• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan ini, penulis membaginya menjadi enam bab, yaitu BAB I : Pendahuluan

Mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Mencakup penjelasan pajak secara umum dan PPh 21, cara menghitung PPh 21, selain itu disertai kerangka pikir penelitiannya.

BAB III : Metode Penelitian

Menguraikan tentang metodologi penelitian yang dipergunakan, tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis sumber data.

BAB IV : Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Menguraikan tentang sejarah singkat, visi, dan misi, struktur organisasi serta kegiatan usaha perusahaan.

BAB V `: Hasil Penelitian Pembahasan

Berisikan analisis data untuk mengetahui besarnya PPh 21 yang dibayarkan oleh perusahaan jika PPh nya ditanggung oleh karyawan, ditanggung oleh perusahaan dan yang diberi tunjangan pajak serta untuk mengetahui dengan metode-metode tersebut, mana yang lebih baik bagi perusahaan atas pembayaran PPh nya terutang serta pengaruhnya terhadap laporan.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Angkasa Pura I (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak dibidang pengelolaan dan pengusahaan jasa pelayanan bandar udara di Indonesia.

Pada awalnya PT Angkasa Pura I (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1962 dengan nama Perusahaan Negara (PN) Angkasa Kemayoran dengan tugas pokok mengurus dan mengusahakan Bandar Udara Kemayoran. Pada tahun 1965 melalui Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1965 PN Angkasa Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura.

Perubahan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan pengelolaan Bandar udara selain Bandar udara Kemayoran.

Pada tahun 1974, melalui Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1974, ditetapkan bahwa dari ”Perusahaan Negara” berubah bentuk menjadi

”Perusahaan Umum” yang selanjutnya disebut Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura. Pada tahun 1973 Bandar Udara Halim Perdana Kusuma ditetapkan menjadi bandar udara Internasional dan merupakan bandar udara kedua yang dikelola manajemen Angkasa Pura.

Pada tahun 1985, dengan selesainya pembangunan Bandar Udara Cengkareng yang saat ini dikenal sebagai Bandar Udara Soekarno-Hatta,

30

merupakan titik awal dibentuknya Perum Angkasa Pura I dan Perum Angkasa Pura II. Perum Angkasa Pura I bertugas mengelola bandar udara di luar Jakarta dengan kantor pusat di Jakarta (Bekas Bandar Udara Kemayoran) dan Perum Angkasa Pura II yang mengelola Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan agar terhadap BUMN yang telah dinilai baik dan mampu untuk lebih menekankan dan berorientasi pada keuntungan, maka dengan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1992 Perum Angkasa Pura I berubah menjadi PT Angkasa Pura I (Persero).

Setelah akta pendirian perusahaan ditandatangani pada tanggal 2 Januari 1993, maka PT Angkasa Pura I (Persero) secara resmi berdiri.

PT Angkasa Pura I (Persero) diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola 13 bandar udara di Kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia serta mengelola 2 (dua) Cargo Warehousing serta Pusat Pengendali Lalu lintas Penerbangan, yaitu:

1. Bandar Udara Ngurah Rai-Denpasar;

2. Bandar Udara Ahmad Yani-Semarang;

3. Bandar Udara Juanda-Surabaya;

4. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin-Makassar;

5. Bandar Udara Sepinggan-Balikpapan;

6. Bandar Udara Frans Kasiepo-Biak;

7. Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado;

8. Bandar Udara Adisutjipto-Yogyakarta;

9. Bandar Udara Adisumarno-Surakarta;

10. Bandar Udara Syamsuddin Noor-Banjarmasin;

11. Bandar Udara Pattimura-Ambon;

12. Bandar Udara Seleparang-Mataram;

13. Bandar Udara Eltari-Kupang;

14.WarehousingBandar Udara Hasanuddin Makassar;

15.WarehousingBandar Udara Sepinggan Balikpapan; dan 16. Pusat Pengendali Lalu lintas Penerbangan – Makassar.

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan

Visi PT Angkasa Pura I (Persero) adalah menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder.

2. Misi Perusahaan

Dalam rangka mewujudkan visi PT Angkasa Pura I (Persero), maka misi perusahaan diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan, yaitu:

a. Menyediakan pengusahaan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan yang memenuhi keamanan, keselamatan dan kenyamanan.

b. Memberikan pengalaman suasana kebandarudaraan yang berkesan bagi pengguna jasa.

c. Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pegawai.

d. Mendukung peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat.

C. Lokasi Perusahaan

PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin-Makassar terletak di Jalan Bandara Lama No.1 tepatnya di Kecamatan Mandai-Makassar sekitar 22 km sebelah Utara Kota Makassar. Posisi sekitar 199,33 BT dan 05,04 LS dengan elevensi (ketinggian di atas permukaan laut) 46 kaki.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) No.

KEP.67/OM.00/2008, PT Angkasa Pura I (Persero) dipimpin oleh General Managerdibantu oleh 7 (tujuh) manajer yang masing-masing memimpin sebuah divisi dan 20 (dua puluh) asisten manajer yang masing-masing memimpin sebuah dinas. Adapula kepala bagian pengadaan dan dibantu 2 (dua) kepala sub bagian pengadaan dan 6 (enam) airport duty managers. Bagan struktur organisasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Divisi selengkapnya pada PT Angkasa Pura I (Persero) adalah:

1. General Manager;

2. Divisi Operasional Bandar udara;

3. Divisi Sekuriti Bandar udara;

4. Divisi Teknik Umum;

5. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik;

6. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha (PU);

7. Divisi Keuangan;

8. Divisi Personalia dan Umum;

9. Bagian Pengadaan;

10. Airport Duty Manager.

E. Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Divisi

Tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi pada Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) No. KEP.67/OM.00/2008 yang tersusun sebagai berikut:

1. General Manager(GM)

General Manager bertanggung jawab terhadap direksi. Fungsi dan tugasnya adalah memberikan pengawasan terhadap setiap divisi dan dinas melalui data- data laporan yang disampaikan oleh setiap manajer pembantu yang ada dibawahnya.

2. Divisi Operasional Bandar Udara

Divisi Operasional Bandar udara memiliki fungsi pengelolaan pelayanan operasi Bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Operasional Bandar udara memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi terminal, sisi darat, dan penerangan bandar udara;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi sisi udara bandar udara;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran (PKP-PK) dansalvage.

Divisi ini terdiri atas 3 (tiga) dinas, dimana setiap dinas memiliki tugas membuat rencana kerja, penyelenggaraan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa operasi bandar udara. Dinas-dinas di bawah divisi operasional Bandar udara antara lain:

a. Dinas Operasi Terminal, Sisi Darat, dan Penerangan Bandar udara

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan sisi darat (land side), terminal, dan penerbangan Bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Operasi Bandar Udara.

b. Dinas Operasi Sisi Udara

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan operasi sisi udara (air side) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Operasi Bandar Udara.

c. Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran (PKP- PK)

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran dan salvage sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Operasi Bandar Udara.

3. Divisi Sekuriti Bandar Udara

Divisi Sekuriti Bandar Udara memiliki fungsi pengelolaan pelayanan sekuriti penerbangan dan non penerbangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Sekuriti Bandar Udara memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pemeriksaan/screening orang dan barang yang memasuki daerah terbatas (RPA dan NPA) di terminal penumpang maupun daerah kargo termasuk terminal khusus;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan penjagaan pengamanan, ketertiban umum, pengoperasian CCTV sekuriti, patroli di kawasan terminal bandar udara;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan penjagaan pengamanan, ketertiban umum, patroli di kawasan non terminal, objek vital, perkantoran, danair side.

Divisi sekuriti Bandar udara terbagi atas 3 (tiga) dinas, yaitu:

a. Dinas Pemeriksaan/ScreeningOrang dan Barang

Bertanggung jawab sebagai penyelenggara sekuriti untuk pemeriksaan orang dan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Sekuriti Bandar Udara.

b. Dinas Sekuriti Terminal Bandar udara

Bertanggung jawab sebagai penyelenggara sekuriti Bandar udara di wilayah terminal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Sekuriti Bandar Udara.

c. Dinas Sekuriti Non Terminal Bandar udara

Bertanggung jawab sebagai penyelenggara sekuriti Bandar udara di wilayah non terminal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Sekuriti Bandar Udara.

4. Divisi Teknik Umum

Divisi Teknik Umum memiliki fungsi pengelolaan penyediaan fasilitas teknik umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Teknik Umum memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas bangunan untuk operasi penerbangan dan operasi bandar udara;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas landasan, dan tata lingkungan bandar udara;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik alat-alat besar dan instalasi air.

Divisi teknik umum terbagi atas 3 (tiga) dinas, yaitu:

a. Dinas Teknik Bangunan

Fungsinya sebagai penyiapan pakai fasilitas bangunan gedung terminal, gedung kargo, bangunan gedung lapangan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Teknik Umum.

b. Dinas Teknik Landasan dan Tata Lingkungan

Fungsinya sebagai penyiapan pakai fasilitas teknik landasan dan tata lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Teknik Umum.

c. Dinas Teknik Alat-Alat Besar dan Instalasi Air

Fungsinya sebagai penyiapan pakai fasilitas teknik alat-alat besar, dan instalasi air sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Teknik Umum.

5. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik

Divisi Teknik Elektronika dan Listrik memiliki fungsi pengelolaan penyediaan fasilitas teknik elektronika dan listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Teknik Elektronika dan Listrik memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik elektronika bandar udara;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik listrik bandar udara;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik mekanikal dan AC.

Divisi Teknik Elektronika dan Listrik terbagi atas 3 (tiga) dinas, yaitu:

a. Dinas Teknik Elektronika Bandar Udara

Bertanggung jawab sebagai penyiapan pakai fasilitas teknik elektronika sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Teknik Elektronika dan Listrik.

b. Dinas Teknik Listrik Bandar Udara

Bertanggung jawab sebagai penyiapan pakai fasilitas teknik listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Teknik Elektronika dan Listrik.

c. Dinas Teknik Mekanikal dan AC

Bertanggung jawab sebagai penyiapan pakai fasilitas teknik mekanikal dan AC sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manager yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manager Teknik Elektronika dan Listrik.

6. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha (PU)

Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki fungsi pengelolaan kegiatan komersial, pengembangan usaha dan pemasaran jasa-jasa kantor cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Divisi komersial dan pengembangan usaha memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha, pemasaran dan pembinaan pendapatan non aeronautika.

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha, pemasaran dan pembinaan pendapatanaeronautika non air traffic services.

Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha (PU) terbagi atas 2 (dua) dinas, yaitu:

a. Dinas PendapatanNon Aeronautika

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pengembangan usaha, pemasaran, pembinaan, dan pemungutan jasa pelayanan non aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Komersial dan Pengembangan Umum (PU).

b. Dinas PendapatanAeronautika Non ATS

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pengembangan usaha, pemasaran, pembinaan, dan pemungutan jasa pelayanan aeronautika non air traffic services sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Komersial dan Pengembangan Umum (PU).

7. Divisi Keuangan

Divisi Keuangan memiliki fungsi pengelolaan keuangan kantor cabang yang optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka penyelenggaran fungsi unit kerja, Divisi Keuangan memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan akuntansi dan anggaran bandar udara;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan perbendaharaan bandar udara;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

Divisi Keuangan terbagi atas 3 (tiga) dinas, yaitu:

a. Dinas Akuntansi dan Anggaran

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi persediaan, dan aktiva tetap serta penyusunan, pengendalian, dan pelaporan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan.

b. Dinas Perbendaharaan

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas/bank, administrasi, dan penyimpanan utang piutang, dana, perpajakan, pengelolaan gudang persediaan, dan kegiatan administrasi lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan.

c. Dinas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pengelolaan penyaluran dana serta pengendalian PKBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh

seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan.

8. Divisi Personalia dan Umum

Divisi Personalia dan Umum memiliki fungsi pengelolaan personalia, umum, hukum, Humas, Sistem Informasi Manajemen (SIM) serta data dan laporan kantor cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Personalia dan Umum memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pengelolaan personalia bandar udara;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pengelolaan ketatausahaan kantor, pelayanan umum dan hukum;

c. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen (SIM), Data dan Laporan (Tapor) serta Hubungan Masyarakat (Humas).

Divisi Personalia dan Umum terbagi atas 3 (tiga) dinas, yaitu:

a. Dinas Personalia

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan pengelolaan perencanaan, pengembangan, dan administrasi personalia sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Personalia dan Umum.

b. Dinas Umum dan Hukum

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan ketatausahaan kantor, pelayanan dan penyiapan fasilitas umum perkantoran serta pelayanan bidang hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Personalia dan Umum.

d. Dinas Sistem Informasi Manajemen (SIM), Data dan Laporan (Tapor) serta Hubungan Masyarakat (Humas).

Fungsinya sebagai penyelenggara kegiatan Sistem Informasi Manajemen (SIM), Data dan Laporan (Tapor) serta Hubungan Masyarakat (Humas) sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dipimpin oleh seorang asisten manajer yang dalam menjalankan fungsi dan tugasnya bertanggung jawab kepada Manajer Personalia dan Umum.

9. Bagian Pengadaan

Bagian pengadaan memiliki fungsi pengelolaan proses pengadaan barang dan jasa serta proses pengadaan jasa pemborongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk Wilayah Kerja Makassar Advanced Air Traffic Services (MAATS) dan Unit Bisnis Strategik Warehousing Bandar udara Sultan Hasanuddin. Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Bagian Pengadaan memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan proses pengadaan barang dan jasa konsultasi;

b. Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan proses pengadaan jasa pemborongan.

Bagian Pengadaan terdiri atas:

a. Sub bagian pengadaan barang dan jasa konsultasi;

b. Sub bagian pengadaan jasa pemborongan.

10.Airport Duty Manager

Airport Duty Manager merupakan staf fungsional yang menyelenggarakan kegiatan pengawasan, koordinasi, dan penanggulangan masalah pelayanan operasional kebandarudaraan selama waktu berlangsungnya kegiatan pelayanan Bandar udara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran sehingga kegiatan operasional pelayanan jasa kebandarudaraan terjamin selalu berkualitas dan bernilai komersial tinggi sesuai dengan ketentuannya.

F. Gambaran Umum Operasi Perusahaan 1. Kegiatan Produksi

Kegiatan utama PT Angkasa Pura I (Persero) yaitu melaksanakan pelayanan jasa Bandar udara yang meliputi pelayanan pesawat udara, pelayanan angkutan barang serta pelayanan penerbangan (non aeronautika), maka PT Angkasa Pura I (Persero) mempunyai alat-alat produksi antara lain:

a. Landasan/Taxiaway/Apron, Ground Handling/GSE b. Tempat parkir kendaraan

c. Gedung

d. Alat-alat perhubungan udara

e. Alat-alat pengangkutan dan lain-lain f. Alat-alat kantor

g. Instalasi air h. Instalasi telepon i. Peralatan mekanikal j. Publik informasi sistem k. Detektor

Secara umum pendapatan PT Angkasa Pura I (Persero) terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu:

a. PendapatanAeronautika

Pendapatan Aeronautika adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan yang berhubungan langsung dengan penerbangan, antara lain:

1. Pendapatan Jasa Pendaratan, Penempatan, Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), yaitu pendapatan perusahaan yang diperoleh dari pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara airlines. PJP4U dikenakan pada perusahaan penerbangan domestik maupun internasional.

2. Pendapatan Jasa Pelayanan Penumpang Pesawat Udara (PJP3U), yaitu pendapatan yang diperoleh dari penumpang pesawat udara yang berangkat dan dikenakan bea pelayanan penumpang udara PSC (Passenger Service Charge).

PSC dikenakan kepada penumpang domestik maupun internasional.

3. Pendapatan Jasa Pelayanan Penerbangan Udara (PJP2U), yaitu pendapatan perusahaan yang diperoleh dari pelayanan pemandu dan pengguna lampu landasan oleh pesawat terbang, baik itu yang berasal dari domestik maupun internasional serta pesawat lintas udara di wilayah yuridiksi Bandar udara Sultan hasanuddin.

4. Pendapatan Jasa Pemakaian Garbarata(aviobridge usage)

Pengoperasian garbarata dilakukan oleh petugas AMC dan digunakan sebagai penghubung antara pesawat dengan boarding loungedi dalam terminal.

Dengan pemakaian garbarata penumpang tidak perlu khawatir kepanasan, ataupun kehujanan. Pembebanan biaya dikenakan berdasarkan MTOW.

5. PendapatanExtended Fee

Pendapatan yang berasal dari pelayanan jasa aeronautika yang diberikan kepada perusahaan penerbangan diluar jam operasi untuk penerbangan domestik atau internasional.

b. PendapatanNon Aeronautika

Pendapatan Non Aeronautika adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan yang secara tidak langsung berhubungan dengan penerbangan atau dengan kata lain memberikan dukungan kepada penerbangan agar dapat berjalan dengan lancar, antara lain:

1. Pemakaian counter, adalah jumlah penumpang pesawat udara yang menggunakan counter yang dinyatakan dalam satuan pax serta dibedakan untuk penerbangan dalam dan luar negeri.

2. Sewa ruang, merupakan jumlah dari seluruh ruangan yang terjual untuk disewakan dalam satuan m2x bulan.

3. Konsesi, merupakan jumlah penjualan kotor dari konsesi yang berusaha dalam Bandar udara yang dinyatakan dalam satuan rupiah (omzet).

4. Sewa tanah, merupakan jumlah luas tanah yang disewakan untuk pemakai jasa yang dinyatakan dalam satuan m2x bulan.

5. Parkir mobil, merupakan jumlah karcis parkir mobil yang terjual dan dinyatakan dalam satuan lembar.

6. Pemakaian listrik, merupakan jumlah pemakaianlistrik yang digunakan oleh pemakai jasa dan dinyatakan dalam satuan Kwh.

7. Pemakaian tempat reklame, merupakan jumlah tempat reklame yang disewakan dan dinyatakan dalam m2x bulan.

8. Pemakaian air, merupakan jumlah pemakaian air yang digunakan oleh pemakai jasa yang dinyatakan dalam satuan m3.

9. Pemakain telepon, merupakan jumlah pesawat telepon yang digunakan oleh pemakai jasa yang dinyatakan dalam satuan.

10. Parkir motor, merupakan jumlah karcis parkir motor yang terjual dan dinyatakan dalam satuan lembar.

2. Kebijakan Akuntansi Perusahaan

Kebijakan akuntansi adalah pemilihan prinsip dan metode-metode akuntansi tertentu yang sesuai dengan karakteristik perusahaan serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pemakai laporan keuangan. Kebijakan

akuntansi yang pada PT Angkasa Pura I berpedoman pada Standar Akuntansi Indonesia (SAK).

Kebijakan akuntansi ini dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan SAK dan memperhatikan peraturan pemerintah yang ditetapkan pada periode yang berlaku. Periode akuntansi perusahaan dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp).

Adapun proses pencatatan akuntansi pada PT Angkasa Pura I adalah sebagai berikut:

a. Akuntansi Pusat dan Cabang

1. Kantor pusat dan cabang PT Angkasa Pura I melakukan pembukuan secara terpisah (desentralisasi) dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama, sedangkan hubungan timbal balik antar kantor pusat dengan cabang serta antar cabang dilakukan melalui rekening perantara.

2. Pada akhir tahun buku, disusun laporan keuangan gabungan kantor pusat dan seluruh cabang dengan menghasilkan rekening perantara.

b. Piutang Eksploitasi

Piutang eksploitasi disajikan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan jumlah yang dicadangkan untuk piutang yang secara ekonomis sukar ditagih ke dalam cadangan penyisihan piutang ragu-ragu.

c. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Dokumen terkait