• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen PDF SKRIPSI - metrouniv.ac.id (Halaman 47-142)

BAB V PENUTUP

B. Saran

Pada perkembangankajianperan perempuan, konsep peran seks (sexroles) memberi makna tersendiri.Peran seks adalah seperangkat atribut dan ekspektasi yang diasosiasikan dengan perbedaan gender, dengan hal ihwal menjadi laki-laki atau perempuan dalam masyarakat.

Menurut teori fungsionalisme (functionalism), peran seks (seperti peran yang lain) merefleksikan norma-norma sosial yang bertahan dan merupakan pola-pola sosialisasi (socialization). Norma yang cenderung terjadi dewasa ini adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan telah berubah seiring dengan perkembangan secara bertahap perihal keluarga yang berkesetaraan.17

6. Faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) definisi UMKM adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, UU UMKM Nomor 20 tahun 2008Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000,000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, UU UMKM Nomor 20 tahun 2008 Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus

19 Sujai, “Analisis Faktor-Faktor Penghambat Kesejahteraan Pengrajin Gula Semut Di Desa Purbahayu Kecamatan Pengandaran Kabupaten Pengandaran,Jurnal Moderat,Universitas Galuh, Vol 4,No 3, Agustus 2018,24

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2. 500.000.000,- (dua miliar ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM Nomor 20 tahun 2008. Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500,000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan yang paling banyak Rp. 10,000,000,000,- (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah). 20

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.21

20 Mukti Fajar, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 112-114.

21 Bachtiar Rifa’i, “Efektivitas Pemberdayaan UMKM Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite Pemberdayaan Masyarakat Desa Kadung Rejo Kecamatan Jabon

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.22

2. Peranan UMKM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia di era seperti saat ini mempunyai peranan yang sangat berarti. Peran UMKM sebagai penyangga ekonomi rakyat yang tidak perlu diragukan lagi.Dalam pembangunan ekonomi rakyat dalam suatu Negara, peran UMKM berkontribusi dalam mengatasi masalah ekonomi makro seperti dalam mengatasi pengangguran, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan inovasi.Yang kemudian melahirkan berbagai produk baru, sehingga memberi manfaat dan peluang bagi masyarakat lainnya untuk membuka usaha baru lainnya. Menurut Muhammad, peran UMKM antara lain: (1) penyerapan tenaga kerja, (2) pemerataan pendapatan, (3) nilai tambah bagi produk daerah, dan peningkatan taraf hidup.

Melihat besarnya jumlah pelaku ekonomi dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja, maka UMKM layak mendapat perhatian.

Berkembangnya UMKM akan memperkuat struktur ekonomi domestik

Kabupaten Sidorejo” dalamKebijakan dan Manajemen Publik, (Surabaya: Universitas Airlangga), Vol 1, No. 1 Januari 2013, 134.

22 Dwi Prasetyo Hadi, ”Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha Kecil Dan Menengah Berbasis Sumber Daya Lokal Dalam Rangka Millenium Development Goals 2015 Studi Kasus Di PNPM-MP Kabupaten Kendal”, Jurnal Ilmiah Civis, Vol.5, No.1, Januari 2015, 727.

karena terserapnya angkatan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, memperbesar tingkat permintaan dan meningkatkan pertumbuhan investasi. Meski memiliki peran yang strategis mengembangkan UMKM bukan hal yang mudah. UMKM memiliki permasalahan yang cukup kompleks, dimana permasalahan yang sering dihadapi oleh UMKM sekaligus kelemahannya adalah dalam hal keterbatasan modal usaha, pengelolaan manajemen SDM yang belum memadai, keterbatasan pengusaan teknologi produksi, keterbatasan bahan baku, dan keterbatasan perluasan pemasaran (kesulitan pemasaran). Diantara keunggulan UMKM ini adalah bahwa sector usaha ini sangat mudah dimasuki oleh siapapun tanpa memandang latar belakang pendidikan, sosial, agama, dan suku. 23

3. Sistem Manajemen Pengelolaan Usaha

a. Perencanaan (planning), yang meliputi akivitas:

1) Menentukan tujuan (jangka pendek dan jangka panjang).

2) Merumuskan kebijakan dan prosedur sebagai rencana kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.

3) Melakukan peninjauan secara berkala untuk memantau rencana kerja yanag telah di tetapkan.

b. Pengorganisasian (organizing) meliputi aktivitas:

1) Penentun dan penelitin kegiatan- kegiatan.

2) Pengklasifikasian kegiatan perusahaan.

3) Pembagian tugas sumber daya sesuai keahlian.

23 Nur Wanita, “Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Pasar Manoda Palu”, dalam Istiqra Jurnal Penelitian Ilmiah, Vol 3 No. 2 Desember 2015, 252

c. Pengarahan (actuating) yang meliputi aktivitas:

1) Pemotivasian karyawan 2) Memimpin karyawan 3) Cara pengarahan

d. Pengawasan (kontroling) yang meliputi aktivitas:

1) Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi.

2) Mengukur prestasi kerja.

3) Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar.

4) Mengambil tindakan korektif 24

4. Analisa Lingkungan dalam Pengelolaan Usaha a. Analisa Lingkungan Internal

1) Sumber Daya Manusia: merupakan langkah- langkah mengenai manajemen SDM, ketrampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan.

2) Keuangan: terkait dengan keputusan investasi dan keputusan pembiayaan.

3) Produk dan Operasi: yaitu proses, kapasitas, persediaan, angkatan kerja, dan kualitas produk.

4) Pemasaran: merupakan proses memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan poduk.

24 Ay Ling, “Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Pada Usaha Mikro Kecil Menengah” Jurnal AGORA, Vol.1, No. 1, 2013, 2

b. Analisa Lingkungan Eksternal

1) Ancaman pendatang baru, faktor penghambat pendatang baru antara lain: skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok.

2) Kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok memiliki daya tawar yang kuat apabila pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan, pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam industry, industry bukan pelanggan yang penting bagi pemasok.

3) Kekuatan tawar menawar pembeli, pelanggan memiliki kemampuan untuk menekan dan menurunkan harga produk serta meningkatkan pelayanan.

4) Persaingan diantara para anggota industri, persaingan di anggota industry terjadi karena perebutan posisi dan dilakukan dengan menggunakan strategi. Persaingan tersebut disebabkan oleh jumlah pesaing, pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas, dan hambatan keluar.25

25Ay Ling, “Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Pada Usaha Mikro Kecil Menengah” Jurnal AGORA, Vol.1, No. 1, 2013.

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan.Penelitian lapangan (field research) Menurut Abdurrahmat Fathoni “Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai yang terjadi dilokasi tersebut yang dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah”.1Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian lapangan karena menggali data tentang Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Usaha Mikro di Desa Rejo Basuki Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah.

2. Sifat Penelitian

Sifat yang digunakan dalam penelilitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.Demikian laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan.Data diperoleh dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.2

1 Abdurrahmat Fatoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), 96

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2009), 11.

Menurut Husein Umar, deskriptif ialah “menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu, Kualitatif merupakan penelitian yang mengungkapkan suatu fenomena melalui deskripsi bahasa non- statistik secara holistik.3

Maka dalam penelitian ini peneliti mencari dan mengumpulkan informasi serta data-data yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitian yang berisi tentang keterangan mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Usaha Mikro di Desa Rejo Basuki Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah.

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpulan data.4Penelitian ini menggunakan sumber data primer berupa lisan dan tulisan serta catatan lapangan sebagai hasil observasi.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode purposivesampling. Menurut sugiyono purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu apa yang diharapkan, sehingga

3 Husein Umar, MetodePenelitianUntukSkripsidanTesisBisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 22

4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), 137

mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang diteliti.5Sumber Data primer yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut:

a. Pengusaha

Pengusaha yang dijadikan informan karena dianggap menguasai permasalahan yang diperlukan diantaranya:

1) Usaha pertama “Usaha Risky” yang bertempat diDesa Rejo Basuki 3, dengan pemilik usaha Ibu Salamah.

2) Usaha kedua “KWT Melati” yang bertempat di Desa Rejo Basuki 5 yang diketuai Oleh Ibu Titik.

3) Usaha ketiga “Toko Samsul” yang bertempat di Desa Rejo Basuki 4 dengan pemilik usaha Bapak Samsul Arifin.

b. Karyawan

Adapun karyawan juga dijadikan informan, karena mereka ada keterkaitannya dengan permasalahan yang sedang dikaji, maka jumlah keseluruhan karyawan dari tiga usaha tersebut berjumlah. Usaha Risky mempunyai 5 karyawan, Usaha KWT Melati mempunyai 30 karyawan dan Usaha Toko Samsul mempunyai 3 karyawan.

Maka, pada penelitian ini yang jadikan informan dari seluruh usaha itu 10 orang diambil dari pengusaha dan karyawan.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, 85

Dalam penelitian ini, adapun kriteria informan yang dipilih sebagai berikut:

a. Perempuan yang sudah menikah.

b. Perempuan yang sudah lama berkerja 2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang dihasilkan dan diharapkan dapat berperan membantu mengungkapkan data yang diharapkan.Sumber data sekunder dapat membantu memberi keterangan atau data pelengkap sebagai bahan pembanding.6

Sumber data sekunder bisa disebut juga sebagai data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada seperti buku, berkas, dan data Mikro.

C. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa upaya pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis menggunakan metode yang dapat mempermudah penelitian ini antara lain:

1. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak tersruktur.Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

6 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada, 2013), 129.

permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti akan mewawancarai pengusaha dan karyawan.

Maka peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur sebagai acuan yang paling utama untuk mendapatkan data, selain observasi dan dokumentasi.Informan yang akan peneliti wawancarai dari Usaha Rizky adalah: ibu salamah, ibu janah, dan maya. Usaha KWT Melati yang di wawancarai adalah: ibu titik, siti, badriyah, sumiyati dan sri.

Usaha Toko Samsul yang akan diwawancarai adalah: ibu Nanik dan intan.Diambil 10 informan dari masing-masing usaha yaitu pengusaha dan karyawannya.

2. Metode Observasi

Secara terminologi, observasi berasal dari istilah inggris observation yang bermakna pengamatan, pandangan, pengawasan. Atau dalam kata keterangan sebagai observe yang berarti mengamati, melihat, meninjau, menjalankan, mematuhi, memperhatikan, menghormati. Karena itu, observasi menurut Kaelan adalah pengamatan atau peninjauan secara cermat.Menurutnya, observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.7

Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini yaitu pengamatan langsung terhadap kegiatan proses pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan

7 Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), 80-81.

Teknik penjamin keabsahan data merupakan cara-cara yang dilakukan peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan(credibility)dalam proses pengumpulan data penelitian. Trianggulasi data adalah salah satu contoh pengukuran derajat kepercayaan (credibility) yang bisa digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian. Trianggulasi data memanfaatkan sesuatu yang ada diluar data sebagai membandingkan sumber data yang sama dari wawancara dengan data observasi dan dokumentasi.9

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., 231.

9 Zuhairi, et. al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 40-41

Adapun tiga teknik dalam trianggulasi adalah sebagai berikut:

1. Trianggulasi Sumber

Trianggulasi sumber adalah untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Trianggulasi Teknik

Trianggulasi teknik atau metode berarti untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Trianggulasi waktu

Trianggulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kreadibilitas suatu data dengan cara menguji dan mengecek data dan dapat dilakukan dengan mengunakan waktu tertentu melalui wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.10

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam Penulisan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian dan kritisan dari Penulisan. Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.11

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, 274

11 Nurul Zuriah, Metodologi Penulisan Sosial dan Pendidikan, (Jakarta Bumi Aksara, 2009)

Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan analisis data dilapangan.Model Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.

Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik analisis data adalah suatu kegiatan untuk memproses data yang telah dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.Proses yang digunakan dalam teknik analisis data adalah sebagai berikut:

1. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.

2. Data display (penyajian data) dalam Penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

3. Menarik kesimpulan, kesimpulan dalam Penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang temuan sebelumnya belum jelas.12

Menurut Joko Subagyo, analisis kualitatif dilakukan terhadap data, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitaf. Terhadap data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk

12 Sugiyono, Metode Penulisan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 337

bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan bentuk penjelasan- penjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.13 Adapun alur penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Alur Penelitian

13 Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 106

Hasil Analisis Data menggunakan deskriptif kualitatif yang mengacu pada penelitian lapangan.Adapun teknik pengumpulan data yaitu

dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Pemberdayaan Perempuan Dalam Pengelolaan Usaha Mikro di Desa Rejo Basuki Kecamatan Seputih

Raman Lampung Tengah Pemberdayan Perempuan Dalam

Pengelolaan Usaha Mikro

Hasil Penelitian

Kampung Rejo Basuki dibuka pada tanggal 11 Mei 1955, jumlah KK waktu itu sebanyak 156 KK, Jumlah Penduduk 624 Jiwa, Tahap I terdiri dari Transmigrasi Umum dan Transmigrasi Lokal.

a. Batas Wilayah

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Ratna Chaton 2) Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kampung Purworejo 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Rejo Asri 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Buyut Udik1 b. Pembentukan Pamong Kampung

1) Pada Tanggal 13 Agustus 1955 diadakan Pemilihan Kepala Kampung beserta Pamong bawahannya. Dilakukan dengan pemilihan masyarakat dan disaksikan oleh Asisten Wedana Hadi Wiguno, ternyata Parno Wijoyo terpilih menjadi Kepala Kampung yang Pertama. (dari 13 Agustus 1955-4 Agustus 1967). Didampingi oleh Marto Suwarno sebagai carik, tahun 1956 diganti oleh Samin, dan tahun 1965 diteruskan oleh Yaseri.2

1 Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

2Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

Areal Tanah yang dikuasai pada masa itu seluas 1150 Ha, jumlah KK sebanyak 555 KK, jumlah penduduk 2216 Jiwa.Karena kesalahan dari teknis pengukuran, maka terjadi persengketaan dengan wilayah kecamatan Gunung Sugih tahun 1957. Areal yang masuk Gunung Sugih seluas 395, 30 Ha dengan mendapat ganti 117 Ha sebelah timur Kampung Rejo Asri (Taholo) sebagai Peladangan RB V dan RB VII. Penduduk yang masuk Gunung Sugih berjumlah 150 KK dengan jumlah 612 Jiwa. Pada masa pemerintahan Parno Wijoyo, berkat kerjasama pamong dan masyarakat, Kampung Rejo Basuki beberapa kali menjadi Kampung Juara I tingkat Kecamatan yaitu pada tahun 1960, 1962, 1964 dan 1965 dan menjadi Proyek Pilot Kesehatan sejak tahun 1965.3

2) Pada tanggal 9 Januari 1968 (M. Kaseri) diangkat menjadi Kepala Kampung dan didampingi Yaseri sebagai Carek. Areal yang dikuasai seluas 871, 70 Ha. Dengan jumlah penduduk 524 KK, 2955 Jiwa.

Tanah Penggatian dari persengketaan Gunung Sugih yang terletak di Taholo, sejak tanah diserahkan tidak ter-urus, dan selalu diolah oleh orang-orang Kedaton Sukadana, yang ahkirnya terjadi persengketaan dengan wilayah Kedaton pada tahun 1969 dan dimenangkan oleh wilayah Kedaton Sukadana.4

Pada tahun pemerintahan M.Kaseri Kepala Kampung dialihkan menjadi Kepala Kampung, karena terjadi kesalahan

3 Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 desember 2020

4 Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

teknis/kelengahan dalam pemerintahannya ahkirnya M. Kaseri diberhentikan menjadi Kepala Kampung pada tanggal 20 April 1970.

3) Pada Tanggal 20 April 1970-20 April 1979 (Yaseri) diangkat menjadi Kepala Kampung, didampingi oleh M. Sunarto sebagai Carek. Areal yang dikuasai seluas 754, 70 Ha. penduduk 526 KK, 2898 jiwa. Berkat kerjasama antara pamong dan masyarakat menjadi juara ke II tingkat Kecamatan tahun 1972. Pada hari 17 Agustus 1973 mendapat juara I Lomba Keindahan Kampung tingkat Kecamatan.5

Dengan adanya Pemekaran Daerah berdirilah Kampung Kotagajah yang arealnya mengambil sebagian dari Kampung Sekitarnya, termasuk Kampung Rejo Basuki kena pengurangan Areal seluas 88, 75 Ha, penduduk 161 KK, 805 jiwa.6

Mulai tanggal 18 Januari 1974 Kampung Rejo Basuki menguasai luas areal 665, 95 Ha.penduduk 445 KK, 2620 jiwa.Dengan batas Wilayah:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Ratna Chaton 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Kotagajah 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung RejoAsri 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Buyut Udik7

5 Data Dokumentasi dari arsip Profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

6Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

7Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

Berkat kerjasama Aparat Kampung dan Lembaga Kampung serta Masyarakat pada tahun 1974 mendapat tanda penghargaan sebagai Juara I tingkat Kecamatan.8

1) Pada tanggal 15 Juni 1979-15 Juni 1986 (S. Hartono) diangkat menjadi Kepala Kampung, didampingi oleh M. Sunarto sebagai Carek.

2) Pada 1 Juli 1968 Kepala Kampung dijabat oleh M. Sunarto sebagai PJS untuk mengisi kekosongan Pemerintah Kampung.

3) Pada bulan Juli 1987 diadakan Pemilihan Kepala Kampung dan pada tanggal 15 Agustus 1987-15 Oktober 2007 (Hi. Ahmad Sucipto) diangkat menjadi Kepala Kampung, didampingi oleh M. Sunarto sebagai Carek. Pada saat dijabat oleh Bapak Hi. Ahmad Sucipto, tahun 1994 Kampung Rejo Basuki berhasil menjadi Juara I tingkat PROVINSI LAMPUNG dan Sepuluh (10) Besar tingkat Nasional.9 4) Pada bulan November 2007 diadakan pemilihan Kepala Kampung

dan pada tanggal 20 Januari 2008 (Gunawan) diangkat menjadi Kepala Kampung, didampingioleh Diyarto sebagai Sekretaris Kampung, dari pemerintahan (Parno Wijoyo) hingga sekarang pemerintahan (Gunawan) Pajak Bumi Bangunan (PBB) selalu lunas, bahkan pada tahun 2009 mendapat undian UMROH karena PBB lunas sebelum batas yang ditentukan. 10

8 Data Dokumentasi dari arsip Profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

9Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 Desember 2020

10 Data Dokumentasi dari arsip profil Desa Rejo Basuki pada tanggal 10 desember 2020

Dalam dokumen PDF SKRIPSI - metrouniv.ac.id (Halaman 47-142)

Dokumen terkait