• Tidak ada hasil yang ditemukan

SiklusKarbo

Dalam dokumen BUKU PENGAIRAN PASANG SURUT (Halaman 44-47)

BAB IV SISTEM PENGAIRAN PASANG SURUT BERSUMBER DARI LAUT

4.5 SiklusKarbo

Samudra memiliki kuantitas karbon terbesar yang didaur secara aktif, dan jumlah karbon yang terkandung di dalam samudra juga merupakan yang terbesar kedua setelah litosfer. Lapisan permukaan samudra mengandung banyak sekali karbon organik terlarut,yang sering kali ditukar dengan karbon di atmosfer. Sementara itu, konsentrasi karbonanorganik terlarutdi lapisan dalam samudra tercatat sekitar 15 persen lebih tinggi ketimbang konsentrasi di lapisan permukaan, dan karbon di lapisan dalam akan tetap

berada di sana dalam waktu yang panjang.[82]Arus termohalin menukar karbon di antara kedua lapisan tersebut.

Karbon dari atmosfer memasuki samudra dan mengalami pelarutan di lapisan permukaan, dan lalu berubah menjadi asam karbonat, karbonat dan bikarbonat:

CO2(gas) CO2 (aq)

CO2 (aq)+H2O H2CO3

H2CO3 HCO3+ H+HCO3

CO32−

+ 2H+

Karbon juga masuk ke laut lewat sungai dalam bentuk karbon organik terlarut, dan lalu diubah oleh organisme yang berfotosintesis menjadi karbon organik. Karbon ini dapat didaur di rantai makanan atau mengalami presipitasi ke lapisan yang lebih dalam dan kaya akan karbon sebagai jaringan lunak mati atau di dalam cangkang-cangkang dan tulang- tulang sebagai kalsium karbonat.Karbon ini beredar di lapisan ini dalam waktu yang panjang sebelum mengendap sebagai sedimen atau kembali ke permukaan melalui arus termohalin.

BAB V

SISTEM PENGAIRAN PASANG SURUT BERSUMBER DARI BENDUNGAN (TEKNIS)

5.1 PengertianBendungan

Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan tanah, urugan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk (Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).

Gambaar 5.1 Bendungan

Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan. Bendungan digunakan untuk keperluan irigasi, air minum industri, tempat rekreasi, tempat penampungan limbah, cadangan air minum, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air.

Berikut ini beberapa pengertian bendungan dari beberapa sumber buku:

Menurut Kartasapoetra (1991), bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran-saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahanpertanian.

Menurut Sani (2008), bendungan adalah bangunan yang berfungsi sebagai peninggi muka air dan penyimpanan di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan irigasi, air minum industri atau yanglainnya.

Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.

5.2 Fungsi dan ManfaatBendungan

Menurut Sarono dkk (2007), terdapat beberapa fungsi dan manfaat bendungan, yaitu sebagai berikut:

Irigasi

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan ditampung sehingga pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai irigasi lahan pertanian.

a) Penyediaan AirBaku

Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum dimana daerah perkotaan sangat langka dengan air bersih.

b) SebagaiPLTA

Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melaluigenerator.

c) PengendaliBanjir

Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar akan mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke hilir sungai yang tidak jarang mengakibatkan banjir di kawasan hilir sungai tersebut, apabila kapasitas tampung bagian hilir sungai tidak memadai. Dengan dibangunnya bendungan- bendungan di bagian hulu sungai maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan dapat dikurangi dan pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain-lain.

Fungsi, Sifat, Jenis dan Analisis Pengujian Aspal

Sejarah, Penyusun, Jenis dan Kuat TekanBeton

Pengertian, Unsur, Jenis dan PembentukanBaja

Tujuan, Fungsi, Jenis dan Kegiatan Perawatan(Maintenance)

d) Perikanan

Untuk mengganti mata pencaharian para penduduk yang tanahnya digunakan untuk pembuatan waduk dari mata pencaharian sebelumnya beralih ke dunia perikanan dengan memanfaatkan waduk untuk peternakan ikan di dalam jaring-jaring apung atau karamba-karamba.

e) Pariwisata dan OlahragaAir

Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun sebagai tempat latihan para atlet olahraga air.

5.3 Jenis-jenisBendungan

Menurut Sani (2008), bendungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis atau tipe, yaitu:

A. Bendungan berdasarkanukuran

Berdasarkan ukuranya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan besar (Large Dams). Bendungan yang tingginya lebih dari 10 m, diukur dari bagian bawah pondasi sampai puncakbendungan.

2. Bendungan kecil (Small Dams). Semua bendungan yang tidak memiliki syarat sebagai bendungan besar (Large Dams).

B. Bendungan berdasarkan tujuanpembangunan

Berdasarkan tujuan pembangunannya, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams). Bendungan dengan tujuan tunggal (Single Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja misalnyaPLTA.

2. Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams). Bendungan serba guna (Multi Purpose Dams) adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya untuk irigasi, PLTA, pariwisata danperikanan.

C. Bendungan berdasarkanpenggunaannya

Berdasarkan penggunaannya, terdapat tiga jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan membentuk waduk (Storage Dams). Bangunan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktudiperlukan.

2. Bendungan penangkap atau pembelok air (Diversion Dams). Bendungan yang dibangun agar permukaan air lebih tinggi, sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowonganair.

3. Bendungan untuk memperlambat air (Distension Dams). Bendungan yang dibangun untuk memperlambat air sehingga dapat mencegah terjadinyabanjir.

D. Bendungan berdasarkan jalannyaair

Berdasarkan jalannya air, terdapat dua jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan untuk dilewati air (Overflow Dams), adalah bendungan yang dibangun untuk dilewati air misalnya, pada bangunan pelimpas(Spillway).

2. Bendungan untuk menahan air (Non Overflow Dams), adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati air. Biasanya dibangun berbatasan dan biasanya terbuat dari beton, pasangan batu, atau pasangan bata.

E. Bendungan berdasarkankonstruksinya

Berdasarkan konstruksinya, terdapat empat jenis bendungan, yaitu:

1. Bendungan serbasama (Homogeneus Dams), adalah bendungan yang lebih dari setengah volumenya terdiri dari bahan bangunan yangseragam.

2. Bendungan urungan berlapis-lapis (Zoned Dams), adalah bendungan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu, lapisan kedapan air (WaterTight Layer), lapisan batu (Rock Zones), lapisan batu teratur (Rip-rap) dan lapisan pengering (Filter zones).

3. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (Impermeable Face Rock Fill Dams), adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yanglapisan

kedap airnya diletakan di sebelah hulu bendungan . lapisan yang biasanya dipakai adalah aspal dan betonbertulang.

4. Bendungan beton (Concrete Dams), adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan atau tidak. Pembagian tipe bendungan berdasarkanfungsi.

F. Bendungan berdasarkanfungsi

Berdasarkan fungsinya, terdapat beberapa jenis bendungan, yaitu: bendungan pengelak pendahuluan (Primary Cofferdam, Dike ), bendungan pengelak (Cofferdam), bendungan utama (Main Dams), bendungan sisi (High Level Dams), bendungan ditempat rendah (Saddle Dams), tanggul (Dyke, Levee), bendungan limbah industry (Industrial Waste Dams), dan bendungan pertambangan (Mine Tailing Dam, Tailing Dams).

5.4 Bagian – bagian Bendung 5.4.1 Tubuh Bendung(weir)

Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendungkan laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevassi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang pada aliran sungai.

Tubuh bendung merupakan bagian yang selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaaan normal maupun air banjir. Tubuh bendung harus aman terhadap tekanan air, tekanan akibat perubahan debit yang mendadak, tekanan gempa, dan akibat beratsendiri.

5.4.2 Pintu Air(gates)

Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka, dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup.

Bagian yang penting dari pintu air, yaitu :

5.4.2.1 Daun Pintu (gateleaf)

Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air.

5.4.2.2 Rangka Pengatur Arah Gerakan (guideframe)

Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan direncanakan.

5.4.2.3 Angker(anchorage)

Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air kedalam konstruksi beton

5.4.2.4 Hoist

Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

5.4.3 Pintu Pengambilan(intake)

Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyakya air yang masuk saluran dan mencegah masuknya benda – benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hnya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi.

5.4.4 PintuPenguras

Penguras ini biasanya beradaa pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung daan kadang – kadang ada pada kiri dan kanan bendung.

5.4.5 Kolam PeredamEnergi

Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada palung maupun pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan terjadi loncatanair.

5.4.6 KantongLumpur

Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi – fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus (0,06 s/d 0,07 mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan pengambilan.

5.4.7 BangunanPelengkap

Terdiri dari bangunan – bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :

• Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluransungai

• Pengoperasianpintu

• Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga eksploitasi danpemeliharaan

• Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau atau agar bagian – bagian itu terbuka untukumum.

5.5 SpesifikasiTeknis

Spesisifikasi teknis unuk ukuran bendung adalah tinggi bendung (H) menyesuaikan dengan kedalaman saluran dan kebuutuhaan tinggi sawah yang paling jauh yang ingin diairi.

Sedangkan panjangnya (P) sebesar 5 kali tinggi bendung. Tinggi bendung (H) dan panjang bangunan (P).

Gambar 5.2 Tinggi (H) dan Panjang (P)

BAB VI

SISTEM PENGAIRAN PASANG SURUT UNTUK PERTANIAN

6.1 Reklamasi

Kegiatan reklamasi lahan meliputi beberapa kegiatan antara lain reklamasi lahan sawah berkadar bahan organik rendah, reklamasi lahan kering berkadar bahan organik.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 Tentang : Reklamasi Rawa Penyelenggaraan reklamasi rawa bertujuan untuk mencapai terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui penyiapan prasarana dan sarana bagi keperluan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, industri, dan perhubungan serta pariwisata.

Kegiatan reklamasi rawa juga bertujuan untuk:

1. Meningkatkan fungsi dan pemanfaatan rawa melalui tata air untuk kepentingan umum dan kesejahteraanmasyarakat.

2. Memperbaiki ekosistem lahan rawa melalui perbaikan infrastruktur dan penyediaan sarana produksi dalam rangka peningkatan perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitaslahan.

3. Mencapai terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui penyiapan prasarana dan sarana bagi keperluan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, industri, dan perhubungan, sertapariwisata.

4. Melestarikan rawa sebagai sumber daya air, mendukung produktivitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, dan mendukung pengembangan wilayah berbasispertanian

6.2 Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) diLapangan

Organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) di tingkat lapangan sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan O&P adalah sebagai berikut :

1. PengamatPengairan

a) Memimpin rapat rutin setiap minggu untuk mengetahui permasalahan O&P yang dihadiri juru pengairan,petugas pintu airdanP3A/GP3A/IP3A

b) Mengikuti rapat dibalai wilayah sungai. provinsi, kabupaten/kota dankecamatan.

c) Membinastaf

d) Membina P3A/GP3A/IP3A untuk dapat melaksanakan O&P jaringan tersier yang menjadi tanggung jawabnya serta berpartisipasi dalam kegiatan O&P jaringan utama (sekunder danprimer)

e) Membantu proses pengajuan bantuan biaya O&P kepadaP3A/GP3A/IP3A f) Membuat laporan kegiatan O&P kebalai wilayah sungai.provinsi,kabupaten/kota

2. JuruPengairan

a. Membantu pengamat pengairan dalam menjalankan kegiatan O&P dalam wilayah kerjanya

b. Melakukan pengawasan pekerjaan pemeliharaan rutin dan pekerjaan yang dikontrakkan.

c. Membuat laporan pemeliharaanmengenai:

- kerusakan saluran danbangunan

- realisasi pemeliharaan rutin, berkala, danlain-lain - biaya pemeliharaanberkala.

d. Bersama P3A melakukan penelusuran jaringan untuk mengetahui kerusakan saluran dan bangunan untuk segeradiatasi

e. Menyusun biaya O&P dalam wilayah kerjanya bersamaP3A

3. Petugas PintuAir

a. Membuka dan menutup pintu air sesuai dengankebutuhan b. Memberi minyak pelumas pada pintuair.

c. Membersihkan sampah dan rumput di sekitarbangunan d. Mencatat kerusakan pintu air pada formulir yangdisediakan

6.3 Luas Wilayah Kerja StafO&P

Kerapatan personel O&P dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Pengamat pengairan 1 orang + 3 staf, dengan luas areal layanan: 3.000 – 25.000 Ha.

2. Juru pengairan 1 orang dengan luas areal layanan: 1.000– 2.000 Ha.

3. Petugas pintu air 1 orang untuk melayani pintu air: 3 -5 buah pintu air 4. P3A : beberapa bloktersier

6.4 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) 1. TanggungJawab

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bahwa operasi dan pemeliharaan jaringan tersier menjadi tanggung jawab P3A.

2. PembentukanP3A/GP3A/IP3A

Untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya melakukan operasi dan pemeliharaan jaringan tersier, petani yang ada dalam beberapa blok tersier membentuk P3A. Sementara itu,dan untuk pelayanan tingkat sekunder dapat dibentuk GP3A sebagai gabungan dari P3A dan untuk pelayanan daerah reklamasi rawa dapat dibentuk IP3A sebagai gabungan GP3A.

3. PemberdayaanP3A/GP3A/IP3A

Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan oleh instansi terkait (Dinas SDA,Dinas memperkuat kelembagaan dengan status berbadanhukum.

a. meningkatkan kemampuan personil/sumber daya manusia di bidang teknik rawa, teknik pertanian, danorganisasi.

b. melibatkan P3A/GP3A/IP3A dalam penyusunan program operasi danpemeliharaan jaringan rawatersebut.

c. memberikan kesempatan kepada P3A/GP3A/IP3A (bagi yang sudah mampu) untuk mengambil bagian dalam jaringan primer dan sekunder.

BAB VII

SISTEM PENGAIRAN PASANG SURUT UNTUK IRIGASI

7.1 PengertianIrigasi

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian.

Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia.

Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungaiatau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.

Irigasi adalah kegiatan - kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi- bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah

"Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.

Irigasi merupakan kegiatan pemberian air pada suatu lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut Basri, 1907 irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhannya.

Menurut Karta Saputro, 1994 irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan tanah.

Menurut Linseley, 1996 pengairan adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut Suharjono, 1994 irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai/bendung yang dialirkan melalui sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air di dalam tanah.

Adapun manfaat irigasi adalah mempermudah pekerjaan pengolahan tanah, menekan pertumbuhan gulma, hama, dan penyakit, mengatur suhu tanah dan iklim mikro, memperbaiki kesuburan tanah, dan menurunkan kadar garam dalam tanah.

7.2 Sejarah Irigasi diIndonesia

1. Irigasi Mesir Kuno dan TradisionalNusantara

Sejak Mesir Kunotelah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinangjuga.

2. Sistem Irigasi Zaman HindiaBelanda

Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830.Pemerintah Hindia Belandadalam TanamPaksatersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya.

3. Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier.

TetapisumberairbelummemakaisistemWadukSerbagunasepertiTVAdi

Amerika Serikat.Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.

4. Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika Serikat TennesseeValleyAuthority(TVA)[1]yangdiprakasaiolehPresidenAS

Franklin D. Rooseveltpada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia [2]. Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat.

5. Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi, sehingga di kemudian hari, Proyek TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu, Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut.

6. Waduk Jatiluhurterletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H.

Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

7.3 Jenis – jenis Irigasi 7.3.1 IrigasiPermukaan

Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendungmaupun melalui bangunan pengambilan bebas(free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.

7.3.2 IrigasiLokal

Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

7.3.3 Irigasi DenganPenyemprotan

Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

7.3.4 Irigasi Tradisional DenganEmber

Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

7.3.5 Irigasi Pompa Air

Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

7.3.6 Irigasi pasangsurut

Yang dimaksut dengan irigasi pasang surut adalah suatu irigasi yang memanfaatkam pengempangan air sungai akibat pasang surut air laut. Area yang dapat dilakukan teknik irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang surut air laut . air genangan yang terdorong air laut akamasuk pada areal persawahan yang berupa air tawar akan menekan dan mencucu kandungan tanah sulfur masam dan akan ikut terbuang keluar area pertanaman ketika air laut surut.

7.3.7 Irigasi denganpancaran

Irigasi ini merupakan irigasi modern yang baru dikembangkan . caranya adalah dengan mengalirkan air dari sumbernya dengan menggunakan pipa, diujung pipa diberi penyumbat kusus sehingga air akan terpancar seperti hujan.

7.3.8 Irigasitetes

Merupakan irigasi dengan selang yang dilubangi dan diletakan pada bawah perakaran tanaman dan diberi tekanan tertentu sehingga air menetes dengan perlahan.

7.4 KlasifikasiIrigasi

Berdasarkan cara pengaturan dan pengaturan air, jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

7.4.1 Irigasisederhana

Didalam irigasi sederhana pemberian air tidak diatur atau diukur. Air yang lebih akan mengalir pada saluran pembuang dengan sendirinya.biasanya teknik ini dilakukan apabila ketersediaan air melimpah sehingga dapat leluasa dalam penggunaan air, pada teknik ini memang sangat sederhana tetapi terdapat banyak kelemahan yang serius. Pertama tama adalah pemborosan air , dan pada umumnya jaringan ini terdapat pada umumnya jaringan ini berada pada dataran yang tinggi,air yang terbuang tidak selalu terbuang pada aerah yang subur.

7.4.2 Jaringan irigasi semiteknis

Perbedaan antara jaringan irigasi sederhana dan jaringan irigasi senmi teknis adalah jaringan semi teknis ini bendunganya terletak disungai lengkap dengan bangunan pengambilan dan pengukuran dibagian hilirnya.sistem pembagian airnya serupa dengan jaringan sederhana. Pada jaringan ini biasanya digunakan untuk mengairi areal lahan yang lebih luas biasanya dan haru melibatkan pemerintah dalam pembanunanya.

Dalam dokumen BUKU PENGAIRAN PASANG SURUT (Halaman 44-47)

Dokumen terkait