi perumahan sangat strategis dan didukung aksesibilitasnya yang cukup baik mengingat cakupan perumahan yang luas pula (areal yang mencakup ke dalam beberapa kelurahan) menjadi daya tarik bagi banyak orang yang sedang mencari hunian.

Berdasarkan hasil yang ditemukan (Alvionida, 2022), faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan perumahan yaitu kenyamanan lingkungan, aksesibilitas, kondisi ekonomi, ketersediaan sarana dan ketersediaan prasarana di mana hubungan keeratan cukup kuat yaitu ketersediaan sarana, aksesibilitas, kenyamanan lingkungan. Sehingga ini sesuai dengan pendapat

responden jika aksesibilitas memiliki pengaruh yang kuat dalam penentuan pilihan tempat tinggal.

Selain itu, tentunya para pengembang juga mempertimbangkan hal-hal demikian sebelum mendirikan perumahan. Pengembang juga memperhatikan lokasi perumahan yang harus strategis dan aksesibilitasnya yang baik sebagai modal untuk perkembangan dari perumahan kelak. Ini dikarenakan kedua faktor tersebut juga berdampak pada faktor lain seperti ketersediaan fasilitas umum dan harga perumahan maupun lahannya. Hal ini sesuai dengan hasil yang ditemukan (Agustapraja & Rosidah, 2020) bahwa hal terpenting yang mempengaruhi keputusan developer dalam menentukan lokasi perumahan yang utama adalah harga lahan, suasana lingkungan atau kondisi lingkungan yang berada di lokasi perumahan tersebut, perizinan serta KPR. Secara keseluruhan, antara masyarakat dan pengembang memiliki keterkaitan yang erat dalam faktor yang melatarbelakangi permintaan dan penawaran mereka.

Firdaus dalam (Pratama, 2018) telah menyebutkan pula beberapa faktor yang melatarbelakangi meliputi lokasi, pertambahan penduduk, pendapatan konsumen, kemudahan mendapatkan pinjaman, fasilitas, harga rumah, serta undang-undang. Sehingga, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi eksistensi kawasan perumahan cukup besar andilnya dalam penentuan keputusan masyarakat yang ingin memilih hunian maupun pihak pengembang (developer) yang ingin membangun perumahan pada suatu areal.

61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah didapatkan dan dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Kesesuaian penggunaan lahan yang diperuntukkan sebagai kawasan perumahan di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan di mana seluruh penggunaan lahan eksisting menunjukkan hasil kesesuain mencapai 90% dari total keseluruhan luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari.

2. Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh responden terkait kriteria yang paling mempengaruhi seseorang dalam menentukan keberadaan hunian atau rumah yang ideal. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi kawasan perumahan adalah lokasi dan aksesibilitas menjadi hal penting dan krusial untuk dipertimbangkan, lalu diikuti fasilitas yang tersedia, harga dari perumahan, dan desain yang ditawarkan kepada konsumen.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa masukan dan saran, antara lain:

1. Diharapkan pihak BAPPEDA Kota Medan dapat bekerjasama dengan Kelurahan Tanjung Sari untuk meninjau kembali penggunaan lahan yang masih belum sesuai dengan Rencana Pola Ruang yang dikeluarkan. Selain itu, perlu juga adanya sosialisasi dan pengecekan rutin oleh pihak

BAPPEDA untuk mendapatkan kabar terbaru terkait penggunaan lahan yang ada di Kota Medan.

2. Diharapkan pihak Kelurahan Tanjung Sari dapat bekerjasama dengan pihak Perumahan Taman Setia Budi Indah I Medan dalam penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) yang baru dikarenakan berkurangnya area terbuka akibat peningkatan pembangunan perumahan.

3. Disarankan kepada pihak Perumahan Taman Setia Budi Indah I Medan untuk mengalokasikan area terbuka atau lahan kosong menjadi fasilitas umum yang mendukung ketersediaan RTH seperti taman bunga atau hutan kota (rimba kota).

63

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, T. R., Arifin, Z., & Khairina, D. M. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah Tinggal Di Perumahan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw) (Studi Kasus : Kota Samarinda). Prosiding Seminar Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 2(1), 197–201.

Adyatma, M. R. (2022). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Perumahan di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo [Skripsi].

Universitas Islam Sultan Agung.

Agustapraja, H. R., & Rosidah, S. A. (2020). Faktor Penentuan Lokasi Perumahan Dengan Metode Ahp Di Kabupaten Lamongan. Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi …, 6(1), 76–86. https://doi.org/https://doi.org/10.35308/jts- utu.v6i1.1971

Alvionida, V. (2022). Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Kota Padang dalam Pemilihan Perumahan [SKRIPSI]. Universitas Bung Hatta.

Anggraini, N., Pangaribuan, B., Siregar, A. P., Sintampalam, G., Muhammad, A., Damanik, M. R. S., & Rahmadi, M. T. (2021). Analisis Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di Kota Medan Tahun 2020. Jurnal Samudra Geografi, 4(2), 27–33. https://doi.org/10.33059/jsg.v4i2.3851

Azhar, Z., & Handayani, M. (2018a). Analisis Faktor Prioritas Dalam Pemilihan Perumahan Kpr Menggunakan Metode Ahp. Jurnal Manajemen Informatika Dan Sistem Informasi, 1(2), 19. https://doi.org/10.36595/misi.v1i2.38

Azhar, Z., & Handayani, M. (2018b). Analisis Pemilihan Perumahan Kpr Menggunakan Metode Ahp. Seminar Nasional Royal (SENAR), 1(1), 51–54.

Badan Hukum Sekretariat Kota Medan. (2022). Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2022-2042.

Badan Pertanahan Nasional. (2021). Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten.

BPS Kota Medan. (2023). Kota Medan Dalam Angka 2023.

Fadilla, R., Sudarsono, B., & Bashit, N. (2018). Analisis Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang/Wilayah Di Kecamatan Penjaringan Kota Administratif Jakarta Utara Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 7(1), 192–201.

Gonta, W. C., Astuti, W., & Hardiana, A. (2020). Penilaian Penerapan Konsep Livable Settlement Di Permukiman Kota Surakarta. Desa-Kota, 2(2), 186.

https://doi.org/10.20961/desa-kota.v2i2.31496.186-202

Harahap, R., Jeumpa, K., & Rahmadani, S. (2020). Mitigasi Banjir Pada Sistem Drainase. Semnastek UISU, 41–45.

Kelurahan Tanjung Sari. (2022). Ekspos Kelurahan Terbaik: Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2022.

Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman.

Latifah, S., & Handoyo, P. (2014). Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Elit. Jurnal Paradigma, 02(03), 1–10.

Leo, K. S. D. (2020). Preferensi Pemilihan Tipe Rumah dan Lokasi Perumahan Pada Masyarakat Menengah ke Atas di Daerah Pinggiran Kota Yogyakarta.

Reka Ruang, 2(2), 75–85. https://doi.org/10.33579/rkr.v2i2.1584

Lubis, A. D., Arismawati, N., & Pratama, W. H. (2021). Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu (Studi Kasus: Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Ambarawa, dan Kecamatan Pagelaran). Jurnal Pertanahan, 11(2), 165–173.

Lukman, A. (2018). Evaluasi Sistem Drainase Di Kecamatan Helvetia Kota Medan.

Buletin Utama Teknik, 13(2), 1410–4520.

Luthfina, M. A. W., Sudarsono, B., & Suprayogi, A. (2019). Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-2030 Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Pati. Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 74–82.

Mahendra, I., & Putri, P. K. (2019). Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp) Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pembelian Rumah Di

Kota Tangerang. Jurnal Teknoinfo, 13(1), 36.

https://doi.org/10.33365/jti.v13i1.238

Nasution, A. M. (2019). Analisis Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Kota Medan. (Journal of Architecture and Urbanism Research, 3(1), 27–46.

https://doi.org/10.31289/jaur.v3i1.2908

Pambudi, G. B., & Handayani, K. D. (2013). Analisis Kesesuaian Desain Rumah Terhadap Konsep Greenship Home Pada Perumahan Menengah Ke Atas Di Kota Gresik. Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, 1–7.

65

Pidu, R. E., Sudarsono, B., & Amarrohman, F. J. (2019). Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan Kawasan Industri Dan Lahan Terbangun Terhadap Rtrw Di Kecamatan Bawen Dan Kecamatan Pringapus Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, 9(1), 295–304.

Pratama, A. F. (2018). Analisis Kelayakan Pembangunan Perumahan Type 45/120 di PT. Tri Tunggal Permata.

Purnomo, E. (2020). Kajian Sistem Pemeliharaan Drainase Untuk Penanggulangan Banjir Di Kota Medan. Focus Teknik Sipil UPMI, 1(2), 62–69.

http://journal.upmi.ac.id/index.php/fts/article/view/142

Putri, H., & Jamal, A. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Perumahan Di Kota Banda Aceh. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 1(2), 55–61.

Romansyah, D., Asteriani, F., Astuti, P., & Muliana, R. (2022). Identifikasi Pengaruh Sebaran Ruko Terhadap Sosial Ekonomi Di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Journal of Urban and Regional Planning for Sustainable Environment (JURPS), 01(01), 1–8.

Saputra, V. A., & Santosa, P. B. (2020). Analisis Geospasial Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya Terhadap RTRW Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2031. JGISE: Journal of Geospatial Information Science and Engineering, 3(2), 152. https://doi.org/10.22146/jgise.60931 Sunarti. (2019). Buku Ajar Perumahan Dan Permukiman Undip Press Semarang.

Tampubolon, K. (2018). Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Sebagai Penentuan Kawasan Rawan Banjir Di Kota Medan. Jurnal Pembangunan

Perkotaan, 6(2), 63–68.

http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP

Wahyuni, D. S., & Megawaty, D. A. (2021). Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Untuk Pemilihan Perumahan Siap Huni Menggunakan Metode Ahp (Studi Kasus: Pt Aliquet and Bes). Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi (JTSI), 2(4), 22–28.

http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/JTSI

Dokumen terkait