• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Karakter Monozukuri

III. SIMPULAN

Pemaparan di atas merupakan kajian humaniora bagaimana negara Jepang bisa mencapai statusnya sebagai negara yang maju di Asia saat ini. Karakter mereka untuk selalu berusaha tanpa istirahat (ganbaru), kebiasaan untuk selalu melakukan evaluasi yang akurat dan berorientasi pada perbaikan demi masa depan

Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 98 (kaizen), serta kegigihan untuk menciptakan sesuatu yang mendekati sempurna (monozukuri) menjadi nasional yang mempercepat roda kemajuan negara tersebut.

Dengan memiliki ketiga dasar karakter tersebut, di samping karakter baik lainnya, bagaimana Jepang dilihat dari luar melalui hasil produk manufaktur maupun budayanya menjadi sesuatu yang bukan hal mustahil melainkan wajar untuk dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Atsushi, A. 2007. Perceptions of Ambiguous Reality-Life, Death and Beauty in sakura. Japanese Religions, 32(1/2), 39.

Davies, R. J., & Ikeno, O. 2002. The Japanese Mind. Amerika Serikat: Tuttle Publishing.

Fujimoto, T. 2004. Japan’s monozukuri philosophy. Nihon Keizai Shimbunsha.

Hiraoka, M. 2009. Traditional images of Japan as a monozukuri country, with special reference to education in Japan and Cool Japan abroad.

In Professional Communication Conference, 2009. IPCC 2009. IEEE International (pp. 1-6). IEEE.

Kaizen, I. M. 1986. The Key to Japan's Competitive Success. MacGraw-Hill, New York.

Macpherson, W. 2008. How the Japanese Interpret Kaizen: An Exploration of Japanese Spirit.

Ohnuki-Tierney, E. 2010. Kamikaze, cherry blossoms, and nationalisms: The militarization of aesthetics in Japanese history. University of Chicago Press.

Saito, K., Salazar, A. J., Kreafle, K. G., & Grulke, E. A. 2011. Hitozukuri and Monozukuri: Centuries’ Old Eastern Philosophy to Seek Harmony with Nature. Interdisciplinary information sciences, 17(1), 1-9.

Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 99 TARI ZAPIN API SEBAGAI SUBSTANSI WISATA

DI PULAU RUPAT PROVINSI RIAU

Nike Suryani Universitas Islam Riau

Abstrak

Tari Zapin Api merupakan tarian yang menggunakan api, para penari menari di atas api. Tari Zapin Api adalah aset budaya yang dimiliki oleh masyarakat Rupat Utara, Bengkalis, Riau sebagai daya tarik wisata budaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan daya tarik Tari Zapin Api sebagai aset wisata budaya di Rupat Utara, Bengkalis, Riau.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi.

Subjeknya adalah penari Zapin Api, pegawai dinas pariwisata, dan tokoh seniman Zapin Api. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini memilih penelitian, mengumpulkan data penelitian, membuat catatan penelitian, analisis penulisan dan hasil penelitian. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk deskriptif berupa data tertulis.

Tari Zapin Api memiliki elemen-elemen unik dan magis dari segi gerakan, musik, dan waktu pertunjukan. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Tari Zapin Api sebagai daya tarik budaya yang potensial. Tarian tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai aset wisata budaya Melayu di Rupat Utara, Bengkalis, Riau.

Kata kunci: aset, budaya pariwisata, Tari Zapin Api,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam demensi sosial, budaya, alam, dan ilmu (Khodyat,1983).

Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan, dan keberagaman budaya lokasi tujuan. Pariwisata budaya memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat lokal dan kepada individu yang memiliki pengetahuan khusus tentang suatu objek budaya. Tujuannya untuk memahami makna suatu budaya karena dibandingkan dengan sekadar

Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 100 mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada mengenai budaya, mengalami langsung atau menyaksikan langsung perhelatan budaya, tentu lebih membuat seseorang memahami budaya yang dituju.

Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya akan budaya Melayu di Indonesia. Riau sejak dahulu sudah menjadi daerah lalu lintas perdagangan negara-negara tetangga sehingga Riau melahirkan sosok dan warna budaya yang beragam. Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau. Kabupaten ini terdiri atas 8 kecamatan dengan 4 kecamatan di Pulau Sumatera, 2 kecamatan di Pulau Bengkalis, dan 2 kecamatan di Pulau Rupat. Dalam hal ini, Kabupaten Bengkalis merupakan pusat kebudayaan Melayu yang memiliki kesenian Tari Zapin Api.

Tari Zapin Api merupakan kekuatan budaya dan tradisi yang ada di Pulau Rupat Utara. Tradisi dapat diartikan dalam banyak hal. Tradisi berasal dari kata traditum, yaitu segala sesuatu yang diteruskan atau dicapai dari masa lalu ke masa kini (Edward Shils, 2005:14).

Tari Zapin Api mulai dimainkan sekitar tahun 1950-an.Tarian ini merupakan tarian tradisi asli Rupat. Tari tradisional Zapin Api dijadikan sebagai daya tarik wisata budaya daerah tujuan wisata atau sebagai ikon destinasi budaya di daerah Teluk Rhu. Zapin ini merupakan kekuatan yang sangat besar, bahkan dapat dikatakan sebagai pendukung utama bagi Kabupaten Bengkalis sebagai pusat kebudayaan yang meningkatkan daya tarik kunjungan wisatawan untuk wisata budaya Melayu di Provinsi Riau. Selain itu, Zapi Api memiliki cara penyajian yang berbeda dengan zapin lainnya di Riau.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, Tari Zapin Api memiliki potensi dijadikan sebagai aset wisata budaya. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui Tari Zapin Api sebagai subtansi wisata di Rupat, Bengkalis, Riau.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melihat dan mendeskripsikan bagaimanakah atau seperti apakah sajian Tari Zapin Api sebagai subtansi budaya di Rupat, Bengkalis,Riau?

Prosiding Seminar Nasional “Jepang dan Indonesia dalam Perspektif Humaniora”, 07 November 2018 101 1.3 Tinjauan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sajian Tari Zapin Api di Rupat, Bengkalis, Riau.

II. KERANGKA TEORI