BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka simpulan yang dikemukakan merupakan simpulan yang valid.49
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data atau kredibilitas data, diperlukan teknis pemeriksaan keabsahan. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang disimpulkan mengandung kebenaran.
Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Teknik Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
49Ibid., hlm. 252.
yang konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan di pada hal-hal tersebut secara rinci.50
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan penelitian dengan sangat mendetail dan hati-hati agar data yang diperoleh dengan data yang terjadi pada objek penelitian sama dengan kata lain valid dan konsistennya sebuah data. Dengan cara tersebut maka dengan kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.51
c. Teknik Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dibedakan menjadi empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti untuk memeriksakan keabsahan data di sini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
50 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya:
2007),hlm. 329-330.
51 Ibid., hlm. 272.
1) Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
2) Triangulasi metode
Dalam triangulasi metode terdapat dua strategi yaitu :pertama, pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan bebrapa teknik pengumpulan. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber metode data yang sama.52
d. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.53 Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman hasil wawancara, data tentang interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
skripsi secara keseluruhan. Skripsi ini dibagi menjadi empat bab, sebagai berikut: Bab ini akan dibahas tentang
BAB I : Bab ini akan dibahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : Bab ini akan dibahas tentang paparan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
BAB III : Bab ini berisi tentang pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah sebagai hasil dari analisis yang dilakukan oleh peneliti.
BAB IV : Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran
a. Nama Madrasah : MI Jamaluddin Bagek Nyaka
b. Alamat : Bagik Nyaka Santri Kec.Aikmel Lombok Timur NTB
c. Telepon : 081918233470 d. Kelurahan : Bagek Nyaka Santri e. Kecamatan : Aikmel
f. NSM : 111252030149
g. NPSN : 60721758
h. Terakreditasi : ‘’B’’
2. Visi dan Misi MI Jamaluddin Bagek Nyaka
Dalam mengelola lembaga pendidikan tentunya dibutuhkan peta yang mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuannya, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah visi, misi dan tujuan dalam sebuah lembaga pendidikan islam. Hal ini bertujuan agar pengelolaan lembaga pendidikan berjalan secara efektif dan efisien mencapai tujuan yang diharapkan.
Begitu pun dengan MI Jamaluddin Bagek Nyaka. Dengan ini telah dirumuskan beberapa visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan islam yaitu sebagai berikut:
53 Profil MI Jamaluddin Bagek Nyaka, Dokumentasi, 30 agustus 2018.
1. Visi
“Terwujudnya peserta didik yang unggul dan berprestasi, religious, islami dan sunnah, disiplin dan peduli”
2. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran profesional dan bermakna dengan pendekatan PAKEM yang dapat menumbuh kembangkan potensi peserta didik secara maksimal dengan landasan religius, dsiplin, dan peduli.
2) Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi insan yang religius, dsiplin, dan peduli.
3) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam serta mengembangkan pembiasaan yang religius, disiplin, dan peduli .
4) Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan religius, disiplin, dan pedulidi lingkungan madrasah.
5) Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan dengan landasan nilai religius, dsiplin, dan peduli.
6) Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler melalui kegiatan
unit pengembangan bakat dan minat secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba non akademik dengan landasan nilai religius, dsiplin, dan peduli.
7) Melaksanakan Pembelajaran yang ramah lingkungan melalui kegiatan yang mengarah pada upaya pencegahan terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup secara integratif di dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler dengan landasan nilai religius, disiplin, dan peduli.
8) Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kepedulian sosial warga madrasah dengan landasan nilai religius, dsiplin, dan peduli.54
3. Letak Geografis MI Jamaluddin Bagek Nyaka
MI Jamaluddin Bagek Nyaka berlokasi di tempat yang strategis, yaitu Jln Labuhan Lombok, dimana letaknya dipinggir jalan raya sehingga merupakan tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat. MI Jamaluddin Bagek Nyaka merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang terletak di dusun Bagek Nyaka, kecamatan Aikmel Kabupaten Selong Nusa Tenggara Barat. Tempat MI Jamaluddin berada di sebelah utara yang berbatasan dengan rumah warga, sebelah selatan berbatasan
54 Visi dan Misi MI Jamaluddin tahun 2018/2019, Dokumentasi, 30 agustus 2018.
dengan pondok pesantren Jamaluddin, sebelah timur berbatasan dengan rumah warga, dan sebelah barat berbatasan dengan jalan raya.55
4. Keadaan Guru dan Pegawai MI Jamaluddin Bagek Nyaka
Guru adalah pelukis bagi peserta didiknya. Bagaimana anak didik kedepannya, maka itulah hasil lukisan sang guru. Begitu pentingnya peran seorang guru bagi masa depan peserta didik, bergantung juga pada kualitas guru.
Tanggung jawab seorang guru mungkin hanya terlihat pada saat peserta didik di lingkungan sekolah saja, akan tetapi, tanggung jawab kita juga sebagai seorang guru akan menjadi penentu bagaimana mereka hingga keluar gerbang sekolah. Adapun daftar nama guru di MI Jamaluddin Bagek Nyaka sebagai berikut:
Tabel 2
Daftar Nama Guru dan Pegawai MI Jamaluddin Bagek Nyaka 56
No Nama Guru L/P Tahun
Lahir Jabatan
Jenjang Pendidi
kan
1. Drs. Mahrarni L 1968 Kepala
Madrasah S1
2. Sukran, S.Pd.I L 1970 Guru S1
3. Hirsan S.Pd.I L 1970 Guru S1
4. Salwa S.Pd.I P 1981 Guru S1
5. Baiq Nur’aini S.Pd.SD P 1974 Guru S1
6. Hizriana S.Pd.SD P 1982 Guru S1
7. Faizah S.Pd.I P 1974 Guru S1
8. Nurul Wahidah S.Pd P 1987 Guru S1
9. Lutfi S.Pd. SD L 1981 Guru S1
10. Yu’aini Faizah S.Pd P 1994 Guru S1
11. Yuspiandi S.Pd L 1987 Guru S1
55 Observasi, Bagek nyaka, 30 agustus 2018.
56 Data keadaan guru dan pegawai MI Jamaluddin tahun 2018/2019, Dokumentasi, 30 agustus 2018.
5. Keadaan Peserta Didik
MI Jamaluddin Bagek Nyaka merupakan salah satu madrasah yang cukup banyak diminati di Bagek Nyaka, hal ini terbukti dengan banyaknya orang tua yang ingin medaftarkan anaknya di MI Jamaluddin Bagek Nyaka. Berikut ini merupakan daftar jumlah peserta didik yang ada di MI Jamaluddin Bagek Nyaka
Tabel 3
Daftar Jumlah Siswa di MI Jamaluddin Bagek Nyaka57
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
L P
1. I 10 16 26
2. II 16 19 35
3. III 13 8 21
4. IV 27 10 37
5. V (A & B) 22 21 43
6. VI (A & B) 29 23 52
Total 117 97 214
Berdasarkan tabel di atas bahwa pada tahun ajaran 2018/2019 peserta didik di MI Jamaluddin Bagek Nyaka berjumlah 214 orang, terdiri dari kelas I berjumlah 26 orang, kelas II berjumlah 35 orang, kelas III berjumlah 21 orang, kelas IV berjumlah 37 orang, kelas V berjumlah 43 orang, kelas VI berjumlah 52 orang, jadi total peserta didik keseluruhannya adalah 214 orang.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana juga memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar.Di bawah ini diuraikan
57 Data daftar jumlah peserta didik MI Jamaluddin Bagek Nyaka, Dokumentasi, 30 agustus 2018.
tentang keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di MI Jamaluddin Bagek Nyaka.
Tabel 4
Sarana dan Prasarana MI Jamaluddin Bagek Nyaka58 No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 8 Baik
2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 Toilet Guru 1 Baik
8 Toilet Siswa 3 Baik
9 Ruang Olah Raga 1 Baik
12 Kursi Siswa 90 Baik
13 Meja Siswa 100 Baik
15 Kursi Guru di Ruang Kelas 8 Baik
16 Meja Guru di Ruang Kelas 8 Baik
17 Papan Tulis 8 Baik
18 Lemari di Ruang Kelas 8 Baik
19 Bola Sepak 1 Baik
20 Bola Voli 1 Baik
21 Bola Basket 1 Baik
23 Printer 1 Baik
27 Laptop Kantor 1 Baik
32 LCD Proyektor 1 Baik
33 Pengeras Suara 1 Baik
34 Lemari Arsip 1 Baik
35 P3K 1 Baik
58 Data sarana dan prasarana MI Jamaluddin Bagek Nyaka, Dokumentasi, 30 agustus 2018.
Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi guru dalam membentuk kepribadian siswa sangat penting dalam upaya membentuk kepribadian siswa, sebab strategi tersebut merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru dalam memberikan ilmu pengetahuan dan membentuk kepribadian siswa. Selain itu, dengan strategi tersebut dapat menjadikan siswa mengalami perubahan setahap demi setahap menuju pribadi yang baik.
Strategi sangat berperan aktif membentuk kepribadian siswa dalam menjalani kehidupannya. Keberhasilan guru dalam membentuk kepribadian seorang siswa harus dilakukan terlebih dahulu oleh guru yang bersangkutan dengan cara memperbaiki terlebih dahulu kepribadian yang melekat dalam diri guru tersebut sebagai bentuk keteladanan nantinya bagi siswa. Jika guru mampu menampilkan dan menebarkan kebaikan didepan siswa, maka perilaku itulah yang akan menjadi acuan dan referensi untuk dicontoh nantinya oleh siswa kedepannya.
Hasil observasi yang peneliti temukan juga membuktikan bahwa siswa kelas IV MI Jamaluddin Bagek Nyaka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian yang ditanamkan di MI Jamaluddin Bagek Nyaka yaitu Kepribadian islami, disiplin, saling menghormati dan sikap tanggung
jawab.59 Pembentukan kepribadian-kepribadian tersebut tentunya tidak mudah dan membutuhkan strategi, waktu serta proses yang lama agar bisa melekat dalam diri siswa. Berbagai strategi-strategi yang diterapkan oleh guru dan kepala sekolah dalam membentuk kepribadian siswa kelas IV MI Jamaluddin Bagek Nyaka dapat membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik dengan berbagai program-program yang sudah dijalankan oleh pihak sekolah untuk membentuk kepribadian siswa yang sampai sejauh ini sudah mencapai tahap keberhasilan 70%. Hal ini terlihat dari perubahan yang positif pada kepribadian siswa seperti siswa patuh dengan aturan sekolah, bertambahnya hafalan siswa, siswa menjadi lebih disiplin, mudah diatur, mudah paham saat dijelaskan dan tertib. Hal ini sejalan dengan pemaparan bapak mahrarni selaku kepala madrasah:
“Sejauh ini sudah 70% program sekolah dalam pembentukan kepribadian siswa berhasil. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya patuhnya siswa terhadap peraturan yang ada dan bertambahnya hafalan siswa.”60 Hal senada juga disampaikan ibu Baiq Nur'aini:
“Kalau dihitung dengan persentase kira-kira sekitar 70% berhasil.
Perubahannya banyak sekali seperti anak yang tadinya sering keluyuran jadi lebih disiplin. Perubahan mereka semakin disiplin, mudah diatur, mudah memahami materi karena tertib saat dikelas.”61
Dari hasil observasi yang dilakukan, peneliti menemukan 4 macam strategi yang digunakan pada siswa kelas IV MI Jamaluddin Bagek Nyaka yaitu:
Pertama, Pembiasaan dan memberi teladan. Kedua, Memberikan nasehat dan teguran. Ketiga, Memberikan hukuman/sangsi. Keempat, Memberikan
59 Observasi, MI Jamaluddin Bagek Nyaka 4 september 2018.
60 Mahrarni(kepala sekolah), wawancara, 29 agustus 2018
61 Baiq NUr'aini(wali kelas), wawancara, 28 september 2018
reaward, berdasarkan paparan data tersebut peneliti akan menjabarkan strategi yang digunakan pada siswa kelas IV MI Jamaluddin Bagek Nyaka yakni sebagai berikut:
1. Pembiasaan dan memberi Teladan
Guru dalam memberikan teladan dalam pengamatan peneliti dilokasi penelitian yaitu dengan cara memperhatikan kerapian dan kebersihan pakaian, tepat waktu, sopan dalam berbicara, santun dalam bersikap, dan tegas dalam mengambil kebijakan terhadap siswa yang nakal.
Memberikan teladan yang baik kepada siswa tentunya sangat diperlukan sekali karena guru adalah teladan bagi siswanya. Apa yang dilakukan guru nantinya akan dilihat dan di contoh oleh siswanya. Hal ini dipaparkan melalui hasil wawancara dengan bapak mahrarni:
"…pembentukan kepribadian juga bisa terbentuk melalui kegiatan pembiasaan pagi yaitu guru menyambut siswa yang mana guru datang lebih awal dari siswanya. Dengan hal ini siswa akan melihat ketika gurunya menyambut datang kesekolah maka siswa akan termotivasi untuk datang lebih awal ke sekolah. Dari sinilah akan terbentuk pribadi yang disiplin."62
Hal ini sejalan dengan pemaparan ibu Baiq Nur’aini:
“Guru itu harus menjadi teladan bagi siswanya. Gurulah yang pertama melaksanakan aturan yang disepakati. Misalnya dalam hal datang kesekolah tepat waktu, berakhlak yang baik serta berpakaian yang sopan. Jadi, sebelum melihat lebih jauh kesalahan siswa dalam hal disiplin, sebagai guru kita juga harus mengintrospeksi diri terlebih dahulu”.63
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa sebagian besar guru di MI Jamaluddin Bagek Nyaka mampu menjadi teladan bagi siswanya dengan selalu datang kesekolah tepat waktu dan walaupun ada yang
62 Mahrarni(kepala sekolah), wawancara, 29 agustus 2018
63 Baiq Nur’aini(wali kelas), wawancara, 30 agustus 2018
terlambat datang ketika bel berbunyi tetapi guru bergegas menuju kelas, bertutur kata yang baik, ramah dan menggunakan pakaian yang rapi dan sopan juga peneliti temukan.64 Teladan yang ditunjukkan guru memberikan dampak yang positif pada siswa, hal ini terlihat dari rata-rata siswa kelas IV datang ke sekolah lebih awal dan bagi yang bertugas menyapu di kelas langsung mengerjakan tugasnya. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa kelas IV fatan yang mengatakan:
"Sudah menjadi kebiasan bagi kami dan sudah terjadwal bahwa yang mendapatkan tugas pada hari itu harus lebih pagian datang ke sekolah atau datang lebih awal dan langsung menyapu”.65
Hal senada juga dikatakan himayatun:
"Ketika ada jadwal komisaris saya, saya datang lebih awal dan langsung menyapu, tidak sampai disitu saya dan teman-teman yang punya jadwal komisaris dihari yang sama harus menjaga kebersihan kelas dari saat datang ke sekolah sampai pulang sekolah karena kita tahu juga bahwa kebersihan itu sebagian dari pada iman”.66
Gambar 1
Kegiatan Pembersihan Lingkungan
64 Observasi, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 4 september 2018.
65 Fatan, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 28 september 2018.
66 Himayatun, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 27 september 2018.
Gambar diatas merupakan bagaimana siswa kelas IV bergontong royong dan bekerjasama membersihkan lingkungan sekolah, kegiatan ini tentunya tidak terlepas dari kontrol guru. Kegiatan-kegiatan di atas selain bertujuan untuk memberikan pembiasaan kepada siswa juga memberikan rasa tanggung jawab pada siswa. Namun demikian, masih terlihat siswa yang tidak ikut bergontong royong. Tentu saja guru tidak membiarkan hal ini, guru terus berusaha memberikan pengertian kepada siswa akan tanggung jawab yang harus di jaga bagi siswa kelas IV.
Selain keteladanan, strategi yang digunakan dalam membentuk kepribadian siswa adalah pembiasaan kegiatan rutin seperti membaca do'a, dzikir setiap pagi dan ayat-ayat Al-Qur’an. Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan siswa berdo’a sebelum memulai segala aktivitas mereka nantinya. Kegiatan ini rutin dilakukan dan harus diikuti oleh seluruh siswa Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan quinsya, Ia mengatakan:
"Salah satu yang menjadi kebiasaan kami di sekolah sebelum memulai proses belajar mengajar yaitu setiap pagi kami selalu berdo’a sebelum mulai belajar, dilanjutkan dengan dzikir dan tahfidz. Dan kegiatan itu rutin dilakukan setiap hari."67
Hal senada juga dikatakan himayatun:
"Hal yang kami lakukan setiap hari sebelum belajar adalah membaca do'a dan dzikir pagi dulu terus dilanjutkan dengan tahfidz"68
Hal senada juga dipaparkan diki:
67Quinsya, Wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 31 agustus 2018.
68 Himayatun, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 27 september 2018.
"Sebelum masuk ke pelajaran kami membaca do'a dan dzikir pagi dulu terus dilanjutkan dengan tahfidz, kegiatan ini kami lakukan setiap hari."69
Setelah membaca do'a dzikir pagi kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tahfidz. Kegiatan ini merupakan program madrasah yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh pak mahrarni:
"Program dari madarasah ada. Salah satunya melalui kegiatan tahfidz. Dimana setiap siswa diwajibkan untuk menghafal juz amma atau juz 30 yang nantinya pada akhir semester akan diberikan reward kepada siswa yang berhasil hafal 1 juz atau lebih. Kegiatan ini bertujuan agar nantinya siswa termotivasi untuk menambah hafalannya."70
Dari hasil observasi yang peneliti dapatkan bahwa siswa kelas 4 sangat senang dengan adanya kegiatan tahfidz. Hal senada juga disampaikan oleh diki:
"Saya sangat senang dengan adanya tahfidz disekolah, karena kita bisa mendapat pahala."71
Hal senada juga disampaikan oleh fatan:
"Saya sangat senang dengan adanya tahfidz di sekolah, karena kita akan mendapat pahala dan itu mendorong kita untuk terus menambah hafalan dan juga agar menjadi hafidz."72
Hal ini sejalan dengan hasil observasi yang peneliti dapatkan bahwa setiap pagi hari didalam kelas, siswa secara bersamaan melaksanakan kegiatan rutin yaitu sebelum proses belajar mengajar dimulai, maka siswa-siswi terlebih dahulu membaca do’a, dzikir pagi dan membaca
69 Diki, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 28 september 2018.
70 Mahrarni(kepala sekolah), wawncara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 29 agustus 2018
71 Diki, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 28 september 2018.
72 Fatan, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 28 sepetember 2018.
ayat-ayat Al-Qur’an dilanjutkan dengan kegiatan tahfidz yang dibimbing oleh wali kelas. Kegiatan ini bertujuan agar nantinya siswa terbiasa melakukan hal yang baik salah satunya membaca do'a sebelum melakukan aktivitas apapun.
2. Memberikan Nasihat dan Teguran
Guru perlu menegur siswa yang melakukan pelanggaran atau berprilaku tidak baik agar siswa bisa mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah kepribadian siswa.
Guru dalam menyikapi siswa yang nakal dengan cara memberikan nasihat terlebih dahulu dan dengan cara ditegur. Jika masih saja melakukan hal yang sama maka guru memanggilnya kedepan kemudian diminta untuk menghafal ayat-ayat pilihan, namun jika diulangi lagi, maka dipanggil untuk berdiri didepan dengan tujuan supaya tidak mengganggu teman-temannya belajar sampai dengan waktu pelajaran habis. Hal ini dipaparkan oleh ibu Baiq Nur’aini:
"…proses pembentukan kepribadian saling menghormati biasanya diberikan pada saat sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kita tanamkan dulu nilai-nilai disiplin, saling menghormati dan tanggung jawab kepada siswa, kemudian dibina dan dibimbing.
Dalam hal ini di utamakan untuk menguatkan akhlak yang baik sehingga nantinya nilai-nilai itu akan mudah tertanam pada diri siswa"73
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti temukan berakhlak yang baik juga peneliti rasakan ketika berada di dalam kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, masih saja ada siswa yang berbicara
73 Baiq Nur’aini(wali kelas), wawancara, 30 agustus 2018
dengan teman sebangkunya, hal ini tentu tidak dibiarkan begitu saja, siswa yang berbicara tadi ditegur oleh temannya. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan himayatun:
"Ketika teman-teman pada ribut pada proses belajar mengajar, masing-masing kami memiliki tanggung jawab untuk menegurnya, karena selain menggangu dalam belajar, kita juga harus menghormati guru yang mengajar kita. Inilah kami dapatkan nasehat dari guru yang telah mengajarkan di sekolah."74
Hal senada juga disampaikan oleh quinsya:
"Ketika ada teman yang ribut saat belajar saya menegurnya, soalnya itu mengganggu konsentrasi saat belajar."75
Hal serupa juga dipaparkan oleh diki:
"Ketika ada teman yang berbicara saat belajar di kelas saya menegurnya karena itu mengganggu konsentrasi saya dalam belajar, selain itu juga kita harus menghargai guru yang ngajar kita."76
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, nasihat dan teguran sangat penting bagi siswa untuk untuk kemajuan dalam membentuk kepribadian siswa.
3. Memberikan Hukuman/sangsi
Sebagaimana yang peneliti temukan bahwa siswa kelas IV MI Jamaluddin Bagek Nyaka rata-rata disiplin datang tepat waktu untuk masuk kelas. berpakaian seragam dan rapi. Walaupun kadang-kadang masih ada yang tidak seragam dan masih ada yang menggunakan sandal kesekolah, tentunya ini tidak dibiarkan oleh guru. Guru memberikan
74 Himayatun, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 27 september 2018.
75 Quinsya, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 31 agustus 2018.
76 Diki, wawncara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 28 september 2018.
peringatan kepada siswa dengan menahan sandal tersebut sampai siswa itu menggunakan sepatu ke sekolah. Hal senada dipaparkan oleh ibu Bq Nur aini:
"Ketika siswa melakukan pelanggaran misalnya menggunakan sandal kesekolah, nantinya sandal itu akan ditahan sampai siswa itu menggunakan sepatu kesekolah. Tapi, jika pelanggaran itu dilakukan lebih dari 1 kali sandal itu akan ditahan dan tidak akan dikembalikan ke siswa tersebut. Hal ini bertujuan untuk membentuk kedisiplinan pada siswa."77
Selanjutnya memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan yang berlaku. Hukuman tersebut berupa nasehat atau teguran dan jika terus menerus melanggar peraturan akan diberikan hukuman yang tegas. Hukuman yang diberikan ini tentunya bersifat mendidik bagi siswa agar tidak mengulangi kesalahannya. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan quinsya, yang menuturkannya sebagai berikut:
"Jika melanggar peraturan sekolah, misalnya ribut-ribut di kelas saat belajar. Yang dilakukan oleh ibu guru yaitu menegur kami terlebih dulu, kalau masih nakal akan diberikan hukuman. Salah satu bentuk hukuman yang diterapkan yaitu menghafal ayat-ayat pilihan sesuai yang diminta oleh guru di depan. Jika masih mengulanginya lagi, maka kami diminta untuk kedepan berdiri sampai dengan pelajaran selesai. Tujuan dari hukuman itu adalah sebagai pelajaran bagi yang dihukum dan teman yang lain supaya tidak nakal."78
Hal ini senada disampaikan oleh himayatun:
"Jika melanggar peraturan sekolah, misalnya ribut di dalam kelas pada waktu belajar. Ibu guru menegur kami dulu, trus jika masih nakal akan diberikan hukuman. Hukumannya berdiri di depan kelas menghafal ayat pilihan yang diminta ibu guru."79
Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa ketika ada siswa yang tidak menggunakan sepatu diberikan sanksi berupa teguran jika siswa
77 Baiq Nur’aini (wali kelas), wawancara, 28 september 2018.
78 Quinsya, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 31 agustus 2018.
79 Himayatun, wawancara, MI Jamaluddin Bagek Nyaka, 27 september 2018.