BAB III: PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan masyarakat sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa berlangsung.
Wirawan mengatakan bahwa konflik terjadi secara alami karena adanya kondisi objek yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. kondisi objek itu antara lain adalah:
1. Keterbatasan sumber
Manusia selalu mengalami keterbatasan sumber-sumber daya yang diperlukannya untuk mendukung kehidupannya keterbatasan itu dapat menimbulkan kompetisi satu sama lain untuk mendapatkan sumber yang diperlukan sehingga sering kali menimbulkan konflik.
2. Komunikasi yang kurang baik.
Komunikasi yang kurang baik sering kali menimbulkan konflik dalam organisasi, misalnya distorsi. Informasi yang tidak tersedia dengan bebas dan penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
46 Profil Desa Sie, 17 juni 2022.
28
3. Kebutuhan manusia memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain atau mempunyai kebutuhan yang sama mengenai sesuatu yang terbatas jumlahnya, sehingga kebutuhan merupakan pendorong terjadinya perilaku manusia apabila kebutuhan manusia diabaikan atau terhambat, maka hal ini bisa memicu terjadinya konflik.
4. Sistem imbalan yang tidak layak
Konflik terjadi karena sistem imbalan yang dianggap tidak adil atau layak oleh karyawan dalam perusahaan.
5. Tujuan yang berbeda
Konflik terjadi karena pihak-pihak yang terlibat konflik mempunyai tujuan yang berbeda-beda.47
Konflik secara sederhana dapat diartinya sebagai percekcokan, perselisihan dan pertentangan, sedangkan konflik sosial adalah pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menteluruh dikehidupan. 48 Konflik yaitu proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
Soejono soekanto mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antar individu, perbedaan kepentingan dan perbedaan kebudayaan:
1. Perbedaan antar individu
Perbedaan pendirian dan keyakinan orang perorangan dapat menyebabkan terjadi konflik antar individu, dalam konflik- konflik seperti ini terjadilah bentrokan-bentrokan pendirian, dan masing- masing pihakpun berusaha membinasakan fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam bentuk permusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Dalam kehidupan sosial tidak ada satupun individu yang memiliki karakter yang sama sehingga perbedaan pendapat, tujuan, keinginan tersebutlah yang mempegaruhi timbulnya konflik sosial. Misalnya masjid, gereja, pura (bali), dan symbol-simbol lainnya dan konflik ini terjadi atas perbedaan keyakinan, yang menunjukkan adanya
47 Ibid.hlm.20.
48 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2005),hlm.587.
29
penyimpangan nilai-nilai agama.49Perlu diketahui bahwa salah satu penyebab terjadinya konflik sosial tersebut dikarenakan perbedaan antar individu, setiap manusia pasti memiliki perbedaan pendirian atapun perasaan satu dengan yang lainnya.50
Seperti konflik yang terjadi di Desa Sie yaitu konflik antara calon kepala Desa Sie dan Panitia pemilihan kepala desa (Pilkades) konflik bermula ketika calon kepala desa tidak terima atas keputusan panitia pemilihan kepala desa Karena tidak terima atas keputusan itu akhirnya calon kepala desa melakukan pemberontakan dan memukul panitia pemilihan kepala desa. Tidak hanya konflik antara calon kepala desa ada juga konflik yang lain yang terjadi di Desa Sie yaitu konflik antar remaja faktor penyebabnya karena menyimpan rasa balas dendam, awal munculnya konflik ini berawal dari sekelompok anak muda yang sedang nongkrong di jalan raya tiba-tiba mereka melihat Ruslan yang sedang duduk, karena menyimpan rasa balas dendam akhirnya sekelompok anak muda ini langsung menghampiri dan memukul Ruslan sampai babak belur.51
2. Perbedaan kepentingan.
Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang berbeda- beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.
3. Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kebudayaan tidak hanya akan menimbulkan konflik antar individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok. Pola- pola kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula dikalangan khalayak luas. Selain itu, perbedaan kebudayaan akan mengakibatkan adanya sikap etnosentrisme yaitu sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya adalah orang yang paling baik. Jika masing-masing kelompok yang ada di dalam kehidupan sosial sama-sama memiliki sikap demikian, maka
49 Ibid. hlm.19.
50 Ibid.hlm.77.
51 Ibid.
30
sikap ini akan memicu timbulnya konflik antar penganut kebudayaan.
Contohnya seperti salah satu konflik yang terjadi karena faktor pacaran, konflik berawal ketika remaja di Desa Sie yang tidak terima atas perlakuan remaja dari Desa Tente, mungkin bagi remaja di Desa Tente perlakuanya itu adalah hal yang lumrah di lakukan, tapi tidak dengan remaja Desa Sie baginya perlakuanya itu adalah hal yang tidak senonor apa lagi itu dilakukan di pacarnya. Dari perlakuannya inilah sehingga menimbulkan konflik atau pertengkaran di antara mereka.
Hal ini dipastikan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa narasumber sebagai berikut:
a. Pemilihan Calon Kepala Desa (Pilkades).
Gambar 1.1 Pemilihan Kepala Desa
Pemilihan kepala desa adalah sebagai proses peralihan pemerintah desa dan sebagai ajang pesta demokrasi masyarakat desa, tidak jarang diwarnai oleh konflik dan pertentangan diantara masyarakat desa. Tidak lain halnya dengan pemilihan calon kepala desa di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima yang tidak luput dari adanya konflik dan pertentangan di antara masyarakat.
31
Seperti yang di sampaikan oleh bapak Farhan, S.Kep.Ns selaku Kepala Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima ia mengatakan bahwa.
“Konflik Sosial yang terjadi di Desa Sie pada tanggal 23 maret 2022, tentang pemilihan kepala Desa Sie, konflik terjadi karena salah satu calon kepala Desa Sie bernama bapak Ismail tidak menerima hasil keputusan panitia pemilihan karena tidak menerima hasil keputusan itu akhirnya bapak Ismail melakukan kericuhan memukul salah satu panitia pemilihan bernama bapak Idham, karena tidak terima atas perlakuan bapak Ismail, keluarga dari bapak Idham ini langsung memukul bapak Ismail dan terjadilah perkelahian di antara mereka”.52
b. Faktor Pacaran
Gambar 1.2 Faktor Pacaran
Pacaran merupakan sebuah relasi antara laki-laki dan perempuan yang saling memiliki keterikatan secara emosional karena adanya perasaan istimewah. Namun tidak dipungkiri faktor pacaran juga dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial di masyarakat.
52 Farhan,Wawancara, Sie, 12 Maret 2022.
32
Seperti yang di sampaikan oleh bapak Farhan , S.Kep.Ns bahwa:
“Konflik terjadi pada tanggal 02 Januari 2022, konflik berawal dari warga Desa Tente atas nama Rijal mengangu teman perempuannya Hamid dari warga Desa Sie, karena tidak terima atas perlakuannya Rijal Hamidpun langsung memukulnya dan terjadilah perkelahian diantara mereka, tempat terjadinya perkelahian ini adalah di Desa Sie, tempat dimana warga Desa Tente harus melewati Desa Sie untuk sampai di Desa Tente, kemudian karena warga Desa Sie tidak terima atas perlakuan warga Desa Tente akhirnya melakukan pemblokiran jalan di Desa Sie, karena melihat warga Desa Sie melakukan pemblokiran jalan Rijalpun buru-buru untuk memutar balikkan mobilnya karena tidak hati- hati terjadilah kecelakaan yang membuat mobilnya terjungkir balik dan mengakibatkan korban yang ada di mobil luka-luka.53
c. Faktor balas dendam.
Gambar 1.3
Perkelahian Antar Remaja
53 Farhan, Wawancara, Sie, 12 Mei 2022.
Kepala desa merupakan pimpinan tertinggi di suatu desa yang berperan sebagai simbol pemersatu dan berfungsi untuk pelayan, penjamin kesejahteraan masyarakat yang di pimpinya. Selain itu kepala desa juga berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintah desa. Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Peran kepala desa dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat sangat begitu dibutuhkan, karena dampak dari masalah ini begitu serius dan perlu penanganan yang serius pula oleh kepala desa ataupun aparat desa. Apabila konflik dibiarkan begitu saja maka konflik itu dapat memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu konflik harus dicari solusi yang terbaik agar tidak menimbulkan masalah baru. Konflik harus dihadapi dan dikelola secara bijak, guna mengelola konflik dengan bijak maka perlu
54 Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI),https://kbbi.web.id/dendam. di akses tanggal 29 Agustus 2022, pukul 15.39.
55 H.Sirajudin,Wawancara, Sie, 22 Mei 2022.
34
diketahui secara mendalam bentuk konflik yang sedang terjadi.
Melalui pengenalan bentuk konflik itu, solusi terbaik dalam menghadapinya dapat diketahui dengan mudah dan tepat.56
Peran kepala desa dan pemerintah desa sangatlah penting dalam masyarakat apalagi dalam masalah konflik tersebut tidak luput dari peran kepala desa sebagai pemimpin dalam masyarakat, peran kepala desa dan pemerintah desa yaitu mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai, guna mendapatkan kesepatakan untuk berdamai, sebelum kepala desa atau pemerintah desa mempertemukan mereka yang bermasalah. Kepala desa dan pemerintah desa harus melakukan pertemuan pribadi beserta tokoh-tokoh yang lain yang ada di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima untuk membicarakan cara mengatasi konflik tersebut.57
Peran kepala desa sangatlah penting pada suatu kelompok masyarakat, apalagi disaat situasi yang mencekap seperti konflik di Desa Sie. Disaat situasi tersebut kepala desa ataupun tokoh masyarakat harus melakukan pekerjaan ekstra yaitu dengan memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah atau konflik tersebut.58 Kepala desa beserta jajarannya melakukan rapat terlebih dahulu secara pribadi sebelum mereka mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai.
Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima, kepala desa di bantu oleh pemerintah desa, dan tokoh masayarakat dan tokoh agama untuk membahas cara menyelesaikan konflik.59
56Suci Ramadhanti,”Peran pemerintah desa dan pemuka masyarakat dalam menyelesaikan konflik sosial masyarakat di Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, ”(Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Mataram (UIN), Mataram, hlm.72.
57 Ibid.87
58 Ibid.98.
59 Ibid.
35
Berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala Desa Sie yaitu bapak farhan ,S.Kep.Ns ia mengatakan bahwa:
“Upaya penyelesaian konflik antara calon kepala desa dan panitia pemilihan tersebut dengan cara mediasi yang dimana kepala desa dibantu oleh tokoh masyarakat beserta staf desa yang lain, sebelum itu harus melakukan rapat atau pertemuan untuk bisa menemukan cara dalam menyelesaikan konflik tersebut.Setelah itu baru mempertemukan kedua pihak yang bertikaia, setelah kedua belah pihak dipanggil oleh kepala desa bersama tokoh yang ada, namun didalam pembahasan inipun agak sedikit tegang antara kedua belah pihak tapi setelah diredakan oleh kepala desa dan dibantu oleh tokoh masyarakat yang lain maka terjadilah kesepakatan perdamaian kedua belah pihak saling memeluk serta saling memaafkan.”60
Wawancara dengan Kepala Dusun yaitu bapak H.Sirajudin mengatakan bahwa:
“Biasanya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat kepala Desa melakukan pertemuan antara perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk membicarakan cara menyelesaikan konflik tersebut, setelah melakukan musyawarah dan menemukan cara untuk menyelesaikan konflik maka setelah itu kepala desa mempertemukan kedua pihak yang bertikai guna mendapatkan kesepatakan untuk berdamai.”61
Wawancara Dengan ibu Hajnah salah satu masyarakat yang ada di Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima mengatakan bahwa:
60 Farhan,Wawancara, Sie,12 Maret.2022.
61 H.Sirajudin,Wawancara, Sie,22 Mei.2022.
36
“Peran kepala desa dalam menyelesaikan konflik sosial yaitu dengan cara mediasi yang dimana kepala desa mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai guna mendapatkan kesepakatan untuk berdamai.”62
Jika dilihat dari beberapa penjelasan atau wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran kepala desa dalam menyelesaikan konflik yaitu menjadi penengah diatara kedua belah pihak yang berkonflik, dengan menggunakan mediasi dikarenakan, kewenangan kepala desa sebagai sumber kekuatan yang bertugas memimpin masyarakat. Untuk mengambil suatu keputusan atau memecahkan masalah efektif perlu memiliki kemahiran menggunakan kekuasaan dan yang melekat pada perannya dan itulah tgas pemimpin yang dalam hal ini adalah kepala desa, perangkan desa dan dibantu oleh tokoh masyarakat yang bertindak sebagai mediator, dalam menyelesaikan suatu konflik dengan cara mediasi. Mediator harus mempunyai sejumlah skill yang dapat memfasilitasi dan membantu para pihak dalam penyelesaian konflik.
62 Hajnah,Wawancara, Sie, 31 Mei.2022.
37 BAB III
38 5. Konflik Antar Agama
Konflik ini terjadi karena adanya benturan intoleransi antar agama.63
A. Faktor Penyebab terjadinya konflik sosial.
Manusia adalah makhluk konfliktis yaitu makhluk yang selaluterlibat dalam perbedaan, pertentangan, dan persaingan baik suka rela maupun terpaksa. Dalam kamus umum bahasa Indonesia yang disusun olehpoewadarminta, konflik berarti pertentangan atau percekcokan, pertentangan sendiri bisa muncu ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.
Faktor terjadinya konflik sosial dilihat berdasarkan sifatnya dapat di dibedakan menjadi dua konflik, konflik Destruktif dan konflik Konstruktif:
1. Konflik Destruktif
Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda.
Biasanya konflik ini terjadi sebabkan oleh sikap ego dan pragmatis dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok –kelompok dalam mengahadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu consensus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.
Dari kedua konflik ini dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan sebuah keniscayaan yang selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik destruktif adalah konflik yang selalu berujung pada pertikaian dan permusuhan sedangkan konflik konstruktif adalah
63 Khansa Nabila,”Klasifikasi Konflik Sosial Menurut Ahli Ranjabar dan Ralf Dahrendorf” dalam https://tirto.id/klarifikasi-konflik-sosial-menurut-ahli-ranjabar-ralf- dahrendorf-gl8q di akses tanggal 03 Oktober 2022, pukul 08.21
39
konflik yang bisa berujung pada kemaslahatan bergantung pada pelaksanaan manajemen konflik yang baik. 64
Faktor penyebab terjadinya konflik sosial berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik ada konflik vertical dan konflik horizontal serta konflik Diagonal:
a. Konflik vertical
Adalah konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor, indikasi terjadinya konflik pada elemen ini dapat bervariasi. Misalnya politik kepentingan antara bawahan dan atasan, adanya sikap diskriminasi oleh atasan kepada bawahan yang diakibatkan oleh ego cultural atau tidak sejalan dan searah dalam sebuah kepentingan di sebuah biroksasi.
b. Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relative sama.
Contohnya konflik yang terjadi antar organisasi massa. Konflik ini bisa terjadi diakibatkan oleh politik kekuasaan, atau dalam rangka meningkatkan power ( kekuatan) untuk memperkuatkan possi pada sebuah instansi atau birokrasi.
c. Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi adanya ketidak adilan alokasi sumber daya ke suatu organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di aceh konflik ini biasanya terjadi pada masyarakat dalam kaitannya dengan pemerintah. Misalnya pembagian alokasi dana pada organisasi kemasyarakatan yang tidak merata untuk kepentingan keuntungan.65
64 Ibid.hlm.13.
65 Ibid.hlm.14.
40
Dalam sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua individu atau kelompok dimana satu di antara satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya dengan cara yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.66 Konflik tidak dapat muncul begitu saja ada faktor yang turut berperan timbulnya konflik dalam masyarakat. Soejono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial, faktor yakni perbedaan antar individu, perbedaan kepentingan dan perbedaan kebudayaan.
1. Perbedaan antar individu
Setiap manusia tentu memiliki pendirian dan perasaan berbeda satu dengan yang lainnya. Contohnya ketika kita berada di kelas dan kita memperhatikan teman-teman sekelas, tentu anda akan menemukan andanya perbedaan pendirian dan perasaan antara diri anda dengan teman-teman anda atas sesuatu hal. Perbedaan pendirian tersebut dapat menjadi faktor penyebab terjadinya konflik.67Sama seperti konflik yang terjadi di Desa Sie yaitu konflik antara calon kepala Desa Sie dan Panitia pemilihan kepala desa (Pilkades) konflik bermula ketika calon kepala desa tidak terima atas keputusan panitia pemilihan kepala desa Karena tidak terima atas keputusan itu akhirnya calon kepala desa melakukan pemberontakan dan memukul panitia pemilihan kepala desa. Tidak hanya konflik antar calon kepala desa ada juga konflik yang lain yang terjadi di Desa Sie yaitu konflik antar remaja faktor penyebabnya karena menyimpan rasa balas dendam, awal munculnya konflik ini berawal dari sekelompok anak muda yang sedang nongkrong di jalan raya tiba-tiba mereka melihat Ruslan yang sedang duduk, karena menyimpan rasa balas dendam akhirnya sekelompok anak muda ini langsung menghampiri dan memukul Ruslan sampai babak belur.68
66 Alfi Yuda,”Pengertian konflik menurut para ahli,faktor penyebab,jenis dan dampak yang dihasilkan” dalam Ragam Bola,com.di akses tanggal 22 juni 2022, pukul 09.49
67 Ibid.hlm.36.
68 Farhan,Wawancara , Sie, 31 Mei 2022.
41 2. Perbedaan kepentingan.
Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang berbeda- beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.
3. Perbedaan kebudayaan
Anda tentu sudah tahu bahwa kepribadian seseorang sedikit banyak dibentuk oleh kelompoknya. Secara sadar atau tidak, seseorang akan terpengaruh oleh pola-pola pemikiran dan pendirian dari kelompoknya. Sebagai contoh seorang anak dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesopanan tentu akan terpengaruh untuk bersikap sopan ketika bertemu atau berbincang dengan orang lain. Sebaliknya anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat yang tidak memperdulikan nilai kesopanan tentu akan cenderung mengabaikan kesopanan ketika bertemu atau berbincang dengan orang lain. Dari contoh ini terlihat bahwa perbedaan kepribadian seseorang tergantung dari pola-pola kebudayaan yang melatar belakang pembentukan dan perkembangan kepribadian individu akibat pola kebudayaan yang berbeda seperti itu tidak jarang menjadi penyebab terjadinya konflik antar kelompok masyarakat. interaksi sosial antar individu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang cenderung berlawanan dapat menimbulkan rasa marah dan benci sehingga berakibat konflik.
Sama seperti salah satu konflik yang terjadi di Desa Sie yaitu konflik antar remaja karena faktor pacaran, Konflik antar remaja terjadi berawal dari warga Desa Tente atas nama Rijal mengangu teman perempuannya Hamid dari warga Desa Sie, karena tidak terima atas perlakuan Rijal Hamidpun langsung memukulnya dan terjadilah perkelahian diantara mereka, tempat terjadinya perkelahian ini berada di Desa Sie, untuk kembali ke Desa Tente Rijal harus melewati Desa Sie Terlebih dahulu, karena warga Desa Sie tidak terima atas perlakuan warga Desa Tente dan akhirnya melakukan pemblokiran jalan di Desa Sie, karena melihat warga Desa Sie melakukan pemblokiran jalan Rijalpun buru-buru untuk memutar balikkan mobilnya karena tidak hati-hati terjadilah kecelakaan membuat mobilnya terjungkir balik dan mengakibatkan korban yang ada di
42
mobil luka-luka.69mungkin bagi remaja di Desa Tente perlakuanya itu adalah hal yang lumrah di lakukan, tapi tidak dengan remaja Desa Sie baginya perlakuanya itu adalah hal yang tidak senonor apa lagi itu dilakukan di pacarnya. Dari perlakuannya inilah sehingga menimbulkan konflik atau pertengkaran di antara mereka.
B. Upaya penyelesaian konflik sosial oleh kepala Desa Sie
Dalam teori konfliknya Ralf Dahrendorf ia mengemukakan tiga cara untuk menggendalikan konflik yakni konsiliasi, mediasi, dan arbitrasi:
Resolusi konflik adalah upaya-upaya yang menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan-hubungan baru yang bisa tahan lama antara kelompok-kelompok yang bermusuhan. Resolusi konflik mengacu strategi-strategi untuk menangani konflik terbuka dengan harapan tidak hanya mencapai suatu kesepakan mengakhiri kekerasan (penyelesaian konflik), tetapi juga mencapai suatu resolusi dari berbagai perbedaan sasaran yang menjadi penyebabnya. Fisher menjelaskan bahwa resolusi konflik adalah usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru yang bisa tahan lama di antara kelompok-kelompok yang berseteru sedangkan menurut minds resolusi konflik merupakan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya dan merupakan aspek penting dalam pembangunan sosial dan moral yang memerlukan keterampilan dan penilaian untuk bernegosiasi, kompromi serta mengembangkan rasa keadilan.
Model resolusi konflik adalah model yang paling banyak diminati dalam penyelesaian sebuah konflik, metode resolusi konflik juga merupakan sebuah metode yang sangat membantu untuk mengetahui sifat dan fungsi sebuah konflik. resolusi konflik adalah proses untuk mencapai keluaran konflik dengan menggunakan metode resolusi konflik adalah proses manajemen konflik yang digunakan untuk menghasilkan keluaran konflik. metode resolusi onflik bisa dikelompokkan menjadi pengaturan
69 Farhan,Wawancara , Sie, 31 Mei 2022.
43
senidri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik atau melalui intervensi pihak ketiga.70
a. Konsiliasi
Merupakan Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan diantara pihak-pihak yang berkonflik. Lembaga yang dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat hal yaitu:
1) Harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan dari badan-badan lain.
2) Lembaga harus bersifat monopolis
3) Lembaga harus mengikat kepentingan bagi pihak- pihak yang berkonflik
4) Lembaga harus bersifat demokratis.71
Konsiliasi dapat diartikan juga sebagai pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga –lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengembalian keputusan-keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persolana yang mereka pertentangkan.
Dalam menyelesaikan konflik antar Warga Desa pihak- pihak yang berkonflik sepakat untuk menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi secara terbuka guna mendapatkan hasil yang diinginkan bersama.
b. Mediasi
Salah satu upaya resolusi konflik yang digunakan adalah mediasi, dengan menggunakan mediasi konflik yang mana keunggulannya mediasi konflik ini adalah menawarkan Win-Win solution dalam konflik yang dihadapi yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Mediasi sebagaimana didefiniskan oleh Musahadi HAM”,adalah sutau proses dimana
70 Ibid. hlm. 39.
71 Ibid.43.